CALLISTA AZARIA P
30101507409
SOMNOLEN DAN TAMPAK PUCAT
Somnolen :
Kesadaran memerlukan interaksi yang terus-menerus dan efektif
antara hemisfer otak dan formasio retikularis di batang otak.
Kesadaran dapat digambarkan sebagai kondisi awas-waspada
dalam kesiagaan yang terus menerus terhadap keadaan
lingkungan atau rentetan pikiran kita. Hal ini berarti bahwa
seseorang menyadari seluruh asupan dari panca indera dan
mampu bereaksi secara optimal terhadap seluruh rangsangan
baik dari luar maupun dari dalam tubuh.
Etio :
• Kulit putih yang normal
• Kurang terdedah kepada cahaya matahari (lebih baik tampak
pucat daripada berjemur di bawah sinar matahari)
• Anemia (kehilangan darah, gizi buruk, penyakit kronis)
• Syok
• Radang dingin
• Penyakit kronik termasuklah infeksi Chronic diseases including
infection dan kanker
• Benda tajam seperti pisau atau peluru menembus paru-
parudapat menyayat jaringan paru-paru atau
arterimenyebabkan darah berkumpul di ruang
pleuramengakibatkan pecahnya membran serosa
yang melapisi atau menutupi thorax dan paru-
parupecahnya membran ini memungkinkan
masuknya darah ke dalam rongga pleurasetiap sisi
toraks dapat menahan 30-40% dari volume darah
seseoranghipovolemia (kehilangan darah)tidak
adekuatnya pengangkutan oksigen ke
jaringanhipokasia jaringantermasuk otak
(gangguan perfusi serebral)penurunan kesadaran.
obstruksi limfatik :
hambatan pada aliran cairan limfa seperti pada tumor ganas
stadium lanjut, juga dapat menyebabkan cairan cenderung
berpindah ke ruang interstitial
penurunan tekanan onkotik plasma :
tekanan onkotik merupakan tekanan yang mempertahankan
cairan tetap di pembuluh darah, tekanan ini dipengaruhi oleh
albumin. Penurunan tekanan onkotik akibat gangguan
pembentukan albumin seperti pada penyakit liver atau kebocoran
albumin seperti pada gagal ginjal akan menyebabkan cairan
cenderung untuk berpindah ke ruang interstitial.
peradangan :
pada peradangan baik akut maupun kronis dapat menyebabkan
pelebaran pada celah antar sel sehingga cairan akan lebih banyak
terkumpul di ruang interstitial
Nyeri Regio Maxilla
Fraktur Lefort I (Guerin’s/ Transversal)
• Merupakan Jenis fraktur maksilofasial yang sering terjadi
• Fraktur le fort I meliputi fraktur bagian horizontal antara maxilla
dan palatum/ arcus alveolar kompleks, menyebabkan
terpisahnya prosesus alveolaris dan palatum durum
• Garis fraktur berjalan ke belakang melalui lamina pterigoid
• Fraktur bisa unilatelar atau bilateral
Fraktur Lefort II (Faktur Piramidal)
Ampula
Rectal tusi (colok dubur) dilakukan pada obstrusi usus dengan disertai
paralysis akan ditemukan ampula melebar. Pada obstruksi kolaps karena
tidak terdapat gas di usus besar.
Gejala/tanda dari trauma abdomen sangat tergantung dari organ
mana yang terkena, bila yang terkena organ-organ solid (hati dan lien)
maka akan tampak gejala perdarahan secara umum seperti pucat,
anemis bahkan sampai dengan tanda-tanda syok hemoragic.
Luka mengisap /
sucking chest
wound, > 2/3
diameter trakhea
Open Pneumothorax
Open Pneumothorax
Water Sealed
Drainage
Tension Pneumothorax
• Mekanisme ventil : udara masuk ke rongga
pleura ttp tidak dpt keluar
• Paru kuncup, paru sebelahnya tertekan
• Mediastinum terdorong : jantung dan
pembuluh darah besar terdorong; trakhea
terdorong sesak, shock, trakhea terdorong
ke sisi sehat, pelebaran vena leher
• Perlu penanganan segera keluarkan udara
dari rongga pleura
Tension Pneumothorax
Tension Pneumothorax
Needle thoracocentesis
Sela iga 2 midclavicula
Tension Pneumothorax
Tension Pneumothorax
Tension Pneumothorax
Massive Hemothorax
• Terjadi perdarahan
hebat yg
menyebabkan
problem B (reathing)
dan problem C
(irculation)
• Pada fase pra-RS tidak
banyak yg dpt
dilakukan infus
• Pisau jangan dicabut
Hemothorax Masif
• Tulang iga patah lebih dari 2 tempat pada 2 iga atau lebih
• Ada segmen dada yg tertinggal pd pernapasan
• Pd ekspirasi menonjol dan pd inspirasi masuk kedalam (paradoksal)
• Disertai kontusio paru
• Luka tajam
• Darah terkumpul pd rongga perikardium
kontraksi jantung terganggu
• Menyebabkan syok
• Vena leher melebar dan bunyi jantung
terdengar jauh
• Dilakukan perikardiosentesis
ANATOMI ABDOMEN
ILEUS
ILEUS PARALITIK VS ILEUS
OBSTRUKTIF
Airway
Menilai jalan nafas bebas. Apakah pasien dapat bicara dan bernafas dengan
bebas ?
Jika ada obstruksi maka lakukan :
• Chin lift / jaw thrust (lidah itu bertaut pada rahang bawah)
• Suction / hisap (jika alat tersedia)
• Guedel airway / nasopharyngeal airway
• Intubasi trakhea dengan leher di tahan (imobilisasi) pada posisi netral
Breathing
Menilai pernafasan cukup. Sementara itu nilai ulang apakah jalan nafas bebas.
Jika pernafasan tidak memadai maka lakukan :
• Dekompresi rongga pleura (pneumotoraks)
• Tutuplah jika ada luka robek pada dinding dada
• Pernafasan buatan
Berikan oksigen jika ada
.Penilaian ulang ABC harus dilakukan lagi jika kondisi pasien tidak stabil
Circulation
Menilai sirkulasi / peredaran darah.
Nilai:
-Nadi
-Akral dingin
-Capillary refill
-Perdarahan Internal (thorax, abdomen, pelvis, tulang panjang)
-Perdarahan Eksternal
Jika sirkulasi tidak memadai maka lakukan :
• Hentikan perdarahan eksternal
• Segera pasang dua jalur infus dengan jarum besar (14 - 16 G)
• Berikan infus cairan
Disability
Menilai kesadaran dengan cepat, apakah pasien sadar, hanya respons
terhadap nyeri atau
sama sekali tidak sadar. Tidak dianjurkan mengukur Glasgow Coma
Scale
AWAKE = A
RESPONS BICARA (verbal) = V
RESPONS NYERI = P
TAK ADA RESPONS = U
Cara ini cukup jelas dan cepat.
Exposure
• Lepaskan baju dan penutup tubuh pasien agar dapat dicari semua
cedera yang mengancam nyawa.
• Log rollmelihat punggung
• Jika ada kecurigaan cedera leher atau tulang belakang, maka
imobilisasi in-line harus dikerjakan.
TRAUMA
BRAIN
INJURY
MANAGEME
NT
pemeriksaan penunjang
(Ml/jam)
CNS/ Status Sedikit cemas Agak cemas Cemas, Bingung,lesu