Anda di halaman 1dari 4

Nama: Rofi Fitriyani

NPM: 22.14.1.0067
Kelas: 3A Informatika

Sofware Testing

Software testing merupakan salah satu bagian penting dan sering digunakan dalam
pengembangan dari suatu software. Dengan adanya software testing, software engineer mampu
mengenali error atau kecacatan yang ada dari suatu software. Fitur-fitur utama pada software
testing adalah verifikasi dan validasi. Software testing digunakan untuk menjawab pernyataan
“Apakah software dapat berjalan atau berperilaku sebagaimana yang sudah ditentukan?”

Strategi software testing dapat dilakukan secara manual atau otomatis.


- Strategi pengujian manual, pendekatan yang lebih tradisional, penguji menyiapkan suite tes
yang menurut mereka akan lebih baik menjalankan program.
Pengujian manual adalah teknik pengujian di mana insinyur penguji menyiapkan test case
secara manual dan mengeksekusinya untuk mengidentifikasi cacat pada perangkat lunak.
Mengotomatiskan pengujian perangkat lunak menggunakan bahasa scripting seperti Python,
JavaScript atau Tool Command Language karena kasus uji dapat dengan mudah dieksekusi
oleh mesin dengan sedikit intervensi manusia dan perhatian.
- Stategi pengujian otomasi membantu dalam menghasilkan kasus uji dari spesifikasi
program atau dari data teks aslinya.

Secara umum, sifat-sifat ini digunakan untuk menunjukkan sejauh mana komponen atau
spesifikasi sistem sedang diuji:
1. Awalnya mengumpulkan persyaratan yang dapat digunakan untuk memandu desainnya
untuk pengembangan.
2. Harus merespon dengan benar untuk semua variasi data input.
3. Harus melakukan tugasnya di bawah batas waktu.
4. Setelah instalasi, dapat dengan mudah dijalankan di lingkungan yang dimaksud.
5. Dapat mencapai hasil yang diinginkan yang dibutuhkan oleh stakeholder.

Fase-fase pada Software Testing:


1. Requirement analysis: Analisis persyaratan adalah langkah pertama dimana pengujian
siklus dimulai dengan tinjauan umum persyaratan user. Tujuan dari requirement
analysis adalah untuk memahami persyaratan yang penting untuk pengujian sebuah
produk.

2. Test Case Design and Development: Langkah ini digunakan untuk menemukan apa saja
persyaratan komponen yang diperlukan. Spesifikasi desain diuji dan diperiksa dan
membuat tinjauan atau review dari test spesifikasi.

3. Test Execution: Pada tahap ini, melakukan peninjauan pada kode atau program yang
ada. Melakukan eksekusi program, evaluasi tes dan memberikan hasil dari simulasi
yang dilakukan.
4. Test Closure: Tahap ini menghasilkan ringkasan dari testing yang telah dilakukan dan
menyiapkan dokumentasi dari suatu proyek atau software.

5. Test Process Analysis: Ringkasan akan dianalisis untuk meningkatkan kinerja dari suatu
aplikasi dengan menggunakan teknologi baru atau menambahkan fitur-fitur
tambahan yang diperlukan.

Level pada Software Testing:


1. Unit Testing: Unit Testing adalah bagian terkecil yang dapat diuji dari seluruh aplikasi.
Tujuannya untuk memberikan sepotong kode yang harus memenuhi persyaratan.

2. Integration Testing: Dalam integration testing, kode akan dibagi menjadi beberapa
segmen dan diuji sebagai kelompok. Tugas utama integration testing adalah untuk
menganalisis parameter seperti persyaratan fungsional, persyaratan kinerja dan
persyaratan keandalan yang ditempatkan pada item desain utama.

3. Function Testing: Function Testing dapat disebut sebagai black-box testing. Dalam
function testing, pengujian dilakukan dengan memberikan input yang valid, dan
hasilnya dari diamati.

4. System Testing: Ini dianggap sebagai jenis pengujian yang lebih terbatas, system testing
berusaha mendeteksi segala cacat dalam unit perangkat lunak yang terintegrasi
bersama.

5. Acceptance testing: dikenal juga sebagai pengujian penerimaan operasional atau


pengujian penerimaan lapangan karena dijalankan dengan mengikuti prosedur tes
penerimaan yang telah ditentukan untuk mengarahkan pengguna tentang data mana
yang akan digunakan setelah mengikuti prosedur langkah demi langkah.

6. Regression testing: pada regression testing, aplikasi yang dikembangkan akan diuji dan
menganalisis error atau penyimpangan yang ada ketika perubahan dibuat di program
baru.
Manual Testing adalah tipe testing dari Software Testing, dimana tester melakukan
testing terhadap software secara manual tanpa alat/tools, cara ini adalah cara traditional dalam
menemukan bug pada software. Setiap software baru harus terlebih dahulu melalui proses
Manual Testing sebelum bisa dilakukan Automation Testing, walaupun effort yang dikeluarkan
sangatlah besar tetapi Manual Testing sangatlah berguna karena mampu mendeteksi bug yang
tidak dilihat oleh Automated Testing.
Langkah-langkah Manual Testing:
1. Menganalisa Requirement
2. Membuat test plan
3. Membuat test case
4. Eksekusi dari test case
5. Mencari kecacatan
6. Memperbaiki kecacatan

Automation Testing adalah Teknik Software Testing, dengan membandingkan hasil


yang diinginkan dengan hasil yang sebenarnya, dan biasanya dilakukan dengan menggunakan
script atau testing tool, dalam Automation Testing pekerjaan dilakukan secara berulang-ulang
sehingga tidak mungkin untuk dikerjakan secara manual.
Langkah-langkah Automation Testing
1. Menilai dan mengevaluasi tool yang dipakai
2. Merancang design
3. Melakukan Implementasi
4. Membuat Report
5. Melakukan pengecekan

Testing Method Static Testing atau Verification. Adalah proses testing saat program
belum dijalankan atau kode program belum dieksekusi, tujuannya adalah untuk melakukan
checking pada kode program, document, dan file. Static Testing biasanya berlangsung pada
tahap pengembangan/development oleh karena dikenal juga sebagai Verification Testing.
4 Static Test Technique
1. Inspection: tujuan utamanya adalah untuk menemukan kecacatan/defects, dilakukan
oleh moderator dengan list pengecekan yang sudah disiapkan
2. Walkthrough: Teknik testing dengan melakukan meeting sehingga participant dapat
memberikan masukan/saran
3. Technical Reviews: Teknik testing untuk memastikan pembuatan source code telah
memenuhi teknikal spesifikasi dan standard yang ditentukan.
4. Informal Reviews: document direview secara informal dan tidak berdasarkan prosedur,
tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas document.
Dynamic Testing dilakukan saat program sedang berjalan/kode program sudah
dieksekusi. Dengan memasukan input terhadap program kita dapat membandingkan output
yang diinginkan, dengan begini kita bisa melihat perilaku dari software, performance, serta
memonitor memori dari system.

Testing Approach White Box Testing adalah proses testing yang fokus pada struktur
code (source code) pada aplikasi yang akan dites, apakah fungsi-fungsi internal telah berjalan
dengan baik dan benar sesuai dengan spesifikasi atau belum. Test ini biasanya dilakukan saat
proses testing unit level. Black Box Testing testing ini biasa dikenal dengan Behavioral/Input-
Output testing, karena sebuah tester tidak perlu memahami logika yang terjadi didalam struktur
kodenya (source code).

Anda mungkin juga menyukai