Anda di halaman 1dari 15

SOL (SPACE OCCUPYING LESION ) –

LESI DESAK RUANG

Di Susun Oleh:
Sarah L Samori, S.ked
Yupie F Jaya.S.Ked

Pembimbing:
Dr. Ignatius I. Letsoin, Sp.S, M.Si, Med. FINS,FIINA
PENDAHULUAN

 Space occupying lesion atau lesi desak ruang merupakan generalisasi masalah tentang
adanya lesi pada ruang intrakranial khususnya yang mengenai otak. Penyebabnya
meliputi hematoma, abses otak dan tumor otak.
 Ruang intrakranial ditempati oleh jaringan otak, darah, dan cairan serebrospinal, Setiap
bagian menempati suatu volume tertentu yang menghasilkan suatu tekanan
intrakranial normal.
 Peningkatan volume salah satu dari ketiga unsur utama mengakibatkan desakan ruang
yang ditempati unsur lainnya dan menaikkan tekanan intracranial.
 Gejala yang ditimbulkan oleh SOL sangat tergantung kepada jenis lesi, ukuran, dan
lokasi.
DEFINISI

 Space occupying lesion intrakranial (lesi desak ruang


intrakranial) didefinisikan sebagai neoplasma, jinak atau
ganas, primer atau sekunder, serta setiap inflamasi yang
berada di dalam rongga tengkorak yang menyebabkan
peningkatan tekanan intrakranial dan menempati ruang
di dalam otak. Space occupying lesion intrakranial meliputi
tumor, hematoma, dan abses.
ETIOLOGI
 KLASIFIKASI :  Berdasarkan lokasi tumor dapat dibagi
 1. Jinak
menjadi :
 Riwayat trauma kepala
 1. Tumor Intradural
 Faktor genetic a. Acoustic Neuroma
b. Meningioma  a. Ekstramedular
 Paparan zat kimia yang bersifat
karsinogenik atau virus c. Pituitary adenoma  b. Cleurofibroma

d. Astrocytoma (grade1)  c. Meningioma Intramedular

 2. Malignant
 d. Apendimoma

a. Astrocytoma (grade 2)  e. Astrocytoma

b.Oligodendroglioma  f. Oligodendroglioma
 g. Hemangioblastoma
c. Apendymoma
 2. Tumor ekstradural
 Merupakan metastase dari lesi primer
PATOFISIOLOGI

 Ruang intrakranial ditempati oleh jaringan otak, darah, dan


cairan serebrospinal.
 Setiap bagian menempati suatu volume tertentu yang
menghasilkan suatu tekanan intrakranial normal.
 Peningkatan volume salah satu dari ketiga unsur utama
mengakibatkan desakan ruang yang ditempati unsur lainnya
dan menaikkan tekanan intrakranial.
PATOFISIOLOGI

 Lesi desak ruang secara umum menyebabkan peningkatan


tekanan intracranial melalui dua mekanisme dasar :
 Penambahan volume otak oleh jaringan neoplasma :
 Tekanan oleh masssa neoplasma
 Tekanan oleh oedema serebri
 Mekanisme obstruksi pada:
 Obstruksi aliran CSS
 obstruksi sitem vena
 Obstruksi absorbsi CSS
GEJALA KLINIS

 Nyeri kepala, edema papil dan muntah sebagai karakteristik peninggian TIK. Gejala
klinik umum timbul karena peningkatan tekanan intracranial, meliputi :
 Nyeri kepala
 Nausea/muntah
 Papil edema
GEJALA KLINIK LOKAL
e. Tumor pada Ventrikel Tiga
a. Tumor Lobus Frontal
 Tumor didalam atau yang dekat dengan ventrikel tiga
 Tumor lobus frontal menyebabkan terjadinya kejang umum menghambat ventrikel atau aquaduktus dan menyebabkan
yang diikuti paralisis post iktal. hidrosepalus.
b. Tumor Lobus Temporalis f. Tumor Batang Otak
 Gejala tumor lobus temporalis antara lain disfungsi traktus  terutama ditandai oleh disfungsi saraf kranialis, defek lapangan
kortikospinal kontralateral, deficit lapangan pandang homonim pandang, nistagmus, ataksia dan kelemahan ekstremitas
perubahan kepribadian, disfungsi memori dan kejang parsial
kompleks g. Tumor Serebellar

c. Lobus Parietal  Muntah Berulang dan sakit kepala dibagian oksiput merupakan
gejala yang sering ditemukan pada tumor serebellar.
 dapat menimbulkan gejala modalitas sensori, kortikal
hemianoksi homonym h. Tumor Hipotalamus

d. Tumor Lobus Oksipital  Gangguan perkembangan seksual pada anak-anak, gangguan


cairan cerebrospinal.
 Tumor lobus oksipital sering menyebabkan hemianopsia
homonym yang kongruen. i. Tumor Fosa Posterior
 Gangguan berjalan nyeri kepala dan muntah disertai dengan
nistagmus
DIAGNOSIS
 Anamnesis:
 pasien biasanya datang dengan keluhan yang menandakan peningkatan tekanan intracranial seperti
nyeri kepala, kejang, penurunan kesadaran, muntah dan gangguan penglihatan.
 Nyeri kepala yang dirasakan mungkin lebih berat pada pagi hari, dan diperberat saat beraktivitas,
atau saat batuk, bersin dan mengedan.
 Muntah yang dialami pasien biasanya merupakan muntah yang menyembur (projectile vomiting).
 Keluhan penurunan kesadaran pada pasien dengan Space-occupying lesion (SOL) intrakranial sering
bersifat perlahan-lahan dimana pasien dikatakan semaking sering mengantuk dan tidak aktif.
 Kejang pada pasien dicurigai dengan Space-occupying lesion (SOL) dapat bersifat parsial atau umum.
Pasien dengan riwayat kejang harus ditelurusi dengan teliti riwayat kejangnya karena pasien dengan
kejang umum bisa dimulai dengan kejang parsial awalnya.
 Pemeriksaan fisik neurologis :
 Tanda-tanda dari Space-occupying lesion (SOL) intrakranial bervariasi dan tergantung letak dan jenis
lesi di otak. Secara umum, tanda-tanda yang sering ditemukan pada pasien SOL adalah tanda-tanda
peningkatan intrakranial seperti papila edem dan hidrosefalus. Selain itu, dapat juga ditemukan
parase ekstrimitas, ataksia dan gangguan gait.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 CT Scan : Memberi informasi spesifik mengenal jumlah, ukuran, kepadatan, jejas tumor, dan meluasnya
edema serebral sekunder serta memberi informasi tentang sistem vaskuler.
 MRI : Membantu dalam mendeteksi jejas yang kecil dan tumor didalam batang otak dan daerah
hiposisis, dimana tulang menggangu dalam gambaran yang menggunakan CT Scan
 Biopsi stereotaktik : Dapat mendiagnosa kedudukan tumor yang dalam dan untuk memberi dasar
pengobatan serta informasi prognosis.
 Angiografi : Memberi gambaran pembuluh darah serebal dan letak tumor
 Elektroensefalografi (EEG) : Mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah yang ditempati tumor
dan dapat memungkinkan untuk mengevaluasi lobus temporal pada waktu kejang.
TERAPI

 Pembedahan
 Radioterapi
 Kemoterapi
 Antikonvulsan
 Antibiotik
 Kortikosteroid
 Head up 30-45
 Diuretika osmosis
KESIMPULAN

 SOL pada otak umumnya berhubungan dengan malignansi namun keadaan patologi
lain meliputi abses otak atau hematom. Adanya sol dalam otak akan menyebabkan
gambaran seperti tumor, yang meliputi gejala umum yang berhubungan dengan
peningkatan tekanan intera cranial, perubahan tingkah laku, false localizing sign serta
kelainan tergantung pada lokasi tumor. Tumor juga dapat menyebabkan infiltrasi dan
kerusakan pada struktur organ yang penting seperti terjadinya obstruksi pada aliran
cairan serebrospinalis yang menyebabkan hidrose falus dan menginduksi angiogenesis
dan edema paru.

TERIMA KASIH…

Anda mungkin juga menyukai