Anda di halaman 1dari 33

KARYA ILMIAH BERSINERGI UNTUK NEGERI

ANISYA RACHMANIKA 17003002


FERRY ANDISTA 17032057
NURHELMI 17032030
NURUL ‘IZZATI 17032111
VIDYA LAILA N. 17032122
KARYA ILMIAH BERSINERGI UNTUK NEGERI

K A J I A N K E K R I T I S A N DA N
S T R AT E G I DA L A M
MEWUJUDKAN RANCANGAN
PEMBANGUNAN
I N F R A S T R U K T U R DA N
S U M B E R DAYA M A N U S I A D I
W I L AYA H M E N TAWA I
A. Latar Belakang
Kepulauan mentawai adalah salah satu kabupaten
di provinsi sumatera barat,indonesia. Kabupaten ini
terdiri dari empat pulau besar yaitu pulau siberut,
pulau sipora, pulau pagai utara dan pulau pagai
selatan yang dihuni mayoritas masyarakat suku
mentawai.
Orang mentawai dalam berbagai tulisan
dinyatakan sebagai masyarakat terasing dan hidup
sederhana. Sekarang pandangan seperti itu sudah
berubah seiring dengan berbagai macam perubahan
karena pengaruh yang datang dari luar.
Kepulauan mentawai merupakan salah
satu kabupaten yang sedang
memfokuskan pembangunan dan
pengembangan pariwisata.
Tidak lagi dapat dikatakan bahwa orang mentawai
terasing. Walaupun terdapat perbedaan antara
penduduk yang tinggal di daerah pedalaman dengan
penduduk yang tinggal di daerah pesisir/ pantai yang
disebabkan hubungannya dengan pendatang atau orang
tepi (istilah yang dipakai orang mentawai terhadap
orang-orang yang berada di seberang pulau mentawai)
lebih mudah jika dibandingkan dengan mereka yang di
pedalaman, karena kurangnya sarana prasarana dan
transportasi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pendapat tentang budaya kompetisi
dan pengaruhnya terhadap daerah yang tertinggal ?
2. Mengapa kepulauan mentawai kurang maju
dibandingkan daerah yang lainnya?
3. Gagasan apa yang ditawarkan dalam bersinergi
untuk pembangunan mentawai?
C . TUJUAN DAN MANFAAT
1. Tujuan
a. Untuk mengetahui budaya kompetisi dan pengaruh budaya
kompetisi terhadap daerah teringgal.
b. Untuk mengetahui cara yang efektif untuk kebangkitan
daerah Mentawai.

2. Manfaat
a. Untuk memperoleh gagasan pemikiran solusi dalam
pembangunan ketertinggalan pedalaman daerah Mentawai
dan dapat memberikan sumbangan bagi upaya perkembangan
ilmu pengetahuan
b. Untuk menambah pengetahuan khususnya bagi
masyarakat pedalaman daerah Mentawai
A. Mengenal Kabupaten Kepulauan Mentawai

Kabupaten kepulauan Mentawai merupakan


kabupaten baru diantara kabupaten yang ada di
propinsi sumatera barat, dimana dulunya
merupakan bagian dari kabupaten padang
pariaman. Pemerintah RI mengeluarkan UU
no.49/1999 tentang pembentukan kabupaten
kepulauan mentawai dan mulai saat itu
kepulauan mentawai menjadi satu kabupaten
otonom, berpisah dengan kabupaten padang
pariaman. Untuk selanjutnya menjadi kabupaten
baru di propinsi sumatera barat dengan
dinamakannya menjadi kabupaten kepulauan
mentawai (suparno, 2006).
Kabupaten kepulauan mentawai mempunyai banyak pulau
kecil, teluk dan kaya akan ekosistem pesisir seperti terumbu
karang (coral reef), hutan bakau (mangrove), lamun (sea
grass) dan rumput laut (sea weed). Dengan kondisi diatas
kabupaten kepulauan mentawai mempunyai potensi besar
dalam kekayaan keanekaragaman hayati laut dan serta
wisata bahari. (Suparno,2006)
B. Budaya Kompetisi
Budaya inovasi dan kompetisi (suatu penelusuran awal)
oleh: prof dr H abu hamid wujud kebudayaan harus dipahami
sebagai suatu sistem pengetahuan, gagasan, dan kepercayaan
yang dimiliki oleh suatu masyarakat. Fungsi dan sistem ini,
memberi pedoman bagi masyarakat dalam hal bersikap dan
berperilaku, atas kontaknya dengan lingkungan alam dan
sosial di mana mereka berada. Kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat merupakan kekuatan abstrak yang mampu
memaksa dan mengarahkan pendukungnya untuk berperilaku
sesuai dengan sistem pengetahuan, gagasan, dan kepercayaan
yang dimiliki oleh masyarakat. (Ristekdikti, 2009)
Pembangunan Ketertinggalan Pedalaman
Daerah mentawai

Daerah-daerah tertinggal sulit untuk ditingkatkan kesejahteraannya karena


selain pembangunan yang selama ini distortif juga karena masyarakat
pedesaan tersebut berada dalam posisi yang tidak menguntungkan seperti
pendidikan dan keterampilan yang rendah, tidak ada modal usaha, tidak
punya tanah atau luasnya yang tidak layak dan lain-lain. Di samping itu
masyarakat daerah tertinggal tersebut relatif terisolir dengan jumlah
penduduk yang relatif jarang sehingga potensinya untuk berkembang
menjadi terhambat. Untuk mengatasi kesenjangan ini maka perlu dilakukan
terobosan dalam bentuk program penataan ruang, penataan pemukiman
penduduk, dan penyempurnaan sarana dan prasarana sehingga tingkat
kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan.(Syahza, 2005).
METODE PENULISAN

PERENCANAAN
Menuangkan ide/ gagasan kreatif terhadap karya tulis ilmiah
dan sistematika penulisan

PENGUMPULAN BAHAN
- Jurnal
- Buku
- Materi yang mendukung dari internet

PENGELOLAAN BAHAN
Meramu bahan- bahan literatur menjadi satu kesatuan
yang komperesif

ANALISIS BAHAN PENULISAN


Mengkaji bahan penulisan yang telah dibuat agar
sedikit mungkin menghindari adanya kesalahan
kesalahan
BUDAYA KOMPETISI

Persaingan atau kompetisi adalah kekuatan pendorong


penting yang merangsang suatu negara untuk berkembang
lebih baik dari pesaingnya. Budaya kompetisi merupakan
suatu kebiasaan yang ada pada masyarakat dimana mereka
satu sama lain bersaing untuk mendapatkan sesuatu.
Budaya kompetisi adalah suatu pola hidup bersaing dengan
bangsa lain dengan tujuan menjadikan suatu bangsa yang
tangguh dan menjadi pemenang dalam sebuah persaingan
antar bangsa didunia.
Daerah tertinggal adalah daerah kabupaten yang
wilayah serta masyarakatnya kurang berkembang
dibandingkan dengan daerah lain dalam skala
nasional. Suatu daerah ditetapkan sebagai daerah
tertinggal berdasarkan kriteria : perekonomian
masyarakat, sumber daya manusia (SDM), sarana
dan prasarana, kemampuan keuangan
daerah,aksesbilitas dan karakteristik daerah
tersebut.
Budaya kompetisi berpengaruh terhadap daerah yang tertinggal,
karena kunci memenangkan kompetisi tersebut ialah sumber
daya manusianya sendiri. Daerah tertinggal akan menjadi
daerah yang maju jika dipersiapkan untuk berkompetisi dan
berkompetensi, sumber daya manusia (SDM) pada daerah
tertinggal dipersiapkan untuk adaptasi dan menguasai hal –
halyang berkaitan dengan budaya kompetisi. Namun budaya
kompetisi juga berpengaruh yaitu ketidakberdayaan masyarakat
yang berada didaerah tertinggal, salah satunya yaitu akibat
kebijakan yang melupakan sektor pertanian sebagai dasar
keunggulan komperatif dan kompetitif.
Dari tiga daerah tertinggal di sumbar, mentawai dinilai paling
sulit keluar dari status daerah tertinggal. Ada enam kriteria dan 27
indikator yang menjadi acuan daerah dikatakan tertinggal. Enam
kriteria itu masing-masing perekonomian masyarakat, sumber
daya manusia, sarana dan prasarana, kemampuan keuangan
daerah, aksesibilitas dan karakteristik.

Kepulauan mentawai kurang maju dibandingkan daerah lainnnya


karena kehidupan masyarakat mentawai masih sederhana,
kemampuan ekonomi kurang mendukung,kesanggupan penduduk
menyekolahkan anaknya keluar daerah sangat terbatas.
Selain itu, masalah pokoknya yaitu membangun masyarakat
mentawai melalui pencerdasan dan peningkatan ekonomi
(kehidupan). Pelaksanaan pembangunan infrastruktur dan
fasilitas lainnya akan membuat mentawai keluar dari daerah
tertinggal. Keterbatasan ruang kelola, menyebabkan pemerintah
mentawai kesulitan membangun infrastruktur mendorong
pertumbuhan ekonomi. Selain itu adanya faktor- faktor seperti
pengetahuan atau pendidikan yang kurang disana, keterampilan
hutan lebih penting dibandingkan dengan belajar membaca dan
menulis. Ini mengindikasikan bahwa pendidikan disana masih
kurang memadai. Selain itu untuk berpergian dari satu pulau ke
pulau lainnya, mentawai hanya memiliki akses penghubung satu
jalur yakni dengan transportasi laut. Begitu juga infrastruktur
jalan yang sangat sulit untuk dilakukan pembangunan.
Gagasan Serta Ide Yang Dapat Menunjang
Pembangunan Ketertinggalan Pedalaman Daerah
Mentawai

1. Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) di pedalaman


Mentawai

Mentawai masih kurang akan Sumber Daya Manusianya,


walaupun Sumber Daya Alam (SDA) melimpah, namun jika
Sumber Daya Manusianya tidak memiliki ilmu dalam
pemanfaatan SDA-nya maka daerah tersebut masih dalam
kriteria daerah tertinggal. Jadi pendidikan sangat mendasari
pembangunan Sumber Daya Manusia di Mentawai.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara memfasilitasi guru - guru
disekolah dengan media edukasi, alat mengajar yang
memadai,memperbaiki infrastruktur bangunan sekolah layak
guna dan menyediakan suatu lembaga keterampilan masyarakat
agar masyarakat dapat mengaplikasikan ilmu yang telah
didapatkan sebagai dasar pembangunan SDM. Selain itu,
pemerintah juga dapat menciptakan lapangan kerja baru yang
bisa mempekerjakan pemuda pemuda yang tidak melanjutkan
pendidikannya dan memberikan pelatihan terlebih dahulu kepada
para pemuda tersebut agar memiliki keterampilan dalam bekerja
nantinya.
Data Pokok Pendidikan Dasar Dan Menengah
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan
2. PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TEMAN
DIFABEL

Difabel merupakan gabungan dari dua kata yaitu


Differently able, atau dapat juga Different ability. Maksud
dari istilah itu menunjukkan bahwa difabel itu bukan cacat
atau kekurangan, tapi memiliki kemampuan berbeda atau
melakukan sesuatu dengan cara yang berbeda. Jadi
konotasinya lebih positif dibandingkan kata cacat atau
disabled.
TEMAN DIFABEL MEMBUTUHKAN PEMBANGUNAN
UNTUK KELANCARAN PENYANDANG DISABILITAS
SEPERTI TUNANETRA DALAM BERPERGIAN. SEPERTI
DIKOTA PADANG YANG SUDAH MENERAPKAN AKSES
YANG RAMAH LINGKUNGAN UNTUK TEMAN DIFABEL.

PADANG-maklumatnews.net
Dalam hal ini, pemerintah dapat melakukan pembangunan
infrastruktur berupa jalan khusus penyandang disabilitas
contohnya tunanetra, ini dapat dilakukan dengan pembuatan batu
berjejer timbul bewarna kuning yang terdapat di bahu jalan atau
tempat pejalan kaki.

Perhatian Pemko Padang pada kaum difabel,


patut diapresiasi. Salah satunya di kawasan
wisata Taman Melati yang telah dilengkapi
trotoar yang ramah bagi penyandang difabel
tersebut. Sayangnya, di bagian tertentu,
penuntun jalan bagi kaum difabel ini
terhalang oleh ornamen pintu masuk ke
taman, yang seharusnya tak perlu terjadi.
(facebook syamsul bahri latuconsina)
SELAIN ITU DI KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI
HANYA MEMILIKI 2 SLB.
3. Memajukan perekonomian masyarakat mentawai dengan
mengembangkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM)
kelompok.

Saat ini, di Mentawai UMKM pemasaran produknya


hanya diketahui oleh masyarakat disekitar suatu desa
saja, namun sekarang penguasaan terhadap teknologi
harus dikembangkan. Salah satunya dengan
mempublikasikan hasil dari UMKM lewat media
sosial, agar bisa diketahui oleh masyarakat luas.
Pembuatan makanan khas ini dapat divariasikan yaitu dengan
mengolah produk tersebut menjadi makanan khas dalam bentuk
yang berbeda, sehingga dapat menarik minat konsumen dan
meningkatkan daya jual produk tersebut.

Contohnya adalah pada makanan khas yang


dikenal dengan subbet. Subbet adalah kuliner
khas Mentawai yang dijadikan makanan pokok
selain nasi dan sagu.
Subbet ini dapat dijual dengan harga yang tinggi jika dikemas
dalam bentuk yang unik dan variasi bentuk atau rasa baru yang
berbeda. Tentunya hal ini semakin menarik minat pembeli untuk
membeli produk yang ditawarkan.
Selain itu kepulauan mentawai merupakan pulau yang dikelilingi
oleh air laut, sehingga sangat berpotensi menjadi penghasil
garam, pemerintah dapat memberikan penyuluhan bagaimana
cara memproduksi garam kepada masyarakat mentawai, karena
pemakaian garam sangat lah tinggi di sumatera barat ini. Namun
tingkat produksi garam sangat rendah. Hal ini dapat menambah
perekonomian dari masyarakat mentawai sendiri
4. PRASARANA TRANSPORTASI DARAT KABUPATEN
MENTAWAI MASIH BELUM MEMADAI

Jalan darat hanya ada di pusat kecamatan dan pusat kabupaten.


Hubungan antara kota kecamatan/ kabupaten dengan desa-desa
hanya bisa dilakukan melalui jalur laut atau jalur sungai untuk
desa-desa di pedalaman yang ada di Pulau Siberut. Pemerintah
seharusnya memperhatikan pembangunan prasarana jalan yang
memadai, serta akses hubung antar pulau di kepulauan
Mentawai, dikarenakan banyak anak-anak yang pergi kesekolah
harus menyebrangi pulau.
Pembangunan jalan akses ke Muara Siberut jika
melewati jalur sungai sangat beresiko, sungai yang
berliku dan dangkal dan banyak resiko yang akan anak-
anak sekolah hadapi ketika mereka di muara. Arus
sungai yang besar dikala hujan juga menimbulkan rasa
khawatir dikarenakan debit air akan bertambah dan
menyulitkan masyarakat menyebrang, terutama pada
anak-anak. Kondisi geologis Indonesia yang berupa
perbukitan, pegunungan lengkap dengan lembah dan
sungai memisahkan lokasi tempat tinggal, sarana
kesehatan umum, sekolah pasar bahkan pemukiman
lainnya, dengan kondisi seperti ini tentu saja
masyarakat membutuhkan sarana untuk
menghubungkan kedua wilayah yang terpisah.

Anda mungkin juga menyukai