Anda di halaman 1dari 112

Bimbingan Pra-Ujian Bedah

INTISARI / KATA-KATA KUNCI


dalam skenario kasus bedah
Ahmad Fawzy
Lab Ilmu Bedah RS Margono Soekarjo
Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
BEDAH DIGESTIF
Kata-kata kunci
Hernia (level 3)
• Adanya protrusi isi sebuah rongga
anatomi melewati lokus minorisnya
membentuk sebuah kantung (sac)
abnormal
Klasifikasi berdasar kondisi isi kantung
•Viskus / usus
• Isi : liquid sisa cerna, udara
• Peristalsis  pushing movement, twisting  trapped (incarcerated)
• Berkas V – A – N
• Vena terhimpit  stasis, edema, backward flow  stasis, edema makin banyak  arteri
• Arteri terhimpit  iskemia dan hipoksia jaringan (tercekik, strangled), nyeri  nekrotik
• Nervus terhimpit  paralisis peristalsis  distensi

•Hernia: REPONIBEL – INKARSERATA – STRANGULATA


• Reponibel  ELEKTIF, herniotomi dan herniorafi (mesh)
• Inkarserata  CITO, herniotomi, reposisi usus, herniorafi (mesh)
• Strangulata  CITO, laparotomy-herniotomi, herniorafi (mesh), reseksi usus
non-vital, anastomosis ATAU diversi (stoma)
Peritonitis (level 3)
Inflamasi pada rongga peritoneum akibat reaksi dinding peritoneum
berkontak dengan benda asing / spillage
Benda asing → dari organ intraabdomen
• Organ berongga (saluran cerna) : udara, isi viskus (udara, padat/fekal, liquid)
• Organ padat : blood-containing → darah
Spillage / tumpahan
• Cairan : darah (trauma), pus (infeksi), sisa metabolisme (upper GI)
 sifat cairan ke segala arah: klinis peritonitis umum
 USG : cairan bebas +
• (Semi-) Padat : feses, sisa metabolisme (lower GI)
 sifat padat tidak leluasa berpindah: klinis peritonitis lokal
 USG : cairan bebas minimal / -
Peritonitis
Udara : peritonitis minimal, perkusi sonor di lapang teratas abdomen
• USG abdomen hasil (-)
• Foto polos abdomen gambaran radiolusensi di lapang abdomen
• Lab darah Hb normal
Cair : peritonitis umum
• USG abdomen memberi konfirmasi (+) cairan bebas
• Foto polos abdomen hasil (-)
• Lab darah Hb normal → perforasi usus lebih proksimal
• Lab darah Hb turun → ruptur hepar/lien
Padat : peritonitis localized → perforasi usus lebih distal
• USG hasil (-)
• Foto polos abdomen gambaran radiolusensi (pasti ada udara yang keluar)
• Lab darah Hb normal, leukositosis
Perforasi usus (level 3)
Perforasi usus : tergantung penyebab dan lokasi+spillage nya
• Trauma, upper GI : tumpahan masih liquid, ingat kemungkinan ada cedera
hepar dan/atau lien  peritonitis umum, USG cairan bebas +, bila hepar
dan/atau lien kena maka cairan bebas +++ dan Hb turun. Febris belakangan.
• Trauma lower GI : tumpahan (semi-) padat, ada kemungkinan cedera hepar
dan/atau lien jika perforasi di kolon tranversal  peritonitis cenderung lokal
dan USG minimal, kecuali bila hepar dan/atau lien kena maka peritonitis
umum, USG cairan bebas +++ dan Hb turun. Febris belakangan.
• Inflamasi, upper GI : didahului febris, tumpahan masih liquid  peritonitis
umum, USG cairan bebas +, Hb normal, leukositosis hebat
• Inflamasi, lower GI : didahului febris, tumpahan (semi-) padat  peritonitis
lokal, USG cairan bebas -, Hb normal, leukositosis hebat
Ruptur hepar dan/atau lien
• Riwayat trauma
• ABCD sirkulasi : pucat, dingin, turun kesadaran
• Tanda-tanda peritonitis umum
• Hb turun cepat
• Tata laksana :
• Resusitasi renjatan
• Cito laparotomi eksplorasi  damage control : reseksi, packing kasa
Apendisitis akut
• Nyeri perut kanan bermigrasi dari
awalnya tidak nyaman pada ulu
hati
• Anoreksia, mual-muntah
• McBurney sign: nyeri tekan perut
kanan Bawah
• Blumberg sign: nyeri lepas perut
kanan bawah
• Demam
• Leukositosis, shift to the left
• ALVARADO
Rovsing sign
• Palpasi dalam di fossa iliaka kiri
menyusur ke atas sesuai
kebalikan struktur kolon
• Prinsip: mendorong isi kolon
balik ke ileosaekal  tekanan di
sekitar apendiks meningkat 
bila apendiks meradang NYERI
di fossa iliaka kanan
Obturator sign
• Pada saat manuver endorotasi pasif paha
yang sebelumnya difleksikan lututnya 
otot obturator internus meregang dan
menyentuh apendiks meradang yang ada di
anteriornya
Psoas sign
• Saat tungkai atas dieksteksikan
dan dorsofleksi ke posterior 
otot psoas akan teregang ke
arah posterior dan menyentuh
apendiks retroperitoneal yang
meradang
Obstruksi saluran cerna mekanik
(alias ILEUS jadul)
• Obstruksi = hambatan pasase, hambatan alir isi lumen
• Obstruksi saluran cerna
• Paralitik  hambatan karena peristalsis kehilangan daya (masalah
elektrolit, inervasi, dll)
• Mekanik  hambatan karena masalah secara fisik; meski peristalsis baik,
alir isi tidak bisa lewat menuju distal
• Ekstralumen : tumor organ sekitar yang menekan dinding usus, hernia inguinal
• Dinding : invaginasi/intususepsi, karsinoma kolorektal
• Intralumen : fekolit, bolus cacing
TRIAS OBSTRUKSI SALURAN CERNA
• GEJALA #1 : karena tidak ada aliran ke distal, maka  GANGGUAN
POLA DEFEKASI (total, parsial, diare, “kotoran kambing”)
• GEJALA #2 : karena terhambat tidak bisa ke distal sementara asupan
masih terus berjalan, akumulasi intra lumen proksimal dari lesi 
DISTENSI USUS DAN ABDOMEN
• GEJALA #3 : karena akumulasi terus berjalan dan distensi usus
mengakomodasi isi lumen terbatas oleh dimensi rongga abdomen
maka terjadi backflow  MUNTAH FEKAL
#1 Pola defekasi
• Ingat anatomi saluran cerna dan isinya : upper GI vs lower GI
• Ingat fisiologi jika ada hambatan, maka respons alami adalah
meningkatkan daya gerak untuk “mendorong” lewatnya isi aliran 
hiperperistaltik

• Jika obstruksi total  tidak bisa BAB, tidak bisa flatus


• Jika obstruksi parsial di upper GI : isi cair + hiperperistalsis  DIARE
• Jika obstruksi parsial di lower GI : isi (semi-) padat + peristalsis 
seperti “kotoran kambing”
#2 Distensi
• Darm contour (German, terlihat lekuk-lekuk usus di dinding perut)
• Darm steifung (German, terlihat gerak kuat usus di dinding perut)

 Hanya bisa diidentifikasi pada pasien yang sudah mengalami


kaheksia dan sindrom malabsorpsi
#3 Muntah fekal
Muntah dengan karakteristik isi usus

 Warna kehijauan, berbau khas seperti feses


Kolesistitis, kolelitiasis
Pankreatitis
BEDAH ORTOPEDI
Kata-kata kunci
• Biasakan untuk menyebut diagnosis FRAKTUR TERBUKA atau
FRAKTUR TERTUTUP, jangan hanya fraktur
Untuk membiasakan sistematisasi dan antisipasi komplikasi
• Fraktur terbuka: perdarahan, syok, infeksi
• Fraktur tertutup: sindroma kompartemen
• R.I.C.E.
• Rest  imobilisasi
• Ice  pain management, mengurangi keluhan radang
• Compression  memperbaiki sirkulasi, mengurangi edema, peradangan
• Elevation  mengurangi edema
Fraktur terbuka
• Setiap trauma dengan deformitas tulang / bentuk ekstremitas DAN
ada luka  curiga fraktur terbuka
• Fraktur terbuka:
• Risiko masalah hemodinamik: perdarahan, syok  lihat tanda vital
• Risiko komplikasi infeksi  demam, produksi pus, leukositosis
• Penunjang:
• Radiologis 2 x 2  2 proyeksi (AP & lat), terlihat 2 sendi proksimal-distalnya
• Lab darah: Hb dan leukosit
Fraktur terbuka
• Manajemen pra-rujuk:
• Resusitasi dan stabilisasi hemodinamik bila ada syok
• Debridement dengan jet lavage NaCl 0,9%
• Kendali perdarahan dengan bebat tekan
• Imobilisasi dengan bidai fiksasi 3 titik
• Analgesia
• Antibiotik  S. aureus, E. coli, Enterobacter, Streptokokus, P. aureus
Fraktur tertutup dan
sindroma kompartemen
• Tersering pada kompartemen anterior ekstremitas
inferior  fraktur tertutup tibia
• Lokasi lain: fraktur tertutup femur, humerus,
pedis
• FASIOTOMI
Fraktur klavikula
Fraktur-dislokasi distal radius : Colles vs Smith
Fraktur Colles
Fraktur Smith
Splinting
Fraktur A dislokasi B : Monteggia vs Galeazzi
Fraktur Monteggia
• Fraktur 1/3
proksimal ulna
disertai dislokasi
kaput radius
Fraktur Galeazzi
• Fraktur 1/3 distal
radius disertai
dislokasi sendi
radioulnaris distal
Dislokasi panggul
• Hip joint sangat stabil, butuh • Jika posisi awal tungkai saat trauma
gaya/energy besar untuk benturan ABDUKSI  disertai fraktur
asetabulum
menyebabkan dislokasi
• Jika posisi awal tungkai saat trauma
• Tersering  dislokasi posterior benturan ADDUKSI  hanya dislokasi
posterior
Mallet/baseball finger
• Fraktur basis falangs distal pada
sendi DIP di insersi tendon
ekstensor yang menyebabkan
ikutan ruptur tendon tsb
• Penyebab:
• High speed bumping at fingertip
(baseball catch)
• Luka sayat
• Splinting 6-8 minggu
• Surgical repair  jarang
Deformitas leher angsa
• Hiperekstensi PIP
• Fleksi DIP
• RA, komplikasi Mallet
Boutonniere
• Hiperekstensi DIP dan MCP
• Fleksi PIP
• Laserasi/rupture tendon,
dislokasi PIP, fraktur falangs
proksimal, OA, RS
Cedera ant. cruciate ligament (ACL)
• Cedera lutut tersering, sports
accident, overstretching
• Ruptur: parsial, komplit
• Nyeri, bengkak, ROM terbatas,
tidak bisa berjalan
• Non operasi: RICE, fisioterapi
• Operasi: repair ligamen
Osteogenesis imperfecta
Osteoporosis & fraktur patologis
Osteomalasia / Ricketsia
• Defisiensi vitamin D  osteoid gagal
mineralisasi, tulang lunak
• Kebanyakan asimtomatik, dari X-ray
• Ngilu di paha atau tulang yg terkena,
teraba nyeri jika ditekan
• Lemah motorik otot di sekitar tulang
yang terkena gangguan aktivitas
• Chronic fatigue
• Penunjang:
• Radiologi: hipodensitas, dismorfik
korteks
• Calcium darah
• Terapi : preparat Ca, vitamin D
Akondroplasia
• “without cartilage formation”
 dwarfism (cebol)
• Proporsi batang tubuh normal,
proporsi ekstremitas yang
memendek, hipotonia
• Kelainan genetik di reseptor
hormone pertumbuhan
fibroblast
Displasia fibrosa
• Kondisi di mana tulang / bagian
tertentu tulang digantikan oleh
jaringan ikat  lebih lemah,
rentan fraktur, deformitas
Tenosinovitis supuratif
• Peradangan selubung tendon
• Penyebab:
• Mikrotrauma berulang  non
supuratif?  oral KS
• Infeksi supuratif  operasi
drainase, antibiotik
Osteosarkoma
• Keganasan tulang yang sering
dijumpai pada usia muda, remaja
dan anak
• Mesenkim tulang, produksi osteoid
berlebihan, pada metafisis, biasanya
mengenai tulang-tulang besar
• Benjolan dan nyeri pada lokasi tumor
beberapa minggu/bulan
• Radiologi: destruksi korteks, ekspansi
ke dalam dan menginfiltrasi sumsum
tulang, ekspansi ke luar mendesak
jaringan lunak, reaksi periosteum
Sarkoma Ewing
• Keganasan tulang tersering, pada
anak dan remaja
• “in and around” the bone
• Tersering pada tulang femur, ilium,
fibula, tibia
• Nyeri, bengkak/benjolan
• Radiologi: lesi osteolitik berbatas
tidak jelas di dalam tulang, ada
reaksi periosteal  MRI
• Metastasis jauh
• Kemoterapi
Spondylitis TBC (level 3)
• Spondilitis: peradangan sendi
intervertebra
• Ankylosing : fusi corpus
vertebra  postur (kifosis),
gangguan gerak
• Radiologis: bamboo spine
• Terapi:
• OAT
• simtomatik: NSAID, DMARD,
injeksi KS
• Artroplasti
Trauma sendi: dislokasi, subluksasi
• Dislokasi: permukaan sendi • Gambaran klinis:
tergeser, tak ada kontak • Nyeri, limited ROM
• Deformitas sendi, posisi tulang-
• Subluksasi: ada pergeseran tulang tidak normal
tetapi ada permukaan sendi • Postur tertentu
yang masih beraposisi. • Radiologis: konfirmasi Dx/
• Dislokasi harus direduksi secepat mungkin,
anastesia umum, pelemas otot
• Jika ada robek ligament  operasi repair
• Imobilisasi 3-4 minggu
Ruptur tendon Achilles (level 3B)
• Saat forceful jump, lari, pivot
• Nyeri, bengkak, memar, susah
menapak/jinjit saat jalan
• Ada luput isi (defek, gap) di
posterior cruris
• Penunjang: MRI
• Parsial: imobilisasi cast/walking
boot 3-4 minggu lanjut
fisioterapi
• Total  operasi
Lesi meniskus medial dan lateral (level 3B)
• Meniskus: fibrokartilago di
antara condyles femur dan
condyles tibia  peredam getar
• Sebab:
• Pada dewasa muda:
sports injury, saat
lutut fleksi terpuntir
• Pada lansia:
degeneratif, artritis
• Manajemen:
• Red zone 
menyembuh
• White zone 
operasi artroskopi
BEDAH SARAF
Kata-kata kunci
KOMPETENSI
Spina bifida (level 2)
Abses otak (level 2)
Hidrosefalus (level 2)
Spondilitis TB (level 3A)
Tumor primer (level 2)
Tumor sekunder (level 2)
Hematom intraserebral (level 3B)
Perdarahan subarakhnoid (level 3B)
Perdarahan epidural, subdural (level 3B)
DASAR FISIOLOGI SSP
• Otak sebagai sebuah unit kelistrikan, gradasi amplitude gelombang
listrik dari core paling besar semakin ke superfisial semakin kecil.
• Gejala lesi di superfisial  penurunan kesadaran dalam berbagai gradasi
• Gejala lesi di core/pusat  kejang
• Rongga intrakranium sangat terbatas: SOL  TIK meningkat
 serebral: sakit kepala hebat
 area postrema di medulla : muntah proyektil tanpa mual
• Ruang subdural lebih expandable karena batas-batasnya longgar,
ruang epidural lebih terbatas karena batas eksternalnya rigid (tulang
tengkorak)
Spina bifida
Sejak lahir, lokasi di area tertentu di sepanjang spine
Genetik, defisiensi folat, ibu obese/DM
Occulta : ada rambut, deposit lemak, cekungan
Meningocel : ada tonjolan (isi meninges), tidak ada defisit neurologis
Myelomeningocele : ada tonjolan jelas di punggung, bisa berbentuk
kantung berlapis kulit di punggung (isi meninges dan medulla spinalis),
bisa juga tissue/nerve exposed
• Kelemahan otot ekst. bawah, inkontinensia, kejang
• Obstruksi CSS  hidrosefalus  ventricular shunt
• Tissue exposed  infeksi, meningitis
X-ray : defek / radiolusensi pada corpus vertebra
Op : reposisi isi kantung, tutup defek dengan titanium mesh, rekonstruksi
jar.lunak
Abses otak
• Gejala akut (< 2 minggu), trias abses otak
• Demam (50%)
• Sakit kepala hebat sesuai lokasi (70%)
• Defisit neurologis fokal (60%)
• Gejala lain sesuai lokasi abses (penurunan kesadaran 20%, kejang 25%, kaku
kuduk 25%) dan volum abses (mual-muntah 40%, papilledema 25%)
• D/ komplikasi  cari riwayat infeksi lokal sebelumnya (otitis, mastoiditis, sakit
gigi, sinusitis, meningitis), riwayat kraniotomi
• Tersering frontotemporal, terjarang oksipital
• S. aureus, streptokokus
• MRI lebih sensitive, CT-scan kontras lebih mudah  bentukan berkapsul
• Operasi eksisi drainase + AB intravena 4-8 minggu (Cefotaxime + Metronidazole)
Hidrosefalus
• Produksi, aliran, absorpsi
abnormal CSS
• Sejak lahir. Gejala paling nyata
dimensi kepala membesar.
Spondylitis TBC (level 3)
• Spondilitis: peradangan sendi
intervertebra
• Ankylosing : fusi corpus
vertebra  postur (kifosis),
gangguan gerak
• Radiologis: bamboo spine
• Terapi:
• OAT
• simtomatik: NSAID, DMARD,
injeksi KS
• Artroplasti
Tumor otak primer
• Gejala SOL dan gejala berdasar lokasi lesi
• Jenis:
• Neuroepitel  glioma  astrositoma
• Meningioma : tumbuh lambat, wanita, fase lanjut bisa kejang dan visual
loss
• Bedah dan radioterapi
• Hemangioma
• Neuroma akustik : dari N8 1 sisi  gangguan dengar, tinnitus,
keseimbangan
• Kraniofaringioma : anak-anak, usia muda
• Meduloblastoma : ganas, pada anak-anak
Tumor otak sekunder
• Metastasis
• Jenis:
• Karsinoma paru  TERBANYAK, dalam 6-9 bulan pascaterdeteksi karsinoma paru,
lokasi meta multipel
• Karsinoma payudara  terbanyak #2 pada wanita, dalam 2-5 tahun
pascaterdeteksi karsinoma payudara, wanita pramenopause, > 2 lokasi metastasis
• Melanoma malignan  terbanyak #2 pada pria, beberapa tahun pascalesi primer
melanoma, lokasi meta multipel, mungkin pada meningens, hipervaskular
• Karsinoma kolon  beberapa tahun pascaterdeteksi karsinoma kolon, lokasi meta
tunggal
• Karsinoma renal  beberapa tahun pascalesi primer karsinoma renal, lokasi meta
tunggal, hipervaskular
Tata-laksana tumor otak
• Terapi non-operatif:
• Steroid (Deksametason) untuk meredakan sembab otak dan mengurangi
TIK
• Antikejang
• Operatif: reseksi, tumor removal
• Tumor tunggal, > 3 cm
• Bukan area bicara, bukan area motoric
• Tidak ada kelainan klinis sistemik signifikan
• Radioterapi
Perdarahan Intrakranial
Perdarahan epidural EDH (level 3)
• 85% perdarahan intrakranium traumatika
• Di antara kranium dan dura
• Arteria meningea media  arus alir kuat  cepat, progresif
• Ingat anatomi rongga epidural  tidak bisa ekspansi ke arah luar,
bebas mendesak ke bawah/otak, arus alir dan turbulensi  fokal
• Gejala: penurunan kesadaran yang semakin memburuk dengan
cepat, sangat jarang ada gejala neurologis tambahan
• Fase lanjut: interval lusid, bebas gejala  TIDAK ADA EDH KRONIS
• Radiologi : cembung (bikonveks), margin tegas, tidak melintas sutura
Perdarahan subdural SDH (level 3)
• 10-20% perdarahan intrakranium traumatika, biasanya pada lansia
• Di antara dura dan permukaan girus otak
• Bridging veins  merembes  lambat
• Ingat anatomi rongga subdural  loose  sesuai sifat cairan bisa
ekspansi ke arah mana saja, selama ada ruang bebas tidak
berakumulasi  gejala neurologis tidak berat, namun difus,
seringkali ada gejala neurologis tambahan
• Gejala: penurunan kesadaran perlahan-lahan, seiring waktu kadang
ada gejala neurologis tambahan  ADA SDH KRONIS
• Radiologi : bulan sabit/pipih, margin internal tidak tegas
Perdarahan subarachnoid SAH (level 3)
• Di antara arachnoid dan pia mater
• Ekspansi ke sentral/core
• Spontan: ruptur hipertensif /
stroke hemoragik, ruptur
malformasi arteri, ruptur
aneurisma  trauma (jarang)
• Gejala : SOL, sentral/core
• Sakit kepala hebat, oksipital
• Muntah proyektil
• Meningismus
• Papiledema, diplopia
• Kejang (jarang)  sugestif!
BEDAH UROLOGI
Kata-kata kunci
KOMPETENSI
Karsinoma sel renal (level 2) Varikokel, hidrokel (level 2)
Tumor Wilms (level 2) Fimosis, parafimosis (level 4A)
Cedera ginjal akut (level 2) Torsio testis (level 3B)
Kolik ginjal (level 3A) Ruptur ginjal (level 3B)
Batu saluran kemih tanpa kolik (level Ruptur buli-buli (level 3B)
3A)
Ruptur uretra (level 3B)
Ginjal tapal kuda (level 1)
Pembesaran prostat jinak (level 2)
Hipospadia, epispadia (level 2)
Karsinoma prostat (level 2)
Testis tidak turun / kriptorkidismus
(level 2) Striktur uretra (level 2)
Priapismus (level 3B)
Tumor Wilms (nefroblastoma)
80% neoplasma pada anak-anak
Ibu terpajan : pestisida, hidrokarbon, substansi pewarna rambut
 okupasional
Pada usia 1-3 tahun
Massa abdomen
Nyeri abdomen
Hipertensi
Hematuria
Nyeri kolik ginjal
FOXUS
Fosfat
Oksalat Kalsium
Xantin
Urat – LU!
Sistein
Ginjal tapal kuda
Kelainan kongenital ginjal
terbanyak  2 ginjal fusi di pole
bawah oleh jaringan parenkim
Hilus menghadap anterior
Sindroma Turner, Trisomi 18
Hipospadia, epispadia
Testis tidak turun
Undescended testicles (UDT), kriptorkidismus
Fimosis vs parafimosis
Torsio testis
Ruptur buli-buli
Eksternal  trauma tembus, terluka fragmen fraktur pelvis
Internal  cedera sistoskopi, operasi, trauma tumpul/straddle injury
Gross hematuria (80%), nyeri suprapubic
Ruptur  intraperitoneal VS ekstraperitoneal  sistogram retrograd
Ruptur uretra anterior
Pars bulbosa, pendulosa, fossa navicular
Jarang
Straddle injury, trauma tumpul
mengenai penis, trauma tajam
Tidak bisa kencing, mengosongkan
kandung kemih
Ekimosis pada perineum/penis
Butterfly hematoma
Kontraindikasi kateter Folley 
sistostomi
Uretrografi retrograde, CT-scan (ideal)
Ruptur uretra posterior
• Ruptur POSTERIOR :
• Pars membranasea, prostatika
• Straddle injury, fraktur pelvis
• Trias:
• Tanda curiga fraktur pelvis (jejas
pada perineum/suprapubik,
tanda peritonitis)
• Darah pada meatus
• Akumulasi urin VU distended
• Floating prostate
• Kontraindikasi kateter Folley  sistostomi
• Uretrografi retrograde, CT-scan (ideal)
Hiperplasia Prostat Jinak
Karsinoma Prostat
Karsinoma Prostat
Upper pole of prostate
pada karsinoma prostat
Upper pole of prostate pada BPH
Skor IPSS
Antigen Spesifik Prostat, PSA
BEDAH PLASTIK
REKONSTRUKSI
Kata-kata kunci
THERMAL/ELECTRIC/CHEMICAL WOUND
• Diagnosis : Jenis lukanya, derajat kedalaman, persentase luas,
komorbid
• Jenis luka : termal, elektrik, kimia
• Derajat :
• 1  epidermis, diskolorasi (lebih merah, lebih gelap), palpasi kontur
normal
• 2A  lepuh/bullae/blister
• 2B  ada kulit yang terkelupas, dasar masih kemerahan, moist, kenyal soft
tissue, nyeri
• 3  pucat, perabaan keras seperti papan, tidak terasa pada perabaan
• TRUE WOUND adalah yang nyata secara 3D  hitung hanya derajat 2 ke
atas
• Persentase luas : 1% adalah sesuai luas 1 permukaan tangan pasien
Resusitasi cairan Baxter-Parkland
• SYARAT : hanya jika ada gangguan hemodinamik nyata atau
menjelang
• Periksa tanda vital, perabaan suhu akral
• Bila hemodinamik baik  maintenance
• Anak: 10 kg pertama 100cc/kgBB + sisa Bbnya 50cc/kgBB
• Dewasa: Dextrose 5% 2000cc/hari
• RESUSITASI BAXTER-PARKLAND : 4mL x BB x % luas true wound
• TIDAK PERLU KETERANGAN “tetes per menit”  ini ilmu nursery,
bukan medical
SUMBING BIBIR DAN CELAH LANGIT MULUT
• Sumbing, cleft, -schisis
• Bibir, lip, labium
• Gusi, gum, gnatum
• Langit-langit mulut, palate, palatum
• Unilateral vs bilateral
• Lengkap : bibir – gusi – langit-langit – lubang hidung
• Tidak lengkap : tidak mencapai distorsi lubang hidung
JADWAL OPERASI REKONSTRUKSI
SUMBING BIBIR DAN CELAH LANGIT MULUT
• BIBIR adalah tahapan pertama (hidung ikut terkoreksi)
• Bibir yang sudah merapat baik mencegah pelebaran celah langit mulut
• Faktor psikologis, bayi bisa tampil di publik
• RULE OF 10s
• LANGIT-LANGIT tahap kedua
• Sebelum usia 2 tahun (deadline pola makan dan bicara menetap)
• Bila pasien bayi dengan sumbing bibir-langit baru ke dokter dekat usia 2
tahun, prioritaskan operasi langit mulut dahulu
• > 2 tahun tidak ada manfaat
• TERAPI WICARA
• GUSI tahap terakhir (bone grafting)
• Usia prasekolah
• Untuk pertumbuhan gigi geligi
Rule of Tens (Millard)
• Dimaksudkan untuk prasyarat/prakondisi untuk bayi layak dilakukan
prosedur pembedahan ELEKTIF dalam narkosa
• Prinsip : sel dan jaringan tubuh bayi sudah bias toleran terhadap
narkosa
• Maturasi sel  usia & berat badan tertentu
• Perfusi baik  kadar Hemoglobin sebagai pengangkut oksigen
• Metabolisme baik  tidak demam
 RULE OF 10s :
• usia 10 minggu atau berat 10 pon
• Hb > 10 gram/dL
• Leukosit < 10 ribu/mm3
FRAKTUR MAKSILOFASIAL
• Fraktur nasal biasanya pada kartilago nasal lebih sering daripada os
nasal nya
• Fraktur pada os nasal biasanya fraktur kompleks nasal-orbital-
ethmoid (NOE, nasoorbitoethmoidal) jarang tunggal
• Maksila – Zigoma bertetangga sangat dekat dan erat, biasanya terjadi
fraktur kompleks sekaligus maksila dan zigoma (ZMC,
zygomaticomaxillary complex)
• Fraktur rima orbita adalah termasuk fraktur maksila
• Fraktur LeFort adalah istilah untuk FRAKTUR MAKSILA BILATERAL
• Tidak semua fraktur maksila adalah fraktur LeFort
• Fraktur alveolaris adalah fraktur pada sambungan gusi dan gigi
Gejala dan tanda klinis
FRAKTUR MAKSILOFASIAL
• Telecanthus : jarak antara canthus medial kedua mata melebar > 3cm
 fraktur NOE
• Diplopia : double vision, melihat kabur/berbayang  fraktur maksila
(rima inferior orbita) dengan jepitan segmen otot rektus inferior
• Distopia : sumbu horizontal kedua mata tidak segaris, salah satu
mata tampak lebih tutun posisinya  fraktur maksila (rima inferior
orbita)
• Deviasi sumbu hidung, deviasi septum nasal  fraktur kartilago
nasal
• Depresi eminensia malar (lengkung tulang pipi)  fraktur maksila
• Gangguan buka/tutup mulut  fraktur mandibular
• Maloklusio
PEDIATRIC SURGERY
Keywords
Akalasia
• Gangguan menelan akibat hilangnya fungsi sfingter esophagus
bagian bawah
• Gejala  regurgitasi, sulit menelan dan terasa nyeri dada saat
menelan, muntah, batuk-batuk saat makan
• Tata kelola non-op : Nitrat, Ca bloker
• Operatif : dilatasi balooning
Bird’s beak sign
Atresia duodenum
• Muntah-muntah kehijauan (bilier) dalam 24 jam setelah lahir
• Defekasi mekonium dalam 24 jam pertama tidak ada gangguan,
hanya lebih sedikit, agak kelabu dan kering
• Abdomen skafoid (cekung), distensi di epigastrium, teraba massa di
epigastrium (dilatasi gaster + duodenum proksimal)
• Komplikasi: dehidrasi, BB turun, gangguan elektrolit
• Terapi: rehidrasi, koreksi elektrolit, TPN
• Operasi: duodeno-duodenostomy
Double bubble sign
Stenosis pilorik
Divertikulum Meckel

• Sisa ductus
omfalomesenterik /
vitelointestinal
• 45-90 cm proksimal dari
katup ileosekal
• Gejala : perdarahan saluran
cerna, obstruksi usus (dan
triasnya), diverticulitis
• Komplikasi : Fistula
umbilikoileal
• Operasi  reseksi dan
anastomosis
Hernia umbilikalis
• Lokus minoris otot rektus abdomen, isi omentum/usus
• Kasus pada bayi
• Riwayat prematur, BBLR
• Gejala pada saat menjelang BAB: ada tonjolan perut di umbilikus, menangis
• Sangat jarang pada dewasa
• Multipara, gemelli, obese, asites, batuk-batuk lama
• Tonjolan di umbilikus, jika saat mengedan nyeri  iskemia usus
• Prinsip operasi: herniotomi (kantung dipotong), isi dikembalikan
intraabdomen, herniorafi (lokus minoris dirapatkan dan dikuatkan)
• Pada dewasa pakai mesh
Omfalokel
• Defek otot rektus abdomen, di
umbilikus ada kantung terbungkus
selaput peritoneum berisi visera
• Omfalokel besar curiga defek
kongenital jantung
• Prinsip operasi: isi dikembalikan
intraabdomen, kantung selaput
dipotong, dirapatkan dan dijahit

Anda mungkin juga menyukai