Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH TESTING DAN

IMPLEMENTASI SISTEM

Disusun Oleh

NAMA

NPM

YANA

1111104

ULY ALPARIDA

1211106

MAHARANI

1111106

EYA NOVITASARI

1111120

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK)

SURYA INTAN KOTABUMI


2014-2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Makalah
Testing dan Implementasi Software.
Selama tugas makalah ini banyak kesulitan yang dihadapi, akan tetapi berkat
bimbingan, petunjuk serta bantuan dari berbagai pihak.

Penulis mengucapkan

terima kasih kepada :


1. Gustina, S.Kom.M.Ti selaku dosen Testing dan Implementasi.
2. Seluruh pihak yang dengan senang hati mau berbagi ilmu pengetahuan
dan informasi melalui media internet dan lainnya. Terima kasih, karena itu
sangat membantu sekali dan membuka cakrawala pengetahuan yang
baru bagi penulis.
Penulis menyadari bahwa tugas makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, mohon maaf apabila ada kesalahan-kesalahan dalam penyajian
tugas ini. Semoga tugas makalah ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi
kepada perkembangan ilmu pengetahuan.

Penulis

BAB I PENGERTIAN
DASAR
TESTING DAN IMPLEMENTASI

1.1 Latar Belakang


SDLC

(Software

Development

Life

Cycle)

berarti

sebuah

siklus

hidup

pemngembangan perangkat lunak yang terdiri dari beberapa tahapan-tahapan yang


sangat penting dalam keberadaan perangkat lunak yang dilihat dari segi
pengembangannya.

Dalam

Tahapan

SDLC

terdiri

dari

beberapa

tahapan-tahapan berdasarkan analisa kebutuhan yang ada . Dimulai dari analisa


kebutuhan perangkat lunak akan dibuat terlebih dahulu desain dari kebutuhan
tersebut

untuk

mempermudah

dalam

pengerjaannya.

Kemudian segala

kebutuhan tersebut di implementasikan dengan dua tahap yaitu tahap analisa dan
tahap evaluasi (User Acceptance Test). Setelah melakukan implementasi, maka
proses tersebut

akan dikembalikan

kembali ke dalam tahap desain untuk

pengembangan kembali perangkat lunak ke versi yang terbaru.


Proses Tahapan SDLC yang paling sering digunakan adalah :
1. Perencanaan:
Mempelajari konsep sistem dan permasalahan yang hendak diselesaikan.
apakah sistem baru tersebut realistis dalam masalah pembiayaan, waktu, serta
perbedaan dengan sistem yang ada sekarang.
2. Analisis Sistem:
Menganalisis konsep sistem, permasalahan dan keperluan yang hendak
dibuat.
3. Desain :
Mendesain sistem teknologi baru untuk permasalahan yang sama.
4. Kon struksi :
Perbaikan terhadap produk yang memiliki kesalahan/kerusakan
5. Implementasi
software yang telah diuji dan siap diimplementasikan kedalam sistem
pengguna/ sudah siap diterapkan.
6. Maintenance:
sistem yang telah diimplemantasikan serta dapat mengikuti perkembangan dan
perubahan apapun yang terjadi guna meraih tujuan penggunaannya

1.2 Implementasi Perangkat Lunak


Hasil Rancangan detail yang ditranslasikan ke dalam suatu bahasa pemrograman,
proses translasi dilanjutkan bila suatu kompiler menerima source code sebagai
masukan

dan mengkasilkan

object

code

yang

akan diterjemahkan menjadi

machine code. Bahasa pemrograman adalah alat yang digunakan untuk komunikasi
anatara manusia dan komputer
Pemilihan bahasa pemrograman didasarkan atas :
1. Lingkup aplikasi
2. Algortima dan kompleksitas
3. Lingkungan pemrograman
4. Performansi
5. Struktur data
6. Pengetahuan pemrogram
7. Ketersediaan komputer
1.3 Testing perangkat lunak
Pengertian Testing perangkat lunak adalah proses menjalankan dan mengevaluasi
sebuah perangkat lunak secara manual maupun otomatis untuk menguji apakah
perangkat lunak sudah memenuhi

persyaratan atau belum untuk menentukan

perbedaan antara hasil yang diharapkan dengan hasil sebenarnya.


1.4 Prinsip pengujian yang harus diperhatikan.

Dapat dilacak hingga ke persyaratan atau dokumen SRS

Pengujian harus direncanakan sebelum pelaksanaan pengujian

Pengujian harus dimulai dari hasl yang kecil, diteruskan ke hal-hal yang besar.

Pengujian yang berlebihan tidak akan mungkin dapat dilaksanakan

Pengujian sebaiknya dilakukan oleh pihak ketiga.

1.5 Tujuan Pengujian

Menilai

apakah

perangkat

lunak

yang dikembangkan

telah memenuhi

kebutuhan pemakai.

Menilai

apakah

tahap

pengembangan

perangkat

lunak

telah

sesuai

dengan metodologi yang digunakan.

Membuat

dokumentasi

hasil

pengujian

yang

menginformasikan

kesesuaian perangkat lunak yang diuji dengan spesifikasi


ditentukan.

yang telah

1.6 Strategi Pengujian


1.6.1 Pengujian unit program
Pengujian difokuskan pada unit terkecil dari suatu modul program. Dilaksanakan
dengan menggunakan driver dan stub. Driver adalah suatu program utama yang
berfungsi mengirim atau menerima data kasus uji dan mencetak hasil dari modul
yang diuji. Stub adalah modul yang menggantikan modul sub-ordinat dari modul
yang diuji.
1.6.2 Pengujian integrasi
Pengujian terhadap unit-unit program

yang saling berhubungan (terintegrasi)

dengan fokus pada masalah interfacing. Dapat dilaksanakan secara top-down


integration atau bottom-up integration.
1.6.3 Pengujian validasi
Pengujian ini dimulai jika pada tahap integrasi tidak ditemukan kesalahan. Suatu
validasi dikatakan sukses

jika perangkat lunak berfungsi pada suatu cara yang

diharapkan oleh pemakai.


1.6.4 Pengujian sistem
Pengujian yang dilakukan sepenuhnya pada sistem berbasis komputer.
Recovery testing
Pengujian dilakukan dimana sistem diusahakan untuk gagal, kemudian diuji
normalisasinya.
Security testing
Dilakukan untuk menguji mekanisme proteksi
Stess testing
Pengujian yang dirancang untuk menghadapkan suatu perangkat lunak
kepada situasi Yang tidak normal.

BAB II
TAHAP TESTING DAN IMPLEMENTASI
2.1 Tahap-tahap Pengujian

Memeriksa apakah sistem sudah berlaku dengan benar atau belum saat
digunakan oleh user.

Memperkirakan apakah sistem dapat menanggulangi segala kondisi dan data


mainstream.

Memeriksa performansi behaviour dari sistem. Misal berapa lama waktu yang
diperlukan sistem untuk mengerjakan suatu tugas yang diberikan.

Menguji volume, stress dan storage untuk meeriksa performance dibawah


kondisi ekstrim seperti jumlah input yang besar, high speed input, jumlah user
yang banyak serta meningkatnya jumlah aktivitas secara tiba-tiba.

Semua perhitungan diperiksa ketepatannya dengan data dan kondisi yang telah
diperkirakan maupun tidak.

Menguji error handling dan recovery dari sistem seperti memeriksa bahwa
akan keluar pesan error yang tepat pada setiap kondisi dan pemulihan yang
baik setelah sistem mengalami fatal errror.

Memeriksa kelayakan tingkat keamanan pada sistem agar user yang tidak
berwenang tidak dapat memperoleh akses ke sistem

Tipe-tipe system testing


volume : memfokuskan untuk input yang besar
usability : mengukur reaksi user ( skala 1-10)
performance : mengukur kecepatan pada beberapa keadaan
configurasi : mengkonfogurasi

untuk bermacam-macam

hardware atau

software
compatibility : komplabiliti dengan aplikasi lain ( contoh: mengukur waktu
adaptasi)
reliability/availability : mengukur ketahanan pada periode waktu yang lama
security
resource usage : mengukur penggunaan RAM, ruang disk, dll
installability : di install pada bermacam-macam keadaan (mengukur waktu
install)
recoverability : mengukur waktu untuk me-recover
serviceability : mengukur waktu service
load/stress: untuk data extreme dan traffic
2.2 Pengujian Tahap Analisis
ditekankan pada validasi terhadap kebutuhan, untuk menjamin bahwa kebutuhan
telah dispesifikasikan dengan benar. Tujuan pengujian pada tahap ini adalah untuk
mendapatkan kebutuhan yang layak dan untuk memastikan apakah kebutuhan
tersebut sudah dirumuskan dengan baik.

Faktor-faktor pengujian yang dilakukan meliputi : a.


Kebutuhan yang berkaitan dengan metodelogi b.
Pendefinisian spesifikasi fungsional
c.

Penentuan spesifikasi kegunaan d.

Penentuan kebutuhan portabilitas e.


Pendefinisian antar muka sistem.
2.3 Pengujian Tahap Perancangan
Bertujuan untuk menguji struktur perangkat lunak yang diturunkan dari kebutuhan Kebutuhan yang bersifat umum dirinci menjadi bentuk yang lebih spesifik .
Faktor-faktor pengujian tahap perancangan meliputi :

Perancangan yang berkaitan dengan kebutuhan

Kesesuaian perancangan dengan metodologi dan teori.

Perancangan yang dirawat

Kebenaran rancangan berkaitan dengan fungsi dan aliran data.


Kelengkapan perancangan antar muka.

Portabilitas rancangan

2.4 Pengujian Tahap Implementasi


Merupakan pengujian unit-unit yang dibuat sebelum diintegrasikan menjadi aplikasi
keseluruhan. Faktor-faktor pengujian tahap implementasi meliputi :

Kendali integritas data


Kebenaran program
kemudahan pemakaian
Sifat coupling
Pengembangan prosedur operasi.

2.5 Pengujian Tahap Testing :


untuk

menilai

apakah

spesifikasi

program

telah

ditulis

menjadi instruksi-

instruksi yang dapat dijalankan pada mesin. Selain itu, juga untuk menilai apakah
instruksi yang ditulis tersebut telah sesuai dengan spesifikasi program. Faktor-faktor
pengujian tahap ini meliputi :

Pengujian fungsional
Dukungan manual
Kemudahan operasi.

2.6 Pengujian dengan Kasus Uji


Dilakukan meliputi pengujian unit (berupa prosedur atau fungsi) dan pengujian
sistem. Dalam pengujian unit, unit-unit yang diuji meliputi unit-unit yang ada dalam
sistem. Sedangkan pengujian sistem dilakukan terhadap sistem secara keseluruhan.
Setiap pengujian dilakukan dengan menggunakan berbagai data masukan, baik data
yang valid maupun tidak.

BAB III TEKNIK


PENGUJIAN
3.1 Teknik Pengujian
Ada Banyak teknik pengujian yang dapat digunakan untuk menguji perangkat lunak,
seperti :
1. Pengujian Black Box
2. Pengujian White Box
3.1.1 Pengujian Black Box
Digunakan untuk menguji fungsi-fungsi khusus dari perangkat lunak yang dirancang.
Kebenaran perangkat lunak yang diuji hanya dilihat berdasarkan keluaran yang
dihasilkan dari data atau kondisi masukan yang diberikan untuk fungsi yang ada
tanpa melihat bagaimana proses untuk mendapatkan keluaran tersebut. Dari
keluaran yang dihasilkan, kemampuan program dalam memenuhi kebutuhan
pemakai dapat diukur sekaligus dapat diiketahui kesalahan-kesalahannya.
Beberapa jenis kesalahan yang dapat diidentifikasi :

Fungsi tidak benar atau hilang

Kesalahan antar muka

Kesalahan pada struktur data (pengaksesan basis data)

Kesalahan inisialisasi dan akhir program

Kesalahan performasi.

requirements

out
output
put

inpu
nput

events

Contoh Black Box:


A. Strategi OO Testing

Unit Testing Pengujian class/object


Integration Testing object integration testing
System Testing

Pengujian class/object
Encapsulated state Memeriksa interaksi method-method dengan data obyek
Interaksi antar method Memeriksa interaksi method-method dari
sebuah obyek
Pewarisan dan polimorfisme
B. Unit Testing
Tahapan testing yang paling awal.
Tahap selanjutnya terdiri dari integration testing dan system testing
Biasanya unit didefinisikan sebagai:
Suatu fungsi atau prosedur tunggal yang kohesif
Segmen terkecil dari kode program yang bisa dikompile secara
terpisah.
Sebuah fungsi yang pas pada suatu halaman tunggal.
Kode yang bisa ditulis oleh seseorang dalam suatu kurun waktu.
Definisi yang biasa dipakai yaitu definisi pada point pertama.
Input untuk proses test planning terdiri dari requirement dan detailed
design. Output dari proses test planning adalah unit test plan.
Tahap selanjutnya adalah akuisisi data input dan output yang
berasosiasi dengan masing-masing test. Hasil dari tahap ini dinamakan test
set.
Test di eksekusi.

C. Pengujian Method
Memverifikasi operasi pada nilai normal parameter (sebuah black box test
yang berdasarkan pada kebutuhan unit)
Memverifikasi operasi pada nilai limit parameter (black box)
Memverifikasi operasi nilai diluar batas nilai parameter (black box)
Memastikan bahwa semua instruksi di eksekusi (statement coverage)
Cek semua path, termasuk semua cabang (decision coverage)
Cek semua penggunaan object yang dipanggil
Memverifikasi penanganan dari semua struktur data
Memverifikasi penanganan semua file
Cek terminasi normal dari semua loop ( part of correctness proof)
Cek terminasi abnormal dari semua loop
Cek terminasi normal dari semua rekursif
Cek terminasi abnormal dari semua rekursif
Memverifikasi penanganan semua kondisi error
Cek timing dan sinkronisasi
verifikasi semua ketergantungan hardware

D. Class Testing
Kombinasikan penggunaan method
biasanya 2-5
pilih rangkaian pertama yang paling umum
masukan rangkaian yang mungkin menyebabkan error
Fokuskan unit test pada masing-masing atribut
inisialisasi, lalu eksekusi rangkaian method yang dipengaruhinya
Verifikasi masing-masing invariant class tidak berubah
Verifikasi object transisi diantara state-state yang ada.
Rencanakan rangkaian state/transisisi
Set up object dalam inisial state dengan menyeting variable
Sediakan event pertama dan cek transisi yang terjadi
E. Pengujian integrasi object
Menguji unit yang telah diuji secara tunggal bekerja secara baik pula
setelah digabungkan pada sistem
Mereka akan digabungkan ke dalam suatu grup logis yang koheren untuk
diuji kembali( subsistem )
Saat subsistem tersebut berhasil bekerja dengan baik maka akan
dilanjutkan dengan menggabungkannya dengan subsistem yang lain dan
seterusnya sampai membentuk suatu sistem utuh yang teruji
Hal yang diperhatikan yaitu memeriksa semua unit apakah bekerja
bersama dengan baik.
Penguji lebih mengkonsentrasikan pada interaksi unit daripada
fungsionalitasnya
F. Merancang dan Melakukan Integration Testing
Putuskan bagaimana dan dimana untuk
menyimpan, menggunakan
kembali dan mengkodekan integration test
tunjukan dalam project schedule
Ekesekusi unit-unit test sebanyak mungin sesuai dengan waktu yang
tersedia
Gunakan test regresi
Pastikan kebutuhan pembangunan telah dispesifikasikan.
Gunakan use case yang harus diimplementasikan
Eksekusi system test
G. Tahapan System Testing
Memeriksa apakah sistem sudah berlaku dengan benar atau belum saat
digunakan oleh user.
Memperkirakan apakah sistem dapat menanggulangi segala kondisi dan
data mainstream.
Memeriksa performansi behaviour dari sistem. Misal berapa lama waktu yang
diperlukan sistem untuk mengerjakan suatu tugas yang diberikan.
Menguji volume, stress dan storage untuk meeriksa performance
dibawah kondisi ekstrim seperti jumlah input yang besar, high speed input,
jumlah user yang banyak serta meningkatnya jumlah aktivitas secara tibatiba.
Semua perhitungan diperiksa ketepatannya dengan data dan kondisi yang
telah diperkirakan maupun tidak.
Menguji error handling dan recovery dari sistem seperti memeriksa
bahwa akan keluar pesan error
yang tepat pada setiap kondisi dan
pemulihan yang baik setelah sistem mengalami fatal errror.
Memeriksa kelayakan tingkat keamanan pada sistem agar user yang tidak
berwenang tidak dapat memperoleh akses ke sistem.

3.1.2 Pengujian White Box :


Pengujian White Box digunakan untuk mengetahui cara kerja suatu perangkat lunak
secara internal. Pengujian dilakukan untuk menjamin operasi-operasi internal sesuai
dengan spesifikasi yang telah ditetapkan dengan menggunakan struktur kendali
dari prosedur yang dirancang.

Tujuan kita adalah menjamin semua statemen dan kondisi telah


dieksekusi minimal sekali

Pelaksanaan pengujian white box :


a. Menjamim seluruh independent path dieksekusi paling sedikit satu kali.
Independent path adalah jalur dalam program yang menunjukkan paling
sedikit satu kumpulan proses ataupun kondisi baru.
b. Menjalani logical decision pada sisi dan false
c.

Mengeksekusi

pengulangan

(looping)

dalam

batas-batas

yang

ditentukan
d. Menguji struktur data internal
Contoh Testing White Box:
A. Condition Testing
Condition Testing bertujuan untuk mengeksekusi semua kondisi lojik dari
sebuah modul program
Dapat mendefinisikan
Relational Expression (E1 op E2) : dimana E1 dan E2 adalah arithmetic
expression
Simple Condition: variabel boolean atau relational expression, mungkin
diawali dengan operator NOT
Compound condition: terdiri dari dua atau lebih simple
conditions,operator boolean, dan tanda kurung
Boolean Expression: kondisi tanpa relational expression
Tipe kesalahan pada sebuah kondisi dapat mencakup:
boolean operator error (adanya incorrect/missing/extra boolean
operator)

boolean variable error


boolean parenthesis (tanda kurung) error
relational operator error
arithmetic expression error
Metode condition testing fokus pada pengujian setiap kondisi yang ada pada
program, Keuntungan strategi condition testing
Memperkirakan pengujian berdasarkan kondisi adalah hal yang simpel
Cakupan pengujian dapat mengarahkan pada penambahan kasus uji untuk
sebuah program
Beberapa strategi yang termasuk condition testing
Branch Testing
Domain Testing
Branch and Relational Operator Testing menggunakan kondisi
sebagai batasan
Contoh: C1 = B1 & B2
dimana B1, B2 adalah boolean conditions
Batasan kondisi D1, D2 dimana D1 dan D2 dapat bernilai true (t) atau
false (f)
Cabang dan operator relasi membutuhkan batasan-batasan { (t,t), (f,t), (t,f) }
harus dipenuhi untuk eksekusi C1
Cakupan batasan-batasan menjamin pendekteksian kesalahan pada operator
relasional (relational operator errors)
B. Branch Testing
Branch testing adalah strategi pengujian berbasis kondisi yang paling simpel, Untuk
setiap kondisi percabangan C, maka setiap cabangnya harus dieksekusi minimal sekali
(yang bernilai true atau false)
C. Data Flow Testing
Metode Data Flow testing memilih aliran tes dari program berdasarkan lokasi
pendefinisian dan penggunaan variabel dalam program
dengan Data flow testing
Setiap statemen di dalam program diasumsikan diisi dengan angka yang unik dan
diasumsikan tidak ada fungsi yang mengubahnya
Defs( s ) = { x | statemen S berisi pendefinisian X }
Use( s ) = { x | statemen S berisi penggunaan X }
DU Chain (Definition - Use Chain) dari variabel X dengan bentuk {X, S, S}, dimana
S, S adalah jumlah statemen, X di dalam Defs(S) dan Defs(S).
Rangkaian yang mungkin lainnya:
DD (Definition-Definition Chain) harus dihindari
UU (Use-Use Chain) - common chain
UD (Use-Definition Chain) - common chain
Salah satu strategi yang simpel adalah Strategi DU Testing
Strategi ini menyatakan bahwa setiap DU chain harus dilalui minimal sekali

D. Loop Testing
Loop adalah dasar dari banyak algoritma. Loop dapat didefinisikan menjadi
berikut:

Untuk menguji:
Simple Loops dengan n kali:
1.
2.
3.
4.
5.

Abaikan perulangan
Masuki perulangan sekali
Masuki perulangan dua kali
Masuki perulangan m kali dimana m<n.
Masuki perulangan (n-1), n, dan (n+1) kali

Nested Loops
1. Mulai dengan perulangan yang ada di dalam, set semua perulangan ke nilai
minimum
2. Uji sebagai simple loop untuk perulangan yang ada di dalam
3. Pengujian dari dalam ke luar
4. Lanjutkan sampai semua loop diuji
Concatenated Loops
1. Jika perulangan independen, gunakan pengujian simple loop
2. Jika perulangan tidak saling independen, gunakan nested loops.
Unstructured loops
1. Jangan diuji harus didesain ulang

BAB IV HASIL
TESTING

4.1 Standar ANSI/IEEE untuk test dokumentasi


introduction
test plan : item dalam test,ruang lingkup, pendekatan, resource, jadwal,
personel
test design: item yang ditest, pendekatan, rencana detail
test case : kumpulan input dan event
test procedures : langkah-langkah untuk menyeting dan mengeksekusi test
case
test item transmittal report : item-item dalam test, lokasi fisik dari hasil,
orang yang bertanggung jawab untuk transmitting
test log : kronologi record, lokasi fisik dari hasil, nama penguji
test incident report : dokumentasi dari setiap event yang terjadi selama test,
yang membutuhkan investigasi lebih lanjut
test summary report : kesimpulan-kesimpulan dari keseluruhan pointpoint di atas
4.2 Testing Tools
Testing bervolume besar biasanya membutuhkan penggunaan tool-tool
otomatis. Jacobson menyarankan bahwa 75% dari test lebih baik dilakukan
secara otomatis daripada dilakukan secara manual.
Kemampuan dari tools otomatis system test:
merekam aksi mouse dan keyboard untuk memungkinkan
pengulangan pemutaran kembali
jalankan test script secara berulang-ulang
memungkinkan untuk merekam hasil test
merekam waktu eksekusi
merekam run time error
membuat dan mengatur regression test
menghasilkan test report
menghasilkan test data
merekam penggunaan memory
mengatur/mengelola test case
analisa keseluruhan
4.3 BLACK BOX TESTING
Proses pengujian kotak hitam untuk blok aplikasi yang ditunjukkan pada
Gambar

Gambar . Black box testing process

Pengujian Black Box Langkah


Pengujian kotak hitam melibatkan pengujian antarmuka eksternal untuk memastikan bahwa
kode tersebut memenuhi persyaratan fungsional dan nonfunctional. Berbagai langkah yang
terlibat dalam pengujian kotak hitam adalah sebagai berikut:
1. Create test plans. Create prioritized test plans for black box testing.
2. Test the external interfaces. Test the external interfaces for various type of inputs
using automated test suites, such as NUnit suites and custom prototype applications.
3.

Perform load testing. Load test the application block to analyze the behavior at
various load levels. This ensures that it meets all performance objectives that are stated
as requirements.

4.

Perform stress testing. Stress test the application block to analyze various
bottlenecks and to identify any issues visible only under extreme load conditions, such
as race conditions and contentions.
5. Perform security testing. Test for possible threats in deployment scenarios.
Deploy the application block in a simulated target environment and try to hack the
application by exploiting any possible weakness of the application block.

6. Perform globalization testing. Execute test cases to ensure that the application block
can be integrated with applications targeted toward locales other than the default locale
used for development.

4.4 WHITE BOX TESTING

Gambar. White box testing process


White box testing involves the following steps:
1. Create test plans. Identify all white box test scenarios and prioritize them.
2.

Profile the application block. This step involves studying the code at run time
to understand the resource utilization, time spent by various methods and operations,
areas in code that are not accessed, and so on.

3.

Test the internal subroutines. This step ensures that the subroutines or the
nonpublic interfaces can handle all types of data appropriately.

4. Test loops and conditional statements. This step focuses on testing the loops
and conditional statements for accuracy and efficiency for different data inputs.

5. Perform security testing. White box security testing helps you understand possible
security loopholes by looking at the way the code handles security.

DAFTAR PUSTAKA

Britton, Carol dan Doake, Jill, Object Oriented System


Development: A gentle Introduction , Singapore: McGraw-Hill, Inc.,
2001

Braude, Eric J.,Software Engineering: An Object Oriented


Perspective, United State of America: John Wiley & Sons,Inc., 2000

Bahrami, Ali, Object Oriented System Development, Singapore:


McGraw-Hill, Inc., 1999

Pressman, Roger S.,The 5th edition of Software Engineering: A


Practitioner's Approach,McGraw-Hill.

Sommerville, Ian, Software Engineering, 6th edition, Pearson Education,


2001

http://www.cetus-links.org/oo_testing.html

http://www.testing.com/writings/1-fault.htm

http://www.rbsc.com/pages/who_who.html

Anda mungkin juga menyukai