Anda di halaman 1dari 60

LAPORAN KASUS INFEKSI

SALURAN KEMIH PADA ANAK

Disusun Oleh :

Yolanda Syafitri / 1102011296

Indah Permata Sari / 1102012124

Amirtha Mustika Sari / 1102013022

Dea Melinda Sabila / 1102013072

Pembimbing :

dr. Reny Widayanti, Sp. A


A. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. A.A.
Umur : 6 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Komp.paspampres no.8
No RM : 0000364124
Tanggal MRS : 15 Mei 2019
ANAMNESIS
Keluham Utama:
Sakit pada lubang saluran kencing sejak 3 hari SMRS
Keluhan Tambahan:
Seorang anak laki-laki umur 6 tahun datang bersama ibunya di
poliklinik anak RS TK II MOH.RIDWAN MEURAKSA dengan
keluhan sakit pada lubang saluran kencing sejak 3 hari SMRS,
selain nyeri pda lubang saluran kencingnya terdapat nanah,
pada saat buang air kecil pasien tidak merasa nyeri, tetapi
buang air kecil dirasakan tidak tuntas Ibunya mengatakan
pasien tidak ada demam (-), batuk (-), dan pilek (-). Sebelumnya
pasien tidak pernah mengalami penyakit seperti ini begitu pula
di keluarganya.
 Riwayat Penyakit dahulu
- Asma (-)
- Kejang (-)
- Alergi (-)

 Riwayat Penyakit Keluarga


- Tidak ada dikeluarga pasien yang menderita penyakit tersebut

 Riwayat Sosial Ekonomi


- Pekerjaan ayah wirausaha.
- Ibu (ibu runmah tangga)
 Riwayat Persalinan dan Kehamilan
Lahir normal, pervaginam, langsung menangis, penyulit (-)
Ditolong bidan. BBL : 2800 gram, PB : 48 cm.
Lingkar kepala : ibu lupa
Lingkar dada : ibu lupa
Kelainan bawaan (-)

Riwayat Prenatal :
- Ibu pasien memeriksakan kehamilannya rutin 2 kali sebulan
ke bidan.
- Tidak pernah menderita penyakit selama kehamilan.

 Riwayat Pemeriksaan Postnatal :


- Pemeriksaan postnatal dilakukan di bidan dan tidak
ditemukan kelainan pada anak.
 Riwayat imunisasi Dasar dan Ulangan

BCG : 1 kali (<1 bln)


Hepatitis B : 4 kali ( 0,2,4,6 bln)
Polio : 4 kali (0,2,4,6 bln)
DPT : 3 kali ( 0,2.4 bln )
Campak : Belum, setiap akan di imunisasi si anak
demam.
Kesan : Imunisasi dasar belum lengkap

Riwayat Perkembangan dan Pertumbuhan Anak


3-4 bulan : Tengkurap
7-8 bulan : merangkak + duduk
12 bulan : berjalan + mengucapkan 2 kata
Kesan : Perkembangan sesuai umur

Riwayat KB pada orang tua


Suntik 3 bulan
C. Pemeriksaan Fisik

Status Present
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Status Gizi : Cukup
Vital Sign :
Nadi : 96 x/menit
Respiration Rate : 30 x/menit
Suhu : 36,60 C
BB : 24 Kg
PB : 110 cm
Inspeksi fisik umum

Kepala : Normocephal
Kelenjar Getah Bening : tidak ada pembesaran
Mata : CA (-/-), SI (-/-)
Telinga : Discharge (-)
Hidung :discharge (-), septum deviasi(-), nafas cuping hidung(-)
Mulut : bibir sianosis (-), bibir kering (-)
Tenggorok : hiperemis (-), tonsil sulit dinilai.
Thorax : Simetris dalam statis dan dinamis
Cor
Inspeksi : Pulsasi iktus cordis tidak tampak
Perkusi :-
Palpasi : benjolan (-)
Auskultasi : BJ I & II normal, gallop (-), murmur (-)
Pulmo
Inspeksi : bentuk normal
Perkusi :-
Palpasi : tidak terdapat benjolan
Auskultasi : vesikuler +/+, rh -/-, wh -/-
RESUME

Keluhan utama : sakit pada lubang


salurang kencing
Keluhan tambahan :
- Terdapat nanah
- Demam (-)
- Batuk (-)
- Pilek (-)
- Nyeri saat bak(-)
- Bak dirasakan tidak tuntas
Hasil lab tgl 15/5/19

Urin rutin
- Warna: kuning agak keruh
- PH: 6
- Berat jenis: 1020
- Protein: negatif
- Glukosa: negatif
- Keton: negatif
- Urobilinogen: normal
- Bilirubin: negatif
- Darah: negatif
- Nitrit: negatif
- Leukosit: +2
Sedimen
Eritrosit: 1-2
Leukosit: 10-15
Silinder: negatif
Epitel: positif
Kristal: negatif
Jamur: negatif
Bakteri: negatif
Diagnosis Kerja
1. infeksi saluran kemih

PENATALAKSANAAN
 Ruang retroperitoneal + 150 gr
 8-12 lobus  PIRAMID

 KORTEKS : Glomerulus, Tub. Proksimal+Distal,


Duktus Koligens
 MEDULA : Tubulus yang lurus, Ansa Henle, Vasa
Rekta, D. Koligens Terminal.
 KOLUMNA BERTILINI

 PELVIS GINJAL  Ureter


SIRKULASI GINJAL

 Per Ginjal  + 1 Juta Nefron


(GLOMERULUS + TUBULUS)
 25% isi sekuncup jantung

NEFRON : Glomerulus + Kapsula Bowman,


Tubulus Proksimal, Ansa Henle, Tubulus
Distal.
FUNGSI GINJAL
1. FUNGSI EKSKRESI
- Sisa metabolisme protein
- Regulasi volume cairan tubuh
- Jaga keseimbangan ASAM + BASA
2. FUNGSI ENDOKRIN
- Partisipasi dalam ERITROPOESIS
- Pengaturan Tekanan Darah
- Keseimbangan Ca++ & Fosfor
PENDAHULUAN

 Infeksi saluran kemih ( ISK ) pada


anak sering ditemukan
 Penyebab kedua morbiditas penyakit
infeksi sesudah infeksi saluran nafas.
 Merupakan marker adanya jaringan
parut ginjal penyebab morbiditas
jangka panjang, terutama hipertensi
dan gangguan fungsi ginjal
Epidemiologi
 Wanita lebih sering mengalami periode
ISK daripada pria (uretra wanita lebih
pendek)
 Masa neonatus, ISK lebih banyak
terdapat pada bayi laki-laki (2,7%) yang
tidak menjalani sirkumsisi daripada bayi
perempuan (0,7%).
 Masa sekolah, anak perempuan 3%
sedangkan anak laki-laki 1,1%.
 Anak remaja perempuan meningkat 3,3%
sampai 5,8%
 Penelitian : rekurensi setiap tahun pada
sekitar 1/3 anak wanita , pada laki-laki
lebih rendah
 8% anak wanita dan 2% anak laki-laki pernah
ISK selama masa anak-anak
 Prevalensi ISK pada anak dipengaruhi umur
dan jenis kelamin
 Masa neonatal laki-laki > wanita
 Setelah neonatal wanita > laki-laki
 Swedia 1999:
♦ Anak usia 2 tahun
2.2% pada anak laki-laki
2.1% pada anak wanita
♦ Anak usia 6 tahun
2.5% pada anak laki-laki
8.0% pada anak wanita
 Angka kejadian terbanyak terjadi
pada 0-1 tahun berupa pielonefritis
akut
 Angka kekambuhan (Recurrence rate)
cukup tinggi:
anak perempuan 30-50%, anak laki-laki
15-20%
 14,2% ISK terjadi nosokomial di rumah
sakit
DEFINISI
merupakan istilah umum untuk menyatakan adanya
pertumbuhan bakteri didalam saluran kemih, meliputi
infeksi di parenkim ginjal sampai infeksi di kandung
kemih.
Keadaan adanya infeksi (pertumbuhan
dan perkembangbiakan bakteri)
dengan jumlah bakteriuria bermakna,
sepanjang saluran kemih meliputi:
uretra, buli-buli, ureter, piala ginjal
sampai jaringan ginjal.
Infeksi ini dapat berupa :
 Pielonefritis akut
 Pielonefritis kronis
 Infeksi saluran kemih berulang
 Bakteriuria bermakna
 Bakteriuria asimptomatis
ISK yang disertai LESI ANATOMIS atau
NEUROLOGIS yang mengakibatkan statis,
obstruksi, refluks, parut ginjal dan lain-lain
disebut ISK KOMPLEKS.
 Penyakit ini disebabkan terutama oleh bakteri
aerob gram negatif yang berasal dari usus.
 Pada ISK UNCOMPLICATED (Tanpa kelainan
radiologik), kuman penyebab terbanyak ialah
Klebsiella, Proteus, Enterobakter, Pseudomonas,
Stafilokokus dan E. Coli.
 Penderita yang mendapatkan antibiotik berkali-
kali, ada kecenderungan E. Coli lebih jarang
sebagai penyebab, sedang kuman lain menjadi
lebih sering.
Etiologi

 E.coli : >80% penyebab infeksi primer dan 75%


penyebab terjadinya recurensi

 Klebsiella, enterobacter, proteus dan pseudomonas


sering menyebabkan komplikasi dan recurensi,
dan hanya 10-15% yang menyebabkan infeksi
primer

 Mycobacterium tuberculosis dan jamur bisa juga

 Viruria terjadi pada infeksi-infeksi virus yang


umum seperti measles, mumps, herpes virus,
coxsackie virus.
Faktor Predisposisi
1.Bendungan aliran urin
- Anomali kongenital
- Batu saluran kemih
- Oklusi ureter
2. Refluks vesiko ureter
3. Urin sisa buli-buli karena :
- Neurogenic bladder
- Striktur uretra
- Hipertrofi prostat
4. Gangguan metabolik
- Hiperkalsemia
- Hipokalemia
5. Instrumentasi
- Kateter
- Dilatasi uretra
- Sistoskopi
6. Kehamilan
- Faktor stasis dan bendungan
- PH urin yang tinggi sehingga
mempermudah pertumbuhan kuman.
7. Riwayat pemakaian antibiotik yang
lama.
8. Konstipasi
Patogenesis
Sangat kompleks (banyak faktor) yang
mempengaruhi, dari faktor kumannya sendiri
sebagai agent dan epitel saluran kemihnya
sendiri yang berperan sebagai Host (penjamu).
Adanya gangguan keseimbangan
antara mikroorganisme penyebab
infeksi (uropatogen) sebagai agent
dan epitel saluran kemih sebagai
host.
Flora usus

Munculnya tipe uropatogenik

Kolonisasi di perineum dan uretra anterior

Barier pertahanan mukosa normal

Sistitis
Virulensi bakteri Faktor pejamu(host)
Virulensi bakteri Faktor
pejamu(host)

Pielonefritis akut

Parut ginjal Urosepsis


 Mikroorganisme memasuki saluran
kemih melalui beberapa cara, yaitu:
 Hematogen seperti pada M
tubercullosis dan S aureus
 Ascending

 Limfogen

 Langsung dari organ sekitarnya yang


sebelumnya telah terinfeksi
Mikroorganisme memasuki saluran
kemih melalui uretra – prostat – vas
deferens – testis (pada pria) – buli-buli
– ureter, dan sampai keginjal.
Virulensi bakteri
 Perlekatan bakteri pada sel epitel buli-buli
Penetrasi bakteri ke jaringan, inflamasi,
kerusakan sel
 Strain E. coli uropatogenik sangat virulen
 Faktor virulensi:
 Fimbria (pili): pada ujungnya terdapat adhesin
untuk melekat pada sel uroepitel
 Antigen K: melindungi lisis oleh komplemen dan
fagositosis
 Antigen O: bersifat toksik, menyebabkan demam
dan inflamasi
 Hemolisin: protein sitotoksik yang dapat
merusak sel epitel
 Colisin-V: protein yang dapat membunuh
bakteri
 Aerobaktin: protein yang mengikat dan
menumpuk zat besi untuk pertumbuhan
kuman (melawan antibakterisidal host)
 Faktor resistensi kuman: kemampuan
mentransfer plasmid (komponen
extrachromosom DNA) resistensi
antibiotik secara enzimatik
Faktor pejamu (host)
 Urin media yang sangat baik untuk
pertumbuhan bakteri
 99,9% bakteri dalam buli-buli keluar saat
miksi
 Buli-buli memiliki sistem pertahanan untuk
mencegah infeksi:
 Eliminasi bakteri
 Aktivitas antibakteri
 Tomm-Horsfall glikoprotein dan IgA sekretori:
mencegah perlekatan bakteri pada uroepitel
 Kemih merupakan media biakan yang
ideal, terlebih dalam suhu 37 derajat
celcius
 Kemampuan Host : pertahanan lokal dari
host, dan sistem kekebalan tubuh
humoral maupun selular

Pertahanan lokal :
 Mekanisme pengosongan urine yang
teratur dari buli-buli dan gerakan
peristaltik ureter ( wash out mechanism)
 derajat keasaman (pH) urine yang
rendah
 adanya ureum dalam urine
 Panjang uretra pada pria
 Osmolalitas urine yang cukup tinggi
 Zat antibakteria PAF ( prostatic antibacterial
factor ) prostat yang terdiri atas unsur Zn.
 Uromukoid (protein Tamm-Horsffal) yang
menghambat penempelan bakteri pada
urotelium
 Mukosa kandung kemih dilapisi oleh
suatu glicoprotein mucin layer yang
berfungsi sebagai anti bakteri.
ureter dapat melebar atau urin sampai ke
ginjal dan mengakibatkan kerusakan
pielum dan parenkim ginjal
(pielonefritis)
 Mekanisme pertahanan buli-buli

E. Coli menempel pada dinding buli-buli

respon sitokin sel uroepitel

Sekresi interleukin-6 & interleikin-8

Demam neutrofil dlm kemih


faktor proinflamasi mengeliminasi
kuman

respon imun spesifik thdp infeksi


Patogenesis parut ginjal
Inokulasi bakteri pada ginjal

Aktivasi komplemen
Respon imun
Kemotaksis-opsonisasi
Bakteri mati agregasi
granulosit
Fagositosis bakteri intra vaskuler

Pengeluaran lisozim Pengeluaran superoksid


(oksigen radikal bebas)
iskemia fokal
Kerusakan sel tubulus

Inflamasi intertisial

PARUT GINJAL
 Faktor predisposisi terjadinya ISK:
 Anak perempuan
 Anak laki-laki tidak disirkumsisi
 Disfungsi miksi
 Obstruksi kronik
 Instrumentasi uretra
 Pemasangan kateter jangka panjang
 Infeksi cacing kremi
 Buli-buli neurogenik dan non neurogenik
 Membersihkan feses dari bawah ke atas
 Mandi busa
 Kelainan anatomi saluran kemih
 Batu saluran kemih
Manifestasi klinis
 Sangat bervariasi mulai dari tanpa
gejala hingga menunjukkan gejala
yang berat akibat kerusakan pada
organ-organ lain.
 Infeksi akut yang mengenai organ
padat ( ginjal, prostat,epididimis, dan
testis memberikan keluhan yang hebat
 Infeksi pada organ berongga ( buli-
buli, ureter, pielum ) memberikan
keluhan yang lebih ringan
0-2 bulan
 BBL sampai umur 1 bulan tidak ada gejala
khusus (biasanya sebagai evaluasi adanya
sepsis pada neonatus).
 Mirip gejala sepsis yaitu : anorexia, muntah
dan diare, kejang, koma, icterus,
demam/hipotermi tanpa sebab
2 bulan-2 tahun
 Dengan pyelonefritis akut menunjukkan
gejala : demam (suhu rectal > 38 derajat)
tanpa sebab, gangguan pertumbuhan,
anorexia, muntah, diare, kejang, koma, kolik
(anak menjerit keras), air kemih
berbau/berubah warna, kadang-kadang
disertai nyeri perut/pinggang.
2-6 tahun
 Demam/hipotermi tanpa diketahui
sebabnya, tidak dapat menahan kencing,
polakisuria, aneuresis, air kemih berbau
dan berubah warna, diare, muntah, dan
anorexia, dapat pula disertai nyeri perut
dan pinggang.
6-18tahun
Nyeri perut/ pinggang, demam tanpa
sebab,tak dapat menahan kencing,
polakisuria, disuria, eneuresis, air kemih
berbau dan berubah warna.
Diagnosis

a. Anamnesis
 ISK bawah (infeksi terjadi pada buli-buli dan
urethra) berupa disuria, frekuensi,
inkontinensia , polakisuria, atau urgency
 ISK atas (infeksi terjadi pada parenkim
ginjal: pielonefritis) berupa demam
 Gejala klinik yang sering dikeluhkan : demam,
disuria, anoreksia, sering kencing,
polakisuria, muntah, kencing berbau, kencing
keruh, kolik, diare, eneuresis, dan kejang.
b. Pemeriksaan fisik
 Membantu mengetahui lokasi infeksi pada ginjal
(nilainya kecil dalam penegakan diagnosis ISK)
 Pemeriksaan dilakukan secara cermat mengingat
tingginya angka kelainan saluran kemih yang
menyertai, misalnya adanya fimosis, undecensus
testis dsb.
c. Laboratorium

Biakan Kemih
 Penemuan setiap bakteri bermakna (dalam
urin dari kandung kemih atau pelvis ginjal)
menunjukkan adanya infeksi
 Bila kuman mampu bertahan dan
berkembangbiak dalam buli-buli , dalam
biakan kemih akan terdapat > 100.000
CFU/ml
CFU ( Colony Forming Unit, unit pembentukan
koloni )
Cara pengambilan sampel urin :
- Aspirasi buli-buli suprapubik
- Kateterisasi
- Penampungan air kemih porsi tengah
- Penampungan air kemih (anak tidak dapat
mengatur miksi)
Urinalisis
 Pemeriksaan mikroskop

Urinalisis tidak bisa menggantikan kultur


urin untuk menegakkan diagnosa ISK,
namun dapat membantu untuk
mengidentifikasi anak yang
membutuhkan terapi antibiotik selama
menunggu hasil dari kultur urin
Bila ditemukan 3 kuman per lapang
pandang besar dari sampel kemih yang
tidak dipusingkan , biasanya sesuai
dengan hitung koloni pada biakan kemih
sebesar 100.000 CFU/ml
 Goldsmith menyatakan pyuria apabila
didapatkan > 5 leukosit/ lapangan
pandang besar
 Hoberman menyatakan pyuria
didapatkan apabila leukosit >10/lapangan
pandang besar
 Tes kimiawi untuk menentukan kuman
dalam air kemih :
- Uji carik leukosit
- Uji carik nitrit
- Uji dipstik
- Uji gula kemih
Radiologi
 Foto polos abdomen
 Pielografi intravena
 Micturating Cyctourethrografi (MCU)
 Ultrasonografi
 Scintigraphy ginjal
Komplikasi
1. Parut ginjal
2. Hipertensi
3. Refluks vesikoureter
4. Gagal ginjal kronik
ISK pertama

(biakan pertama)

Neonatus Anak
bayi

Gejala sistemik Gejala saluran kemih


+ bawah

Rawat inap antibiotik


Rawat jalan antibiotik
Iv(ampisilin+aminoglikosida
oral
/sefotaksim,slm 7-10 hr)
Biakan urine 48 jam
sesuaikan
antibiotik

USG
NORMAL abnorm
al

Tindak lanjut untuk Pertimbangan PIV,MSU


Mencegah infeksi
DIAGNOSIS BANDING
 Demam tinggi harus di DD :
1. ISPA
2. Demam (berdarah) Dengue
3. Malaria
4. Pielonefritis
5. ISK
 Nyeri waktu kencing perlu di DD :
1. Batu saluran kencing
2. Infeksi di saluran kemih
3. Obstruksi saluran kencing oleh sebab lain
4. Pada bayi fimosis
 Tidak jarang ISK terdapat bersama-sama
dengan Infeksi lain.
 Radang genitalia eksterna.
 Vulvitis dan vaginitis yang disebabkan oleh
ragi.
 Cacing kremi (pinworm )
TATA LAKSANA
 Memberantas infeksi.
 Menghilangkan faktor predesposisi.
 Memberantas penyulit
 Penderita baru dengan kemungkinan infeksi
saluran kemih boleh dirawat jalan bilamana:
 Tidak ada gangguan fungsi ginjal
 Hasil pemeriksaan air kemih meragukan /
kontaminasi (yaitu <10.000 koloni/mL)
 Tatalaksana Penderita Rawat Jalan :
1. MEDIKA MENTOSA
 Ampisilin 100 mg/kg BB/hari selama 7-10 hari
2. Dipantau gejala klinis, kemungkinan fungsi ginjal.
3. Kontrol setelah selesai pengobatan, dan diperiksa
air kemih rutin, biakan / sensitivitas / jumlah kuman
 Tatalaksana Penderita Rawat Inap
Penderita baru dirawat inap bilamana terdapat
bakteriuria bermakna, penurunan fungsi ginjal
 Jika sensitif terhadap antibiotik yang di
berikan,tx parenteral dilanjutkan
sampai bebas demam 24-36 jam
 Oral diberikan sampai 10 hari setelah
terapi parenteral
 Analgesic oral dibutuhkan untuk disuria
dan spasme kandung kencing.
 Jadwal kunjungan ulang adalah 5-7
hari,dan dilakukan reevaluasi
pemeriksaan urin
Bedah
 Koreksi bedah sesuai dengan kelainan
saluran kemih untuk menghilangkan
faktor predesposisi
Pada akut pielonefritis : membutuhkan cairan
secara oral maupun parenteral, antipiretik, dan
antibiotik
Antibiotik pilihan : cephalosporin generasi tiga (
ceftriaxon, atau cefotaxim) dapat ditambahkan
ampicillin jika pada sedimen urin ditemukan
bakteri gram positif
Pencegahan reinfeksi
 Sering kencing setiap 2-3 jam sekali dan
dua kali kencing sebelum tidur untuk
mengurangi residual urin.
 Intake cairan cukup

 Menghindarkan konstipasi, iritasi vulva

 Memberikan antibiotik profilaksis bila


perlu
Pemantauan
Pemeriksaan kultur dan uji resistensi urin
ulang 3 hari, setelah 1 bulan dan setiap 3
bulan dalam waktu 1-2 tahun terlebih
jika terdapat kelainan anatomi pada
saluran kemih
Pengobatan profilaksis ini ditujukan pada :
 Berulangnya gejala-gejala klinis yang
mengganggu
 Terlihat adanya refluks vesiko ureter.
 Parut ginjal dan anak cenderung
menderita ISK berulang.
 Anak dengan ISK < 1 tahun
Jenis antibiotik yang umum diberikan
adalah kotrimoksazol,trimetoprim,asam
nalidiksat,atau asam pipemidat.
Diberikan dengan dosis 1/3 penuh pada
malam hari sebelum tidur.Dapat
diberikan selama 6 bulan atau
diperpanjang bila diperlukan.
KOMPLIKASI
 Refluks vesiko-ureter (10-30%)
kegagalan fungsi valvulus vesiko-ureter bakteri
naik ke ginjal
 Parut ginjal
 faktor resiko: usia muda (<1 th), terlambatnya terapi
antibiotik, infeksi berulang, refluks vesiko-ureter, obstruksi
saluran kemih
 80% pada ISK disertai RVU
 Hipertensi
komplikasi lanjut dari nefropati refluks
 Gagal ginjal kronik
penyebab utama adalah refluks vesiko-ureter

Anda mungkin juga menyukai