Anda di halaman 1dari 36

OLEH :

Kak. AS
 Melaluipemaparan materi
dan diskusi peserta
pelatihan dapat
menjelaskan dasar hukum,
tujuan, fungsi, dan manfaat
akreditasi gugus depan.
Keputusan Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka
Nomor : 203 Tahun 2011
Tentang Pedoman Akreditasi
Gugus Depan Pramuka
 UU. No. 20 / 2003 tentang SISDIKNAS
 Akreditasi dilakukan untuk menentukan
kelayakan program dan / atau satuan
pendidikan pada jalur pendidikan formal dan
non formal ( pada setiap ) jenjang dan jenis
pendidikan (Pasal 60 ayat 1)
 Akreditasi terhadap program dan satuan
pendidikan dilakukan oleh pemerintah dan
/atau lembaga mandiri yang berwenang
sebagai bentuk akuntabilitas publik ( Pasal 60
ayat 2).
 Akreditasi Gugus Depan adalah proses
evaluasi dan penilaian secara komprehensif
atas komitmen Gerakan Pramuka terhadap
mutu dan kapasitas penyelenggaraan
program pendidikan kepramukaan, untuk
menentukan kelayakan program dan satuan
pendidikan.
 Akreditasi Gugus Depan dilakukan oleh tim
asesor yang terdiri dari unsur-unsur yang
memahami hakekat Pengelolaan Gugus
Depan.
 Mutu pendidikan didasarakan pada evaluasi
dan penilaian terhadap berbagai bukti yang
terkait dengan standar yang dan
berdasarakan nalar dan pertimbangan para
asesor yang ditugaskan oleh Kwartir.

 Bukti-bukti yang diperlukan termasuk


laporan tertulis yang disiapkan gugus depan
yang diakreditasi melalui tim asesor ke gugus
depan.
 Menjamin gugus depan yang terakreditasi
telah memenuhi standar mutu yang
ditetapkan oleh Kwartir Nasional, sehingga
mampu memberikan perlindungan bagi
masyarakat dari penyelenggaraan pendidikan
kepramukaan yang tidak memenuhi standar.
 Memotivasi gugus depan untuk terus -
menerus melakukan perbaikan dan
mempertahankan mutu yang tinggi.
 Acuan dalam upaya peningkatan mutu dan
rencana pengembangan gugus depan.
 Motivator agar gugus depan harus meningkatkan
mutu pendidikan secara bertahap, terencana dan
kompetetif baik ditingkat cabang, Daerah,
Nasional ( maupun Internasional )
 Umpan balik dalam usaha pemberdayaan dan
pengembangan kinerja Gugus Depan dalam
rangka menerapakan visi, misi, tujuan, sasaran,
strategi, dan program Gerakan Pramuka.
 Akuntabilitas, yaitu sebagai bentuk pertanggungjawaban
Gerakan Pramuka kepada public, apakah pendidikan yang
telah dilakukan oleh gugus depan telah memenuhi
harapan atau keinginan masyarakat.

 Pengetahuan, yaitu sebagai informasi bagi semua pihak


tentang kelayakan gugus depan dilihat dari berbagai unsur
terkait yang mengacu pada standar minimal beserta
indikator-indikatornya.

 Pembinaan dan pengembangan, yaitu sebagai dasar bagi


gugus depan dalam peningkatan dan pengembangan mutu
gugus depan.
 OBJEKTIF
 KOMPERHENSIF
 ADIL
 TRANSPARAN
 AKUNTABEL
 Data Keanggotaan
 Standar Administrasi Gugus Depan
 Standar Pengelolaan Gugus Depan
 Standar Kompetensi Pembina
 Standar Kegiatan Gugus Depan
 Standar Pencapaian SKU, SKK, dan SPG
 Standar Sarana dan Prasarana.
 Pengalaman Pembina mengikuti kegiatan pada
Bidang Pendidikan, Sosial dan Keagamaan.
 Penghargaan dan Prestasi.
 Pelaksanaan di lapangan, akreditasi gugus
depan ini akan dilakukan oleh Kwartir
Cabang, dan pengesahan penetapan hasil
akreditasi akan dilakukan oleh Kwartir
Nasional.
 Dalam pelaksanaan akreditasi Kwartir Cabang
menunjuk dan menugaskan beberapa orang
untuk menjadi asesor. Asesor yang sudah
mendapatkan pelatihan dan sertifikat asesor
yang akan melaksanakan penilaian.
 Asesor adalah tenaga ( Profesional ) pada bidang
kepramukaan yang telah memenuhi persyaratan
diangkat dan ditugasi oleh Kwartir Cabang Gerakan
Pramuka untuk melakukan penilaian dan visitasi di
gugus depan sebagai bagian dari proses akreditasi
melalui tahapan :
 Penilaian Institusi yang disampaikan oleh gugus
depan beserta lampirannya melalui pengkajian “ di
atas meja ” ( desk evaluation ).
 Apabila diperlukan akan dilakukan penailaian (
visitasi ) untuk validitas dan verifikasi hasil desk
evaluation, dengan melakukan penilaian di tempat
kedudukan gugus depan.
 Jumlah anggota tim asesor disesuaikan dengan
kebutuhan dengan jumlah minimal 2 ( dua ) orang
untuk setiap gugus depan.
 Asesor harus memenuhi syarat sebagai berikut :
 Seorang Pelatih Pembina Pramuka atau Andalan
minimal lulusan KPD yang terdaftar di Kwartir
Cabang.
 Memiliki pengalaman di gugus depan minimal 5
tahun
 Memiliki integritas dan komitmen terhadap
penjaminan mutu.
 Sanggup menyediakan waktu untuk melaksanakan
tugas sebagai Asesor akreditasi gugus depan.
 Dapat bekerjasama dalam tim
 Bersedia menjadi Asesor dinyatakan dengan surat
pernyataan yang ditandatangani oleh yang
bersangkutan di atas kertas bermaterai Rp. 6000,-
 Tingkat Kwartir Cabang
 Kwartir Cabang mengumumkan rencana
pembentukan Tim Asesor di wilayah kerjanya.
 Kwartir Cabang menentukan waktu proses seleksi,
sekaligus memvalidasi dokumen syarat calon asesor.
 Setelah melalui proses seleksi yang diselenggarakan
oleh Kwartir Cabang, Kwartir Cabang menentukan
dan menetapkan sebanyak 3 ( tiga ) orang calon
tersebut untuk diangkat menjadi asesor dengan Surat
Keputusan Kwartir Cabang.
 Asesor yang sudah ditetapkan oleh Kwartir Cabang
dan mendapatkan Surat Keputusan yang dikeluarkan
oeh Kwartir Cabang, diajukan ke Kwartir Daerah.
 Kwartir Daerah mengumumkan rencana pembentukan
asesor dengan syarat yang harus dipenuhi oleh calon
asesor di wilayah kerjanya.

 Kwartir Daerah menentukan waktu proses seleksi,


sekaligus memvalidasi dokumen syarat calon asesor.

 Setelah melalui proses seleksi yang diselenggarakan


oleh Kwartir Daerah, Kwartir Daerah menentukan dan
menetapkan sebanyak 3 ( tiga ) orang calon tersebut
untuk diangkat menjadi asesor dengan Surat
Keputusan Kwartir Daerah
 Para asesor yang sudah ditentukan dan
ditetapkan oleh Kwartir Cabang dan Kwartir
Daerah, dilatih mengenai bagaimana cara
melaksanakan akreditasi gugus depan selama 2 (
dua ) hari di tingkat Kwartir Nasiional yang
diselenggarakan oleh Pusdiklatnas Kwartir
Nasional dan mendapatkan sertifikat sebagai
ASESOR.

 Para calon asesor dilatih mengenai bagaimana


cara melaksanakan akreditasi gugus depan
selama 2 ( dua ) hari oleh para pelatih yang telah
mengikuti Training of Trainers ( TOT ) di tingkat
nasional.
 Penjelasan tentang akreditasi gugus depan
 Cara penilaian dengan menggunakan
instrument akreditasi yang telah disiapkan.
 Penilaian laporan evaluasi diri gugus depan.
 Penilaian porto folio melalui dokumen beserta
lampiran pendukung data yang disampaikan
oleh gugus depan.
 Penilaian Visitasi
 Kode Etik Asesor.
 Seluruh calon Asesor setelah mengikuti
pelatihan ditetapkan sebagai Asesor dengan
Surat Keputusan dari Kwartir Cabang atas
nama Kwartir Nasional, dan kepada mereka
diberi perlengkapan untuk pelaksanaan
tugasnya di lapangan.
 Dalam melaksanakan tugasnya para Asesor
dikoordinir oleh Pimpinan Kwartir Cabang
yang diberi tugasa untuk melaksanakan
akreditasi gugus depan di Kartir Cabang.

 Kode etik ini merupakan suatu ketentuan yang
tidak boleh dilakukan oleh setiap asesor yaitu :
 Melakukan intimidasi agar gugusdepan
berkeinginan untuk memberikan sesuatu dalam
bentuk apapun.
 Melakukan perjanjian / kesepakatan yang dapat
mengakibatkan hasil akreditasi tidak obyektif.
 Menerima sesuatu yang akan mempengaruhi
obyektifitas pelaksanaan dan hasil akreditasi.
 Membuka kerahasiaan data / informasi kepada
pihak lain yang diperoleh dari hasil akreditasi.
 Visitasi
adalah kunjungan ke
gugusdepan yang dilakukan oleh
tim asesor apabila diperlukan
untuk melakukan klarifikasi,
verifikasi, dan validasi data serta
informasi yang telah disampaikan
oleh gugusdepan melalui
pengisian instrument akreditasi.
 Menyakinkan keabsahan serta kesesuaian
antar fakta di lapangan dengan data yang
diperoleh melalui pengisian instrument
akreditasi, apabila diperlukan.
 Memperoleh data dan informasi tambahan
mengenai keadaan yang sesungguhnya dari
gugusdepan yang diakreditasi, apabila
dianggap kurang lengkap.

 Efektif : mampu menjaring informasi yang akurat
dan valid sebagai dasar pengambilan keputusan
yang tepat bagi semua yang memerlukannya.
 Efisien : dibatasi pada hal-hal yang pokok saja,
namun cukup memberikan gambaran yang utuh
dan terfokus pada subtansi yang telah
ditetapkan.
 Obyektif : berdasarakan kenyataan pada
sejumlah indikator yang dapat diamati.
 Mandiri : mendorong gugus depan melakukan
pengisian instrumen akreditasi secara akurat
sebagai salah satu fungsi pokok pengelolaan
gugusdepan dalan rangka pemberdayaan
gugusdepan.
 Visitasi dilakukan selambat-lambatnya 1 (
satu ) bulan setelah Kwartir Cabang menerima
berkas portofolio gugus depan.
 Visitasi dilakukan secara obyektif,
bertanggungjawab, dan bebas dari tekanan.
 Visitasi dilaksanakan antar 1-2 hari di gugus
depan.
 Perpanjangan waktu visitasi dapat diberikan
oleh Kwartir Cabang apabila dipandang perlu.
 Hasil visitasi harus dilaporkan paling lambat
satu minggu setelah penugasan visitasi.
 Visitasi dilakukan oleh asesor bersertifikat
dari Kwartir Cabang.
 Visitasi dilakukan secara obyektif,
bertanggungjawab dan bebas dari tekanan.
 Asesor wajib menjunjung tinggi kerahasiaan
hasil visitasi.
 Asesor melaksanakan visitasi sesuai dengan
surat tugas yang telah dikeluarkan oleh
Kwartir Cabang.
 Persiapan visitasi oleh asesor
 Verifikasi dan validasi data dan informasi oleh
asesor
 Klarifikasi temuan oleh tim asesor
gugusdepan
 Penyusunan laporan tim asesor berdasarakan
laporan individual
 Penyerahan laporan tim asesor kepada
Kwartir Cabang.
 Kwartir cabang menunjuk dan menugaskan tim asesor
 Asesor melengkapi perangkat akreditasi dan format-
format yang dibutuhkan
 Assesor mempelajari dan mencermati hasil evaluasi diri
yang telah dilakukan gugusdepan
 Asesor memberikan catatan pada setiap komponen,
sehingga memiliki pengetahuan awal tentang kondisi
dan kinerja gugus depan.
 Asesor membuat surat pernyataan tentang
pelakasanaan tugas visitasi, apabila diperlukan.
Mempelajari dan mencermati hasil isian instrument
akreditasi gugus depan
 Mencari informasi tentang kondisi dan kinerja gugus
depan
 Mempersiapkan format-format yang akan digunakan
visitasi
 Asesor melakukan visitasi ke gugus depan yang
akan diakreditasi apabila diperlukan
 Asesor menemui Pembina gugus depan dan
majelis pembimbing untuk menyampaikan tujuan
visitasi
 Asesor membandingkan data instrument evaluasi
diri degan kondisi nyata gugus depan melalui
pengamatan, observasi latihan, wawancara dan
pencermatan, ulang data pendukung.
 Asesor juga dimungkinkan untuk melakukan
pencarian data dan informasi tambahan.
 Pembina gugus depan membuat surat pernyataan
tentang pelaksanaan visitasi.
 Dokumen / instrument akreditasi gugus depan
 Format isian untuk melakukan klarifikasi,
verifikasi, dan validasi untuk setiap komponen.
 Format perhitungan / skoring hasil – hasil visitasi
 Format catatan hasil visitasi untuk tiap
komponen.
 Format saran dan rekomendasi dari hasil visitasi.
 Setelah melakukan verifikasi, tim asesor melakukan
pertemuan dengan para Pembina gugusdepan dan
Pembimbing gugusdepan.
 Pertemuan untuk mengklarifikasi berbagai
pertemuan penting atau ketidaksesuaian yang
sangat signifikan antar fakta dan data evaluasi diri.
 Pada tahap klarifikasi temuan ini, gugus depan
memiliki hak jawab untuk mengklarifikasi.
 Klarifikasi ini bukan merupakan langkah kompromi
antara tim asesor dengan gugusdepan untuk
memperoleh peringkat akreditasi secara tidak
benar.
 Masing-masing anggota tim asesor menyusun laporan
individual yang memuat catatan untuk memuat nilai dan
catatan hasil dari analisis dari kelemahan gugus depan
yang diakreditasi dalam bentuk catatan dan rekomendasi.

 Laporan individual dijadikan bahan untuk didiskusikan


bersama-sama anggota tim asesor lainnya untuk
menyusun laporan tentang pelaksanaan dan hasil vistasi.

 Dalam diskusi tersebut dibahas berbagai komponen,


aspek dan indikator akreditasi sesuai dengan hasil
verifikasi, validasi, dan pendalaman data serta informasi
untuk menetapkan laporan akhir dan perumusan
rekomendasi.
 Asesor Kwartir cabang menyerahkan berkas dokumen
instrument akreditasi ( hard copy ) dan dokumen
instrument akreditasi versi digital ( soft copy ) lengkap
dengan portofolionya kepada Asesor Kwartir Daerah.
 Asesor Kwartir Daerah menerima dokumen yang
diserahkan asesor Kwartir Cabang kemudian memeriksa
isi catatan dan rekomendasi dari asesor Kwartir Cabang.
 Asesor Kwartir Daerah menerima dokumen yang
diserahkan asesor Kwartir Cabang kemudian
memberikan catatan dan rekomendasi dari asesor
Kwartir Cabang.
 Asesor Kwartir Daerah kemudian menyerahkan /
mengirimkan dokumen akreditasi gugus depan dalam
bentuk soft copy ke Kwartir Nasional.
 Masing-masing anggota tim asesor menyusun
laporan individual yang memuat nilai dan catatan
untuk masing-masing komponen
 Laporan individual dijadikan bahan untuk diskusi
bersama-sama dengan tim asesor lainnya untuk
menyusun laporan tentang pelaksanaan dan hasil
visitasi.
 Dalam diskusi tersebut berbagai komponen,
aspek dan indikator akrediasi sesuai dengan hasil
verifikasi, validasi dan pendalaman data serta
informasi untuk menetapkan laporan akhir dan
perumusan rekomendasi.
 Melakukan wawancara dengan suasana yang kondusif
 Menghindari kesepakatan atau bargaining dalam arti
negatif
 Tidak mendebat argumentasi yang disampaikan oleh
responden.
 Tidak menggurui responden.
 Tidak merasa kedudukan lebih tinggi
 Bersahabat dan membantu secara professional
 Menghindari suasana menekan
 Tidak mengada-ada
 Tidak meminta sesuatu diluar kepentingan akreditasi
 Menyesuaikan diri dengan budaya setempat.
 Menunjukkan adanya kekompakan tim
 Datang tepat waktu sesuai dengan jadwal
yang ditetapkan
 Menunjukkan surat tugas meskipun tidak
diminta
 Menyampaikan secara jelas mengenai tujuan,
mekanisme, dan jadwal vistasi.
 Tidak menerima pemberian dalam bentuk
apapun dan
 Berpakaian rapi dan sopan.
Kode etik ini merupakan suatu ketentuan yang
tidak boleh dilakukan oleh Gudep yaitu :
 Melakukan kegiatan yang menghambat
visitasi
 Memanipulasi data dan memberi keterangan
yang tidak sesuai dengan kondisi nyata
gugusdepn.
 Memberi apapun kepada asesor yang akan
mengurangi obyektifitas pelaksanaan dan
hasil visitasi.

Anda mungkin juga menyukai