Kelompok :
Integration Testing adalah sebuah fase didalam software testing dimana setiap beberapa
individu modul perangkat lunak dikombinasikan dan diuji sebagai sebuah grup. Testing
ini menguji modul-modul yang sudah diuji di fase sebelumnya, dikumpulkan menjadi
kelompok-kelompok yang lebuh besar, kemudian kelompok-kelompok tersebut diuji
berdasarkan Test Plan yang sudah didefinisikan, dan keluar sebagai Integrated System
yang sudah siap untuk dilakukan System Testing.
Source : Martyn A Ould & Charles Unwin (ed), Testing in Software Development, BCS
(1986)
Big-bang
Bottom up
Top-down
Sebuah metode dimana modul-modul inti diuji dan cabang modul tersebut diuji
secara bertahap sampai akhir modul.
Sandwich
Source : Binder, Robert V.: Testing Object-Oriented Systems: Models, Patterns, and
Tools. Addison Wesley 1999.
Contohnya, menguji suatu sistem login sebuah software apakah sudah sesuai seperti
hasil yang diharapkan atau belum.
2. Acceptance Testing
Acceptance Testing merupakan sebuah level didalam software testing dimana sebuah
sistem diuji penerimaannya. Tujuannya untuk mengevaluasi sistem apakah sudah
memenuhi kebutuhan dan dinilai apakah sudah siap untuk dikirimkan.
Acceptance Testing dibagi menjadi dua dilihat dari siapa yang melakukan testing
tersebut, yaitu:
Dilakukan oleh anggota organisasi atau tim pengembang software tetapi yang
tidak terlibat langsung dengan projek (Pengembangan atau Pengujian). Biasanya orang-
orang dari Manajemen Produk, Sales, ataupun Customer Service.
Source : http://softwaretestingfundamentals.com/acceptance-testing/
Stress Testing adalah sebuah pengujian yang menentukan kekokohan dari sebuah
software dengan menguji diluar batas operasi normal. Stress Testing menekankan pada
kekokohan, availability, dan error handling dibawah muatan lebih berat dari yang
biasanya dianggap tingkah laku yang benar didalam keadaan normal. Contohnya,
sebuah web server bisa dilakukan Stress Testing menggunakan script, bot, atau denial of
service lainnya untuk memantau performa sebuah website dengan beban tinggi.
Contoh dari strees testing ini adalah ketika melakukan input krs secara bersamaan pada
jam yang sama yaitu jam 00.00 seringkali terjadi down dan susah diakses. 2 hal tersebut
menjadi hal yang perlu dilakukan stress testing untuk mengetahui seberapa besar
“kekuatan” web server tersebut . Agar dapat diketahui nya down karena di hack atau
karena overload ini mengakibatkan denial of service yang menyebabkan kerugian dari
sisi mahasiswa dan pihak universitas , karena memerlukan waktu akses yang lebih lama
dalam melakukan penginputan data.
4. Regression Testing
Retest All
Teknik ini memeriksa semua test-case pada program saat ini guna mengecek
keutuhannya. Walaupun membutuhkan lebih banyak biaya karena harus menguji ulang
semua test-case, teknik ini bisa memastikan tidak ada error yang disebabkan oleh kode
yang dimodifikasi.
Regression Test Selection
Tidak seperti Retest All, teknik ini hanya menguji sebuah bagian dari pengujian
jika biaya pemilihan bagian tersebut lebih sedikit dari teknik Retest All.
Test-case prioritization
Hybrid
Sources:
Basu, Anirban (2015). Software Quality Assurance, Testing and Metrics. PHI Learning.
Pezzè, Mauro; Young, Michal (2008). Software testing and analysis: process, principles,
and techniques.
5. Functional testing
Functional testing adalah sebuah proses didalam software testing dimana sebuah
software diuji untuk memastikan bahwa software tersebut telah memenuhi semua
requirement (kebutuhan). Functional testing adalah sebuah cara untuk memeriksa
software untuk memastikan bahwa software sudah memenuhi semua fungsi yang
dibutuhkan yang telah dispesifikasikan sebelumnya pada functional requirement.
Pada dasarnya, Functional testing digunakan untuk memastikan bahwa sebuah software
memberikan output sesuai dengan kebutuhan end-user. Secara khusus, Functional
testing mengevaluasi dan membandingkan setiap fungsi pada software dengan
kebutuhannya. Software diuji dengan menyediakan input yang berkaitan sehingga
outputnya bisa dievaluasi apakah sudah sesuai atau berbeda dengan kebutuhan aslinya.
Functional testing juga memeriksa usability software, seperti memastikan bahwa fungsi
navigasi bekerja seperti yang diharapkan.
https://www.techopedia.com/definition/19509/functional-testing.
6. End-to-end testing
End-to-end testing adalah sebuah metode yang digunakan untuk menguji apakah alur
sebuah aplikasi berjalan seperti yang sudah didesain dari start sampai finish. Tujuannya
adalah untuk mengidentifikasi ketergantungan sistem dan memastikan bahwa informasi
yang benar dilewatkan antar bermacam-macam sistem dan komponen-komponennya.
Contoh, sebuah end-to-end testing sederhana dari aplikasi email bisa melibatkan:
7. GUI Testing
GUI testing adalah sebuah proses pengujian GUI (Graphical User Interface) sebuah
software. GUI, singkatnya, adalah apa yang user lihat dari sebuah aplikasi. Jadi, yang
diuji didalam GUI testing yaitu layar dengan panel kendali seperti menu, button, ikon,
toolbar, kotak dialog, jendela, dll.
Contoh : melakukan testing pada software apakah panel kendali sudah sesuai dengan
apa yang diinginkan oleh customer apa belum , dan ada tidaknya kesalahan dalam panel
kendali panel .
Source: https://www.guru99.com/gui-testing.html
8. Security Testing
Security testing adalah sebuah pengujian yang bertujuan untuk menemukan kelemahan
dalam mekanisme keamanan sebuah sistem informasi yang melindungi data dan
mempertahankan fungsionalitas seperti yang diharapkan.
Source: https://www.us-cert.gov/security-publications/introduction-information-
security.