Anda di halaman 1dari 29

SKRIPSI

BAB 1
1.1 LATAR BELAKANG
1.4 RUMUSAN MASALAH

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH


1.5 TUJUAN PENELITIAN

1.3 BATASAN MASALAH 1.6 MANFAAT PENELITIAN


1.1Latar Belakang
Disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis
Penyakit infeksi menular melalui udara dan dahak
Kuman TBC dapat bertahan di udara bebas selama 2 jam
Lingkungan tempat tinggal menjadi salah satu faktor
resiko penyebar bakteri

Cahaya yang masuk kurang


Ventilasi tidak memadai
lembap
Kepadatan hunian
CUKIR

Sumber : World Health Organization, 2018

43 KASUS 2017

73 KASUS 2018

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang, 2017


Ditemukan penderita TB paru yang memiliki rumah tidak
93% sehat seperti luas ventilasi, pencahayaan, kelembapan.
(Pangastuti, 2015)

Lingkungan rumah merupakan salah satu faktor yang memberikan pengaruh besar terhadap
status kesehatan penghuninya. Pada lingkunagn fisik, kelembapan, ventilasi, lantai, dinding,
dan kepadatan hunian memiliki hubungan bermakna dengan kejadian TB paru.
(S.Notoadmodjo, 2015)

Kuman Mycobacterium cepat mati pada sinar matahari langsung,namun dapat bertahan hidup
ditempat gelap dan lembap. Sehingga kondisi fisik lingkungan rumah berperan dalam
menentukan terjadinya interaksi antara host (penjamu) dengan penyebab (agent). Posangi,
Kandau, & Hamidah, 2015)

Seseorang yang tidak sakit tetap mempunyai resiko untuk menderita tuberculosis
sehingga diperlukan sikap positif semua anggota kelaurga seperti menjaga kebersihan
lingkungan rumah.(Wilson, 2006)
1.2 Identifikasi
Masalah
Tuberkulosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium Tuberculosis
Kuman Mycobacterium Tuberculosis suka menempati lingkungan yang
lembap, gelap, serta kondisi fisik tempat tinggal yang kumuh dengan
ventilasi udara yang tidak baik.
1.3 Batasan Masalah

Penelitian ini membatasi masalah pada kondisi fisik


rumah dan kejadian TBC Paru di Wilayah Kerja
Puskesmas Cukir Kecamatan Diwek Kabupaten
Jombang.
1.4 Rumusan Masalah 1.5 Tujuan Penelitian

Apakah ada hubungan antara kondisi fisik rumah


dengan kejadian TBC paru di Wilayah Kerja TUJUAN UMUM
Puskesmas Cukir Kecamatan Diwek Kabupaten Mengetahui hubungan antara kondisi fisik rumah
Jombang? dengan kejadian TBC paru di Wilayah Kerja
Puskesmas Cukir Kecamatan Diwek Kabupaten
Jombang.

TUJUAN KHUSUS
1. Mengidentifikasi kondisi fisik rumah
di Wilayah Kerja Puskesmas Cukir
Kecamatan Diwek Kabupaten
Jombang.
2. Mengidentifikasi kejadian TB paru di
Wilayah Kerja Puskesmas Cukir
Kecamatan Diwek Kabupaten
Jombang.
3. Menganalisis hubungan antara
kondisi fisik rumah dengan kejadian
TBC di Wilayah Kerja Puskesmas
Cukir Kecamatan Diwek Kabupaten
Jombang.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat teoritis Manfaat praktis

Sebagai tambahan pengetahuan tentang


kodisi fisik rumah dengan kejadian TB Bagi Penderita
paru

Bagi Keluarga

Bagi Instansi Kesehatan


Bab 2 Tinjauan Pustaka

Model konsep teori Florence Night


Konsep rumah

Perumahan
Kerangka konseptual

Konsep tuberkulosis

Hipotesa
Hubungan faktor kondisi fisik rumah
dengan kejadian TBC paru
Kerangka Konseptual

Keterangan :
Diteliti

Tidak diteliti
Hipotesis
Ada hubungan kondisi fisik rumah

H1 dengan kejadian TBC paru di


Wilayah Kerja Puskesmas Cukir
Kecamatan Diwek Kbaupaten
Jombang
BAB 3 Metode Penelitian
Desain Penelitian
Peneitian ini termasuk ke
dalam jenis penelitian
kuantitatif koresional.

Kerangka Kerja
Populasi,sampel,sampling Kriteria
Populasi
Seluruh pasien TBC di Wilayah Kerja Puskesmas Pasien TBC dalam menjalani pengobatan yang
Cukir Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang belum tuntas
berjumlah 34 orang Pasien yang baru ditemukan dengan hasil
Sampel pemeriksaan BTA positif
Seluruh pasien TBC dengan di Wilayah Kerja
Pasien TBC yang terdapat di Wilayah Kerja
Puskesmas Cukir Kecamatan Diwek Kabupaten
Puskesmas Cukir
Jombang berjumlah 59 orang
Pasien yang siap diteliti
Sampling
Non probability sampling- simple randon
sampling
Variabel Peneitian & Definisi operasional

Variabel Penelitian Definisi operasional

Variabel Independen
Kondisi fisik rumah

Variabel Dependen
Kejadian TBC paru
Lokasi & Waktu penelitian

Wilayah Kerja Puskesmas Cukir Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang

Penelitian dilaksanakan 10 Mei- 31 Mei 2019


Pengumpulan Data & Instrumen penelitian

1. Peneliti mengurus perizinan surat pengantar penelitian di STIKES


PEMKAB Jombang.
2. Peneliti mengurus perizinan di Puskesmas Cukir.
3. Menghubungi kader setempat untuk membantu berjalannya
penelitian.
Kondisi fisik rumah : observasi
4. Peneliti melihat catatan rekam medik untuk mengetahui kejadian
Kejadian TBC : Data sekunder
Tuberkulosis.
5. Cara pengumpulan data responden dengan cara mendatangi
resonden dari rumah ke rumah dan peneliti mengobservasi
rumah serta lingkungan rumah responden.
6. Melakukan pendekatan pada responden untuk menjelaskan
maksud dan tujuan serta memberikan informed consent.
7. Memastikam responden telah menandatangani informed consent.
8. Melakukan observasi lingkungan rumah responden
9. Setelah observasi lingkungan rumah, peneliti mengumpulkan
lembar observasi.
10. Mengumpulkan data dari lembar observasi.
11. Melakukan analisa data dengan uji statistic.
12. Menyimpulkan hasil.
Pengolahan data & Teknik analisa data

Uji chi- Tabulating


Editing square

Coding Skoring
Etika Penelitian

Confidentiality (menjamin kerahasiaan)


Nonmaleficience
(meminimalkan resiko)
Justice (keadilan)

Benefience (manfaat)
Veracity (jujur)

Autonomy (tanpa paksaan) Informed consent

Anonymity (kerahasiaan) Inducement (Bujukan)


Keterbatsan Penelitian

1. Keterbatasan pengambilan data, dimaana pengambilan data peneliti ini

menggunakan buku register dimana kadang jumlah data bisa berubah-

rubah.

2. Peneliti tidak bisa memastikan pindah tidaknya rumah pasien sehingga

dilakukan door to door bersamaan saat melakukan penelitian.


Hasil penelitan BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DATA UMUM
Hasil penelitan
Hasil penelitan
TABULASI SILANG
Hasil Uji Statistik
Chi-square

Hasil uji statistic chi-square diperoleh hasil ρ-value


(0,022) jauh lebih kecil dari standart signifikasi 0,05
atau (p<α), sehingga H1 diterima
Pembahasan
hampir separuhnya pendidikan responden adalah SD
yaitu 17 responden (50,0%). Semakin tinggi tingkat
Menunjukkan bahwa sebagian besar Kondisi pendidikan kemungkinan akan mendapatkan dukungan
Fisik Rumah kurang memenuhi syarat sebanyak 16 sosial dari orang yang berada disekitarnya (Ihsan, 2010).
responden TBC Paru (47,1%). Pendidikan sangat mempengaruhi pengetahuan
seseorang. Pendidikan SD termasuk pendidikan dasar,
jadi sangat wajar jika responden kurang faham atau
total keseuruhan responden >45 tahun dengan kondisi mengerti tentang kondisi fisik rumah yang sehat, karena
fisik rumah kurang sehat (55,9%) sebanyak 19 orang. dengan berpendidikan akan membentuk cara berfikir
kelompok usia >45 tahunn adalah kelompok usia yang seseorang serta memahami faktor-faktor yang
mempunyai mobilitas sangat tinggi, sehingga memiliki berhubungan dengan kondisi fisik rumah sehat.
keterbatasan beraktifitas di dalam rumah selain itu dapat
dilihat bahwa total keseluruhan responden TBC paru
adalah buruh sebanyak 20 orang (58,8%) dengan kondisi
fisik rumah kurang. Dimana pekerjaan tersebut banyak
menghabiskan waktu di luar rumah, sehingga perhatian
terhadap kondisi fisik rumah berkurang. Dengan
berkurangnya kepedulian tersebut mempengaruhi
perkembangbiakan bakteri tuberculosis menjadi besar.
Pembahasan

hampir seluruhnya kejadian TBC paru


positif sebanyak 28 responden (82,4%).

Masih tingginya kejadian TBC dikarenakan seseorang belum


tahu betul tentang bagaimana cara penularan dan penyebaran
bakteri tersebut, hal ini dapat dilihat dari pendidikan
responden yang hampir separuhnya berpendidikan SD
sebanyak 17 responden (50,0%), sehingga seseorang begitu
mudah untuk terjangkit atau tertular daei orang lain, selain itu
belum tentu seseorang yang terjangkit TBC menjadi
penderita TBC melainkan menjadi carier atau pembawa, jadi
semakin mudah terjadi penularan.
Pembahasan
Hubungan kondisi fisik rumah dengan kejadian TBC Paru

Uji statistic Chi square diperoleh hasil ρ-value


(0,022) < α (0,05) dengan nilai koefisien korelasi
sebesar 0,427

kesehatan sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, baik secara fisik,


biologis, maupun sosial. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit
tuberculosis adalah faktor umur, faktor tingkat pendidikan, pekerjaan,
pencahayaan, ventilasi, langit-langit, dinding, lantai, jendela, lubang asap
dapur (Kementerian Kesehatan, 2018).

kondisi fisik rumah sangatlah berpengaruh terhadap penyebaran atau kejadian


TBC, dimana menciptakan kondisi rumah yang kurang baik sangatlah berperan
terhadap proses kejadian suatu penyakit karena sebagian besar waktu dihabiskan
didalam rumah, maka apabila kondisi fisik rumah tidak memenuhi syarat maka
kejadian TBC juga akan semakin rentan terjadi.
kesimpulan
• Sebagian besar responden memiliki kondisi fisik rumah
yang kurang memenuhi syarat
• Hampir seluruh responden merupakan TBC positif
• Ada hubungan antara kondisi fisik rumah dengan kejadian
TBC Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Cukir Kecamatan
Diwek Kabupaten Jombang

Anda mungkin juga menyukai