Anda di halaman 1dari 15

Dosen Pembimbing : Ernawati,. S.Kep,.

Ns
Mata Kuliah : KMB II
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
1. Dinda Eka Yuliani
2. Herlina
3. Kristin D.W
4. I putu Eka
5. M. Nazamuddin
6. M. Achyar
7. Putri Humairoh
8. Siska Lusyana
9. Winda Arianty
10. Tarno Agus Saputro
11. Khaeruddin
12. Verra julio Nitta
PEMBAGIAN ABDOMEN DENGAN 9
REGION
1 = Regio epigastrium.
2 = Regio hipokondrium kiri.
3 = Regio hipokondrium
kanan.
4 = Regio umbilicus.
5 = Regio lumbal kiri.
6 = Regio lumbal kanan.
7 = Regio hipogastrium.
8 = Regio iliaka kiri.
9 = Regio iliaka kanan.
Pengkajian
1.Inspeksi : Amati bentuk perut secara umum, warna kulit, adanya retraksi,
penonjolan, adanya ketidak simetrisan,adanya asites.
2.Auskultasi : Auskultasi dilakukan pada keempat kuadran abdomen. Dengarkan
peristaltik ususnya selama satu menit penuh. Bising usus
normalnya 5-30 kali/menit. Jika kurang dari itu atau tidak ada
sama sekalikemungkinan ada peristaltik ileus, konstipasi,
peritonitis, atau obstruksi. Jika peristaltik usus terdengarlebih
dari normal kemungkinan klien sedang mengalami diare.
3. Perkusi : Lakukan perkusi pada kesembilan regio abdomen. Jika perkusi
terdengar timpani berarti perkusidilakukan di atas organ yang
berisi udara. Jika terdengar pekak, berarti perkusi mengenai
organ padat.
4. Palpasi
Palpasi ringan : Untuk mengetahui adanya massa dan respon nyeri tekan letakkan
telapak tangan pada abdomen secara berhimpitan dan
tekan secara merata sesuai kuadran.
Palpasi dalam : Untukmengetahui posisi organ dalam seperi hepar, ginjal,
limpa dengan metode bimanual/2 tangan
PEMERIKSAAN FISIK PADA KESULITAN
MENGUNYAH DAN MENELAN
 Keadaan umum pasien
 Pemeriksaan rongga mulut, evaluasi gerakan dan
kekuatan otot mulut dan otot lidah.
 Pemeriksaan orofaring, pergerakan palatum mole,
sensibilitas orofaring dgn sentuhan spatel lidah,
cari refleks muntah, refleks menelan, dan evaluasi
suara (keterlibatan laring)
 Pemeriksaan faring-laring : gerakan pangkal lidah,
gerakan arkus faring, uvula, epiglotis, pita suara,
plika ventrikularis dan sinus piriformis.
 Pemeriksaan neurologi fungsi motorik dan sensorik
saraf kranial
 Periksa posisi dan kelenturan leher/tulang
servikal, evaluasi massa leher, pembesaran KGB
leher dan trauma
Pemeriksaan Abdomen
Pemeriksaan fisik abdomen dilakukan untuk
mengetahui adanya kelainan abdomen pada
pasien. Pemeriksaan fisik abdomen
prosedurnya diawali, memperkenalkan diri dan
menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan.
Penderita dipersilahkan untuk membuka baju
seperlunya dan meminta berbaring dengan
posisi pemeriksa disebelah kanan pasien.
Penderita dibuat rileks dengan menekuk lutut
dan mengajak berbicara. Penderita diminta
untuk memberikan respon terhadap
pemeriksaan (rasa sakit) dll. Prinsip
pemeriksaan abdomen yakni: Inspeksi-
Auskultasi-Perkusi-Palpasi
INSPEKSI
Kandung kencing dalam keadaan kosong
1. Posisi berbaring, bantal dikepala dan lutut
sedikit fleksi
2. Kedua lengan, disamping atau didada
3. Mintalah penderita untuk menunjukkan
daerah sakit untuk dilakukan pemeriksaan
terakhir
4. Lakukan inspeksi, dan perhatikan Kedaan
kulit dan permukaan perut
 Normalnya : datar, tidak tegang, Strie
livide/gravidarum, tidak ada lesi
 Abnormal :
 Strie berwarna ungu  syndrome
chusing
 Pelebaran vena abdomen  Chirrosis
 Dinding perut tebal  odema
 Berbintil atau ada lesi  neurofibroma
 Ada masa / benjolan abnormal  tumor
LANJUTAN...
6. Perhatikan bentuk perut
 Normal : simetris
 Abnormal :
 Membesar dan melebar  ascites
 Membesar dan tegang  berisi udara ( ilius )
 Membesar dan tegang daerah suprapubik  retensi urine
 Membesar asimetris  tumor, pembesaran organ dalam perut
7. Perhatikan Gerakan dinding perut
 Normal : mengempis saat ekspirasi dan menggembung saat
inspirasi, gerakan peristaltic pada orang kurus.
 AbnormaL:
 Terjadi sebaliknya  kelumpuhan otot diafragma
 Tegang tidak bergerak  peritonitis
 Gerakan setempat  peristaltic pada illius
 Perhatikan denyutan pada didnding perut
 Normal : dapat terlihat pada ephigastrika pada orang kurus
8. Perhatikan umbilicus, catat adanya tanda radang dan hernia
AUSKULTASI
1. Gunakan stetoskop sisi membrane dan hangatkan
dulu
2. Lakukan auskultasi pada satu tempat saja
(kwadaran kanan bawah), catat bising dan
peristaltic usus.
 Normal : Bunyi “ Klikc Grugles “, 5-35X/mnt
 Abnormal :
 Bising dan peristaltic menurun / hilang  illeus
paralitik, post operasi
 Bising meningkat “ metalik sound “  illius
obstruktif
 Peristaltik meningkat dan memanjang
(borboritmi) diare, kelaparan
3. Dengan merubah posisi/menggerakkan abdomen,
catat gerakan air (tanda ascites)
 Normalnya : tidak ada
4. Letakkan stetoskop pada daerah ephigastrik, catat
bising aorta,
 Normal : tidak ada.
PERKUSI
1. lakukan perkusi dari kwadran kanan atas memutar
searah jarum jam, catat adanya perubahan suara
perkusi :
 Normalnya : tynpani, redup bila ada organ
dibawahnya ( misal hati )
 hepar untuk menentukan batas dan tandaAbnormal
:
○ Hypertympani  terdapat udara
○ Pekak  terdapat Cairan
2. lakukan perkusi di daerah pembesaran hepar.
Cara :
 Lakukan perkusi pada MCL kanan bawah umbilicus
ke atas sampai terdengar bunyi redup, untuk
menentukan batas bawah hepar.
 Lakukan perkusi daerah paru ke bawah, untuk
menentukan batas atas
 Lakukan perkusi di sekitar daerah 1 da 2 untuk
menentukan batas-batas hepar yang lain.
PALPASI
Cara Kerja :
1. Beritahu pasien untuk bernapas dengan mulut, lutut
sedikit fleksi.
2. Lakukan palpasi perlahan dengan tekanan ringan, pada
seluruh daerah perut
3. Tentukan ketegangan, adanya nyeri tekan, dan adanya
masa superficial atau masa feces yang mengeras.
4. Lanjutkan dengan pemeriksaan organ
LANJUTAN...
Hati
 Letakkan tangan kiri menyangga belakang penderita pada coste 11
dan 12
 Tempatkan ujung jari kanan ( atas - obliq ) di daerah tempat
redup hepar bawah / di bawah kostae.
 Mulailah dengan tekanan ringan untuk menentukan pembesaran
hepar, tentukan besar, konsistensi dan bentuk permukaan.
 Minta pasien napas dalam, tekan segera dengan jari kanan secara
perlahan, saat pasien melepas napas, rasakan adanya masa hepar,
pembesaran, konsistensi dan bentuk permukaannya.
Normal : tidak teraba / teraba kenyal, ujung tajam.
Abnormal :
 Teraba nyata ( membesar ), lunak dan ujung tumpul 
hepatomegali
 Teraba nyata ( membesar ), keras tidak merata, ujung ireguler 
hepatoma
LANJUTAN...
Lien
 Letakkan tangan kiri menyangga punggung kanan
penderita pada coste 11 dan 12
 Tempatkan ujung jari kanan ( atas - obliq ) di bawah
kostae kanan.
 Mulailah dengan tekanan ringan untuk menentukan
pembesaran limfa
 Minta pasien napas dalam, tekan segera dengan jari
kanan secara perlahan, saat pasien melepas napas,
rasakan adanya masa hepar, pembesaran, konsistensi
dan bentuk permukaannya.
Normal : Sulit di raba, teraba bila ada pembesaran

Anda mungkin juga menyukai