Anda di halaman 1dari 57

KELOMPOK 8

TUTOR: dr. Anna Millizia, M.Ked (An), Sp.An


MODUL 2
AKUT ABDOMEN DAN TRAUMA SISTEM DIGESTIVUS

SKENARIO 2 :
Sakit Perut

Pak Gani, 40 tahun datang ke IGD RS Cut Meutia dengan keluhan sakit seluruh perut, demam,
dan muntah-muntah sejak 3 hari yang lalu. Dari anamnesis, diketahui bahwa 1 minggu yang lalu ia
sudah berobat ke puskesmas dengan sakit perut sebelah kanan, demam, mual, muntah dan tidak ada
nafsu makan. Dokter puskesmas menganjurkannya untuk dirujuk ke RS namun Pak Gani menolak.
Pada pemeriksaan fisik oleh dokter IGD didapatkan tekanan darah 110/80 mmHg, frekuensi nadi
120 x /menit, suhu 39.5 °C, perut distensi, nyeri tekan diseluruh kuadran abdomen dan adanya defans
muscular. Pada auskultasi didapatkan bising usus menurun. Hasil laboratorium didapatkan Hb 11gr/dL,
lekosit 18.000/mm³ dan trombosit 140.000/mm³. Dokter segera memasang infus, mempuasakan pasien,
memasang pipa nasogastrik, kateter urine dan memberi antibiotika injeksi serta mengkonsultasikan
ke dokter spesialis bedah. Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter bedah memutuskan bahwa Pak Gani
harus segera dioperasi. Pak Gani sangat cemas dan berpikir apakah penyakitnya bisa disembuhkan.
Di sebelah Pak Gani, terbaring seorang pemuda yang juga menunggu untuk segera dioperasi.
Menurut keterangan perawat, pemuda tersebut adalah korban penusukan di bagian perut pada kejadian
perampokan dijalan.
Bagaimana anda menjelaskan penyakit Pak Gani dan pemuda tersebut?
Jump 1 : terminologi
• Perut distensi :kondisi tegangan abdomen krn
penumpukan zat(gas/ cairan dlm perut)
• Defens muscular : nyeri tekan seluruh
lapangan abdomen yg menunjukan adanya
rangsangan peritoneum parietal
• Akut abdomen : keadaan mendadak dan gejala
nyeri perut yang mengancam jiwa
Jump 2 & 3

RUMUSAN MASALAH DAN HIPOTESA


1. Mengapa pak gani mengeluh sakit perut, demam, muntah muntah dan sesak 3 hari yang lalu?

- Sakit seluruh perut : karena inflamasi yang bisa disebabkan patogen -> pelepasan mediator kimiawi ->

aktivasi reseptornya -> rasa nyeri merata. Dan bisa juga karena peradangan peritoneum parietal.

- Demam : karena inflamasi -> rangsangan hipotalamus -> memicu termostat -> suhu naik

- Mual muntah : adanya depolarisasi mikroorganisme ke sisten gastrointestinal yang menyebabkan ggn.

Lambung -> HCL meningkat

2. Mengapa pak gani mengeluh sakit perut sebelah kanan , mual, muntah, tidak nafsu makan sejak 1

minggu yang lalu?

Kemungkinan pak gani menderita appendisitis karena gejala sakit perut sebelah kanan, demam, mual

muntah, tidak nafsu makan. Bila appendisitis tidak ditangani dapat menjadi peritonitis yang gejalanya

seperti yang dialami pak gani.

3. Bagaimana hubungan usia dengan keluhan pak gani?

- Insidensi tertinggi : 20-30 tahun

- Insidensi menurun pada > 30 tahun.

- Laki laki dan perempuan bisa saja mengalami

- Untuk > 30 tahun, laki laki > perempuan


4.Apa yang akan terjadi jika pak gani menolak untuk dirujuk ?

Jika tidak dirujuk -> prognosis buruk, dapat terbentuk pertorasi dan abses

pada appendixnya.

5.Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan fisik pada pak gani ?

- TD 110/80 : normal

- Suhu 39,5 c : demam

- Nadi 120x/mnt : takikardi

- Distensi perut : tidak keluarnya cairan atau gas secara bebas

- Defans muskular : respon tubuh untuk menghindari nyeri saat di palpasi

- Gerakan peristaltik menurun : krn terjadi ileus paralitik

- Bising usus menurun : ada tanda tanda konstipasi


6. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan laboratorium ? Apa pemeriksaan lainnya?

-HB 11 gr/Dl : kurang

-Leukosti : leukositosis

-trombosit : masih normal

-pemeriksaan lain :

• CDC (untuk melihat leukositosis)

• Cairain peritoneal

• Urinalisa

-pemeriksaan radiologi :

• foto polos abdomen ( untuk melihat distensi dan edema )

• USG, Foto rontgen (untuk melihat diafragma)

7. Apa dx dan dd dari pak Gani ?

Dx : peritonitis sekunder et cause appendisitis perforasi

Dd : appendisitis akut
8. Mengapa dokter memasang infus, mempuasakan pasien,pipa nasogastrik, kateter dan

memberi antibiotik?

• Infus : untuk memperbaiki keadaan mum dari resusitasi cairan puasa :

mengistirahatakan sel cerna

• pipa nargostik : tindakan dekompresi

• kateter : untuk pantau keseimbangan cairan

• antibiotik : kontrol infeksi,biasa antibiotik spectrum luas

9. Mengapa dokter mengkonsultasikan pak Gani ke spesialis bedah ?

Karena peritonitis : 3B( gawat darurat )

10.Mengapa dokter spesialis bedah memutuskan pak Gani di operasi?

Untuk membuang jaringan yang terinfeksi dan untuk memperbaiki jaringan nekrosis pada

appendiksnya dan mencegah penyebarana infeksi yang dapat berkomplikasi nantinya.


11.Apa komplikasi dan prognosis pada pak Gani ?
Komplikasinya : gangguan cairan elektrolit, sesak nafas, abses.
Prognosis : dubia et bonam.
12.Apa tindakan yang akan dilakukan untuk menangani korban penusukan
di bagian perut seperti skenario ?
Primary survey
• ABCDE
• Pasang intravenosus line ( cairan kritasloid )
• Prehospital
13.Mengapa pemuda tersebut harus di oprasi ?
Indikasi bedah
• Peritonitis
• Pendarahan tidak terkontrol
14.Apa komplikasi dan prognosis pada pasien penusukan tsb?
Komplikasi : syok, cedera infeksi
Prognosis : bonam bila ditangani segera. Malam jika penanganan terlambat.
Jump 4 : skema
Akut abdomen dan trauma sis.
digestivus

Kasus yg dapat menyebabkannya Etiologi

Manifestasi Klinis
fisik

pemeriksaan penunjang

Diagnosis dan diagnosis banding

Cara merujuk Tatalaksana

Komplikasi dan prognosis


Jump 5 : LO
1. Akut abdomen
2. Kasus yang menyebabkan akut abdomen
(apendisitis, ileus paralitik, dll)
3. Trauma abdomen
1. AKUT ABDOMEN
Kondisi abdomen yg terjadi secara tiba-tiba berlangsung kurang lebih 24 jam,
biasanya menimbulkan gejala nyeri yang dapat terjadi karena masalah bedah
dan non bedah

Epidemiologi
Kasus abdominal pain tercatat 5-10% dari semua kunjungan gawat darurat
atau 5-10 juta pasien Amerika serikat, studi ini menunjukkan bahwa 25% dari
pasien yang datang ke gawat darurat mengeluh nyeri perut.
Menurut survei World gastroenterologi organization, diagnosis akhir pasien
dgn nyeri akut abdomen adalah Appendesitis (28%), kolesistitis (10%),
obstruksi usus halus (4%), keadaan akut ginekologi (4%), pancreatitis akut
(3%), colic renal (3%), perforasi ulkus pepsis (2,5%), atau diverticularis akut
(1,5%)
Etiologi

Penyebab akut abdomen dapat dibagi menjadi penyebab


bedah dan non bedah
• Penyebab bedah dibagi menjadi 5 yaitu:
1. Pendarahan : trauma organ viscera, ruptur aneurisma
arteri, kehamilan ektopik terganggu, ulkus intestinal,
perdarahan pankreas.
2. Perforasi : perforasi ulkus gastroIntestinal, perforasi
kanker gastroentestinal, perforasi diverticulum
3. Infeksi : Appendesitis, kolesistitis, abses hati, abses
diverticularis.
4. Obstruksi : adhesi yang berhubungan dengan
obstruksi usus besar, hernia incarserata ,
kanker gastroIntestinal
5. Iskemia : trombosis/emboli arteri
mesenterika , colitus iskemik, torsi ovarium,
hernia strangulata
Penyebab non bedah

1. Gangguan metabolik dan endokrin: uremia,


krisis diabetik , krisis penyakit Addison
2. Gangguan hematologi : krisis anemia sel sabit,
leukemia akut, dan penyakit darah lainnya
3. Obat-obatan dan racun : keracunan logam
berat, ketergantungan obat narkotik.
Keadaan yg dapat menyebabkan akut abdomen dapat dibagi
menjadi 6 bagian

1. Inflamasi
• Kategori inflamasi dapat dibagi menjadi 2 bagian: yaitu yg
disebabkan bakteri dan kimiawi, kalau karena bakteri spt
Appendesitis dan diverticularis dan beberapa kasus pelvis
inflamatory disease.
• Inflamasi Krn kimiawi antara lain perforasi dan ulkus pepticum
2. Mekanik
• Penyebab mekanik mslnya obstruksi, spt hernia incarserata,
intususepsi , malrotasi usus dgn volvolus , atresia kongenital atau
stenosis usus, penyebab tersering obstruksi mekanik usus besar
adalah ca colon
3. Neoplasma
4. Vascular
• Kelainan vaskular tersering adalah trombosis/embolisme a.mesenterika yg
menyebabkan aliran darah terhenti shg timbul nekrosis jaringan dgn gangguan usus
5. Defek kongenital
• Defek kongenital yg dapat menyebabkan akut abdomen spt atresia duodenum,
omphalocele, atau hernia diafragmatica
6. Trauma
• Penyebab traumatik dari akut abdomen bervariasi dari luka tusuk dan tembak
sampai luka tumpul abdominal yg menyebabkan keadaan rusaknya organ viscera
spt ruptur Lien
• Patofisiologi
1. nyeri viseral
2. Nyerii somatik
3. nyeri alih
4. Nyeri proyeks
5. Nyerii iskemik
Pemeriksaan

• Lab : pemeriksaan Hb (darah rutin)


• Urine rutin : menunjukkan adanya trauma pada saluran kemih
bila dijumpai hematuri
• Pemeriksaan radiologi: foto thorax , plain abdomen foto tegak,
IVP (intravenous pyelogram) , pemeriksaan USG dan CT- scan
• Pemeriksaan khusus : pemeriksaan parasintesis : ada tidaknya
darah dalam rongga peritonitis
• Pemeriksaan laporoskopi
• Rektosigmoidoskopi
• NGT : untuk memeriksa cairan yg keluar dari lambung pada
trauma abdomen.
Appendsitis akut
Definisi
Appendicitis adalah peradangan yang terjadi
pada Appendix vermicularis, dan merupakan
penyebab abdomen akut yang paling sering pada
anak-anak maupun dewasa. Appendicitis akut
merupakan kasus bedah emergensi yang paling
sering ditemukan pada anak-anak dan remaja
dengan keluhan utama nyeri perut kanan bawah
yang menetap dan semakin bertambah nyeri
Epidemiologi
Terdapat sekitar 250.000 kasus appendicitis yang terjadi di Amerika Serikat
setiap tahunnya dan terutama terjadi pada anak usia 6-10 tahun.
Appendicitis lebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan
dengan perbandingan 3:2. Bangsa Caucasia lebih sering terkena
dibandingkan dengan kelompok ras lainnya. Appendicitis akut lebih sering
terjadi selama musim panas. Insidensi Appendicitis acuta di negara maju
lebih tinggi daripada di negara berkembang, tetapi beberapa tahun terakhir
angka kejadiannya menurun secara bermakna. Hal ini disebabkan oleh
meningkatnya penggunaan makanan berserat dalam menu sehari-hari.
Appendicitis dapat ditemukan pada semua umur, hanya pada anak kurang
dari satu tahun jarang dilaporkan. Insidensi tertinggi pada kelompok umur
20-30 tahun, setelah itu menurun. Insidensi pada laki-laki dan perempuan
umumnya sebanding, kecuali pada umur 20-30 tahun, insidensi lelaki lebih
tinggi
Etiologi Appendicitis

Terjadinya apendisitis akut umumnya disebabkan


oleh infeksi bakteri.
Namun terdapat banyak sekali faktor pencetus
terjadinya penyakit ini.Diantaranya obstruksi yang
terjadi pada lumen apendiks yang biasanya
disebabkan karena adanya timbunan tinja yang keras
(fekalit),hiperplasia jaringan limfoid penyakit cacing,
parasit, benda asing dalam tubuh, tumor primer pada
dinding apendiks dan striktur.
patogenesis
Appendicitis terjadi dari proses inflamasi ringan
hingga perforasi, khas dalam 24-36 jam setelah
munculnya gejala, kemudian diikuti dengan
pembentukkan abscess setelah 2-3 hari Appendicitis
dapat terjadi karena berbagai macam penyebab,
antara lain obstruksi oleh fecalith, gallstone, tumor,
atau bahkan oleh cacing (Oxyurus vermicularis), akan
tetapi paling sering disebabkan obstruksi oleh fecalith
dan kemudian diikuti oleh proses peradangan.
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium
a. Hitung jenis leukosit dengan hasil leukositosis.
b. Pemeriksaan urin dengan hasil sedimen dapat
normal atau
terdapat leukosit dan eritrosit lebih dari normal
bila apendiks yang meradang menempel pada
ureter atau vesika

Pemeriksaan Radiologi
a. Apendikogram

b. Ultrasonografi (USG)
Tatalaksana

1. Penanggulangan konservatif Penanggulangan


konservatif terutama diberikan pada penderita
yang tidak mempunyai akses ke pelayanan bedah
berupa pemberian
antibiotik. Pemberian antibiotik berguna untuk
mencegah infeksi
2. Operatif
Bila diagnosa sudah tepat dan jelas ditemukan
apendisitis maka tindakan yang dilakuka adalah
operasi membuang appendiks.
Prognosis
Angka kematian dipengaruhi oleh usia pasien, keadekuatan persiapan

prabedah, serta stadium penyakit pada waktu intervensi bedah.

Apendisitis tak berkomplikasi membawa mortalitas kurang dari 0,1%,

gambaran yang mencerminkan perawatan prabedah, bedah dan

pascabedah yang tersedia saat ini. Angka kematian pada apendisitis

berkomplikasi telah berkurang dramatis menjadi 2 sampai 5 persen,

tetapi tetap tinggi dan tak dapat diterima (10-15%) pada anak kecil dan

orang tua. Pengurangan mortalitas lebih lanjut harus dicapai dengan

intervensi bedah lebih dini.


Peritonitis
Peritonitis  inflamasi dari
peritoneum (lapisan serosa yang
menutupi rongga abdomen dan organ-
organ abdomen di dalamnya). Suatu
bentuk penyakit akut, dan merupakan
kasus bedah darurat.
Etiologi
Kelainan dari peritoneum dapat disebabkan oleh
bermacam hal, antara lain:
1. Perdarahan, misalnya pada ruptur lien, ruptur
hepatoma, kehamilan ektopik terganggu
2. Asites, yaitu adanya timbunan cairan dalam rongga
peritoneal sebab obstruksi vena porta pada sirosis hati,
malignitas.
3. Adhesi, yaitu adanya perlekatan yang dapat
disebabkan oleh corpus alienum, misalnya kain kassa
yang tertinggal saat operasi, perforasi, radang, trauma
4. Radang, yaitu pada peritonitis
Faktor Resiko
Faktor-faktor berikut dapat meningkatkan resiko kejadian
peritonitis, yaitu:
• penyakit hati dengan ascites
• kerusakan ginjal
• compromised immune system
• pelvic inflammatory disease
• appendisitis
• ulkus gaster
• infeksi kandung empedu
• colitis ulseratif / chron’s disease
• trauma
• CAPD (Continous Ambulatory Peritoneal Dyalisis)
• pankreatitis
Patogenesis
Peritonitis merupakan komplikasi akibat
penyebaran infeksi dari organ-organ abdomen,
ruptur saluran cerna, atau luka tembus abdomen.
Reaksi awal peritoneum terhadap invasi oleh
bakteri adalah keluarnya eksudat fibrinosa,
kantong-kantong nanah (abses) terbentuk diantara
perlekatan fibrinosa yang membatasi infeksi.
Perlekatan biasanya menghilang bila infeksi
menghilang, tetapi dapat menetap sehingga
menimbulkan obstruksi usus.
Gejala Klinis
Gejala klinis peritonitis yang terutama adalah nyeri abdomen. Nyeri
dapat dirasakan terus-menerus selama beberapa jam, dapat hanya di
satu tempat ataupun tersebar di seluruh abdomen. Dan makin hebat
nyerinya dirasakan saat penderita bergerak.
Gejala lainnya meliputi:
• Demam
• Temperatur lebih dari 380 C, pada kondisi sepsis berat dapat
hipotermia
• Mual dan muntah
• Timbul akibat adanya kelainan patologis organ visera atau akibat
iritasi peritoneum
• Adanya cairan dalam abdomen, yang dapat mendorong diafragma
mengakibatkan kesulitan bernafas.
Pemeriksaan Fisik
1. inspeksi
• pasien tampak dalam mimik menderita
• tulang pipi tampak menonjol dengan pipi yang cekung, mata cekung
• lidah sering tampak kotor tertutup kerak putih, kadang putih kecoklatan
• pernafasan kostal, cepat dan dangkal. Pernafasan abdominal tidak tampak
karena dengan pernafasan abdominal akan terasa nyeri akibat perangsangan
peritoneum.
• Distensi perut
2. palpasi  nyeri tekan, nyeri lepas dan defense muskuler positif
3. auskultasi  suara bising usus berkurang sampai hilang
4. perkusi
• nyeri ketok positif
• hipertimpani akibat dari perut yang kembung
• redup hepar hilang, akibat perforasi usus yang berisi udara sehingga udara
akan mengisi rongga peritoneal, pada perkusi hepar terjadi perubahan suara
redup menjadi timpani
Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan laboratorium didapat:
• lekositosis ( lebih dari 11.000 sel/...L ) dengan pergeseran ke kiri
pada hitung jenis. Pada pasien dengan sepsis berat, pasien
imunokompromais dapat terjasi lekopenia.
• Asidosis metabolik dengan alkalosis respiratorik.
Pada foto polos abdomen didapatkan:
• Bayangan peritoneal fat kabur karena infiltrasi sel radang
• Pada pemeriksaan rontgen tampak udara usus merata, berbeda
dengan gambaran ileus obstruksi
• Penebalan dinding usus akibat edema
• Tampak gambaran udara bebas
• Adanya eksudasi cairan ke rongga peritoneum, sehingga pasien
perlu dikoreksi cairan, elektrolit, dan asam basanya agar tidak
terjadi syok hipovolemik
Terapi

Peritonitis adalah suatu kondisi yang mengancam jiwa, yang


memerlukan pengobatan medis sesegera mungkin. Prinsip utama
terapi pada infeksi intra abdomen adalah:
1. mengkontrol sumber infeksi
2. mengeliminasi bakteri dan toksin
3. mempertahankan fungsi sistem organ
4. mengontrol proses inflamasi
Terapi terbagi menjadi:
- Terapi medis, termasuk di dalamnya antibiotik sistemik untuk
mengontrol infeksi, perawatan intensif mempertahankan
hemodinamik tubuh misalnya pemberian cairan intravena untuk
mencegah dehidrasi, pengawasan nutrisi dan ikkeadaan
metabolik, pengobatan terhadap komplikasi dari peritonitis
(misalnya insufisiensi respiratorik atau ginjal), serta terapi
terhadap inflamasi yang terjadi.
- Intervensi non-operatif, termasuk di dalamnya drainase abses
percutaneus dan percutaneus and endoscopic stent placement.
- Terapi operatif, pembedahan sering diperlukan untuk mengatasi
sumber infeksi, misalnya apendisitis, ruptur organ intra-abomen
Prognosa

Tergantung dari umur penderita,


penyebab, ketepatan dan keefektifan terapi.
Prognosa baik pada peritonitis lokal dan
ringan. Prognosa buruk pada peritonitis
general.
ILEUS PARALITIK
Ileus paralitik atau pseudo-obstruction adalah
kondisi dimana otot usus mengalami
kelumpuhan, sehingga pencernaan makanan
serta fungsi lainnya terganggu.
Penyebab Ileus Paralitik

Tindakan operasi, terutama operasi daerah perut, kerap menjadi penyebab utama ileus
paralitik. Normalnya, aktivitas usus halus kembali dalam beberapa jam pasca operasi,
sedangkan usus besar kembali normal dalam 3-5 hari pasca operasi.
• Penyakit Parkinson.
• Peradangan dan infeksi pada saluran pencernaan, seperti penyakit Crohn, gastroenteritis,
divertikulitis, dan radang usus buntu.
• Sepsis.
• Gagal ginjal akut.
• Pasca trauma tulang iga atau tulang belakang.
• Hiportirodisme.
• Stroke.
• Serangan jantung (infark miokard akut).
• Pasca melahirkan.
• Gangguan elektrolit atau mineral dalam tubuh, terutama hipokalemia.
• Ketoasidosis diabetes.
Gejala Ileus Paralitik

Gejala yang paling sering dialami penderita ileus paralitik adalah


rasa tidak nyaman pada bagian perut disertai beberapa gejala
lainnya, seperti:
• Kram perut.
• Nafsu makan menurun.
• Begah.
• Konstipasi.
• Mual.
• Muntah dan mengeluarkan material seperti feses.
• Tidak dapat buang angin.
• Perut membengkak.
Pengobatan Ileus Paralitik

Pengobatan ileus paralitik akan disesuaikan


dengan kondisi dan faktor pemicunya. Jika obat-
obatan menjadi faktor utama, maka dokter akan
meresepkan obat pengganti atau
menghentikannya. Dapat juga diberikan obat-
obatan untuk stimulasi gerakan usus, seperti
metoclopramide.
Komplikasi Ileus Paralitik

Ileus paralitik yang tidak diobati berpotensi memicu komplikasi,


seperti:
• Kematian sel atau jaringan (nekrosis) usus.
• Infeksi pada rongga perut di luar usus (peritonitis), akibat
robeknya usus. Kondisi ini dapat memburuk menjadi sepsis
dan memicu kegagalan fungsi organ.
• Kerusakan dinding usus pada bayi baru lahir yang mengalami
ileus paralitik (enterokolitis nekrotikan). Kondisi ini berpotensi
memicu infeksi paru, infeksi darah, hingga kematian.
• Gangguan elektrolit dan mineral.
• Dehidrasi.
Pencegahan Ileus Paralitik

Penyebab dari ileus paralitik, sulit untuk dicegah. Sebagai


contoh tindakan operasi. Setiap dokter yang memutuskan
untuk melakukan operasi pasti memiliki indikasi tertentu
terhadap suatu gangguan kesehatan. Ileus dapat dicegah
dengan tidak melakukan operasi pada daerah perut, tetapi
hal tersebut dirasa kurang tepat karena kondisi kesehatan
yang dihadapi pasien mungkin akan membahayakan nyawa
jika tidak dilakukan operasi. Oleh karena itu, waspada
terhadap gejala dan tanda-tanda ileus bila terdapat kondisi
atau faktor risiko yang dapat mengakibatkan ileus paralitik,
merupakan pencegahan yang paling baik.
3. TRAUMA
ABDOMEN
 Jenis Trauma Abdomen

 Trauma Tumpul
 Trauma Penetrans :
 Senjata Tajam Low Energy
 Senjata Api Kinetic
Energy
MEKANISME TRAUMA

 Trauma Tumpul

1. Kompresi
2. Shearing
3. Deselerasi

Organ yang sering cedera adalah:


 Limpa:40-55%
 Retroperitoneal: 15%
 Hati :35-45%
 Organ berongga
 Trauma Penetrans

Cedera organ yang paling sering terkena:

Luka tusuk dan luka tembak kecepatan rendah / tinggi

hati (40%)
usus halus (30%)
Luka tusuk diafragma (20%)
usus besar (15%)

usus halus (50%),


usus besar (40%),
Luka tembak hati (30%),
vaskuler (35%)
PENILAIAN

 Riwayat trauma

 Tumpul : kecepatan, jenis benda, posisi korban


pasca trauma dan kerusakan kendaraan akibat
trauma.

 Penetrans : jenis senjata dan jarak.


PEMERIKSAAN FISIK

 Inspeksi

 Auskultasi

 Perkusi

 Palpasi
efcharist
o

Anda mungkin juga menyukai