Pancreas yang disebut kelenjar ludah perut, adalah kelenjar penghasil insulin yang terletak di belakang
lambung. Di dalamnya terdapat kumpulan sel yang berbentuk seperti pulau pada peta, karena itu disebut
pulau-pulau Langerhans yang berisi sel beta yang mengeluarkan hormone insulin yang sangt berperan
dalam mengatur kadar glukosa darah.
Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta tadi dapat diibaratkan sebagai anak kunci yang dapat membuka pintu
masuknya glukosa ke dalam sel, untuk kemudian di dalam sel glukosa tersebut dimetabolisasikan
menjadi tenaga. Bila isulin tidak ada, maka glukosa dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel dengan
akibat kadar glukosa dalam darah tidak dapat masuk ke dalams el dengan akibat kadar glukosa dalam
darah meningkat. Keadaan inilah yang terjadi pada diabetes mellitus tipe 1.
Pada keadaan diabetes mellitus tipe 2, jumlah insulin bisa normal, bahkan lebih banyak, tetapi jumlah
reseptor (penangkap) insulin di permukaan sel kurang. Reseptor insulin ini dapat diibaratkan sebagai
lubang kunci pintu masuk ke dalam sel. Pada keadaan DM tipe 2, jumlah lubang kuncinya kurang,
sehingga meskipun anak kuncinya (insulin) banyak, tetapi karena lubang kuncinya (reseptor) kurang,
maka glukosa yang masuk ke dalam sel sedikit, sehingga sel kekurangan bahan bakar (glukosa) dan
kadar glukosa dalam darah meningkat. Dengan demikian keadaan ini sama dengan keadaan DM tipe 1,
bdanya adalah pada DM tipe 2 disamping kadar glukosa tinggi, kadar insulin juga tinggi atau normal.
Pada DM tipe 2 juga bisa ditemukan jumlah insulin cukup atau lebih tetapi kualitasnya kurang baik,
sehingga gagal membawa glukosa masuk ke dalam sel. Di samping penyebab di atas, DM juga bisa
terjadi akibat gangguan transport glukosa di dalam sel sehingga gagal digunakan sebagai bahan bakar
untuk metabolism energy.
2. Classification DM?
Pengkajian
Pasien mengeluh sakit perut, sesak nafas, dan dada
berdebar.
Pasien memiliki riwayat diabetes gestasional.
Hasil lab analisa gas darah PH 7.0002 PCO2 16.3 PO
63.
Urine glukosa ++++ dan keton +++.
TD 130/80 mmHg, GDS 512 mg/dl, Na 136 Cl 99.
Diagnosa:
1. Ketidakefektifan pola nafas b.d penurunan
kemampuan bernafas.
2. Deifisit volume cairan b.d polinuria.
3. Resiko tinggi terjadinya gangguan pertukaran gas
b.d peningkatan keasamana akibat hiperglikemia.
10. AGD pada skenario diatas
Secara umum, nilai normal analisa gas darah adalah sebagai berikut: pH darah normal
(arteri): 7,38-7,42
1. Bikarbonat (HCO3): 22-28 miliekuivalen per liter
2. Tekanan parsial oksigen: 75 sampai 100 mm Hg
3. Tekanan parsial karbon dioksida (pCO2): 38-42 mm Hg
4. Saturasi oksigen: 94 sampai 100 persen.
Adapun hasil abnormal dapat menjadi tanda dari kondisi medis tertentu, sebagai
berikut:
1. pH darah: < 7,4, Bikarbonat: Rendah, pCO2: Rendah => Asidosis Metabolik,
contohnya pada gagal ginjal, syok, dan ketoasidosis diabetik (KAD).
2. pH darah: < 7,4, Bikarbonat: Tinggi, pCO2: Tinggi => Asidosis Respiratorik,
contohnya pada penyakit paru-paru, termasuk pneumonia atau PPOK.
3. pH darah: > 7,4, Bikarbonat: Tinggi, pCO2: Tinggi => Alkalosis Metabolik,
contohnya pada muntah kronis, kalium darah rendah (hipokalemia).
4. pH darah: > 7,4, Bikarbonat: Rendah, pCO2: Rendah => Alkalosis Respiratorik,
contohnya pada Bernapas terlalu cepat, rasa sakit, atau kecemasan.