Anda di halaman 1dari 48

Pencegahan Infeksi

Ledy Martha Aridiana, S.Kep, Ns, M.Kes

081615999382/ Widyaiswara
ledymarta_aridiana
@yahoo.co.id
Pertama

Pendidikan :
UPT
S2 Magister
Latkesmas
Manajemen
Jawa Timur
RS UGM

9/16/2019
Tetapi disisi lain individu yang masuk ke
Setiap individu mempunyai hak untuk pelayanan kesehatan mempunyai risiko
mendapatkan pelayanan kesehatan terhadap penularan penyakit infeksi
yang aman dan bermutu. atau Healthcare Associated Infections
(HAIs).

HAIs adalah infeksi yang terjadi selama


proses pelayanan kesehatan, dimana Apabila kejadian HAIs tidak
pasien tidak dalam masa inkubasi atau dikendalikan dengan baik dan benar
tidak dalam keadaan infeksi ketika akan menyebabkan meningkatkan LOS
masuk rumah sakit, termasuk infeksi (Length of Stay), morbiditas, mortalitas,
yang terjadi setelah pasien pulang serta biaya, dan akan menurunkan mutu
petugas kesehatan mengalami infeksi Rumah Sakit.
akibat pekerjaannya.
Rantai Penularan Infeksi
Agen Infeksi (Infectious Agen) merupakan mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi. Pada manusia agen infeksi dapat
berupa bakteri, virus, riketsia, jamur dan parasit

Reservoir/ source merupakan tempat dimana agen infeksi hidup tumbuh berkembang biak dan siap untuk ditularkan.

Pintu keluar (Port of exit) merupakan jalan dari mana agen infeksi meninggalkan reservoir. Pintu keluar meliputi saluran
pernafasan, saluran cerna, saluran kemih dan kelamin, kulit dan membrane mukosa, darah, serta cairan tubuh lain.

Cara penularan (Mean of transmisi), merupakan mekanisme bagaimana transport agen infeksi dari reservoir ke penderita
dengan lima cara yang tersebut diatas dalam bahasan transmisi.

Pintu masuk (Port of entry), merupakan tempat dimana agen infeksi memasuki penjamu (host) melalui saluran cerna,
pernafasan, kemih dan kelamin, selaput lender, serta kulit yang tidak utuh.

Penjamu (Sustible host), merupakan orang yang tidak memiliki daya tahan tubuh yang cukup untuk melawan kuman penyebab atau
mencegah infeksi atau penyakit.
Strategi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Peningkatan daya tahan tubuh penjamu.

Inaktivasi agen penyebab infeksi dengan cara


dekontaminasi,desinfeksi sterilisasi.
Memutus mata rantai penularan melaui kewaspadaan standar.

Tindakan pencegahan pasca pajanan terhadap petugas kesehatan


Jenis Kewaspadaan Isolasi

Kewaspadaan standar

• Diterapkan pada semua klien dan pasien/orang yang datang ke


fasilitas pelayanan kesehatan

Kewaspadaan berdasarkan penularan/transmisi

• Diterapkan pada pasien yang dirawat inap di rumah sakit


Kewaspadaan Standar

Kebersihan tangan/hand hygiene.

Alat pelindung diri (APD): sarung tangan, masker, goggle (kacamata pelindung), faceshield (pelindung wajah), dan gaun.

Peralatan perawatan pasien.

Pengendalian lingkungan.

Pemrosesan peralatan pasien dan penatalaksanaan linen.

Kesehatan karyawan/Perlindungan petugas kesehatan.

Penempatan pasien.

Higiene respirasi/Etika batuk.

Praktik menyuntik yang aman.

Praktik untuk lumbal punksi.


Tujuan kewaspadaan standar

Penerapan ditujukan untuk mengurangi resiko penyebaran


mikroorganisme dari sumber infeksi yang diketahui ataupun tidak
diketahui dalam sistem pelayanan kesehatan seperti pasien, benda
yang tercemar, jarum atau spuit yang telah digunakan
Kewaspadaan standar

Kebersihan Tangan

• Hindari menyentuh permukaan di sekitar pasien agar tangan


terhindar kontaminasi patogen dari dan kepermukaan.
• Apabila tangan tampak kotor, mengandung bahan berprotein, cairan
tubuh, cuci tangan dengan sabun biasa/antimikroba dengan air
mengalir.
• Apabila tangan tidak tampak kotor, dekontaminasi dengan alkohol
handrub.
• Lakukan kebersihan tangan sesuai 5 keadaan atau 5 moment, segera
setelah membuka sarung tangan, dan setelah menggunakan toilet.
Alat Pelindung Diri (APD): Sarung tangan

•Pakai apabila mungkin terkontaminasi darah, cairan tubuh, sekresi,


ekskresi dan bahan terkontaminasi, mukus membran dan kulit yang tidak
utuh, kulit utuh yang potensial terkontaminasi.
•Pakai sesuai ukuran tangan dan jenis tindakan.
•Pakai sarung tangan sekali pakai saat merawat pasien langsung.
•Lepaskan sarung tangan segera setelah selesai, sebelum menyentuh
benda dan permukaan yang tidak terkontaminasi, atau sebelum
beralih ke pasien lain.
•Jangan memakai sarung tangan 1 pasang untuk pasien yang berbeda.
•Gantilah sarung tangan apabila tangan berpindah dari area tubuh
terkontaminasi ke area bersih
•Cuci tangan segera setelah melepas sarung tangan
Masker, Kaca Mata, Pelindung wajah

• Pakailah Masker bedah, Kaca Mata, Pelindung untuk melindungi konjungtiva,


mukus membran hidung, mulut selama melaksanakan prosedur dan perawatan
pasien yang berisiko terjadi cipratan/semprotan dari darah, cairan tubuh,
sekresi, ekskresi
• Pilih sesuai tindakan yang akan dikerjakan
• Masker bedah dapat dipakai secara umum untuk petugas RS untuk mencegah
transmisi melalui partikel besar droplet saat kontak erat (<1 m) dari pasien
batuk/bersin.
• Masker N95 dipakai pada penularan airbone dengan partikel kecil.
• Pakailah selama tindakan yang menimbulkan walaupun pada pasien tidak
diduga infeksi
• Lepaskan masker apabila sudah tidak digunakan jangan dibiarkan
menggantung di leher. Buang Limbah infeksi.
• Lakukan kebersihan tangan setelah menyentuh masker yang sudah digunakan
gaun
• Mencegah kontaminasi pakaian selama melakukan tindakan yang melibatkan kontak dengan
darah atau organ tubuh.
• Kenakan gaun ( bersih, tidak steril ) untuk melindungi dari kemungkinan terkena percikan
ketika kontak dengan darah atau cairan tubuh, mencegah baju menjadi kotor terkontaminasi
selama prosedur/merawat pasien
• Pilihlah yang sesuai antara bahan gaun dan tindakan yang akan dikerjakan dan perkiraan
jumlah cairan yang akan dihadapi. Apabila gaun tembus cairan, perlu dilap apron tahan cairan
mengantisipasi semprotan cairan infeksius.
• Kenakan saat merawat pasien infeksi yang secara epidemiologik penting, lepaskan saat akan
keluar ruang pasien
• Jangan memakai gaun pakai ulang walaupun untuk pasangan yang sama
• Gunakan gaun, satu petugas satu gaun dengan tidak berganti2 dengan petugas lainnya.
• Lepaskan gaun segera, simpan dalam keadaan aman kedalam pada tempat aman dari
kontaminas dancucitangan untuk mencegah transmisi mikroba ke pasien ataupun ke
lingkungan
• Masukkan gaun yang terkontaminasi habis pakai pada infeksi.
• Bukan indikasi pemakaian rutin masuk ke ruang risiko seperti ICU, NICU
Peralatan perawatan pasien

•Tangani peralatan yang tercemar dengan benar untuk mencegah kontak


langsung dengan kulit atau membrane mukrosa/selaput lender.
•Peralatan nonkritikal terkontaminasi didesinfeksi setelah
dipakai.Peralatan semikritikal didesinfeksin atau disterilisasi. Peralatan
kritikal harus didesinfeksi kemudian disterilkan.
•Pastikan peralatan sekali pakai dibuang dan dihancurkan melalui cara
yang benar dan peralatan pakai ulang diproses dengan benar
•Peralatan makan pasien dibersihkan dengan air panas dan detergen
•Apabila tidak tampak kotor, lap permukaan peralatan yang besar
(USG, X ray) setelah keluar ruangan isolasi
•Bersihkan dan desinfeksi yang benar peralatan terapi pernapasan
terutama setelah dipakai pasien infeksi saluran napas
Pengendalian lingkungan

• Pembersihan permukaan horisontal sekitar pasien harus dilakukan secara rutin dan
tiap pasien pulang.
• Bersihkan, rawat dan desinfeksi peralatan dan perlengkapan dalam ruang
perawatan pasien secara rutin setiap hari dan apabila perlu hindari sapu, dengan
cara basah ( kain basah) Untuk mencegah aerosolisasi patogen infeksisaluran napas,
• Ganti cairan pembersih, lap kain, kepala mopsetelah dipakai (terkontaminasi)
• Peralatan pembersihan harus dibersihkan, dikeringkan tiap kali setelah pakai
• Mop dilaundry, dikeringkan tiap hari sebelumdisimpan dan dipakai kembali.
• Untuk mempermudah pembersihan bebaskan area pasien dari benda-
benda/peralatanyang tidak perlu
• Jangan fogging dengan desinfektan, tidak Terbukti mengendalikan infeksi,
berbahaya
• Pembersihan dapat dibantu dengan vacum cleaner (pakai filter, HEPA).
Janganmemakai karpet
Penatalaksanaan Linen

• Tujuan Penanganan Linen: Untuk memenuhi kebutuhan linen yang bersih dan siap pakai, Untuk
mencegah terjadinya infeksi silang melalui linen yang kotor terkontaminasi kepada pasien maupun
petugas merasa nyaman/aman di tempat tidurnya
• Kualifikasi Linen: Linen bersih, Linen kotor infeksius steril, Linen kotor non infeksius
• Linen kotor bekas pakai pasien dengan penyakit dan terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh
• Linen kotor non infeksius: Linen kotor yang berasal ruang administrasi, apotek, ruang tunggu dan
perawatan yang bukan penyakit menular.
• Linen dipisahkan antara linen kotor infeksi (menggunakan plastik warna kuning) dengan linen kotor non
infeksi (menggunakan plastik warna hitam).
• Buang terlebih dahulu kotoran (misal: feses), ke sebelum di masukkan kantong plastik kuning.
• Gulung linen kotor bagian dalam diluarjika melepascan dari Bed pasien.
• Hindari menyortir linen di ruang rawat pasien.Manipuasi line terkontaminasi untuk kontaminasi terhadap
udara, permukaan dan orang.
• Kantong penampung harus kuat, kedap air dap air dan tertutup.
• Pengangkutan linen: Mengunakan kereta dorong tertutup, Kereta dorong berbeda untuk linen bersihdan
linen kotor, Jangan menyeret linen di lantai, meletakkan linen sementara di lantai.
• Bedakan pintu masuk pengiriman linen kotorpengambilan linen bersih/steril.
• Petugas yang menangani linen harus mengenakan APD
Kesehatan karyawan/Perlindungan Petugas

• Berhati-hati dalam bekerja untuk mencegah trauma


menangani jarum, scalpel dan alat tajam lain yang dipakai
setelah prosedur, saat membersihkan instrumen dan
membuang jarum
• Jangan recap jarum yang telah dipakai, di manipulasi dengan
tangan, menekuk jarum, mematahkan, melepaskan jarum dari
spuit.
• Buang jarum, spuit, pisau scalpel, dan peralatan habis pakai
kedalam Safety Box sebelun di buang insenerator
• Segera melapor ke tim PPI jika terjadi tertusuk jarum
Penempatan Pasien

• Cara penempatan sesuai jenis kewaspadaan terhadap


transmisi infeksi.
• Jarak minimal pasien satu dengan lainnya >1,5 meter.
• Pasien dengan penularan kontak dapat ditempatkan
menggunakan sistem kohorting (dikelompokkan)
• Penempatan pasien airbone: Pertukaran udara >12
x/jam, aliran udara yang terkontrol Jangan gunakan
AC sentral, apabila mungkin AC + filter HEPA
Higiene respirasi/Etika batuk

• Edukasi petugas akan pentingnya pengendalian sekresi respirasi untuk mencegah transmisi
pathogen dalam droplet, terutama selama musim/KLB virus respiratorik di masyarakat
• Terapkan pengukuran kandungan sekresi respirasi pasien dengan individu dengan gejala klinik
infeksi respiratorik, dimulai dari unit emergensi
• Beri poster pada pintu masuk dan tempat strategis bahwa pasien rajal atau pengunjung
dengan gejala klinis infeksi saluran napas harus menutup mulut dan hidung dengan tisu
kemudian membuangnya ke dalam tempat Limbah infeksius dan mencuci tangan
• Sediakan tisu dan wadah untuk limbahnya
• Sediakan sabun, wastafel dan cara mencuci tangan pada ruang tunggu pasien rajal, atau
alcohol handrub
• Pada musim infeksi saluran napas, tawarkan masker pada pasien dengan gejala infeksi saluran
napas, juga pendampingnya.
• Anjurkan untuk duduk berjarak > 1 m dari yang lain
• Lakukan Hygiene respirasi/ Etika batuk sebagai standar praktik (kategori I B)
• Untuk Resusitasi Pasien: Gunakan penghubung mulut (mouthpiece/Goedel), Ambubag atau
alat ventilasi lain untuk resusitasi mulut ke mulut secara langsung
Praktik menyuntik yang aman

• Pakai jarum yang steril, sekali pakai, pada tiap suntikan untuk
mencegah kontaminasi pada peralatan injeksi dan terapi.
Apabila memungkinkan sekali pakai vial walaupun multidose.
• Jarum atau spuit yang dipakai ulang untuk mengambil obat
dalam vial multidose dapat menimbulkan kontaminasi
mikroba yang dapat menyebar saat obat dipakai untuk pasien
lain.
Kewaspadaan Berdasarkan Penularan
transmisi
Kewaspadaan terhadap
penularan/transmisi di peruntukan bagi
pasien yang menunjukan gejala atau
dicurigai terinfeksi atau mengalami
kolonis dengan kuman yang sangat mudah
menular atau sangat phantogen di mana
perlu upaya pencegahan tambahan selain
kewaspadaan standar untuk memutus
rantai penyebaran infeksi.
3 jenis kewaspadaanberdasarkan
penularan/transmisi:
Kewaspadaan • Kewaspadaan ini dirancang untuk mengurangi risiko transmisi organisme
patogen melalui kontak langsung atau tidak langsung.
penularan melalui
kontak

Kewaspadaan • Transmisi droplet terjadi melalui kontak dengan konjugtiva membrane


mukosa hidung atau mulut individu yang rentan oleh percikan partikel
penularan melalui besar (> 5 um) yang mengandung mikroorganisme.
• Berbicara, batuk, bersin dan tindakan seperti pengisapan lendir dan
percikan (droplet) bronkoskopi dapat menyebarkan mikroorganisme.

Kewaspadaan • Kewaspadaan penularan melalui udara di rancang untuk mengurangi


risiko penularan melalui penyebaran partikel kecil (<5 m) ke udara, baik
penularan melalui secara langsung atau melalui partikel debu yang mengandung
mikroorganisme infeksius.
udara (airborne)
Komponen Utama Kewaspadaan Berdasarkan
Penularan/Transmisi dan Penerapanya
Menjaga Kebersihan tangan dan pemakaian sarung tangan
• Petugas kesehatan harus mencuci tangan atau menggunakan handrub alkohol setelah
kontak dengan pasien atau bahan menular dan setelah melepascan sarung tangan.
• Sarung tangan bukan menggantikan kebutuhan mencuci tangan, karena pada sarung
tangan mungkin ada pori kecil yang tidak terlihat dan sobek selama penggunaan atau
tangan dapat terkontaminasi pada saat melepaskan sarung tangan merupakan risiko.
• Tidak mengganti sarung tangan setelah kontak antar pasien merupakan risiko
penyebaran infeksi
• Petugas kesehatan harus melepas sarung tangan sebelum meinggalkan ruangan
pasien dan segera mencuci tangan atau menggunakan handrub berbasis alkhohol.
Penggunaan masker, pelindung pernafasan, pelindung mata dan
pelindung wajah
• Setiap orang yang berhubungan langsung, berada dekat dengan pasien atau memasuki suatu
ruangan di mana ada pasien dengan penyakit menular harus menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD) yang sesuai.
• Untuk pasien dengan penyakit menular melalui udara, petugas perlu menggunakan masker
khusus yang dapat melindungi setidaknya seperti N95, EU FFP2 atau sejenis yang tersertifikasi
oleh U.S NIOSH, gaun, pelindug wajah atau pelindung mata/goggles dan sarung tangan.
• Berbagai macam jenis masker, pelindung mata dan pelindung wajah dapat digunakan terpisah
atau bersamaan untukmemberikan perlindungan yang efektif.
• Semua orang yang memasuki ruangan pasien dengan penyakit menular melalui udara,harus
menggunakan masker N-95.ini dapat digunakan beberapa kali,jika digunakan oleh orang yang
sama. Lapisi respirator dengan masker bedah yang dibuang setiap setelah digunakan.Jika
respirator khusus tidak tersedia,petugas harus menggunakan masker bedah yang dapat
melekat erat menutup hidung dan mulut
• Prosedur standar yang tepat perlu dilakukan untuk memilih respirator khusus yang sesuai dan
uji kelekatan oleh pengguna setiap kali respirator sekali pakai akan digunakan.
Penggunaan Gaun dan apron
• Gaun dan apron di pakai sebagai pelindung diri dan untuk mengurangi
kemungkinan penyebaran mikroorganisme di dalam rumah sakit.
• Gaun perlu dipakai untuk mencegah kontaminasi pakaian dan untuk melindungi
kulit petugas dari pajanan darah atau cairan tubuh.
• Gaun yang di pakai hendaknya terbuat dari bahan kedap air penutup kaki atau
sepatu boot akan memberikan perlindungan lebih lanjut terhadap kulit apabila
ada kemungkinan terjadi tumpahan atau percikan bahan infeksius dalam jumlah
besar.
• Petugas kesehatan hendaknya memakai gaun ketika merawat pasien yang
terinfeksi patogen infeksius untuk mengurangi kemungkinan penyebaran dari
pasien atau barang di lingkungan mereka kepada pasien atau lingkungan lain .
• Belum ada data yang cukup mengenai spesifikasi gaun yang tepat untuk tujuan ini.
Pengelolaan linen dan pakaian kotor
• Meskipun linen tercemar oleh mikroorganisme patogen, risiko
penularan penyakit akan minimal jika linen tersebut ditangani dengan
baik, diangkut dan dicuci dengan cara yang dapat mencegah
penyebaran mikroorganisme pada pasien, petugas dan lingkungan.
• Petugas tidak boleh memegang linen dengan tubuh atau
mengibaskan linen tersebut.
• Menjaga kebersihan, penanganan penyimpanan linen bersih sangat
dianjurkan.
Pengelolaan makanan, gelas cangkir dan peralatan makan
• Bagi pasien dengan penyakit menular melalui udara dan percikan, apabila
kemungkinan upayakan penggunaan satu barang untuk satu pasien.
• Tidak dibenarkan orang lain menggunakan bersama-sama peralatan makan
pasien.
• Peralatan makan dapat digunakan kembali untuk pasien suspek dan probable
penyakit menular dengan menerapkanpencegahan kewaspadaan standar.
• Piring dan peralatan makan yang akan digunakan kembali dicuci dengan air
panas dan sabun deterjen, apabila mungkin di dalam mesin pencuci piring.
• Petugas perlu menggunakan sarung tangan ketika menangani nampan, piring dan
peralatan makan pasien.
Perawatan Pasien dalam Isolasi
• Pasien dengan penyakit menular melalui udara harus dirawat di ruang
isolasi (apabila memungkinkan) untuk mencegah transmisi langsung atau
tidak langsung.
• Jumlah petugas yang merawat pasien, harus dijaga seminimal mengkin
sesuai dengan tingkat perawatan petugas perlu diawasi secara ketat dan
hendaknya berpengalaman di dalam pencegahan dan pengendalian infeksi.
• Setiap langkah pencegahan dan pengendalian infeksi perlu dilakukan sesuai
petunjuk untuk mencegah transmisi infeksi antar pasien dan dari pasien ke
petugas pelayanan kesehatan atau orang lain.
Kebersihan Tangan

Tujuan mencuci tangan adalah untuk


menghilangkan kotoran dari kuiit secara
mekanis dan mengurangi jumlah
Kebersihan tangan suatu prosedur tindakan
mikroorganisme Mencuci tangan dengan
membersihkan tangan dengan menggunakan
sabun biasa dan air bersih adalah sama
sabun/antiseptik di bawah air mengalir atau
efektifnya mencuci tangan dengan sabun
dengan menggunakan handrub berbasis
antimikroba (Pereira, Lee dan Wade 1997)
alkohol.
Sebagai tambahan, sabun biasa mengurangi
terjadinya iritasi kulit (Pereira, lee danWade
1990).
Hal-hal yang perlu diingat saat membersihkan
tangan:
Apabila jelas terlihat kotor atau terkontaminasi oleh bahan yang mengandung protein, tangan harus dicuci dengan
sabun dan air mengalir.

Lakukan handrub apabila tangan tidak kotor dengan memperhatikan keadaan (5 Moment) kapan harus cuci
tangan.

Jangan gunakan produk berbasis alkohol setelah menyentuh kulit yang tidak utuh, darah atau cairan tubuh.
Pada kondisi ini cuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan keringkan dengan lap/handuk sekali pakai.

Pada handrub Dilakukan selama 20-30 detik, pada handwash dilakukan selama 40-60 detik dengan 6 tahap
yang sama.

Setiap gerakan dilakukan 3-4x hitungan

Selama pelayanan tidak diperkenankan menggunakan aksessoris tangan (cincin, gelang), tidak berkuku panjang dan
tidak bercat kuku.
Lima keadaan (moment) mencuci tangan
Sebelum kontak dengan pasien

Sebelum melakukan tindakan/prosedur terhadap pasien.

Setelah tindakan/prosedur atau beresiko terpapar cairan tubuh pasien.

Setelah kontak dengan pasien.

Setelah menyentuh lingkungan sekitar pasien.


Teknik Mencuci Tanga : teknik mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir harus dilakukan
seperti di bawah ini:
• Buka kran dan basahi tangan dengan air.
• Tuangkan sabun cair secukupnya.
• Gosok ke dua telapak tangan hingga merata.
• Gosok punggung dan sela - sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya.
• Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari.
• Jari-jari sisi dalam dari ke dua tangan saling mengunci dan saling digosokkan
• Gosok ibu jari kiri berputar ke arah bawah dalam genggaman tangan kanan dan sebaliknya.
• Gosokan dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan kiri dan sebaliknya.
• Bilas tangan dengan air bersih.
• Keringkan tangan dengan handuk sekali pakai atau tissue towel atau handuk kertas.
• Gunakan handuk kertas tersebut untuk memutar kran sewaktu mematikan setiap gerakan
dilakukan sebanyak 7 (tujuh) kali. Lamanya seluruh proses sebaiknya selama 40 -60 detik.
Teknik mencuci tangan dengan handrub antiseptik harus dilakukan seperti di bawah ini:

• Tuangkan segenggam penuh bahan antiseptik berbasis aikohol ke dalam tangan.


• Gosok kedua telapak tangan hingga merata
• Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya.
• Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari.
• Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci dan saling digosokan.
• Gosok ibu jari kiri berputar kearah bawah dalam genggaman tangan kanan dan sebaliknya.
• Gosokan dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan kiri dan sebaliknya.
• Biarkan tangan mengering.
• Setiap gerakan dilakukan sebanyak 4 (empat) kali. Lamanya seluruh prosedur sebaiknya
selama 20-30 detik.
PANDUAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG
DIRI
Sarung tangan

• Sarung tangan berfungsi melindungi tangan dari bahan yang


dapat menularkan penyakit dan melindungi pasien dari
mikroorganisme yang berada di tangan petugas kesehatan.
Sarung tangan merupakan penghalang (barier) fisik paling penting
untuk mencegah penyebaran infeksi.
• Sarung tangan harus diganti antara setiap kontak dengan satu
pasien ke pasien lainnya, untuk menghindari kontaminasi silang.
Masker

• Masker harus cukup besar untuk menutupi hidung, mulut, bagian


bawah dagu, dan rambut pada wajah (jenggot).
• Masker dipakai untuk menahan cipratan yang keluar sewaktu petugas
kesehatan atau petugas bedah berbicara, batuk atau bersin serta untuk
mencegah percikan darah atau cairan tubuh lainnya memasuki hidung
atau mulut petugas kesehatan. Apabila masker tidak terbuat dari bahan
tahan cairan, maka masker tersebut tidak efektif untuk mencegah
kedua tersebut.
Alat pelindung mata

• Alat pelidung mata melindungi petugas petugas dari


percikan darah atau cairan tubuh lain dengan cara
melindungi mata.
• Pelindung mata mencakup mata (goggles) plastik bening,
kaca mata pengaman, pelindung wajah dan visor
Topi

• Topi digunakan untuk menutup rambut dan kulit kepala


sehingga serpihan kulit dan rambut tidak masuk kedalam
luka selama pembedahan.
• Topi harus cukup besar untuk menutup semua rambut.
• Selain itu, topi juga dapat memberikan sejumlah pelindungan
pada cairan tubuh yang terpecik atau menyemprot.
Gaun pelindung

• Gaun digunakan untuk menutupi atau mengganti pakaian biasa atau seragam lain pada saat
merawat pasien yang diketauhi atau dicurigai menderita penyakit menular melalui
droplet/airborne.
• Pemakaian gaun pelindung terutama untuk melindungi baju dan kulit petugas kesehatan
dari sekresi respirasi.
• Ketika merawat pasien yang diketauhi atau dicurigai penderita penyakit menular tersebut,
petugas kesehatan harus menggunakan gaun pelindung setiap memasuki ruangan untuk
merawat pasien karena ada kemungkinan terpercik atau tersemprot darah, cairan tubuh,
sekresi atau ekskresi.
• Pangkal sarung tangan harus menutupi ujung lengan gaun sepenuhnya.
• Lepaskan gaun sebelum meninggalkan area pasien.
• Setelah gaun dilepas, pastikan bahwa pakaian dan kulit tidak kontak dengan bagian yang
potensial tercemar, kemudian cuci tangan segera untuk mencegah berpindahnya organisme.
Apron

• Apron yang terbuat dari karet atau plastik merupakan penghalang tahan air
untuk sepanjang bagian depan tubuh petugas kesehatan.
• Petugas kesehatan harus mengenakan apron di bawah gaun penutup ketika
melakukan perawatan langsung pada pasien, membersihkan pasien, atau
melakukan prosedur dimana ada risiko tumpahan darah, cairan tubuh atau
sekresi.
• Hal ini penting jika gaun pelindung tidak tahan air.
• Apron akan mencegah cairan tubuh pasien mengenai baju dan kulit petugas
keamanan.
Pelindung kaki

•Pelindung kaki digunakan untuk


melindungi kaki dari cedera akibat benda
tajam atau benda berat yang mungkin
jatuh secara tidak sengaja ke atas kaki.
PEMROSESAN ALAT
Dekontaminasi/precleaning Pembersihan Desinfeksi Sterilisasi

• Proses yang membuat benda • Proses yang secara fisik • Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) • Proses menghilangkan semua
mati lebih aman utuk ditangani membuang semua debu yang • Proses menghilangkan semua mikroorganisme (bakteria, virus,
oleh petugas sebelum tampak,kotoran darah atau mikroorganisme kecuali fungsi dan parasit) termasuk
dibersihkan (umpamanya cairan tubuh lain dari benda beberapa endospora endospora bakterial dari benda
menginaktivasi HBV,HBC, dan mati maupun membuang bakterial dari objek dengan mati dengan uap tekanan tinggi
HIV) dan mengurangi,tetapi sejumlah mikrooganisme untuk merebus, menguapkan atau (otoklaf) panas kering (oven)
tidak menghilangkan jumlah mengurangi risiko bagi mereka menggunakan desinfektan sterilan kimiawi atau radiasi.
miikrooganisme yang yang menyentuh kulit atau kimiawi. Setiap benda baik peralatan
mengkontaminasi. menangani objek tersebut. • Desinfeksi Tingkat Sedang (DTS) metal maupun sarung tangan,
Proses ini terdiri dari mencuci memerlukan penanganan dan
• Proses menghilangkan mikro
sepenuhnya dengan sabun atau pemrosesan khusus yang
bakteria vegetatif, hampir
deterjen dan air, membilas bertujuan:
semua virus, hampir semua
dengan air bersih dan • Mengurangi risiko paparan
jamur, tetapi tidak bisa
mengeringkan. darah dan cairan tubuh
mematikan spora bakteria
terhadap petugas kebersihan
• c. Desinfeksi Tingkat Rendah
dan rumah tangga.
(DTR)
• Memberikan hasil akhir
• Proses
berkualitas tinggi (misalnya
menghilangkan/mematikan
peralatan atau benda lain yang
hampir semua bakteria
steril atau yang didesinfeksi
vegetatif, beberapa jamur,
tingkat tinggi DTT)
beberapa virus.
PEMROSESAN LINEN
Semua bahan padat pada linen yang kotor harus dihilangkan sebelum di masukkan pada kantong plastik kuning.

Hilangkan bahan padat (misalnya, feses) dari linen yang sangat kotor dengan menggunakan APD yang sesuai) dan buang limbah padat tersebut
ke dalam toilet sebelum linen dimasukkan ke kantong cucian.

Linen yang sudah digunakan harus dibawa dengan hati-hati untuk mencegah kontaminasi permukaan lingkungan atau orang-orang di sekitarnya.

Jangan memilah linen di tempat perawatan pasien. Masukkan linen yang terkontaminasi langsung ke kantong cucian di ruang isolasi dengan
memanipulasi minimal atau mengibas-ibaskan untuk menghindari kontaminasi udara dan orang.

Linen yang sudah digunakan kemudian harus dicuci sesuai prosedur pencucian biasa.

Cuci dan keringkan linen sesuai dengan standar dan prosedur tetap fasilitas pelayanan kesehatan. Untuk pencucian dengan air panas,cuci linen
menggunakan detergen/desinfektan dengan air 70 OC (160 OF) selama minimal 25 menit.Pilih bahan kimia yang cocok untuk pencucian
temperatur rendah dengan konsentrasi yang sesuai apabila melakukan pencucian dengan temperatur rendah <70 OC (<160 OF).
PENGELOLAAN LIMBAH

Tujuan pengelolaan Limbah

• Melindungi petugas pembuangan limbah dari perlukaan.


• Melindungi penyebaran infeksi terhadap para petugas
kesehatan.
• Mencegah penularan infeksi pada masyarakat sekitarnya.
• Membuang bahan-bahan berbahaya (bahan toksin dan
radioaktif) dengan aman.
Penanganan limbah benda tajam

• Jangan menekuk atau mematahkan benda tajam.


• Jangan meletakkan limbah benda tajam sembarang tempat.
• Segera buang limbah benda tajam ke kontainer yang tersedia tahan
tusuk dan tahan air dan tidak bisa dibuka lagi.
• Selalu buang sendiri oleh si pemakai.
• Tidak menyarungkan kembali jarum suntik habis pakai.
• Kontainer benda tajam diletakkan dekat lokasi tindakan.
Labeling

• Limbah padat infeksius : plastik kantong kuning


• Limbah padat non infeksius: plastik kantong warna
hitam
• Limbah daur ulang: plastik kantong putih
• Limbah benda tajam: safety box
Pembersihan Lingkungan
Semua permukaan horizontal di
tempat di mana pelayanan yang Apabila permukaan tersebut, meja Semua kain lap yang digunakan harus
disediakan untuk pasien harus pemeriksaan, atau peralatan lainnya dibasahi sebelum digunakan.
dibersihkan setiap hari dan apabila pernah bersentuhan langsung dengan Membersihkan debu dengan kain
terlihat kotor. Permukaan tersebut juga pasien, permukaan tersebut harus kering atau dengan sapu dapat
harus dibersihkan apabila pasien sudah dibersihkan dan didesinfeksi di antara menimbulkan aerosolisasi dan harus
keluar dan sebelum pasien baru pasien-pasien yang berbeda. dihindari.
masuk.

Larutan, kain lap dan kain pel harus Semua peralatan pembersih harus Kain pel yang dapat digunakan kembali
diganti secara berkala sesuai dengan dibersihkan dan dikeringkan setelah harus dicuci dan dikeringkan setelah
peraturan setempat. digunakan. digunakan dan sebelum disimpan.

Meja pemeriksaan dan peralatan di


Tempat-tempat di sekitar pasien harus sekitamya yang telah digunakan pasien
bersih dari peralatan serta yang diketahui atau suspek terinfeksi
perlengkapan yang tidak perlu ISPA yang dapat menimbulkan
sehingga memudahkan pembersihan kekhawatiran harus dibersihkan
menyeluruh setiap hari. dengan desinfektan segera setelah
digunakan
PENATALAKSANAAN KECELAKAAN KERJA

Bila darah
Bila darah Darah memercik ke
Bila tertusuk jarum mengenahi kulit utuh Terpercik pada mata
mengenahi mulut hidung
tanpa luka/tusukan
• Segera bilas dengan • Cuci dengan sabun • Ludahkan dan • Cucilah mata • Hembuskan keluar
air mengalir dan dan air mengalir kumur-kumur dengan air mengalir bersihkan dengan
sabun/antiseptik atau larutan garam dengan air atau garam fisiologis air
sambil tekan bagian dapur beberapa kali
yang tertusuk jarum
sampai
mengeluarkan
darah. Tidak boleh
dihisap dengan
mulut
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai