Anda di halaman 1dari 15

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA

UNIVERSITAS PAMULANG

PERTEMUAN KE-11
VALIDASI PENGUJIAN

11.1 TUJUAN PEMBELAJARAN :


Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai berikut:
11.1. Memahami Dokumentasi Integration Testing
11.2. Memahami Validation Testing
11.3. Memahami Kriteria Validation Testing
11.4. Memahami Review Konfigurasi
11.5. Memahami Alpha dan Beta Testing

InfoTI_unpam informatika.unpam.ac.id
Dokumentasi Integration Testing

Keseluruhan rencana integrasi software dan deskripsi spesifik tes


didokumentasikan dalam test spesification. Dokumen ini berisi rencana tes dan
prosedur tes. Merupakan produk kerja pada proses software dan menjadi
bagian dari konfigurasi software.Rencana tes menjelaskan keseluruhan strategi
integrasi.
Testing dibagi menjadi fase dan “build” yang menandakan karakteristik
fungsional dan tingkah laku tertentu dari software.

InfoTI_unpam informatika.unpam.ac.id
Tiap fase dan sub fase menentukan kategori fungsional keseluruhan pada
software dan secara umum dihubungkan pada domain tertentu dari struktur
program. Karenanya “build” program dibuat berdasarkan pada tiap fase.
Kriteria dan hal – hal yang berhubungan dengan tes yang digunakan pada
semua fase tes:

1. Integritas antarmuka. Antarmuka internal dan eksternal yang di tes tiap


modul (cluster) dihubungkan pada struktur.
2. Validitas fungsional. Tes di disain untuk menemukan error fungsional yang
dilakukan.
3. Isi informasi. Tes didisain untuk menemukan error yang berhubungan
dengan struktur data lokal atau global.
4. Kinerja. Tes didisain untuk verifikasi kinerja terkait yang telah ditetapkan
selama disain software dilakukan.

Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pamulang


Pengantar Validation Testing

Saat integration testing mencapai titik kulminasi, software telah dirakit menjadi suatu
paket komplit, kesalahan antar-muka telah dicakup dan dibenahi, dan suatu rangkaian
tes akhir dari software, yaitu validation testing pun dapat dimulai. Validasi dapat
didefinisikan dalam banyak cara, namun secara sederhana (Albeit Hash)
mendefinisikan bahwa validasi sukses bila fungsi-fungsi software dapat memenuhi
harapan pelanggan dan dapat dipertanggungjawabkan.

Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pamulang


Harapan yang dapat dipertanggungjawabkan didefinisikan dalam dokumen
Software Requirements Specification, yang mendeskripsikan semua atribut-
atribut software yang dapat dilihat oleh pengguna. Spesifikasi mencakup seksi
yang disebut kriteria validasi. Informasi yang terkandung di dalam seksi tersebut
membantuk dasar untuk pendekatan validation testing.

Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pamulang


Kriteria Validation Testing
Validasi software dicapai melalui serangkaian black-box testing, yang menguji
pemenuhan terhadap kebutuhan. Rencana dan prosedur didisain untuk memastikan
bahwa permintaan fungsional telah dipuaskan, semua karakteristik
tingkah laku telah dicapai, semua permintaan kinerja dipenuhi, dokumentasi
benar dan rancangan serta permintaan yang lain telah dipenuhi (transportability,
compatibility, error recovery, maintainability) Tiap validasi test case dilakukan, akan
terjadi satu atau dua kemungkinan kondisi:
1. Karakteristik fungsi atau kinerja memenuhi spesifikasi dan diterima atau
2. Suatu deviasi dari spesifikasi telah dicakup dan suatu daftar defisiensi dibuat.
Deviasi atau error yang ditemukan pada tahap ini, dalam suatu proyek, sangat
jarang terjadi untuk dapat dikoreksi tepat waktu sesuai dengan waktu serahan
yang telah dijadualkan. Kadangkala diperlukan negosiasi dengan pelanggan untuk
menetapkan metode pemecahan masalah defisiensi.

Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pamulang


Review Konfigurasi

Elemen yang penting dalam proses validasi adalah review konfigurasi.


Yang bertujuan untuk memastikan semua konfigurasi software telah ikembangkan
dengan benar, telah dikatalogkan dengan benar dan cukup detil untuk ningkatkan
dukungan terhadap fase- fase siklus hidup software. Review konfigurasi biasa
disebut audit.

Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pamulang


Alpha dan Beta Testing

Sangat tidak mungkin bagi pengembang software untuk secara virtual,


meramalkan bagaimana pengguna atau pelanggan akan menggunakan program.
Instruksi-instruksi yang dapat digunakan mungkin akan diintepretasikan dengan
salah, kombinasi-kombinasi data yang aneh di luar kebiasaan, keluaran yang
kelihatannya jelas bagi tester mungkin akan tidak demikian halnya bagi
pengguna.

Bila software kustom dibuat untuk satu pelanggan, serangkaian acceptance


testing akan dilakukan untuk membantu pelanggan dalam melakukan validasi
terhadap semua kebutuhan.

Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pamulang


Lebih banyak dilakukan oleh pengguna akhir daripada oleh teknisi software,
suatu acceptance testing dapat dalam rentang dari suatu informal “test drive” ke
serangkaian tes yang direncanakan dan dieksekusi secara sistematis.

Pada kenyataannya, acceptance testing dapat dilakukan selama berminggu- minggu


atau berbulan-bulan, karenanya pencarian errors kumulatif akan menjadikan sistem
mengalami degradasi dari waktu ke waktu.

Jika software dikembangkan sebagai suatu produk yang akan digunakan oleh banyak
pelanggan, sangat tidak praktis untuk melakukan acceptance testing formal
untuk tiap pelanggan tersebut. Umumnya pembuat produk akan menggunakan
suatu proses yang disebut sebagai alpha dan beta testing untuk mendapatkan
errors, dimana kelihatannya hanya pengguna akhir yang dapat menemukannya.

Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pamulang


untuk mendapatkan errors, dimana kelihatannya hanya pengguna akhir yang
dapat menemukannya.

1. Pengujian alfa (alpha testing)


Pada jenis pengujian ini, pengguna akan diundang ke pusat pengembangan.
Pengguna akan menggunakan aplikasi dan pengembang mencatat setiap masukan
atau tindakan yang dilakukan oleh pengguna.

2. Pengujian beta (beta testing)


Pada jenis pengujian ini, perangkat lunak didistribusikan sebagai sebuah versi beta
dengan pengguna yang menguji aplikasi di situs mereka.
Pengecualian/cacat yang terjadi akan dilaporkan kepada pengembang.

Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pamulang


11.3 LATIHAN SOAL/TUGAS

1. Kenapa perlu dokumentasi dalam melaksanakan pengujian?

Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pamulang


11.4 DAFTAR PUSTAKA
1. Chemuturi, M. (2011). Mastering Software Quality Assurance. Best
Practices, Tools And Techniques For Software Developers. J. Ross
Publishing
2. Lewis, E. W. (2009). Software Testing and Continuous Quality
Improvement. CRC Press
3. Naik, K. & Tripathy, P. (2008). Software Testing and Quality Assurance.
Theory and Practice. John Wiley & Sons

Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pamulang


TERIMA KASIH

Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pamulang


TERIMA KASIH, MAHASISWA TEKNIK INFORMATIKA UNGGUL, ANDA SUDAH BELAJAR DENGAN LUAR BIASA

Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pamulang


TERIMA KASIH, MAHASISWA TEKNIK INFORMATIKA UNGGUL, ANDA SUDAH BELAJAR DENGAN LUAR BIASA

Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pamulang

Anda mungkin juga menyukai