Anda di halaman 1dari 20

Modul ke:

Testing dan Implementasi


SI
06Fasilkom
Fakultas
Metode pengorganisasian pengujian sistem informasi
(test organization)

Nurullah Husufa ST, MMSI

Program Studi
Sistem
Informasi

www.mercubuana.ac.id
Sub Bab

• Menentukan level independence


• Peran dan tanggung jawab stakeholder yang
terlibat
• Aspek kontrak pengujian
Menentukan level
independence
Pemilihan independence level antara testers dan development teams akan
berdampak pada bagaimana testers akan bisa untuk bertindak, target yang
akan dicapai, dan batasannya selama pengujian. Berikut beberapa tingkatan
independence level :
• Kurang independence
Ketika developers satu-satunya yang menguji kode programnya. Kehilangan
defects yang penting yang akan ditemukan pada saat di production.
• Terbatas level of independence
Dimana seseorang pada tim yang sama dan dengan role yang sama sebagai
perancang ditugaskan untuk mereview produk software.
Dua levels pertama mengandalkan individu bukan latar belakang atau spesialis
penguji.
Menentukan level
independence
• Satu atau grup kecil individu, spesialis di software testing dan berkaitan
dengan tim pengembang, fokus pada pengujian komponen yang dihasilkan
oleh tim pengembang. Kekurangan metode ini :
(a) Penguji menjalankan task pengembangan sehingga mengurangi
efisiensi pengujian.
(b) Hirarki ketergantungan ke pemimpin proyek yang sama –mantan
pengembang– membuat ini sulit untuk melindungi kualitas yang
diharapkan pada kode program yang dihasilkan.
(c) Tingkat kemampuan penguji tidak mudah bertambah karena penguji
biasanya sendiri sehingga tidak bisa mendapat pelatihan dari yang lain
yang lebih pengalaman penguji.
Menentukan level
independence
• Spesialis tim software testing dengan organisasi sama, tetapi tidak di
hirarki yang sama sebagai tim pengembang. Penguji memiliki kesempatan
yang lebih luas dan memungkinkan mendapat pelatihan dari yang lain,
penguji lebih berpengalaman.
• Spesialis tim software testing di entitas ekonomi terpisah (perusahaan lain,
konsultan bebas, dan lainnya), yang konsentrasi aktivitas pada software
testing dan peningkatan kualitas.
Menentukan level
independence
Testers dan developers memiliki target yang berbeda :
• Developers : untuk merancang software dengan cepat.
• Testers : untuk memastikan bahwa software bebas defect dan
pengguna merasa puas dengan software yang dihasilkan.
Menentukan level
independence
Penerapan tim independent test memiliki beberapa kekurangan :
• Developers bisa kehilangan tanggung jawabnya untuk
menghasilkan software berkualitas,dengan menyerahkan
tanggung jawab quality assurance ke tim testing.
• Pengujian bisa, jika mereka tidak diberikan bagian yang benar,
menjadi penghambat dalam penyelesain software.
• Menerapkan jarak antara tim bisa mengarah pada masalah
komunikasi dan kehilangan informasi.
Menentukan level
independence
Keuntungan mengurangi independence dan lebih dekat dengan tim
pengembang yaitu :
• Mengetahui lebih jauh komponen mana yang kompleks, sulit untuk
dirancang, atau mengarah ke masalah, memungkinkan testers untuk
memeriksa bagian ini lebih detail untuk mengantisipasi kelompok defect.
• Antisipasi pengiriman terlambat, dan perpindahan informasi yang cepat
ketika keterlambatan terjadi.
• Verifikasi hipotesa dan asumsi dibuat selama definisi, spesifikasi dan
penerapan software.
• Pemahaman lebih baik dari masalah dan kemudahan penukaran informasi
dengan tim pengembang.
Menentukan level
independence
Kekurangan mengurangi independence, diantaranya :
• Jika developer satu-satunya penguji software, ini akan
menghasilkan prasangka dimana pembuat secara bersama
memberi penilaian.
• Jika tester hanya sendiri pada tim testing software, ada
kemungkinan bertindak sebagai developer dan gagal untuk
menjalankan tugas pengujian.
Menentukan level
independence
Kemunduran berkaitan dengan peningkatan independence terhadap hal yang
lain :
• Masalah berkaitan dengan kurangnya komunikasi antara penguji dan tim
pengembang.
• Ketergantungan testers pada developers dan perbandingan yang dihasilkan
(biaya test)
• Ketidakpahaman tugas setiap tim;
• Melihat tim test sebagia penghambat yang menunda pengiriman.
Peran dan tanggung jawab
stakeholder yang terlibat
Terdapat dua roles yang hadir pada proyek test : role
test manager dan tester.
Role test manager atau “test project leader”, meliputi
test planning, test control, dan test reporting activities.
Pada tim skala kecil, test leader juga menjalankan
aktivitas analisis kebutuhan dan test design.
Peran dan tanggung jawab
stakeholder yang terlibat
Tasks dari test leaders, menurut International Software Testing Qualifications
Board (ISTQB) termasuk :
• Koordinasi test strategy dan test plan dengan pimpinan pengembang
proyek dan stakeholder lain.
• Mendefinisikan atau mengadaptasi test strategy yang sesuai proyek dan
organisasi test policy.
• Memberikan pandangan testing terhadap aktivitas proyek yang lain,
seperti perencanaan integrasi komponen, dengan tujuan mengadaptasikan
aktivitas pengujian terhadap aktivitas perencanaan proyek.
• Test organization – termasuk memilih pendekatan pengujian yang tepat,
estimasi waktu, usaha dan biaya, memperoleh resources dan
mendefinisikan test levels dan test cycles.
• Spesifikasi,persiapan atau penerapan tests, begitu juga evaluasi dan kontrol
pelaksanaan.
Peran dan tanggung jawab
stakeholder yang terlibat
Tasks dari test leaders, menurut International Software Testing Qualifications
Board (ISTQB) termasuk :
• Modifikasi perencanaan bergantung pada hasil dan perkembangan test
(laporan perkembangan test) dan penerapan aksi penting untuk
menyelesaikan masalah.
• Pengaturan manajemen konfigurasi dan pelacakan yang tepat.
• Pengenalan ukuran yang tepat untuk mengevaluasi perkembangan testing
dan kualitas produk.
• Pemilihan mana yang harus di otomatisasi sampai tingkat apa dan
bagaimana.
• Pemilihan test tools, dan mengatur sesi pelatihan untuk testers untuk
mempelajari bagaimana menggunakan tools;
• Keputusan berkaitan dengan lingkungan penerapan test.
• Membuat test reports dan ringkasan presetasi berdasarkan data yang
dikumpulan selama testing.
Peran dan tanggung jawab
stakeholder yang terlibat
• “Testers” akan menghasilkan tests (mengubah kondisi test menjadi test
cases)
• Rancangan test data (test input data,begitu juga test hasil data yang
diharapkan)
• Melaksanakan tests
• Memastikan kecocokan antara aktual data (hasil dari pelaksanaan software
pada input data) dan data yang diharapkan.
• Jika terjadi perbedaan antara keduanya, tester mengeluarkan laporan
anomali, yang menentukan apakah ini kegagalan software atau defect di
spesifikasi test atau pelaksanaan. Tester memutuskan apakah koreksi harus
dilakukan.
Peran dan tanggung jawab
stakeholder yang terlibat
Berikut tugas yang dilakukan oleh testers:
– Review test plans dan berkontribusi terhadapnya. Sangat penting,
sebagai testers yang akan menerapka test plan dan mereka harus bisa
untuk menyetujui nya. Harapan yang tidak realistis bisa menurunkan
motivasi.
– Analisa, review, dan evaluasi testability dari kebutuhan pengguna,
spesifikasi dan model.
– Membuat spesifikasi test dari informasi yang ditemukan di test
database;
– Melaksanakan lingkungan test dengan berkoordinasi dengan system
administrator dan network managers.
– Menyediakan dan memperoleh test data.
Peran dan tanggung jawab
stakeholder yang terlibat
Berikut tugas yang dilakukan oleh testers:
– Melaksanakan tests pada semua tingkat, dan mencatat tests,
mengevaluasi hasil dan melaporkan perbedaan dengan hasil yang
diharapkan.
– Menggunakan administratif dan test management tools, demikian juga
test execution atau coverage tools, tergantung kebutuhan.
– automating tests (terkadang dengan bantuan developers dan/atau ahli
di test automation)
– Mengukur komponen dan kinerja sistem (jika memungkinkan).
– Review tests dikembangkan oleh orang lain dengan mencatat defect
yang teridentifikasi.
– Mengatur semua elemen seperti konfigurasi item, begitu juga jangan
sampai kehilangan data.
Aspek kontrak pengujian
• Aktivitas test adalah banyak dan bervariasi, tergantung pada
ukuran proyek.
• Tim test – seperti tim pengembang – terdiri dari individu yang
memiliki perbedaan pengetahuan dan roles. Yaitu planning,
prediction, monitoring, and execution roles.
• ISTQB menetapka dua roles utama :
• Test leader (test manager) role.
• Technician role, menjalankan tests : tester role.
Aspek kontrak pengujian
Pada tim yang lebih besar, spesialisasi lebih terlihat, kita akan memiliki :
• Test analysts
Spesialiasi satu atau lebih aspek fungsional atau non fungsional.
• Technical test analysts
Spesialis di aspek tertentu,seperti performance testing, security, atau
maintainability testing.
• Technical specialists yang juga bisa bertindak sebagai test team support,
Apakah ahli database (merancang test data), atau ahli bisnis (untuk
memastikan test cases benar menyesuaikan dengan kebutuhan pengguna).
Specialis di requirement management, usability (ergonomics dan graphical
user interfaces (GUIs)) atau configuration management dapat berkaitan
dengan tim test terhgantung kebutuhan spesifik tim.
Daftar Pustaka
Homès, Bernard. 2012. Fundamentals of Software Testing. Hoboken: John Wiley & Sons,
Inc.
Pressman, Roger; Maxim, Bruce. 2016. Software Engineering: A Practitioner’s Approach, 8th
Edition
Kendal & Kendal. 2014. Systems Analysis and Design (9th Ed). Pearson Education
Terima Kasih
Nurullah Husufa ST, MMSI

Anda mungkin juga menyukai