Anda di halaman 1dari 18

Atonia Uteri

Pendahuluan
Angka Kematian Ibu di Indonesia
masih relatif tinggi.

Penyebab terbesar kematian Ibu


di Sebagian besar perdarahan pada
Indonesia adalah perdarahan masa nifas (75-80%) adalah
akibat atonia uteri
Atonia uteri
atonia uteri adalah kegagalan serabut-serabut
otot miometrium uterus untuk berkontraksi
dan memendek.

Atonia uteri dapat menyebabkan perdarahan


hebat dan mengarah ke syok hipovolemik

 Uterus pada atonia uteri akan teraba lunak


dan lembut dengan disertai perdarahan
aktif dari vagina
 Kekuatan dan efektivitas kontraksi otot
miometrium uterus sangat penting untuk
menghentikan perdarahan
LATAR BELAKANG
Data dan Fakta

Kasus kematian
ibu tertinggi di
Aceh yaitu aceh
utara
Dinkes Aceh Utara 2018

Setiap tahun terdapat 14 juta  angka kematian ibu masih relatif tinggidi
ibu atau 11,4 % menderita Indonesia. Perdarahan postpartum
merupakan penyebab utama kematian
hemorrhagic postpartum di ibu
seluruh dunia. -2015
Manajemen persalinan yang masih Kemenkes Republik Indonesia
buruk terutama pada kala 3 
kehilangan darah berlebihan
Etiologi

• Overdistensi uterus dapat disebabkan oleh kehamilan ganda, janin


Overdistensi makrosomia, polihidromnion atau abnormalitas janin
uterus

• Lemah kontraksi miometrium akibat dari kelelahan karena persalinan lama


• Akibat dari inhibisi kontraksi dari obat-obatan seperti nitrat, nsaid, magnesium
Lemah kontraksi sulfat, agen anestesi halogen, nifedipin dna beta simpatomimetik
miometrium

• Penggunaan oksitosin dalam dosis besar


• Plasenta letak rendah
lainnya • Toksin bakteri (korioamnionitis, endomiometritis, septikemia
Faktor risiko atonia uteri
• Overdistensi uterus
▫ Kehamilan ganda
▫ Polihidramnion
▫ Makrosomia janin
• Faktor persalinan
▫ Induksi persalinan
▫ Partus lama
▫ Tindakan manual plasenta
• Penggunaan obat relaksasi uterus
▫ Anestesi dalam
▫ Magnesium sulfat
• Faktor intrinsik
▫ Riwayat perdarahan post partum sebelumnya
▫ Perdarahan antepartum
▫ Obesitas
▫ Usia >35 tahun
Patofisiologi

Adanya peregangan yang berlebih atau berkurangnya kerja


reseptor oksitosin di miometrium pasca persalinan
menyebabkan kontraksi uterus menurun atau disebut
hipotonia uteri, yang jika tidak tertangani akan jatuh menjadi
atonia uteri

Perdarahan pospartum secara fisiologis


dikontrol oleh kontraksi serabut-serabut
miometrium yang mengelilingi pembuluh
darah yang memvaskularisasi daerah
implantasi plasenta. Atonia uteri terjadi
apabila serabut- serabut miometrium
tersebut tidak berkontraksi
Diagnosis

• Perdarahan pervaginam
Gejala dan tanda • Konsistensi rahim lunak
yang selalu ada • Fundus uteri tidak teraba
• Kontraksi uterus tidak ada

Gejala dan tanda


Syok
yang kadang ada
TATALAKSANA

Non
Farmakologi/
Algoritma
Mekanikal HAEMOSTASIS
bertujuan untuk
mengurangi transfusi
darah, histerektomi
dan juga kematian
ibu
Uterus Massage
 Dilakukan dengan cara
penggosokan atau stimulasi
pada fundus uterus
 Hal ini berkaitan dengan
hipotesa bahwa pemijatan dapat
mengeluarkan prostaglandin
lokal  kontraktilitas uterus  Kompresi aorta
<< perdarahan
 Membantu kontrol perdarahan
melalui aliran darah pada distal
termasuk juga aliran darah pada
arteri uterina
Ligasi arteri uterina

Ligasi arteri iliaka interna


Kompresi bimanual

Tampon balon kateter

 Balon kateter biasanya


menggunakan sebuah folley
kateter yang mana ujung karet
dan folley kateter dibungkus
kondom
TATALAKSANA
B- Lynch Suture

 B-Lynch suture terdiri dari


jahitan vertikal untuk
kompresi pada sistem
Manajemen vaskular uterus
bedah
Hayman Suture

 Teknik ini tidak memerlukan


insisi pada segmen bawah
 pilihan yang baik ketika
perdarahan post partum
terjadi saat persalinan
pervaginam
Embolisasi arteri
uterina

 Teknologi baru dalam


penanganan perdarahan
post partum Histerektomi
 Hemodinamik harus stabil
 Angka keberhasilan 70-
100% karena vaskularisasi
pada daerah pelvis sangat
banyak anastomosis
PENCEGAHAN

Suntikan oksitosin 10 IU IM

Manajemen aktif kala III


Peregangan tali pusat terkendali

Masase uterus
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai