a. Pondasi
b. balok
Balok pada bangunan rumah falakanci juga menggunakan material kayu yang
memiliki dimensi P = 9 cm dan L = 9 cm, bentangan balok pada rumah
falakanci tidak terlalu Panjang, yang di mana bentangan rata – rata ialah 150
cm . Banguna yang ketinggianya 3 m ini memili 2 balok yang berada pada
bagian tengah bangunan dan 1 ring balok yang berada di bagian atas.
c. Dinding
Material dinding pada rumah falakanci menggunakan semen , pasir krikil,
kapur, putih telur, batu dan anyaman bambu.
a. Atap
Struktur rangka atap umumnya menggunakan kayu dengan sistem rangka yang menyatu dengan rangka
dinding. Bahan penutup atap sudah di renovasi menggunakan material seng. Dahulunya penutup atap
menggunakan daun sagu atau ijuk. Panjang atap daun sagu adalah satu depa atau sekitar 1.5 meter.
Pada dasarnya pembangunan yang direncanakan sama halnya dengan pembangunan rumah-rumah
sederhana seperti biasanya tetapi dari segi konstruksi yang dirubah menggunakankonstruksi dari rumah adat
fala kanci(Rumah kancing) yang terbukti kuat dengan system kancing atau kaitan yang terbukti dapat
menahan gempa, penggunaan konstruksi seperti ini diterapkan karena sesuai dengan penglihatan langsung
pada saat penelitian yaitu rumah adat fala kanci yang masih terlihat kokoh meskipun hampir keseluruhannya
telah di renovasi tetapi mereka masih mengunakan kontruksi yang masih bertahan dari pertama pembuatan
rumah
atap
Sambungan pada rumah falakanci terdiri dari satu sisi dan dua
sisi yang di mana dapat di lihat pada gambar di samping.
Rumah falakanci menggunakan jenis sambungan kayu purus
lubang yang di mana hanya menggunakan pen sebagai pengunci
sambungan.
Penerapan pada bangunan pada masa kini ini di terapkan sesuai dengan penerapan tatacarakonstruksinya. Dan
dikolaborasikan dengan struktur bangunan tahan gempa. Kaitan antarakostruksi rumah adat fala kanci dan
bangunan tahan gempa agak berkaitan. Karna sistemnyasama namun sistem pada bangunan tahan gempa
kosengnya tidak saling berkaitan dan balok penahan nya tidak ada. Dan tidak menggunakan tulangan pada
dindingnya. Hanya saja untuk bahan materialnya di ganti dengan mterial yang ringan.Pada bangunan tahan
gempa biasanya pondasinya memakai pondasi tiang pancang yangkedalamannya 45 cm. Berdasarkan data yang
adanya. Dan bahannya yang ringan. Untuk itukolaborasi ini di butuhkan untuk menarik minat masyarakat agar
tetap dilestarikan dengancara mengaplikasikan dengan penerapan ini. Apalagi di bagian daerah rawan
gempah.Berikut ini penerapannya untuk bangunan khusus daerah rawan gempa.
KESIMPULAN
Indonesia memiliki beragam rumah adat tradisional dan beragam tradisi dalam pembangunannya.
Rumah adat fala kancimemiliki tradisi membangun dengan struktur yang kuat yaitusistem kancing dan
penahan yang berada di bagan atas bawah dan tengah bangunan.
Penerapan tradisi membangun fala kanci pada rumah sederhana warga kota ternateakan bermanfaat untuk
menciptakan rumah sederhana yang tahan terhadap gempa