Anda di halaman 1dari 11

ULKUS KORNEA

Latar Belakang
 Ulkus kornea adalah hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan kornea
yang ditandai dengan adanya infiltrat disertai defek kornea bergaung, dan diskontinuitas
jaringan kornea.
Ulkus kornea merupakan merupakan penyebab kebutaan kedua setelah katarak diseluruh dunia.
Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai ulkus
kornea.

Metode Penulisan
Makalah ini ditulis dengan menggunakan metode tinjauan pustaka yang merujuk dari berbagai
literatur.

Manfaat Penulisan
Melalui penulisan makalah ini diharapkan bermanfaat untuk informasi dan pengetahuan tentang
ulkus kornea.
Definisi
Ulkus kornea adalah hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan kornea
yang ditandai dengan adanya infiltrat disertai defek kornea bergaung, dan diskontinuitas
jaringan kornea.
Epidemiologi
Menurut (WHO) angka kebutaan akibat ulkus kornea mencapai 1,5-2 juta kasus tiap tahunnya
Menurut data Riskesdas tahun 2013 persentase kebutaan di Indonesia masih diatas 0,5% yang
mana prevalensi kebutaan pada laki-laki adalah 0,3% sedangkan pada perempuan 0,5%.
Di Sumatera Barat persentase kebutaan yaitu 0,4% yang mana hampir sebanding dengan
prevalensi kebutaan nasional
Klasifikasi
Klasifikasi
Ulkus Kornea Infeksi
1. Bakteri
Terutama yang disebabkan oleh bakteri oportunistik misalnya, Streptococcus alfa-hemolyticus,
Staphylococcus aureus, dan Staphylococcus epidermidis. Selain itu bakteri Pseudomonas,
Hemophilus, dan Enterobacteriacea juga dapat mengakibatkan ulkus kornea.
2. Fungi
Kebanyakan ulkus kornea fungi disebabkan oleh organisme oportunitis seperti candida, penicillium,
fusarium, cephalosporium, dan aspergillus.
3. Virus
Penyebab ulkus kornea terbanyak adalah virus Herpes simplex dan virus Varicella zoster.
4. Parasit
Pada ulkus kornea parasit penyebab tersering adalah Acanthamoeba.
Klasifikasi
Ulkus Kornea non Infeksi
1. Autoimun
Kornea perifer sering terlibat pada penyakit autoimun seperti artritis reumatoid, poliarteritis nodusa,
dan penyakit crohn. Penyakit autoimun yang dapat terjadi pada kornea perifer adalah ulkus mooren.
2. Neurotropik
Beberapa penyakit yang mendasari ulkus neurotropik antara lain diabetes, trauma kimia dan
penggunaan obat anestesi topikal yang terlalu sering.
3. Pajanan (exposure)
Dapat timbul dalam situasi apapun pada kondisi kornea yang tidak cukup dibasahi dan dilindungi oleh
palpebra, contohnya pada eksoftalmus, ekstropion, hilangnya sebagian palpebra akibat trauma, dan
ketidakmampuan palpebral menutup dengan baik, seperti pada Bell’s palsy.
4. Defisiensi vitamin A
Kekurangan vitamin A menyebabkan keratinisasi generalisata pada epitel di seluruh tubuh.
Faktor predisposisi
Faktor eksternal yaitu luka pada kornea (erosi kornea) karena trauma, benda asing, dan penggunaan
lensa kontak.
Bahan kimia : Bahan asam yang dapat merusak mata terutama bahan anorganik, organik, dan organik
anhidrat. Pada bahan alkali antara lain amonia, cairan pembersih yang mengandung kalium/natrium
hidroksida, dan kalium karbonat yang dapat menyebabkan penghancuran kolagen kornea.
Radiasi atau suhu : Dapat terjadi pada saat bekerja las atau menatap sinar matahari yang akan
merusak epitel kornea.
Kelainan-kelainan sistemik seperti malnutrisi, alkoholisme, sindrom Stevens-Johnson, sindrom
defisiensi imun, dan sindrom Sjorgen.
Obat-obatan yang menurunkan sistem imun seperti kortikosteroid, IDU (Idoxyuridine), anestetik
lokal, dan golongan imunosupresif.
Kelainan pada bulu mata (trikiasis) dan sistem air mata (insufisiensi air mata atau sumbatan saluran
lakrimal)
Patofisiologi
1. Tahap progresif infiltrasi
Pada tahap ini terlihat infiltrasi dari PMN dan/atau limfosit kedalam epitel dari sirkulasi perifer.
2. Tahap ulserasi aktif
Ulserasi aktif terjadi disebabkan karena nekrosis dan pengelupasan dari epitel, membrana
Bowman, dan stroma.
Pada tahap ini akan muncul hiperemia dari jaringan sirkumkorneal yang merupakan hasil dari
akumulasi eksudat purulen dari kornea. Eksudasi dapat masuk kedalam COA melalui pembuluh
iris dan badan siliaris menyebabkan hipopion.
Patofisiologi
3. Tahap regresi
Tahapan yang diinduksi dari mekanisme pertahanan dan tatalaksana yang didapatkan.
Ulkus pada tahap ini mulai sembuh dan beregenerasi.
4. Tahap sikatrik
Tahap sikatrik dari proses penyembuhan berbeda-beda. Pada ulkus sangat superfisal dan hanya
meliputi epitel, penyembuhan akan terjadi tanpa meninggalkan opasitas.
Sedangkan jika ulkus mencakup membran Bowman dan lamela stroma superfisial, sikatrik yang
tebentuk akan membentuk nebula. Makula dan leukoma dapat terjadi pada proses
penyembuhan ulkus yang meliputi sepertiga dan melebihi stroma kornea.

Anda mungkin juga menyukai