Pencegahan Infeksi IVA
Pencegahan Infeksi IVA
081615999382/ Widyaiswara
ledymarta_aridiana
@yahoo.co.id
Pertama
Pendidikan :
UPT
S2 Magister
Latkesmas
Manajemen
Jawa Timur
RS UGM
9/16/2019
Tetapi disisi lain individu yang masuk ke
Setiap individu mempunyai hak untuk pelayanan kesehatan mempunyai risiko
mendapatkan pelayanan kesehatan terhadap penularan penyakit infeksi
yang aman dan bermutu. atau Healthcare Associated Infections
(HAIs).
Reservoir/ source merupakan tempat dimana agen infeksi hidup tumbuh berkembang biak dan siap untuk ditularkan.
Pintu keluar (Port of exit) merupakan jalan dari mana agen infeksi meninggalkan reservoir. Pintu keluar meliputi saluran
pernafasan, saluran cerna, saluran kemih dan kelamin, kulit dan membrane mukosa, darah, serta cairan tubuh lain.
Cara penularan (Mean of transmisi), merupakan mekanisme bagaimana transport agen infeksi dari reservoir ke penderita
dengan lima cara yang tersebut diatas dalam bahasan transmisi.
Pintu masuk (Port of entry), merupakan tempat dimana agen infeksi memasuki penjamu (host) melalui saluran cerna,
pernafasan, kemih dan kelamin, selaput lender, serta kulit yang tidak utuh.
Penjamu (Sustible host), merupakan orang yang tidak memiliki daya tahan tubuh yang cukup untuk melawan kuman penyebab atau
mencegah infeksi atau penyakit.
Strategi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Peningkatan daya tahan tubuh penjamu.
Kewaspadaan standar
Alat pelindung diri (APD): sarung tangan, masker, goggle (kacamata pelindung), faceshield (pelindung wajah), dan gaun.
Pengendalian lingkungan.
Penempatan pasien.
Kebersihan Tangan
• Pembersihan permukaan horisontal sekitar pasien harus dilakukan secara rutin dan
tiap pasien pulang.
• Bersihkan, rawat dan desinfeksi peralatan dan perlengkapan dalam ruang
perawatan pasien secara rutin setiap hari dan apabila perlu hindari sapu, dengan
cara basah ( kain basah) Untuk mencegah aerosolisasi patogen infeksisaluran napas,
• Ganti cairan pembersih, lap kain, kepala mopsetelah dipakai (terkontaminasi)
• Peralatan pembersihan harus dibersihkan, dikeringkan tiap kali setelah pakai
• Mop dilaundry, dikeringkan tiap hari sebelumdisimpan dan dipakai kembali.
• Untuk mempermudah pembersihan bebaskan area pasien dari benda-
benda/peralatanyang tidak perlu
• Jangan fogging dengan desinfektan, tidak Terbukti mengendalikan infeksi,
berbahaya
• Pembersihan dapat dibantu dengan vacum cleaner (pakai filter, HEPA).
Janganmemakai karpet
Penatalaksanaan Linen
• Tujuan Penanganan Linen: Untuk memenuhi kebutuhan linen yang bersih dan siap pakai, Untuk
mencegah terjadinya infeksi silang melalui linen yang kotor terkontaminasi kepada pasien maupun
petugas merasa nyaman/aman di tempat tidurnya
• Kualifikasi Linen: Linen bersih, Linen kotor infeksius steril, Linen kotor non infeksius
• Linen kotor bekas pakai pasien dengan penyakit dan terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh
• Linen kotor non infeksius: Linen kotor yang berasal ruang administrasi, apotek, ruang tunggu dan
perawatan yang bukan penyakit menular.
• Linen dipisahkan antara linen kotor infeksi (menggunakan plastik warna kuning) dengan linen kotor non
infeksi (menggunakan plastik warna hitam).
• Buang terlebih dahulu kotoran (misal: feses), ke sebelum di masukkan kantong plastik kuning.
• Gulung linen kotor bagian dalam diluarjika melepascan dari Bed pasien.
• Hindari menyortir linen di ruang rawat pasien.Manipuasi line terkontaminasi untuk kontaminasi terhadap
udara, permukaan dan orang.
• Kantong penampung harus kuat, kedap air dap air dan tertutup.
• Pengangkutan linen: Mengunakan kereta dorong tertutup, Kereta dorong berbeda untuk linen bersihdan
linen kotor, Jangan menyeret linen di lantai, meletakkan linen sementara di lantai.
• Bedakan pintu masuk pengiriman linen kotorpengambilan linen bersih/steril.
• Petugas yang menangani linen harus mengenakan APD
Kesehatan karyawan/Perlindungan Petugas
• Edukasi petugas akan pentingnya pengendalian sekresi respirasi untuk mencegah transmisi
pathogen dalam droplet, terutama selama musim/KLB virus respiratorik di masyarakat
• Terapkan pengukuran kandungan sekresi respirasi pasien dengan individu dengan gejala klinik
infeksi respiratorik, dimulai dari unit emergensi
• Beri poster pada pintu masuk dan tempat strategis bahwa pasien rajal atau pengunjung
dengan gejala klinis infeksi saluran napas harus menutup mulut dan hidung dengan tisu
kemudian membuangnya ke dalam tempat Limbah infeksius dan mencuci tangan
• Sediakan tisu dan wadah untuk limbahnya
• Sediakan sabun, wastafel dan cara mencuci tangan pada ruang tunggu pasien rajal, atau
alcohol handrub
• Pada musim infeksi saluran napas, tawarkan masker pada pasien dengan gejala infeksi saluran
napas, juga pendampingnya.
• Anjurkan untuk duduk berjarak > 1 m dari yang lain
• Lakukan Hygiene respirasi/ Etika batuk sebagai standar praktik (kategori I B)
• Untuk Resusitasi Pasien: Gunakan penghubung mulut (mouthpiece/Goedel), Ambubag atau
alat ventilasi lain untuk resusitasi mulut ke mulut secara langsung
Praktik menyuntik yang aman
• Pakai jarum yang steril, sekali pakai, pada tiap suntikan untuk
mencegah kontaminasi pada peralatan injeksi dan terapi.
Apabila memungkinkan sekali pakai vial walaupun multidose.
• Jarum atau spuit yang dipakai ulang untuk mengambil obat
dalam vial multidose dapat menimbulkan kontaminasi
mikroba yang dapat menyebar saat obat dipakai untuk pasien
lain.
Kewaspadaan Berdasarkan Penularan
transmisi
Kewaspadaan terhadap
penularan/transmisi di peruntukan bagi
pasien yang menunjukan gejala atau
dicurigai terinfeksi atau mengalami
kolonis dengan kuman yang sangat mudah
menular atau sangat phantogen di mana
perlu upaya pencegahan tambahan selain
kewaspadaan standar untuk memutus
rantai penyebaran infeksi.
3 jenis kewaspadaanberdasarkan
penularan/transmisi:
Kewaspadaan • Kewaspadaan ini dirancang untuk mengurangi risiko transmisi organisme
patogen melalui kontak langsung atau tidak langsung.
penularan melalui
kontak
Lakukan handrub apabila tangan tidak kotor dengan memperhatikan keadaan (5 Moment) kapan harus cuci
tangan.
Jangan gunakan produk berbasis alkohol setelah menyentuh kulit yang tidak utuh, darah atau cairan tubuh.
Pada kondisi ini cuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan keringkan dengan lap/handuk sekali pakai.
Pada handrub Dilakukan selama 20-30 detik, pada handwash dilakukan selama 40-60 detik dengan 6 tahap
yang sama.
Selama pelayanan tidak diperkenankan menggunakan aksessoris tangan (cincin, gelang), tidak berkuku panjang dan
tidak bercat kuku.
Lima keadaan (moment) mencuci tangan
Sebelum kontak dengan pasien
• Gaun digunakan untuk menutupi atau mengganti pakaian biasa atau seragam lain pada saat
merawat pasien yang diketauhi atau dicurigai menderita penyakit menular melalui
droplet/airborne.
• Pemakaian gaun pelindung terutama untuk melindungi baju dan kulit petugas kesehatan
dari sekresi respirasi.
• Ketika merawat pasien yang diketauhi atau dicurigai penderita penyakit menular tersebut,
petugas kesehatan harus menggunakan gaun pelindung setiap memasuki ruangan untuk
merawat pasien karena ada kemungkinan terpercik atau tersemprot darah, cairan tubuh,
sekresi atau ekskresi.
• Pangkal sarung tangan harus menutupi ujung lengan gaun sepenuhnya.
• Lepaskan gaun sebelum meninggalkan area pasien.
• Setelah gaun dilepas, pastikan bahwa pakaian dan kulit tidak kontak dengan bagian yang
potensial tercemar, kemudian cuci tangan segera untuk mencegah berpindahnya organisme.
Apron
• Apron yang terbuat dari karet atau plastik merupakan penghalang tahan air
untuk sepanjang bagian depan tubuh petugas kesehatan.
• Petugas kesehatan harus mengenakan apron di bawah gaun penutup ketika
melakukan perawatan langsung pada pasien, membersihkan pasien, atau
melakukan prosedur dimana ada risiko tumpahan darah, cairan tubuh atau
sekresi.
• Hal ini penting jika gaun pelindung tidak tahan air.
• Apron akan mencegah cairan tubuh pasien mengenai baju dan kulit petugas
keamanan.
Pelindung kaki
• Proses yang membuat benda • Proses yang secara fisik • Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) • Proses menghilangkan semua
mati lebih aman utuk ditangani membuang semua debu yang • Proses menghilangkan semua mikroorganisme (bakteria, virus,
oleh petugas sebelum tampak,kotoran darah atau mikroorganisme kecuali fungsi dan parasit) termasuk
dibersihkan (umpamanya cairan tubuh lain dari benda beberapa endospora endospora bakterial dari benda
menginaktivasi HBV,HBC, dan mati maupun membuang bakterial dari objek dengan mati dengan uap tekanan tinggi
HIV) dan mengurangi,tetapi sejumlah mikrooganisme untuk merebus, menguapkan atau (otoklaf) panas kering (oven)
tidak menghilangkan jumlah mengurangi risiko bagi mereka menggunakan desinfektan sterilan kimiawi atau radiasi.
miikrooganisme yang yang menyentuh kulit atau kimiawi. Setiap benda baik peralatan
mengkontaminasi. menangani objek tersebut. • Desinfeksi Tingkat Sedang (DTS) metal maupun sarung tangan,
Proses ini terdiri dari mencuci memerlukan penanganan dan
• Proses menghilangkan mikro
sepenuhnya dengan sabun atau pemrosesan khusus yang
bakteria vegetatif, hampir
deterjen dan air, membilas bertujuan:
semua virus, hampir semua
dengan air bersih dan • Mengurangi risiko paparan
jamur, tetapi tidak bisa
mengeringkan. darah dan cairan tubuh
mematikan spora bakteria
terhadap petugas kebersihan
• c. Desinfeksi Tingkat Rendah
dan rumah tangga.
(DTR)
• Memberikan hasil akhir
• Proses
berkualitas tinggi (misalnya
menghilangkan/mematikan
peralatan atau benda lain yang
hampir semua bakteria
steril atau yang didesinfeksi
vegetatif, beberapa jamur,
tingkat tinggi DTT)
beberapa virus.
PEMROSESAN LINEN
Semua bahan padat pada linen yang kotor harus dihilangkan sebelum di masukkan pada kantong plastik kuning.
Hilangkan bahan padat (misalnya, feses) dari linen yang sangat kotor dengan menggunakan APD yang sesuai) dan buang limbah padat tersebut
ke dalam toilet sebelum linen dimasukkan ke kantong cucian.
Linen yang sudah digunakan harus dibawa dengan hati-hati untuk mencegah kontaminasi permukaan lingkungan atau orang-orang di sekitarnya.
Jangan memilah linen di tempat perawatan pasien. Masukkan linen yang terkontaminasi langsung ke kantong cucian di ruang isolasi dengan
memanipulasi minimal atau mengibas-ibaskan untuk menghindari kontaminasi udara dan orang.
Linen yang sudah digunakan kemudian harus dicuci sesuai prosedur pencucian biasa.
Cuci dan keringkan linen sesuai dengan standar dan prosedur tetap fasilitas pelayanan kesehatan. Untuk pencucian dengan air panas,cuci linen
menggunakan detergen/desinfektan dengan air 70 OC (160 OF) selama minimal 25 menit.Pilih bahan kimia yang cocok untuk pencucian
temperatur rendah dengan konsentrasi yang sesuai apabila melakukan pencucian dengan temperatur rendah <70 OC (<160 OF).
PENGELOLAAN LIMBAH
Larutan, kain lap dan kain pel harus Semua peralatan pembersih harus Kain pel yang dapat digunakan kembali
diganti secara berkala sesuai dengan dibersihkan dan dikeringkan setelah harus dicuci dan dikeringkan setelah
peraturan setempat. digunakan. digunakan dan sebelum disimpan.
Bila darah
Bila darah Darah memercik ke
Bila tertusuk jarum mengenahi kulit utuh Terpercik pada mata
mengenahi mulut hidung
tanpa luka/tusukan
• Segera bilas dengan • Cuci dengan sabun • Ludahkan dan • Cucilah mata • Hembuskan keluar
air mengalir dan dan air mengalir kumur-kumur dengan air mengalir bersihkan dengan
sabun/antiseptik atau larutan garam dengan air atau garam fisiologis air
sambil tekan bagian dapur beberapa kali
yang tertusuk jarum
sampai
mengeluarkan
darah. Tidak boleh
dihisap dengan
mulut
Terima Kasih