Anda di halaman 1dari 64

Mustarim

Divisi Perinatologi
Departemen Ilmu Kesehatan Anak
FK UNJA - RSU RADEN MATTAHER JAMBI
Asfiksia dan RDS

 Mengenali dan mengatasi penyebab utama kematian pada bayi


baru lahir
Asfiksia
 Asfiksia adalah kesulitan atau kegagalan untuk memulai dan
melanjutkan pernapasan pada bayi baru lahir
 Disebut sebagai asfiksia primer bila bayi tidak bernapas sejak
dilahirkan
 Disebut sebagai asfiksia sekunder bila terjadi kesulitan bernapas
setelah sebelumnya dapat bernapas pada saat dilahirkan
Gejala dan tanda
 Tidak bernapas atau sulit bernapas (kurang dari 30 X per menit)
 Pernapasan tidak teratur, terdapat dengkuran atau retraksi
dinding dada
 Tangisan lemah atau merintih
 Warna kulit pucat atau biru
 Tonus otot lemas atau ekstremitas terkulai
 Tidak ada denyut jantung atau perlahan (kurang dari 100 X per
menit)
Penatalaksanaan
 Cegah kehilangan panas (keringkan dan selimuti tubuh bayi)
 Posisikan dengan benar dan bersihkan jalan napas, kemudian lakukan
upaya inisiasi atau perbaikan pernapasan
 Lakukan rangsangan taktil
 Keringkan, merangsang pernapasan dan meletakkan pada posisi
yang benar
Bentuk rangsangan taktil yang tidak dianjurkan
Bentuk rangsangan Risiko
 Menepuk bokong  Trauma
 Meremas atau memompa rongga dada  Fraktur, pneumotoraks, gawat
 Menekankan kedua paha ke perut bayi napas, kematian
 Ruptura hati atau limpa,
 Mendilatasi sfinkter ani perdarahan dalam
 Kompres atau merendam di air panas dan  Sfinkter ani robek
dingin
 Hipotermia, hipertermia, luka
 Menguncang-guncang tubuh bayi
bakar
 Meniupkan oksigen atau udara dingin ke
tubuh bayi  Kerusakan otak

 Hipotermia
Penilaian Segera
 Usaha bernapas atau menangis
 Warna kulit BBL
 Denyut jantung bayi
Diagram Prosedur Resusitasi
Selalu diperlukan Nilai risiko bayi untuk kebutuhan resusitasi, berikan
bayi baru lahir kehangatan, posisikan, bersihkan jalan napas,
keringkan, stimulasi untuk bernapas
Berikan tambahan oksigen, bila perlu
Berikan ventilasi tekanan positif
Diperlukan dengan
frekuensi lebih jarang Intubasi endotrakeal

Kompresi dada
Jarang diperlukan
Pemberian
bayi baru lahir
obat
Langkah Resusitasi
 Pastikan balon dan sungkup berfungsi baik
 Telah mencuci tangan dan memakai sarung tangan
 Selimuti bayi dengan kain kering dan hangat (kecuali muka dan
dada) letakkan di lingkungan yang hangat
 Posisikan tubuh dan kepala bayi dengan benar
 Pasang sungkup melingkupi dagu, mulut dan hidung
Sungkup resusitasi

Bentuk bundar Bentuk anatomis

Ukuran sungkup

Benar Salah: terlalu besar Salah: terlalu kecil


Cara memegang sungkup
Langkah..........
 Tekan balon dengan dua jari atau seluruh jari (tergantung ukuran
yang tersedia)
 Periksa pertautan sungkup dengan bayi dan gerakan dada dengan 2
kali ventilasi
 Bila semuanya baik, lakukan ventilasi dengan oksigen atau udara
ruangan
 Kecepatan ventilasi sekitar 20 kali per 30 detik dan perhatikan
gerakan dinding dada
 Bila dada tidak bergerak naik-turun, periksa kembali pertautan
sungkup-bayi atau fungsi balon
Sungkup resusitasi

Meletakkan sungkup
tepat pada wajah
bayi
Asuhan Pascaresusitasi
 Jaga temperatur tubuh bayi, baik dengan selimut ataupun
didekap oleh ibunya
 Minta ibu untuk segera menyusukan bayinya
 Cegah infeksi ikutan atau paparan bahan tidak sehat
 Pantau kondisi kesehatan bayi secara berkala, termasuk
kemampuan menghisap ASI
 Rujuk bila terdapat tanda-tanda gawatdarurat (demam tinggi,
ikterus, lemah, tidak dapat menghisap ASI, kejang-kejang)
Tanda Bahaya Gawat napas
 Sianosis
 Apneu berat
 Stridor
 Kesulitan bernapas (gasping)
 Retraksi dada yang berat
 Perfusi buruk (syok)

16
INTERPRESTASI BAYI SESAK DENGAN
Downe Score
SKOR 0 1 2

Laju Pernapasan < 60x/menit 60 – 80x /menit > 80x/menit

Sianosis Tidak ada Tidak ada dengan Ada dengan O2


O2

Retraksi Tidak ada Ringan Berat

Merintih Tidak ada Sedikit Jelas

Air Entry Baik Menurun Sangat buruk


…INTERPRESTASI BAYI SESAK DENGAN Downe Score
Skor < 4 Distres pernapasan ringan

 02 nasal / Head box

Skor 4 – 5 Distres pernapasan moderat

 perlu Nasal CPAP ?

Skor > 6 Distres pernapasan berat


( diperlukan analisis gas darah )

 perlu intubasi ?
Siapkan
 Peralatan resusitasi dan/atau pasokan
 Melibatkan pihak lain (pendekatan tim)
 Memiliki staf yang sudah terlatih
 ABC
 Airway
 Breathing
 Circulation

19
Kondisi yang Berhubungan dengan Gawat napas

20
Tatalaksana Asfiksia dan RDS pada The
First Golden Hour

Perawatan Perawatan
Kerja tim, perawatan
neonatus dalam neonatus dalam 1
konsisten dan
1 jam pertama  jam pertama harus
aplikasi sesuai
memfokuskan
dampak praktek berbasis
untuk
bermakna bagi bukti akan
menurunkan
luaran bayi meningkatkan
komplikasi :
terutama pada kualitas pelayanan
hipotermi, IVH,
bayi prematur neonatus
CLD dan ROP

Tin W, Milligan DW, Pennefather P, Hey E. Pulse oximeter, severe retinopathy, and outcome at one year in babies of less than 28 weeks gestation.
Arch Dis Child Fetal Neonatal Ed. 2001;84:F106-10
Alur Resusitasi
GAWAT NAPAS NEONATUS
Paling sering terjadi

Terutama bayi prematur

Riskesdas 2007: dua penyebab kematian neonatus


0-6 hari di Indonesia: asfiksia (37%) dan
prematuritas (34%)
Setiap 1 jam sepuluh bayi
Indonesia meninggal

Setiap hari 240 bayi meninggal


FASE TRANSISI SISTEM RESPIRASI-SIRKULASI
JANIN  NEONATUS
FASE TRANSISI SISTEM RESPIRASI-SIRKULASI
JANIN  NEONATUS
ADAPTASI PERNAPASAN & SIRKULASI
Tidak semua bayi dapat melewati
fase transisi dengan baik

Butuh lingkungan optimal

Ada sebagian neonatus butuh resusitasi


REKOMENDASI TENTANG RESUSITASI
NEONATUS

Cukup bulan ?
Ya : tidak perlu resusitasi
Tidak : resusitasi
Menangis atau
bernapas?

Tonus otot baik?

Perlman JM, Wyllie J, Kattwinkel J, Atkins DL, Chameides L, Goldsmith JP, et al. Part 11: neonatal rescucitation: 2010 international consesnsus on
cardiopulmonary rescucitation and emergency cardiovascular care science with treatment recommendations. Circulation. 2010;122:S516-38
Resusitasi Upayakan Bayi

Airway
Warm
Breathing

Circulation Sweet Pink


Drugs
ADAPTASI SUHU
Suhu Tubuh Pada Bayi Baru Lahir

37.5 C
36.5 C
Batas Normal
Cold stress ---------- Penyebab

36.0 C
Hipotermia Moderat --- Hangatkan bayi

32.0 C
Hipotermia berat --- Perlu perawatan
intensif secepatnya
Kehilangan panas tubuh
 Mekanisme
 Konduksi
 Konveksi
 Evaporasi
 Radiasi
Kehilangan panas akibat Konduksi
 Hangatkan objek sebelum bersentuhan
dengan bayi  tempat tidur, tangan,
stetoskop, piringan x-ray, selimut, topi

 Tutupi timbangan dengan selimut


hangat, baru kemudian timbangan
diatur menjadi 0
Kehilangan panas akibat Konveksi
Kehilangan panas akibat aliran
udara

Panas lebih cepat hilang jika suhu


ruangan dingin

Tingkatkan suhu ruangan terutama


untuk bayi prematur
Kehilangan panas akibat Konveksi
Kehilangan panas akibat aliran
udara

Bayi dengan berat < 1,5 kg  tutupi


tubuh dari leher hingga kaki dengan
plastik, TANPA menghalangi jalan
napas
Kehilangan panas akibat Evaporasi

•Keringkan bayi segera


•Singkirkan kain yang telah basah
•Lindungi dari aliran udara
•Pakaikan topi
Kehilangan panas akibat Evaporasi
Kehilangan panas akibat aliran
udara

Bayi dengan berat < 1,5 kg  tutupi


tubuh dengan plastik, TANPA
menghalangi jalan napas
Kehilangan panas akibat Radiasi

Perpindahan panas hanya antara permukaan padat


Tidak bersentuhan antara satu dengan yang lainnya

 Jauhkan bayi dari jendela dan lingkungan luar


 Gunakan inkubator berdinding ganda
Efek merugikan pada bayi hipotermia
Vasokonstriksi ↑ shunt HIPOKSEMIA
pulmoner kanan ke kiri

↑ pergerakan dan
fleksi

Metabolisme lemak Penggunaan


coklat O2 ↑

Vasokonstriksi
↑ laju metabolisme
perifer

↓ penyampaian O2 HIPOKSIA
↑ penggunaan O2
ke jaringan

↑ penggunaan Penurunan penyimpanan


glukosa HIPOGLIKEMIA
glikogen
REKOMENDASI AHA
Berat lahir < 1500 gr dibungkus plastik

Perlman JM, Wyllie J, Kattwinkel J, Atkins DL, Chameides L, Goldsmith JP, et al. Part 11: neonatal rescucitation: 2010 international consesnsus on cardiopulmonary
rescucitation and emergency cardiovascular care science with treatment recommendations. Circulation. 2010;122:S516-38
Resusitasi Bayi di Ruang Persalinan
Faktor yang mempengaruhi kadar glukosa
bayi baru lahir

 Simpanan glikogen inadekuat


 Bayi dengan risiko tinggi
 Prematur

 Kecil masa kehamilan

 Hiperinsulinemia
 Bayi dengan Ibu diabetes
 Bayi besar masa kehamilan
Faktor yang mempengaruhi kadar glukosa
bayi baru lahir
 Peningkatan penggunaan glukosa
 Bayi sakit, distres
 Stres/trauma persalinan
 Infeksi
 Syok
 Penyakit saluran napas
 Penyakit jantung
 Hipoksia  glikolisis anaerob
 Hipotermia
 Prematur
 Kecil-untuk masa kehamilan
BAGAIMANA TEKNIK
TO MAKE THE BABY PINK ?
Pemberian O2
Pemberian tekanan agar alveol terbuka dan
tidak kolaps
PEMBERIAN O2 DI RUANG BERSALIN
 Rekomendasi oleh ILCOR ( International Liaison Committee On
Resuscitation )

pada semua bayi baru lahir yang tidak


bugar dan perlu resusitasi aktif  perlu
pemantauan SpO2 menggunakan pulse
oxymetry
…PEMBERIAN O2 DI RUANG BERSALIN
 Janin dalam kandungan, saturasi O2 ~ 60%
 Bayi baru lahir memerlukan waktu mencapai tingkat saturasi O2 90%
 Kamlin et al 2006 mengamati tingkat SpO2 saat 5 menit pertama pada bayi baru
lahir

Menit Ke- Jumlah Bayi SpO2 rata - rata ( % )


1 92 65
2 164 72
3 172 80
4 174 85
5 175 > 90

Kamlin COF , et al. J Pediatr 2006 ;148:585-9


OKSIGEN ATAU UDARA UNTUK RESUSITASI ?

Beberapa studi menunjukkan efek samping pemberian O2 100%


pada neonatus selama dilakukan resusitasi

Pada beberapa RCT , resusitasi neonatus dengan udara vs O2


100% menunjukkan penurunan angka kematian dan tidak
terbukti membahayakan
Oksigen atau Udara
1. Gunakan pulse oximeter

2. Awali dengan udara (sesuai dengan


rekomendasi WHO)

3. Titrasi FiO2 dan SpO2


OKSIGEN DAPAT BERBAHAYA
Efek Hiperoksemia
1. Pembentukan radikal bebas yang bersifat toksik yang dapat menyebabkan :
 penyakit paru kronik
 retinopathy of prematurity
 necrotising enterocolitis
 periventricular leukomalacia
 dapat mempengaruhi tumbuh kembang

2. Sistem pertahanan tubuh terhadap radikal bebas baru berkembang pada trimester
ketiga  bayi prematur rentan

3. Memperlambat inisiasi pernapasan spontan


BANTUAN PERNAPASAN SAAT LAHIR
FREE FLOW CPAP VTP

USAHA NAPAS Napas spontan merintih - (gasping)

TAKIPNEA + + -

RETRAKSI - + -

RETRAKSI HEBAT; FiO2 > 60% INTUBASI


VTP PADA BAYI PREMATUR

KETERSEDIAAN PEEP

TERUKUR PIP
PEEP
FIKSASI PIPA
ENDOTRAKEA…

Rekatkan plester dimulai dari sudut bibir sebelah


kanan, melingkari pipa endotrakea dengan ujung
satunya berada di sudut bibir sebelah kiri
BANTUAN SIRKULASI

Memberikan “challenge” cairan isotonus


NaCl 0,9% 10 cc/Kg/30’

stroke volume akibat gangguan kontraktilitas


miokardium
PEMASANGAN INFUS
MELALUI UMBILIKAL (KONDISI EMERGENCY)
Transport Neonatus dari Ruang Persalinan ke NICU/SCN

 Tetap membawa monitor


saturasi
(Sat  88-92%)
 Membawa Neopuff untuk VTP
(memakai tabung udara dan
Oksigen)
 Oxygen blender
STABILISASI PASCA RESUSITASI
STABLE
KESIMPULAN
Tatalaksana awal penerapan The First Golden Hour
menentukan morbiditas jangka panjang

Merujuk pasien dilakukan setelah STABLE

Merujuk pasien sebaiknya dilakukan oleh tim


yang berpengalaman
KESIMPULAN
Penanganan bayi baru lahir dengan cepat dan benar

menurunkan angka kematian bayi


mencapai tumbuh kembang optimal
Resusitasi Bayi Baru Lahir
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai