DISUSUN :
INDAH PERMATA SARI
1102012124
Pendahuluan
• Dermatitis kontak iritan (DKI): Suatu reaksi
peradangan kulit non imunologik yang
terjadi langsung tanpa didahului proses
sensitisasi. Kelainan kulit timbul akibat
kerusakan sel yang disebabkan oleh
bahan iritan melalui kerja kimiawi atau fisik
Epidemiologi
• 15-30% kasus rawat jalan di klinik dengan
penyebab dari luar.
• 20-50% dermatitis akibat kerja.
• Angka tepat sulit diketahui karena
penderita ringan tidak berobat.
• Diderita oleh semua orang dari nerbagai
gol.umur, ras dan jenis kelamin.
Etiologi
• 1. Sabun, detergen dan lain-lain
• 2. Asam inorganik
• 3. Asam organik
• 4. Basa kuat
• 5. Garam logam
• 6. Pelarut
• 7. Wol dan bahan kain sintetik
• 8. Tumbuh-tumbuhan.
Etiologi
pH
Konsentrasi
Faktor Eksogen
Faktor Endogen
Jenis Kelamin
Ukuran molekul
Jumlah Umur
Polarisasi
Suku
Ionisasi
PG dan LT menginduksi
Arakidonat (AA) diubah
Melepaskan AA, DAG, vasodilatasi dan
menjadi prostaglandin
PAF, dan IP3. meningkatkan
(PG) dan leukotrien (LT).
permeablitas vaskular.
Mengaktifkan T-helper,
Pada kontak iritan, Mengakibatkan gejala
mengeluarkan IL-2,
keratinosit melepas peradangan: eritema,
mengakibatkan stimulasi
TNFα. edema, panas, nyeri/
autokrin.
Gambaran Klinis
• DKI AKUT :Timbul segera setelah kontak
• Penyebab : iritan kuat seperti asam sulfat
dan basa kuat, misalnya natrium dan
kalium hidroksida. Lesi berupa eritema,
edema, bulla, dan nekrosis. Pinggir lesi
kulit berbatas tegas dan umumnya
asimetris. Kulit terasa pedih, panas, rasa
terbakar
DKI AKUT LAMBAT
• Timbul 8-24 jam setelah kontak.
Gambaran klinis dan gejala sama DKI
akut.
• Penyebab : podofilin, antralin, tretinoin,
etilin oksida, benzalkonium klorida, asam
hidrofluorat
• Lesi awal biasa berupa eritema dan
akhirnya menjadi vesikel atau nekrosis
DKI Kumulatif
• Timbul setelah kontak berulang dengan iritan
lemah. Disebabkan oleh iritan lemah seperti
deterjen, sabun, pelarut, tanah, bahkan air.
• Lesi berupa kulit kering, eritema, skuama,
lambat laun kulit tebal (hiperkeratosis), dan
likenifikasi difus.
• Kontak terus berulang terbentuk fissura
Pasien mengeluh gatal atau nyeri karena
fissura. Sering berhubungan dengan pekerjaan
oleh karena itu lebih banyak ditemukan ditangan
dibandingkan di bagian lain tubuh.
Reaksi Iritan
• Dermatitis iritan subklinis pada seseorang yang
terpajan dengan pekerjaan basah dalam
beberapa bulan pertama, seperti pekerja logam/
penata rambut. Kelainan kulit bersifat monomorf
dan dapat berupa skuama, eritema, vesikel,
pustul, dan erosi. Umumnya dapat sembuh
sendiri, atau berlanjut menimbulkan penebalan
kulit dan menjadi DKI Kumulatif
Diagnosis
1. Pemeriksaan Fisik
• Makula eritena, hiperkeratosis, atau fisura
predominan setelah terbentuk vesikel.
• Tampakan kulit berlapis, kering, atau
melepuh.
• Bentuk sirkumskrip tajam pada kulit.
• Rasa tebal di kulit yang terkena pajanan.
Pemeriksaan Penunjang
• Patch Test
• Kultur Bakteri
Pada kasus komplikasi infeksi sekunder
bakteri.
• Pemeriksaan KOH
Untuk mengetahui mikologi infeksi jamur
superficial.
• Pemeriksaan IgE
Mengetahui riwayat atopi.
Diagnosis Banding
kontak
Lama pajanan
Oklusi Genetik
pH
Patofisiologi
Manifestasi
Pasien umumnya mengeluh gatal. Pada
stadium akut dimulai dengan bercak eritematosa
berbatas tegas kemudian diikuti edema,
papulovesikel, vesikel atau bula. Vesikel atau bula
dapat pecah menyebabkan erosi dan eksudasi
(basah).
Pada DKA kronis terlihat kulit kering,
berskuama, papul, likenifikasi dan mungkin juga
fisur, berbatas tidak tegas.
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Lokasi Kemungkinan Penyebab
Tangan Pekerjaan basah (cth: tukang cuci)
Lengan Jam tangan, sarung tangan karet
Ketiak Deodorant, formaldehid pada baju
Wajah Bahan kosmetik, obat topikal, alergen udara
Bibir Lipstick, pasta gigi, getah buah
Kelopak Mata Maskara, eyes shadow, obat tetes dan salep mata
Leher Kalung nikel, perfume, alergen udara
Badan Tekstil, zat warna, kancing logam, karet, detergent
Genitalia Antiseptik, obat topikal, kondom, pembalut
Paha dan Tungkai Tekstil, kaus kaki nilon, obat topikal, alas kaki
Bawah
Pemeriksaan Penunjang
• Patch Test
• Pemeriksaan Histopatologi
Penatalaksanaan
Non-
Medikamentosa
medikamentosa
Simptomatis: CTM 3-
Memotong kuku jari tangan
4mg/dosis 2-3x sehari untuk
dan tidak menggaruk lesi.
dewasa.