Anda di halaman 1dari 8

PEKERJAAN STRUKTUR PROYEK GEDUNG

PERKANTORAN DI INDRAPURA

MATA KULIAH
MANAJEMEN KONTRUKSI

Disusun Oleh :
M. Muhammad Arif

(03114...)

Yoga Dwi Anggoro

(031140.)

Dwi Aris S.

(03114047)

Syahrur Romadhona (03114048)


Tjatur Rahmadi.M

(03114051)

UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
2015

LAPORAN HASIL SURVEY LAPANGAN

Hari/Tanggal

: Minggu, 4 Oktober 2014

Lokasi

: Proyek Gedung Perkantoran Jl. Indrapura

Pelaksana

: PT. Waringin Megah

Nama Surveyor

: Kelompok 2

Perihal

: Pengamatan dan Evaluasi Pekerjaan Struktur

LATAR BELAKANG :Nomor

/ 2010

Struktur bangunan pada umumnya terdiri dari struktur bawah dan struktur
atas. Struktur bawah yang dimaksud adalah pondasi dan struktur bangunan yang
berada di bawah permukaan tanah, sedangkan yang dimaksud dengan struktur
atas adalah struktur bangunan yang berada di atas permukaan tanah seperti
kolom, balok, plat, tangga. Setiap komponen tersebut memiliki fungsi yang
berbeda-beda di dalam sebuah struktur.
Suatu bangunan gedung beton bertulang yang berlantai banyak sangat
rawan terhadap keruntuhan jika tidak direncanakan dan dilaksanakan dengan
baik. Oleh karena itu, diperlukan suatu perencanaan struktur yang tepat dan teliti
serta pengawasan, pengendalian dan pengujian pada masa kontruksi agar dapat
memenuhi

kriteria

kekuatan

(strenght),

kenyamanan

(serviceability),

keselamatan (safety), dan umur rencana bangunan (durability).


Dalam kesempatan studi lapangan mata kuliah Manajemen Konstruksi
kali ini kelompok kami mencoba untuk melakukan pengamatan pekerjaan
pembangunan gedung, pada saat dilakukan pengamatan, status pekerjaan
gedung tersebut masih dalam tahap pengerjaan struktur yaitu berupa
pembangunan plat lantai, balok dan kolom, berdarkan hasil pengamatan tersebut
tahapan pekerjaan struktur memasuki pengerjaan pembesian plat lantai 5
beserta balok dan pengerjaan pembesian kolom utama.
2. HASIL PENGAMATAN :
A. Pekerjaan Sloof :

Kontruksi Saluran

: Beton bertulang

Begesting

: Batako

Kondisi

: Sudah dikerjakan

Sloof adalah jenis konstruksi beton bertulang yang biasanya dibuat pada
bangunan rumah atau gedung, sloof berfungsi sebagai dudukan dinding untuk
meneruskan beban ke tanah serta menjadi ikatan antara kolom sehingga tidak
terjadi penurunan dan pergerakan yang bisa mengakibatkan didinding menjadi
retak atau pecah, pada gedung yang kami amati pekerjaan sloof sudah
dilaksanakan dan begesting yang digunakan menggunakan pasangan batako,
hal ini dilakukan untuk proses percepatan karena selain tidak perlu untuk
dibongkar, batako juga bisa menambah perkuatan sloof

Contoh Sloof yang sudah dirangkai dan akan dipasang begesting untuk
selanjutnya dilakukan tahap pengecoran
B. Pekerjaan Pondasi :

Kontruksi Pondasi

: Tiang pancang dengan kedalaman 23 m ,


Beton bertulang dengan Poer plat setempat
(Pile Cap)

Kondisi

: Sudah dikerjakan

Pondasi yang digunakan pada pekerjaan struktur gedung jl. Indrapura


menggunakan konstruksi tiang pancang yang kemudian disatukan dengan

pondasi poer plat setempat, kedalaman tiang pancang disesuaikan dengan


data daya dukung tanah yang telah dilakukan investigasi dan analisa berupa
tes tanah (soil test) yang kemudian didapat hasil dengan kedalaman 23 m

Contoh Pondasi Tiang Pancang dan Pile Cap


C.Pekerjaan Urugan dan Perataan Tanah :

Material

: Sirtu Padat

Kondisi

: Tahap Pengerjaan

Tinggi

: Menyesuaikan ketingggian rencana


lantai

Pekerjaan ini dilakukan setelah pekerjaan pondasi sudah selesai dilakukan.


Pekerjaan ini merupakan pengurugan kembali tanah galian pondasi
sehingga tanah bekas galian pondasi tidak tampak lagi. Kalau misalkan
tanah tersebut masih sisa kemudian tanahnya digunakan untuk meratakan
bagian dalam bangunan.

Untuk pekerjaan urugan yang bertujuan sebagai peninggian lantai,


kebutuhan tanahnya sagat tergantung pada tinggi peil/elevasi lantai. Untuk
jenis pondasi tiang pancang atau strous tidak ada pengurangan sisa tanah
kerena memang tidak ada penggalian tanah. Kemampuan pekerja untuk
pengurugan tanah ini dapat mencapai 5 m3 perhari per orang. Untuk
menjaga kestabilan tanah dan mengantisipasi penyebaran rayap pada
sekitar bangunan, pelaksana melakukan treatment anti rayap dengan cara di
injeksi
Berdasarkan aplikasinya, sistem injeksi/ perlakuan tanah (soil treatment)
dilakukan dengan dua cara yaitu :
Pra-Kontruksi, yaitu perlakuan tanah pada saat kondisi bangunan yang
dalam tahap pembuatan pondasi atau pada saat bangunan awal sebelum
pemasangan ubin diantaranya:
1. Dimana pada galian tanah sekitar pondasi akan kami treatment dengan
menginjeksikan larutan anti rayap dan penyemprotan(spray) secara
merata.
2. Kemudian tanah galian yang akan digunakan untuk menimbun sekitar
pondasi dispray dengan larutan anti rayap.
3. Sebelum lantai dibuat, seluruh permukaan yang akan dipasang lantai
dispray diatasnya.
Pasca-Kontruksi,yaitu perlakuan tanah setelah bangunan selesai dibangun
atau rumah jadi yang telah ditempati, adapun cara kerjanya meliputi:
1. Pengeboran pada sisi keliling pondasi bagian dalam dan luar, dengan
penempatan pada celah tegel/keramik/marmer lantai (nat keramik) atau
sesuai pola bangunan dengan kedalaman hingga 30 cm atau pencapaian

tanah dan jarak dengan tembok pondasi 10-15 cm serta jarak antar
lubang pengeboran 30-40 cm atau mengikuti lebar keramik lantai.
2. Pada lubang tersebut akan kami Injeksikan larutan anti rayap 1 hingga 2
liter per lubang.
3. Injeksi dilakukan dengan menggunakan mesin power (Power Spray)
kompresor tekanan tinggi.
4. Injeksi dan spray pada taman dan sekitar tanaman untuk melindungi
tanaman dari ancaman rayap.

Contoh Anti rayap pada Pra Konstruksi


D.Pekerjaan Kolom & Balok dan Plat Lantai :

Kontruksi

: Beton Bertulang

Kondisi

: Tahap Pengerjaan

Pada pekerjaan struktur yang kami amati di Proyek Gedung perkantoran Jl.
Indrapura pekerjaan kolom dan balok sudah mencapai lantai 5 gedung

tersebut, terlihat para pekerja sedang melakukan pekerjaan pembesian pada


Kolom, balok maupun plat lantai.
Pada pelaksanaan pekerjaan beton tahu harus diaplikasi agar tebal selimut
beton sudah sesuai dengan peraturan agar memastikan bahwa tulangan
setelah dilakukan pengecoran sudah benar-benar diselimuti beton, hal ini
sangat

penting

karena

menghindari

oksidasi

yang

mengakibatkan

keroposnya besi tulangan, Penentuan as Kolom juga harus sesuai dengan


rencana yang sudah tertuang pada gambar shop drawing.
Pemasangan begesting harus sudah sesuai dengan elevasi bottom balok
yang direncanakan karena akan mempengaruhi elevasi plat lantai dan
bangunan menerus diatasnya serta pemasangan scafolding harus kokoh
agar tidak terjadi geser ataupun kelongsoran/keruntuhan hal ini yang perlu
diamati adalah dudukan karena harus rata dan keras.

Contoh dudukan scaffolding


Selanjutnya adalah bangunan plat lantai pada anak tangga, terlihat lantai
keropos karena beton tidak terisi merata sehingga terjadi rongga dan
tulangan terlihat dari luar, hal ini terjadi karena pada waktu pengecoran
pemadatan tidak dilakukan dengan sempurna menggunakan vibrator.

Masalah seperti ini dapat diatasi / direpair dengan beberapa cara atau
metode yaitu salah satunya dengan cara di grouting

Perbaikan beton keropos dengan grouting


3.KESIMPULAN:
Berdasarkan hasil pengamatan kami Pengerjaan struktur bangunan
Gedung Perkantoran tersebut sudah sesuai dengan kaidah pelaksanaan, dan
tahapan- tahapan yang dilalui berjalan dengan baik, SE (Site Engineer) maupun
QS (Quantity Surveyor) sudah melakukan pengecekan baik sebelum dan
sesudah pekerjaan pengecoran dilaksanakan, hal ini dimaksud agar hasil akhir
pekerjaan sesuai dengan gambar dan kualitas / mutu bangunan bisa menjadi
baik serta capaian bisa sesuai dengan target yang ditentukan
Demikian berita acara hasil Survey lapangan ini dibuat dengan
sebenarnya, semoga bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai