Anda di halaman 1dari 28

Alfa Beta Testing

Rasmiati Rasyid, S.Kom.,M.Cs


Alpha Testing
• pengujian Alpha adalah salah satu strategi pengujian perangkat lunak yang
paling umum digunakan dalam pengembangan perangkat lunak, hal ini
khusus digunakan oleh organisasi pengembangan produk dengan tujuan agar
system yang dikembangkan terhindar dari cacat atau kegagalan penggunaan.
• Pengujian alpha berlangsung di situs pengembang oleh tim internal, sebelum
rilis kepada pelanggan eksternal. Agar nantinya ketika pelanggan
menggunakan system ini tidak kecewa karena masalah cacat atau kegagalan
aplikasi. Pengujian ini dilakukan tanpa keterlibatan tim pengembangan
• Tes ini berlangsung di situs pengembang. Pengembang mengamati penggunaan
aplikasi oleh pengguna selanjutnya pengguna mencatat temuan yang terjadi dari
kecacatan aplikasi.
• Pengujian Alpha adalah pengujian dari aplikasi saat pembangunan adalah tentang
untuk menyelesaikan. perubahan desain kecil masih dapat dibuat sebagai hasil dari
pengujian alpha.
• Pengujian Alpha biasanya dilakukan oleh kelompok yang independen dari tim
desain, tim pengembang tapi masih dalam perusahaan, misalnya di-rumah insinyur
pengujian perangkat lunak, atau insinyur perangkat lunak QA.
Tahapan Pengujian Alpha
• Perangkat lunak diuji oleh pengembang di lingkungan internal developer.
Mereka menggunakan perangkat lunak debugger, atau debugger hardware-assisted.
Tujuannya adalah untuk menangkap bug dengan cepat.
• Perangkat Lunak diserahkan kepada staf QA software, untuk pengujian
tambahan dalam lingkungan yang mirip dengan penggunaan yang
dimaksudkan. Hal ini untuk mensimulasikan suasana atau lingkungan
pengujian yang sebenarnya sehingga ketika system tersebut dipasang, sudah
tidak terjadi kegagalan maupun cacat system secara real.
Beta Testing
• Juga dikenal sebagai pengujian pengguna berlangsung di lokasi pengguna akhir oleh
pengguna akhir untuk memvalidasi kegunaan, fungsi, kompatibilitas, dan uji reliabilitas dari
software yang dibuat.
• Aktifitas pengujian beta menambah nilai siklus hidup pengembangan perangkat lunak karena
memungkinkan pelanggan sebenarnya kesempatan untuk memberikan masukan ke dalam
desain, fungsi, dan kegunaan dari produk. Masukan ini tidak hanya penting untuk
keberhasilan produk tetapi juga investasi ke produk masa depan ketika data yang
dikumpulkan dikelola secara efektif.
• Dikenal juga sebagai uji lapangan karena terjadi di lokasi pelanggan. Ini mengirimkan sistem
untuk pengguna yang menginstal dan menggunakannya di bawah kondisi kerja dunia nyata.
• Tujuan dari pengujian beta adalah untuk menempatkan aplikasi Anda di tangan pengguna
yang sebenarnya yang berada di luar tim teknik Anda untuk menemukan setiap kekurangan
atau masalah dari perspektif pengguna akhir.
• Ada sejumlah faktor yang tergantung pada keberhasilan pengujian beta:
 Uji Biaya
 Jumlah Peserta Uji
 Pengiriman
 Durasi Uji
 cakupan Demografi
Versi Pengujian Beta
• Beta tertutup dilepaskan untuk kelompok memilih individu untuk uji
pengguna dan sesuai undangan saja, sedangkan
• Beta terbuka berasal dari kelompok yang lebih besar dari masyarakat umum
dan siapapun yang tertarik. Penguji melaporkan bug yang mereka temukan,
dan kadang-kadang menyarankan fitur tambahan yang mereka pikir harus
tersedia dalam versi final.
Contoh Beta Testing
• Menjadi Beta Tester pada Instagram
• https://play.google.com/apps/testing/com.instagram.android
• Membuat kuesioner dan list observasi untuk tester
• 172867-ID-none.pdf
Performance Testing
Rasmiati Rasyid,S.Kom.,M.Cs
Performance Testing
• Pengujian performance merupakan pengujian yang dilakukan dengan menentukan
kecepatan atau efektifitas suatu aplikasi atau perangkat lunak.
• Mengevaluasi/Menguji waktu respon atau jumlah MIPS (Millions of Instructions
Per Second) pada fungsi sistem, serta keandalan, skalabilitas, dan interoperabilitas
• Sering dilakukan dalam hubungannya dengan stress testing
• Sasaran dari performance testing harus diungkapkan/dituliskan dengan jelas oleh
client pada dokumen requirements dan ditulis jelas pada testing plan
• Sasaran harus dapat dikuantifikasi
Fokus dari Performace Testing
• Speed : Menentukan apakah respon aplikasi cepat atau lambat
• Scalability : Menentukan beban pengguna maksimum aplikasi.
• Stability : Menentukan apakah aplikasi tersebut stabil di bawah beban yang
bervariasi
• Reability : Menentukan cara menghandle aplikasi apabila ada beban yang
berat
Jenis Performance Testing
• Load Testing : untuk memeriksa kemampuan dari aplikasi dalam melakukan load aplikasi / website. gunanya agar mengatahui
beban dari aplikasi / website ke database / server sehingga resource yang digunakan tidak terlalu berat
• Stress testing : untuk memeriksa kemampuan dari aplikasi dalam menerima trafic dari luar, gunanya agar aplikasi/website tidak
down saatnya banyak user yang mengakses aplikasi / website tersebut.
• Endurance Testing : untuk menentukan parameter sistem di bawah beban yang diharapkan terus menerus. Selama Endurance
Testing penggunaan memori dipantau untuk mendeteksi kebocoran memori atau masalah kinerja lainnya. Tujuan utama adalah
untuk menemukan kinerja sistem dalam penggunaan berkelanjutan.
• Spike testing : pengujian Spike dilakukan dengan meningkatkan jumlah pengguna tiba-tiba dengan jumlah yang sangat besar dan
mengukur kinerja sistem. Tujuan utama adalah untuk menentukan apakah sistem akan mampu mempertahankan beban kerja.
• Pengujian volume – Dilakukan dengan menguji data diisi dalam database kemudian memantau perilaku keseluruhan sistem
perangkat lunak. Tujuannya adalah untuk memeriksa kinerja aplikasi perangkat lunak di bawah volume database yang bervariasi.
• Pengujian skalabilitas - Tujuan pengujian skalabilitas adalah untuk menentukan efektivitas aplikasi perangkat lunak dalam
meningkatkan peningkatan beban pengguna. Ini membantu merencanakan penambahan kapasitas pada sistem perangkat lunak
Anda.
Performance Testing Process

• Identify your testing environment - Memahami rincian konfigurasi hardware, software dan jaringan yang digunakan
selama pengujian sebelum Anda memulai proses pengujian. Ini akan membantu penguji membuat tes yang lebih efisien. Ini
juga akan membantu mengidentifikasi kemungkinan hambatan pada saat testing
• Identify the performance acceptance criteria - Hal ini juga diperlukan untuk mengidentifikasi kriteria keberhasilan
proyek di luar tujuan dan kendala. Penguji harus menetapkan kriteria kinerja dan tujuan karena sering spesifikasi proyek
tidak akan mencakup cukup berbagai tolok ukur kinerja.
• Plan & design performance tests - Membuat test plan untuk mengidentifikasi semua pengujian yang akan di lakukan
• Configuring the test environment - Mempersiapkan lingkungan pengujian sebelum eksekusi. Juga, mengatur alat dan
sumber daya lainnya.
• Implement test design - Membuat Scenario test sesuai dengan design
• Run the tests - Eksekusi test
• Analyze, tune and retest - Melakukan analis dari hasil test, untuk melihat apakah ada peningkatan atau penurunan kinerja
aplikasi. Sehingga dapat menentukan apa yang harus ditingkatan dari sebuah aplikasi
Performance Testing Tools
• Jmeter http://jmeter.apache.org/
• Open STA http://opensta.org/
• Web Load https://www.radview.com/
• WebLoad https://www.loadview-testing.com/
• GTMetric https://gtmetrix.com/
• Pingdom
GTMetrix
• GtMetrix adalah salah tool online yang digunakan untuk menganalisa
performa sebuah website.
• Dibandingkan dengan tool developer lainnya, GTMetrix cukup mudah
digunakan dan pemula juga bisa dengan mudah mempelajarinya. GTMetrix
menggunakan kombinasi antara Google PageSpeed Insights dan Yslow untuk
menghasilkan nilai dan rekomendasinya dengan score F– A (0-100%).
• GTMetrix juga mampu menilai Loading Time, dan Page Size pada suatu
aplikasi web
https://gtmetrix.com/
Menghitung Performance secara manual

Anda mungkin juga menyukai