Anda di halaman 1dari 14

LAWANG SEWU

SEMARANG
BANGUNAN KOLONIAL di-INDONESIA
Anggota Kelompok :
Abdul Rokhim 1441800008
Dwi Sasmito 1441800012
Candra Pormana 1441800023
Mochammad Bachrul Ilham 1441800040
Dedi Rizalidy 1441800053

Oleh :
Candra Pormana 1441800023
Mochammad Bachrul Ilham 1441800040

MATKUL : FISIKA BANGUNAN


DOSEN : MUFIDAH, ST, MT.
DESKRIPSI
ARSITEKTUR
OBYEK STUDI A POLA TATANAN MASSA DAN ORIENTASI BANGUNAN

Mengorientasi bangunan lawang sewu dan mengenal tatan


massa-nya

B BENTUK BANGUNAN
Mengenal bentuk bangunan dan arsitektur bangunan lawang
sewu

C MATERIAL BANGUNAN
Melihat material bangunan yang digunakan di bangunan
lawang sewu.

D SELUBUNG BANGUNAN
Membahas selubung bnagunan
POLA TATANAN MASSA DAN
A ORIENTASI BANGUNAN
Mengorientasi bangunan lawang sewu dan mengenal tatan massa-nya

Oleh : Mochammad Bachrul Ilham (1441800040)


O R I E N T A S I D A N P O L A T A T A N A N

Simple PowerPoint Presentation

Simple PowerPoint Presentation


Kompleks gedung Lawang Sewu terdiri atas dua
Simple PowerPoint Presentation
L AWAN G S E W U

massa bangunan utama. Yang di sebelah barat


berbentuk “I” dengan pertemuan kakinya
Simple PowerPoint Presentation
menghadap Tugu Muda, dan di sebelah timur
merupakan massa linier membujur dari barat ke
timur. Semua bangunan pada Lawang Sewu
berlantai dua.

Gedung Lawang Sewu terletak pada tanah relatif


datar dengan view utama bundaran Simpang Lima
pada sisi luarnya dan lapangan upacara di bagian
dalamnya

You can simply impress your audience and


add a unique zing and appeal to your
Presentations. Easy to change colors, photos
and Text. You can simply impress your
audience and add a unique zing and appeal to
your Presentations.

Oleh : Mochammad Bachrul Ilham (1441800040)


Mengingat keberadaannya yang
terletak di tengah Kota Semarang maka
faktor kebisingan, debu dan polusi yang
diakibatkan oleh aktivitas jalan raya sangat
potensial mengganggu. Penggunaan
vegetasi-vegetasi yang ada berfungsi untuk
mereduksi beberapa gangguan tersebut.
Dari pola tata massa yang ada dapat dilihat
bahwa orientasi terhadap ruang luar
diarahkan ke lapangan di bagian dalam site.
Hal ini ditandai dengan dimensi yang
diberikan pada lapangan memiliki porsi yang
jauh lebih besar daripada ruang luar di
bagian depan.

keberadaan dari gedung Lawang


Sewu yang dahulu difungsikan sebagai
kantor maka aktivitas pada ruang luar bukan
merupakan sesuatu yang dominan dimana
ruang luar tampaknya hanya difungsikan
sebagai lapangan upacara terbukti dengan
masih adanya tiang bendera yang masih
kokoh. (sumber :
eprints.undip.ac.id/1618/LAWANG_SEWU_
OYE)
Oleh : Mochammad Bachrul Ilham (1441800040)
B BENTUK BANGUNAN
Mengenal bentuk bangunan dan arsitektur bangunan lawang sewu

Oleh : Mochammad Bachrul Ilham (1441800040)


Bentuk
Bangunan
Bentuk bangunan oleh arsitek, gedung Lawang
Sewu mengadakan pendekatan terhadap iklim
setempat, baik dari pemakaian bahan maupun
juga rancang bangun yang kontekstual terhadap
lingkungan

Tersebut maka bentuk atap yang digunakan adalah


atap perisai dengan sudut kemiringan atap 45°
sehingga air hujan dengan cepat jatuh kebawah.
Penggunaan tritisan (over stack) terlihat pula pada
gedung ini untuk menghindari percikan air masuk ke
ruangan.

Jalur pedestrian pada ruang luar gedung ini tampak


kurang dominan. Hal ini
disebabkan ruang-ruang yang ada telah dihubungkan
melalui koridor-koridor yang ada yang juga berfungsi
sebagai teras pada bagian dalam atau sisi dalam
gedung ini

Oleh : Mochammad Bachrul Ilham (1441800040)


C MATERIAL BANGUNAN
Melihat material bangunan yang digunakan di bangunan lawang sewu.

Oleh : Chandra Pormana (1441800023)


• MATERIAL BANGUNAN
Pondasi menggunakan lajur batu kali beyentilasi yang
membentuk sebuah ruang dimana bidang lantai bangunan tidak
menempel dengan tanah. Pemilihan jenis pondasi ini sebagai upaya
untuk mengurangi kelembaban yang mengkin saja terjadi. Kontruksi
bangunannya sendiri dibuat di atas lapisan pasir yang tebal , yang
funsinya untuk mengabsorbsi kemungkinan getaran akibat beban
bangunan yang berat dan besar , serta memperbaiki stabilitas tanah
yang terbebani bangunan.
Pondasi ruangnya sendiri dibuat saling berhubungan satu
dengan lainnya melalui lubang ventilasi, yang jika ditilik dari ukurannya
tidak dapat dimasuki manusia. Dengan lubang ventilasi pada pondasi,
maka udara lembab dari tanah bisa dialirkan keluar melalui hembusan
angin yang masuk ke dalam ruangan pondasi, sehingga lantai
bangunan dibagian atas tetap kering dan tidak lembab.

Kontruksi pemikul lantainya terbuat dari batu bata dengan


kontruksii lengkung rolag dan besi profil P. sebagai pengunci lengkung
system. Di atas lengkung tadi baru dibuat konstruksi lantai yang juga
terdiri dari susunan batu bata berperekat dengan penutup lantai ubin
warna. Pada pertemuan antara konstruksi pondasi dengan dinding
diatasnya dipasang batu andesit yang fungsinya mirip dengan
konstruksi slope beton bertulang. Batu-batu ini disusun dengan rapi,
mengikuti alur dan besaran dinding, diberi bentuk dan lekukan yang
menarik, namun tetap fungsional. Menilik jenis batuannya
kemungkinan bahan bangunan ini khusus dirancang dan didatangkan
dari Eropa untuk bangunan ini.
Oleh : Chandra Pormana (1441800023)
• MATERIAL BANGUNAN
Bangunan direncanakan dengan menggunakan sistem
struktur masif, dimana ketebalan dindingnya diatas normal dan dinding
di bawah memiliki ketebalan yang lebih besar dibanding dinding
diatasnya. Pada bangunan L, dinding lantai bawah (lantai 1) memiliki
ketebalan = 56 cm, bagian atas (lantai 2) = 42 cm dan lantai atap (attic
/ lantai 3) = 28 cm. Pada dinding yang menahan gaga vertikal dari
beban kuda-kuda diatasnya, diberi penebalan sehingga membentuk
tonjolan yang menyerupai kolom (pilaster) yang terbuat dari bahan
yang sama (batu bata).
Batu bata yang digunakan berukuran 12x26x6 cm, untuk
bagian khusus seperti pertemuan sudut pilaster, konstruksi balustrade,
ukuran dan bentuk bata yang digunakan berbeda. Di bagian ini, batu
bata bagian luar dilapis dengan lapisan glassur berwarna, sehingga
memberi kesan kontras terhadap bidang bangunan. Karena struktur
yang digunakan adalah struktur masif, maka bentuk denah lantai satu
sama persis dengan lantai kedua yang mendominasi bangunan ini
bergaya Romanesque.
Konstruksi dasar lantai dua sama seperti konstruksi plat
lantai satu, terbuat dari pasangan rollag batu bata yang diperkuat
dengan besi profil. Di bagian ini konstruksi dibiarkan terbuka sehingga
berfungsi sebagai ornamen plafon yang artistik.

(sumber ; http://semarangkota.com/07/struktur-bangunan-lawang-
sewu/)
Oleh : Chandra Pormana (1441800023)
D SELUBUNG BANGUNAN
Membahas selubung bnagunan

Oleh : Chandra Pormana (1441800023)


SELUBUNG
BANGUNAN
PONDASI : Pondasi yang digunakan pada gedung ini
adalah pondasi setempat yang terbuat dari beton yang
ditanam sedalam 125 cm dari muka tanah asli. Sedangkan
di sekeliling bangunan diberi pondasi batu kali. Di bawah
pondasi diberi lantai kerja setebal 50 cm. Pondasi beton
yang digunakan diprediksikan masih belum menggunakan
tulangan karena dimensi lantai kerja yang digunakan
hampir di seluruh luasan bangunan relatif sangat tebal.
Tetapi bila dilihat dari konstruksi
kuda-kuda yang digunakan pada gedung ini sudah
diterapkan bahan dari baja.

KOLOM : Dilihat dari dimensi kolom yang digunakan pada


gedung ini yang relatif tebal, maka dapat diprediksikan
masih belum menggunakan tulangan melainkan hanya
Modern Portfolio terbuat dari batu bata yang disusun dalam sistem
pasangan dua bata dengan ukuran 60x80 cm.
Designed
Oleh : Chandra Pormana (1441800023)
SELUBUNG BANGUNAN
BALOK : Menggunakan baja profil tipe “I” yang dipasang
melintang, sedangkan pada arah memanjang terdapat pula
balok yang terbuat dari kayu.

DINDING : Ada 2 jenis dinding yang digunakan yaitu dinding


pemikul dan dinding masif. Pada dinding bagian luar yang
berhubungan langsung dengan beban kudakuda dimensinya
lebih besar daripada dinding yang ada di bagian dalam yang
hanya berfungsi sebagai dinding pemisah antar ruangan.

KUDA- KUDA : Kudakuda yang digunakan terbagi menjadi 2


jenis yaitu kuda-kuda baja dan kudakuda kayu. Secara garis
besar gedung ini terbagi atas dua bentuk massa bangunan
yaitu massa bangunan yang berbentuk “L” dan massa
bangunan yang berbentuk “I”. Pada massa bangunan yang
berbentuk “L” sudah menggunakan kuda-kuda dari baja.
Sedangkan pada massa bangunan yang berbentuk ‘I” masih
menggunakan kuda-kuda dari kayu model kuda-kuda gantung,
tipe kudakuda Belanda. Atap yang digunakan adalah limasan
dengan majemuk yang ditutup dengan genteng, dengan sudut
kemiringan atap kurang lebih 45º.
(sumber : eprints.undip.ac.id/1618/LAWANG_SEWU_OYE)

Oleh : Chandra Pormana (1441800023)


Thank You

Anda mungkin juga menyukai