Oleh :
Mochammad Bachrul Ilham 1441800040
B BENTUK BANGUNAN
Mengenal bentuk bangunan dan arsitektur bangunan lawang sewu
C MATERIAL BANGUNAN
Melihat material bangunan yang digunakan di bangunan lawang sewu.
D SELUBUNG BANGUNAN
Membahas selubung bangunan lawang sewu
POLA TATANAN MASSA DAN
A ORIENTASI BANGUNAN
Mengorientasi bangunan lawang sewu dan mengenal tatan massa-nya
ORIENTASIDAN POLA TATANAN
02
KOLOM
Dilihat dari dimensi kolom yang digunakan pada gedung ini yang relatif
tebal, maka dapat diprediksikan masih belum menggunakan tulangan
melainkan hanya terbuat dari batu bata yang disusun dalam sistem
pasangan dua bata dengan ukuran 60x80 cm.
Balok
KUDA-KUDA
Kudakuda yang digunakan terbagi menjadi 2 jenis yaitu kuda-kuda baja
05
dan kudakuda kayu. Secara garis besar gedung ini terbagi atas dua
bentuk massa bangunan yaitu massa bangunan yang berbentuk “L” dan
massa bangunan yang berbentuk “I”. Pada massa bangunan yang
berbentuk “L” sudah menggunakan kuda-kuda dari baja. Sedangkan
pada massa bangunan yang berbentuk ‘I” masih menggunakan kuda-
kuda dari kayu model kuda-kuda gantung, tipe kudakuda Belanda. Atap
yang digunakan adalah limasan dengan majemuk yang ditutup dengan
genteng, dengan sudut kemiringan atap kurang lebih 45º.
DESKRIPSI
LOKASI DAN A PETA
IKLIM
B TIPOGRAFI
Iklim makro dipengaruhi oleh lintasan matahari, posisi dan model geografis, yang mengakibatkan pengaruh pada cahaya matahari dan pembayangan serta hal-hal lain pada kawasan
tersebut, misalnya radiasi panas, pergerakan udara, curah hujan, kelembaban udara, dan temperatur udara.
- Pohon perdu diletakkan di timur, sebab angin pada bulan Maret-September kering (tidak membawa uap air), sehingga tidak lembab. Jika menanam pohon di barat, sebaiknya
dipertinggi agar tidak membawa uap air masuk ke ruangan
- Yang dibuka dinding timur, sehingga bila Desember, angin tidak masuk
- Kamar mandi sebaiknya ditaruh di sebelah barat saja agar cepat kering (tidak lembab)
- Angin yang baik adalah yang lewat depan/samping (posisi bangunan tidak membelakangi angin). Angin dari bawah dan atas tidak baik.
- Orientasi bangunan
- Pengaturan vegetasi
KAJIAN TEORI
ADAPTASI
BANGUNAN A POLA TATANAN MASSA DAN ORIENTASI BANGUNAN
B BENTUK BANGUNAN
Mengenal bentuk bangunan dan arsitektur bangunan lawang
sewu
C MATERIAL BANGUNAN
mebahas penggunaan material bangunan yang mempengaruhi
pencahayaan.
D SELUBUNG BANGUNAN
Membahas selubung bangunan yang mempengaruhi pencahayaan
POLA TATANAN MASSA DAN
A ORIENTASI BANGUNAN
Orientasi bangunan lawang sewu dan mengenal tatanan massa bangunannya
TATANAN MASSA BANGUNAN
Seperti di saat musim hujan tersebut maka bentuk atap yang digunakan
adalah atap perisai dengan sudut kemiringan atap 45° sehingga air hujan
dengan cepat jatuh kebawah.
Penggunaan tritisan (over stack) terlihat pula pada gedung ini untuk
menghindari percikan air masuk ke ruangan.Pola sirkulasi di dalam
ruangan adalah sirkulasi linier serta hubungan antar ruang adalah
langsung yaitu dihubungkan dengan pintu-pintu berdimensi lebar.
Sedangkan pola sirkulasi antara ruang satu dengan ruang lain
dihubungkan dengan pintu berukuran sedang dengan tinggi 2 meter dan
lebar 1 meter dengan penataan ruang berpola grid. Besaran ruang yang
ada pada bangunan Lawang Sewu berkisar antara 12m² sampai 30 m².
Pemanfaatan pencahayaan alami pada gedung ini sangat maksimal terbukti dengan banyaknya
terdapat bukaan-bukaan (pintu, jendela, dan ventilasi) yang berukuran luas.
ATAP
Atap lawang sewu
berbentuk pelana dengan
ciri pertama bangunan
tropis yaitu didesain
mempunyai atap tinggi
dengan kemiringan di atas
30 derajat, ruang yang
kemudian tercipta di
bawah kuda-kuda atap
berfungsi untuk meredam
panas. Ruang bawah atap
ini sedemikian tinggi
hingga bisa dipakai
sebagai lapangan volley.
Serta mempunyai teritisan
cukup lebar supaya tak
terkena tampias air hujan
dan menahan sinar
matahari.
/
MATERIAL BANGUNAN
C
mebahas penggunaan material bangunan yang mempengaruhi pencahayaan.
BENTUK BANGUNAN
ATAP BANGUNAN
KAKI BANGUNAN
MATERIAL BANGUNAN
ATA P B AN G UN A N
Simple PowerPoint Presentation
Atap Presentation
Simple PowerPoint Bangunan Lawang Sewu
menggunakan bentuk perisai dengan
material genteng berbahan padat sehingga
cahaya matahari tidak mampu memasuki
bangunan. Namun adanya modifikasi bentuk
atap dengan penambahan jendela dan
angin-angin dapat membantu cahaya masuk
ke dalam bangunan dengan kapasitas
cukup.
BENTUK BUKAAN
LUAS BUKAAN
POSISI BUKAAN
Bentuk
Bukaan
1. Bukaan pintu berdaun ganda membentuk
persegi panjang dengan panel tebal dan kedap
yang terbuat dari kayu. Pintu jenis ini tidak
dapat ditembus oleh cahaya namun dengan
pintu dibuka maka dapat memaksimalkan
penerangan dalam ruangan.
2. Bukaan pintu berdaun ganda membentuk
persegi panjang dengan penambahan kaca
patri. Dengan adanya kaca patri pada pintu
selain menambah estetika juga menambah
penggunaan cahaya alami terhadap ruangan
meskipun pintu dalam keadaan tertutup.
3. Bukan Boventlicht. Penggunaan cahaya alami
sebagai pendukung dari bukaan pintu sehingga
cukup menerangi ruangan yang luas.
Bentuk
Bukaan
4. Bukaan jendela berkaca patri.
Terpakainya cahaya alami dari
jendela ini disamping estetika dari
hiasan kaca terhadap bangunan.
5. Bukaan jendela dengan ambang atas
berbentuk lengkung dan ambang
bawahnya tidak disangga. Jendela ini
dilengkapi dengan kaca sehingga
menambah penggunaan cahaya
alami.
6. Bukaan pintu dengan bentuk persegi
panjang.
BENTUK BUKAAN
PINTU
Bukaan pintu berdaun ganda dengan panel
01
dan kedap dari kayu memiliki dimensi lebar
± 2 meter dan ketinggian ± 3 meter.
Sehingga dapat terhitung luasan bukaan
pintu ±6 m2 .
PINTU
Bukaan pintu berdaun ganda dengan kaca
patri memiliki dimensi lebar ± 2 meter dan
LUAS
02 ketinggian ± 3 meter. Sehingga dapat
terhitung luasan bukaan pintu ±6 m2. B U KAAN
Sedangkan luasan bagian yang dapat
dilalui cahaya kurang lebih ½ dari luasan
pintu.
BOVENTLICHT
LUAS BUKAAN
JENDELA
Bukaan jendela berkaca patri dengan
04 ukuran ± 2 x 3 meter. Sehingga dapat
terhitung luasan bukaan jendela ini ±6 m2.
JENDELA
Bukaan jendela dengan ambang atas
berbentuk lengkung memiliki dimensi lebar LUAS
05 ± 2 meter dan ketinggian ± 2 meter.
Sehingga dapat terhitung luasan bukaan
B U KAAN
jendela ini adalah (1 x 2) + (½ x 3,14 x 12)
= 2 + 1,57 = ±3,57 m2 .
PINTU
2
1 3
PINTU BOVENTLICHT
Bukaan pintu berdaun ganda dengan Bukaan Boventlicht terletak pada bagian
panel dan kedap dari kayu terletak di sisi atas setiap pintu ganda dengan panel dan
depan dari bangunan gedung Lawang Sewu kedap dari kayu. Dengan adanya bukaan ini
dengan masa utama berbentuk L dan I. membantu pintu untuk menerangi setiap
Dengan posisi dan jumlah bukaan sedemikian ruangan.
rupa membantu sirkulasi udara dan
penggunaan cahaya alami secara maksimal.
POSISI BUKAAN
Terdapat banyak sekali bukaan di gedung lawang sewu sehingga Letak bukaannya pun
juga beragam.
Bukaan jendela berkaca patri terletak pada Bukaan pintu dengan bentuk persegi
bagian bordes tangga naik menuju lantai 2.
panjang terletak pada setiap antar ruangan
Dimana tangga tersebut berada di ruangan yang tersusun secara grid. Dengan adanya
tengah (lobby).Dengan ukuran jendela yang
bukaan ini menambah tingkat sirkulasi udara
cukup besar sehingga sangat membantu dan pencahayaan antar ruangan.
penerangan ruangan tengah dan tangga menuju
lantai 2.
PINTU
JENDELA
4 6
5
JENDELA
Bukaan jendela dengan ambang atas
berbentuk lengkung terletak pada sudut
pertemuan kedua sayap bersama dengan
pintu pada poin b. Dengan adanya bukaan
ini memaksimalkan penerangan tersebut
yang cukup luas.
CONCLUSION PENCAHAYAAN
Tropis merupakan suatu iklim pada suatu daerah yang pada umumnya mencakup mengenai radiasi matahari ,
arah dan kekuatan angin, dan topografi dibagi menjadi dua yaitu tropis basah dan tropis kering .
Indonesia termasuk ke dalam tropis basah dimana :
•kelembaban udara relatife tinggi
•curah hujan tinggi
•temperatur tahunan diatas 10 c ( dan dapat mencapai 38 c pada musim kemarau)
orientasi bangunan tropis merupakan arah hadap bangunan yang menyikapi karakteristik dari iklim tropis
dimana ia menitik beratkan tindakan untuk menyikapi radiasi matahari arah dan kekuatan angin serta topografi
pada suatu daerah.
Bangunan Tropis
Dari hasil analisa di atas, dapat disimpulkan bahwa bangunan Lawang Sewu sangat memperhatikan kondisi
lingkungan di sekitarnya ketika dibangun. Seperti aspek cahaya, suhu udara, angin, hujan, serta kelembaban. Sehingga
penggunaan material bangunan, bentuk bangunan, dan tata masa sangat diperhatikan agar kenyamanan dapat tercapai.
Selain itu, aspek-aspek desain tersebut selain tanggap terhadap lingkungan, desain tersebut juga menambahkan kesan
kuno namun megah.