Anda di halaman 1dari 18

Arsitektur Rumah Tradisional

Kajang
Oleh
Siti Noer Haleezah
(1920321011)
Lokasi
Kab. Bulukumba terletak di daerah provinsi sulawesi selatan dengan jarak
dari makassar 163,6 km.
Suku kajang bermukim di Desa Tana Toa, kabupaten bulukumba, provinsi
sulawesi selatan, dusun benteng.
Berjarak 29,9 Km jika lewat jl. poros sampeang ke kota Bulukumba.

Populasi jumlah rumah

Populasi rumah adat tradisional kajang yang berada di Dusun Benteng/


kajang dalam adalah 72 unit rumah.
Latar belakang
Kajang adalah kawasan permukiman adat di kabupaten bulukumba, kecamatan
ini dipandang sebaga kawasan yang masyarakatnya teguh mempertahankan tradisi
yang sudah ada sebelumnya.

Adanya bantuan pembangunan dari pemerintah yaitu berupa kendaraan bermotor,


jalan aspal dan aliran listrik membuat kecamatan kajang terbagi menjadi dua yakni
kajang luar dan kajang dalam.

sejak saat itu difungsikan suatu gerbang kawasan yang menjadi batas antara kajang
luar dan kajang dalam. Kajang dalam atau disebut dusun benteng atau masyarakat
Ammatoa adalah dusun yang menolak pembaruan dari pemerintah sedangkan
kajang luar sebaliknya.
Salah satu bukti wujud fisik dari kebudayaan yang dihasilkan oleh masyarakat
dusun Benteng di wilayah Bulukumba adalah arsitektur rumah tradisonal kajang
yang memiliki perbedaan konsep dari rumah-rumah yang ada di luar kawasan
kajang dalam yang telah terpengaruh modernisasi sehingga mengikuti gaya
bangunan rumah tinggal dari luar yang umumnya terbuat dari batu.
Sedangkan Rumah Tradisional kajang adalah salah satu warisan budaya yang masih
tetap di pertahankan keasliannya oleh beberapa masyarakat meskipun di tengah
gempuran modernitas.
*gerbang kawasan yang menjadi batas antara kajang luar dan kajang dalam.
Perwujudan sikap kebersamaan masyarakat terhadap kepatuhan pada
nila-nilai tradisi yang dianut oleh masyarakat Ammatoa tercermin pada
pola pemukiman dan rumah tinggal masyarakatnya.
Contoh fisiknya adalah orientasi bangunan, pola tata ruang, bentuk dan
struktur serta konstruksi rumah yang memperlihatkan keseragaman
bahwa fokus bangunan hunian masyarakat Ammatoa adalah
bagaimana hunian mereka tetap selaras dengan alam.

Dari segi tampak bangunan sangat sederhana, tidak di cat. Ini


merupakan cermin hidup masyarakat Ammatoa yang selalu hidup
sederhana dan selalu berorientasi pada lingkungan sebagaimana yang
pasang mereka.
tercantum pada
Bagi komunitas Amma Toa kajang rumah
bukanlah merupakan “kebutuhan” karena
yang menjadi kebutuhan mereka justru
bagaimana menjalankan hidup sebaik-
baiknya sehingga selamat di Akhirat (Usop :
1978)
Orientasi Bangunan

Orintasi bangunan mengarah ke gunung lompobattang dan bawakaraeng ( arah barat)


Morfologi Rumah Masyarakat
Ammatoa Kajang
Struktur Bangunan

 Bentuk dasar dari rumah adat tradisional kajang adalah persegi empat
panjang dengan jumlah tiang 16 buah yang terdiri dai 4 baris, 4 tiang dengan
jarak antara tiang satu dengan tiang yang lainnya 1-2 meter, sehingga luas
rumah sekitar ±54 m².
Struktur Bangunan
Rumah pada komunitas Amma towa kajang diibaratakan seperti tubuh manusia
yang terdiri atas
kaki (tiang),
badan (tengah/badan rumah),
dan kepala (atap).

Masing-masing struktur bangunan tersebut memiliki fungsi :

Atap yang menjorokkeluar berfungsi sebagai


Lumbung (tempat penyimpanan bahan makananan)

Bagian tengah berfungsi sebagai


tempat manusia menetap

Kolong rumah atausiring sebagai


tempat sosialisasi.
Konstruksi Bangunan
Dasere dipasang dengan
merapatkannya satu persatu
didukung oleh balok-balok
yang didudukan di atas
palangga dengan ukuran
tertentu.

Tiang-tiang rumah adat tradisional


kajang ditanam sedalam ± 1 meter
ke bawah tanah, dan kayu yang di
gunakan adalah kayuna’nassaya
yang berasal dari hutan kawasan
adat tana towa kajang.
Material Struktur Bangunan

Kale Balla’
Pallangga Balla’
Terdiri dari lantai (dapara’) dan
dinding (rinring), jendela Terbuat dari kayu yang
(Tontongan). tidak dirubah bentuk
aslinya, serta
Para’ Untuk bahan lantai menggunakan
belahan-belahan dasere
( ) bambu,
menggunakan pasak
pada sistem
materialnya dari bahan sedangkan untuk bahan dinding sambungannya.
local yaitu nipah atau menggunakan papan.
rumbia. Dengan sudut
kemiringan sekita 30-40
derajat. kaki

kepala
badan
Skala Ukuran Tinggi Tiang dan
Tinggi Rumah

Tinggi badan rumah berdasarkan


tinggi si pemilik rumah di tambah
dengan 1 pakko

Tinggi tiang sampai ke lantai kurang lebih 2


meter.
Ini berdasarkan tinggi si pemilik rumah
ditambah dengan panjang lengan si pemilik
rumah (kepala keluarga).
Struktur Ruang
Struktur Ruang
Rumah adat tradisional kajang terbagi atas 3 ruang,

1. Ri olo atau Ruang depan,


terdapat dapur yang bersambung dengan ruang tamu.

2. Lausuk atau Ruang tengah


Difungsikan sebagai ruang perjamuan dan ruang tidur laki-laki dewasa/ remaja
yang belum menikah. Dipisahkan oleh 2 buah tiang yang disebut dengan possi' bola.

3. Ri Boko atau ruang belakang


ruang yang terletak dibagian belakang rumah, ruangan ini terbagi atas 3
ruangan
yang disekat dengan dinding papan atau bambu.
Fungsi rungan ini masing-masing adalah ,
-Makabiring, berfungsi sebagai tempat penyimpanan benda-benda pusaka
-Tangngai , tempat tidur orang tua (suami istri) atau Amma Towa
-Simpang, berfungsi sebagai tempat tidur anak gadis.

*simpang ,Hal ini menunjukkan adanya makna ruang di rumah tinggal suku kajang yang menandakan
penghargaan terhadap perempuan.
Ornamen Rumah
• Anjong
Terdapat pada bumbungan rumah adat tradisional kajang atau pada bagian
ujung atap menyerupai ekor ayam, tidak ada makna tertentu hanya sebagai
penghias belaka.

• Kepala kerbau
Tergantung padabenteng tangnga atau tiang utama rumah sebagai simbol dan
penanda pada rumah adat tradisional kajang, bahwa si penghuni rumah sudah
ada yang meninggal dan menikah.
Sekian, Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai