Anda di halaman 1dari 82

KEBIJAKAN PEMBINAAN PELAYANAN

KESEHATAN TRADISIONAL
oleh:
H.Dani Sujata,SKM.MM
Kasie Yankes Primer Dan Pengembangan

PERTEMUAN KOORDINASI PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL


DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUKABUMI 2017
STRUKTUR ORGANISASI
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

DIREKTORAT JENDERAL
PELAYANAN KESEHATAN

SEKRETARIAT
DIREKTORAT JENDERAL

DIREKTORAT
DIREKTORAT DIREKTORAT DIREKTORAT DIREKTORAT
MUTU DAN
PELAYANAN PELAYANAN PELAYANAN FASILITAS
AKREDITASI
KESEHATAN KESEHATAN KESEHATAN PELAYANAN
PELAYANAN
PRIMER RUJUKAN TRADISIONAL KESEHATAN
KESEHATAN
STRUKTUR ORGANISASI
DIREKTORAT PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL

7
STRUKTUR ORGANISASI
Kepala Dinas DINKES PROV JAWA BARAT
Kesehatan TIPE A

Sekretariat

SubBagian SubBagian SubBagian


Perencanaan dan Keuangan dan Kepegawaian, dan
Pelaporan Aset Umum

Bidang Kesehatan Bidang Pencegahan dan Bidang


Bidang
Masyarakat Pengendalian Penyakit Sumber Daya Kesehatan
Pelayanan Kesehatan

Seksi
Seksi Kesehatan Seksi
Keluarga dan Gizi Seksi Pelayanan Kesehatan
Kefarmasian dan Alat
Surveilans dan Imunisasi Primer dan Kes Trad Kesehatan

Seksi
Promosi dan Seksi Seksi Seksi
Pemberdayaan Pencegahan dan Pelayanan Kesehatan Pembiayaan dan Jaminan
Masyarakat Pengendalian Penyakit Rujukan Kesehatan
Menular
Seksi Seksi Mutu Pelayanan Seksi
Kesehatan Lingkungan, Seksi Pencegahan dan Kesehatan SDM Kesehatan
Kesehatan Kerja dan OR Pengendalian Penyakit
Tidak Menular dan Keswa

UPTD

JABFUNG
TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN
TUGAS SEKSI YANKESPRIMER KESTRAD
• TUGAS POKOK :
Melaksanakan pengelolaan dan fasilitasi pelayanan kesehatan
primer dan kesehatan tradisional, meliputi pelayanan kesehatan
pusat kesehatan masyarakat, klinik, praktik perorangan, tradisional
empiris, komplementer, dan integrasi.

• FUNGSI :
a. pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis pelayanan
kesehatan primer dan kesehatan tradisional;
b. pelaksanaan pengelolaan dan fasilitasi pelayanan kesehatan
primer dan kesehatan tradisional ;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Seksi; dan
d. pelaksanaan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
RINCIAN TUGAS :
• Melaksanakan penyusunan program kerja Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dan
Kesehatan Tradisional;
• Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis pelayanan kesehatan primer
dan pelayanan kesehatan tradisional;
• Melaksanakan koordinasi, pembinaan dan pengendalian teknis pelayanan
kesehatan primer dan kesehatan tradisional;
• Melaksanakan fasilitasi rekomendasi registrasi PUSKESMAS di Jawa Barat;
• Melaksanakan fasilitasi rekomendasi teknis perijinan fasilitas kesehatan lainnya;
• Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis Pusat Kesehatan Masyarakat
(PUSKESMAS), meliputi manajemen PUSKESMAS, pelayanan kesehatan
PUSKESMAS dan Penunjang Pelayanan Kesehatan PUSKESMAS;
• Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis klinik, meliputi pelayanan
kesehatan klinik dan penunjang pelayanan kesehatan klinik;
• Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis praktik perorangan, meliputi
pelayanan medis dan pelayanan non medis;
• Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis pelayanan kesehatan tradisional
empiris, komplementer dan integrasi;
Rincian Tugas
• Melaksanakan pembinaan dan penyusunan bahan kebijakan teknis surat ijin praktek tenaga kesehatan
tradisional;
• Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan pembinaan perawatan kesehatan masyarakat
yang terintegrasi dengan program essensial dan program pengembangan di FKTP;
• Melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan pembinaan kesehatan gigi dan mulut;
• Melaksanakan monitoring pelaksanaan pelayanan kesehatan primer dan kesehatan tradisional;
• Melaksanakan penyusunan bahan Tindak Lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan lingkup Seksi;
• Melaksanakan penyusunan bahan verifikasi, rekomendasi, dan pemantauan terhadap permohonan
dan realisasi bantuan keuangan dan hibah/bantuan sosial di bidang pelayanan kesehatan;
• Melaksanakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;
• Melaksanakan penyusunan bahan saran pertimbangan mengenai pelayanan kesehatan primer dan
kesehatan tradisional sebagai bahan perumusan kebijakan Pemerintah Daerah;
• Melaksankan pengendalian pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Seksi;
• Melaksanakan penyusunan bahan pengkoordinasian dan pembinaan UPTD;
• Melaksanakan evaluasi dan pelaporan Seksi; dan
• Melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
INDIKATOR RENSTRA

Definisi Operasional:
Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan tradisional terhadap masyarakat di
wilayah kerjanya yang memenuhi salah satu kriteria di bawah ini:
1. Puskesmas yang memiliki tenaga kesehatan sudah dilatih pelayanan kesehatan
tradisional
2. Puskesmas yang melaksanakan asuhan mandiri kesehatan tradisional ramuan
dan keterampilan
3. Puskesmas yang melaksanakan kegiatan pembinaan meliputi pengumpulan data
kesehatan tradisional, fasilitasi, registrasi/ perijinan dan bimbingan teknis serta
pemantauan pelayanan kesehatan tradisional komplementer
Sasaran Strategis Direktorat Pelayanan
Kesehatan Tradisional
Meningkatnya Pembinaan, Pengembangan dan Pengawasan Upaya
Kesehatan Tradisional dan Komplementer

Indikator Target 2019

% Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan tradisional


Defenisi Operasional :
Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan tradisional
terhadap masyarakat di wilayah kerjanya yang memenuhi
salah satu kriteria dibawah ini :
1.Puskesmas yang memiliki tenaga kesehatan sudah dilatih
yankes tradisional 75 %
2.Puskesmas yang melaksanakan asuhan mandiri kestrad
ramuan dan keterampilan
3.Puskesmas yang melaksanakan kegiatan pembinaan meliputi
pengumpulan data Kestrad, fasilitasi registrasi/perizinan dan
bimbingan teknis serta pemantauan yankestradkom
CAPAIAN INDIKATOR RENSTRA
2016
JUMLAH PUSKESMAS YANG MENYELENGGARAKAN
PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL
2016
Puskesmas Dilatih Akupunktur = 27

Puskesmas Dilatih Akupresur = 1313

Puskesmas Dilatih Selfcare Ramuan = 604

Puskesmas Dilatih Asman TOGA dan Akupresur = 919

Puskesmas Melaksanakan Kegiatan Pembinaan = 880

Total Puskesmas = 9754 Puskesmas


PERSENTASE PUSKESMAS YANG
MEMBINA HATTRA (s/d Tahun 2016)
Kabupaten Sukabumi
• PKM Dilatih Akupresure 2 org (2pkm)
• RS Sekarwangi 1 org
DASAR PENYELENGGARAAN PROGRAM
PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL

UU No 36/2009
Tentang Kesehatan PP WHO TRADITIONAL
MEDICINE
PASAL 47, NO. 103/2014 STRATEGY (2014-
PASAL 48 AYAT 1
PASAL 59 AYAT 3
YANKESTRAD 2023)

3 SASARAN STRATEGI
T&CM

SISTEM KESEHATAN NASIONAL


(PERPRES NO 72 TAHUN 2012)
KEBIJAKAN KEMENKES RI 2016
(Terkait Kesehatan Tradisional)
No Kebijakan Keterangan
1. Surat Edaran Menteri Kesehatan Diedarkan ke 34
No.HK.03.03/MENKES/58/2016 tentang Penertiban Provinsi
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Tradisional
2. PMK No. 28 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Ditindaklanjuti pada
Program Jaminan Kesehatan Nasional pemegang kebijakan
pembiayaan
kesehatan
3. PMK No. 6 Tahun 2016 tentang Formularium Obat Sosialisasi ke LP/LS
Herbal Asli Indonesia (FOHAI) terkait, Profesi, dan
Industri
4. PMK No. 9 Tahun 2016 tentang Upaya Pengembangan Penilaian
Kesehatan Tradisional melalui Asuhan Mandiri Pemanfaatan TOGA di
Pemanfaatan Taman Obat Keluarga dan Keterampilan 28 Provinsi
5. PMK No. 66 Tahun 2015 tentang Gerai Djamoe Terdaftar Sosialisasi
dan Etalase Djamoe
6. PMK No. 8 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Sosialisasi
SPA
7. PMK No. 90 Tahun 2013 tentang Sentra Pengembangan Sosialisasi
dan Penerapan Pengobatan Tradisional
KEBIJAKAN KEMENKES RI 2016 (terkait
yankestrad) yang masih dalam proses

No Kebijakan
1. PMK tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris

2. PMK tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer

3. PMK tentang Pelayanan Kesehatan Tradisional Integrasi


TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG
PEMERINTAH
(BAB II PASAL 4 PP 103 tahun 2014)
1. membuat/ menyusun kebijakan/ NSPK penyelenggaraan
yankestrad tingkat nasional
2. melakukan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian
3. mendorong penerapan, penelitian, dan pengembangan
yankestrad;
4. melakukan pengelolaan, pemantauan, penapisan,
kemitraan dan evaluasi yankestrad skala nasional
5. membuat sistem pelaporan yankestrad;
6. meningkatkan mutu penyelenggaraan
7. menjamin keamanan penyelenggaraan
Jenis pelayanan kesehatan tradisional

• Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris: keterampilan;


dan/atau ramuan.
• Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer,
menggunakan ilmu biokultural dan ilmu biomedis.
Keterampilan: teknik manual; terapi energi; dan/atau
terapi olah pikir. Ramuan: tanaman; hewan; mineral;
dan/atau sediaan sarian (galenik) atau campuran dari
bahan-bahan.
• Pelayanan Kesehatan Tradisional Integrasi: Kombinasi
yankes konvensional dengan komplementer (di RS)
PENYIAPAN NSPK
1. Rancangan Permenkes tentang Penyelenggaraan
Yankestrad Empiris
2. Rancangan Permenkes tentang Penyelenggaraan
Yankestrad Komplementer
3. Rancangan Permenkes tentang Penyelenggaraan
Yankestrad Integrasi
4. Rancangan Permenkes tentang Pembinaan dan
Pengawasan Yankestrad
5. Pedoman Pelayanan Akupunktur Medik di Fasyankes
6. Pedoman Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tradisional
7. Pedoman salon kecantikan rambut dan kulit, serta rias
khusus
8. Rekomendasi Pokjanas untuk SDM kestrad, pendidikan
dan pelatihan
NSPK Bidang Yankestrad

NSPK Rampung Tindak Lanjut

• Permenkes no 9 tahun 2016 • Dinas Kesehatan memfasilitasi


Upaya Pengembangan Kestrad pembentukan kelompok Asman
melalui Asuhan Mandiri TOGA & Akupresur
Pemanfaatan TOGA dan • Pelaksanaan Lomba TOGA di
Ketrampilan seluruh provinsi dan
• Kepmenkes No. pengumuman pemenang pada
HK.02.02/MENKES/339/2016 HKN
tentang Panitia Penyelenggaraan • Produsen obat tradisional
Pemanfaatan TOGA Nasional memproduksi Obat Tradisional
• Permenkes No. 6 Tahun 2016 sesuai FOHAI
tentang Formularium Obat
Herbal Asli Indonesia (FOHAI)
SISTEM PELAYANAN PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL
(PP NO. 103/2014 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL)

JENIS AREA UPAYA PENDAFTARAN TEMPAT


NO SDM KEILMUAN PENDIDIKAN
YANKESTRAD KESEHATAN & PERIZINAN PELAYANAN

1 Pelayanan Penyehat Terbukti secara • Informal PROMOTIF & STPT (terdaftar), Mandiri atau
Kesehatan Tradisional empiris, harus • Non PREVENTIF berlaku 2 thn, dpt praktik
Tradisional (Turun temurun sesuai dengan formal diperbaharui berkelompok di
Empiris & lulusan pendekatan Panti sehat
kursus) biokultural

2 Pelayanan Tenaga Biokultural & Formal PROMOTIF. STRTKT & SIPTKT Mandiri atau di
Kesehatan Kesehatan biomedis, Perguruan PREVENTIF (sesuai Fasilitas
Tradisional Tradisional terbukti Tinggi KURATIF perizinan nakes) Pelayanan
Komplementer (NAKESTRAD) secara ilmiah (minimal REHABILITATIF Kesehatan
D3) Tradisional

3 Pelayanan Dilakukan Kombinasi Formal PROMOTIF. STR & SIP Fasilitas


Kesehatan secara bersama yankes Perguruan PREVENTIF pelayanan
Tradisional oleh nakes dan konvensional Tinggi KURATIF kesehatan
Integrasi nakestrad dan yankestrad (minimal REHABILITATIF
komplementer D3)

1. Jenis yankestrad komplementer ditetapkan Menteri setelah mendapat


rekomendasi dari tim
2. Tim tdd: unsur Kemkes, OP, praktisi & pakar kestrad
PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN PENGENDALIAN
– SE (Surat Edaran) Menkes No.
HK.03.03/MENKES/58/2016 tentang penertiban
penyelenggaraan pelayanan kesehatan tradisional,
seluruh dinas kesehatan bekerjasama dengan
stakeholder dan dinas terkait melakukan penertiban
terus menerus
– Pengkajian tentang chiropraksi
– Penyusunan body of knowledge (BoK) tentang bekam
PENERAPAN YANKESTRAD

• Integrasi yankestrad di fasyankes dengan mempersiapkan


SDM kesehatan di tingkat pusat dan daerah.
• Mempersiapkan nakestrad dan fasilitas pelayanan
kesehatan tradisional
PEMBERI JASA YANKESTRAD
SDM PROSES PRAKTIK

Penyehat dilarang melakukan praktik


tradisional Pelayanan Kesehatan
WNA Tradisional Empiris

Nakestrad Evaluasi Kompetensi + Sama dengan


WNI lulusan perizinan (sesuai dengan nakestrad Indonesia
LN nakestrad Indonesia)

Nakestrad Evaluasi kompetensi Alih teknologi dan ilmu


WNA (Pusrengun BPPSDM Kes) + pengetahuan
perizinan (khusus)
STRTKT sementara +
SIPTKT
 1 tahun & diperpanjang
hanya untuk 1 tahun
berikutnya)
27
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL
Siapa yang
membina,
YANKESTRAD siapa yang
dibina?

Mengapa
dibina dan
diawasi???

Siapa yang
mengawasi &
diawasi?
MODALITAS YANKESTRAD

RAMUAN KETRAMPILAN GABUNGAN

Tumbuhan Manual

Hewan Olah pikir

Mineral Energi
• Melaksanakan ketentuan pasal 75 Peraturan
Pemerintah Nomor 103 tahun 2014 tentang Pelayanan
Kesehatan Tradisional yang menyatakan bahwa
pelayanan kesehatan tradisional dibina dan diawasi
oleh Pemerintah agar dapat dipertanggungjawabkan
manfaat dan keamanannya serta tidak melanggar
norma agama.

LATAR BELAKANG
• suatu proses yang melibatkan SDM,
PEMBINAAN
alat peralatan, uang, waktu, metode
dan sistem yang didasarkan pada
prinsip tertentu untuk pencapaian
tujuan yang telah ditentukan dengan
daya dan hasil yang sebesar-besarnya”
• Pemerintah bersama pemerintah
daerah melaksanakan pembinaan
tehadap masyarakat & penyelenggara
kesehatan
• Melalui KIE dan pemberdayaan
masyarakat, pendayagunaan tenaga
kesehatan, pembiayaan
• Proses sistematis oleh manajemen untuk
membandingkan kinerja standar, rencana,
PENGAWASAN

tujuan yang telah ditentukan yang hasilnya


untuk memperbaiki dengan tindakan
korektif
• Menteri dapat mendelegasikan tugas
pengawasan kepada lembaga pemerintah
non kementerian, dinas kesehatan provinsi/
kabupaten/ kota
• Menteri atau lembaga yang mendapat
delegasi dalam melaksanakan tugasnya
dapat mengangkat tenaga pengawas
• Pengawasan dilakukan terhadap
masyarakat dan penyelenggara kesehatan.
TUJUAN
PEMBINAAN & PENGAWASAN

peningkatan mutu,
perlindungan hukum, dan
kepastian hukum
PEMBERI JASA YANKESTRAD
SDM PROSES PRAKTIK

Penyehat dilarang melakukan praktik


tradisional Pelayanan Kesehatan
WNA Tradisional Empiris

Nakestrad Evaluasi Kompetensi + Sama dengan


WNI lulusan perizinan (sesuai dengan nakestrad Indonesia
LN nakestrad Indonesia)

Nakestrad Evaluasi kompetensi Alih teknologi dan ilmu


WNA (Pusrengun BPPSDM Kes) + pengetahuan
perizinan (khusus)
STRTKT sementara +
SIPTKT
 1 tahun & diperpanjang
hanya untuk 1 tahun
berikutnya)
35
OBYEK PENGAWASAN

jasa pelayanan kesehatan tradisional


• Persyaratan administratif
• Penyelenggaraan Praktik
• Tenaga
• Fasilitas pelayanan kesehatan
• Obat dan alat
• Perbekalan kesehatan

36
TENAGA PENGAWAS
• Tugas :
Mengawasi segala sesuatu yang berhubungan
dengan penyelenggaraan yankestrad

(dalam melaksanakan tugas  pengawas harus


dilengkapi dengan tanda pengenal dan surat tugas)

• Fungsi:
– Memasuki fasilitas yankestrad
– Memeriksa legalitas
TATA CARA
membandingkan antara kenyataan dengan
standar sesuai dengan peraturan
perundang-undangan

dalam keadaan tertentu untuk prilaku dan


profesionalisme dibandingkan dengan kode
etik maupun disiplin
TINDAK LANJUT TERHADAP DUGAAN
• Dugaan pelanggaran administrasi tentang
penyelenggaraan pelayanan kesehatan
tradisional ditindaklanjuti dengan melaporkan
kepada Kepala Dinas Kesehatan.

• Pelanggaran yang terjadi dapat segera


dikoreksi oleh tenaga pengawas dan
memerlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk
memperoleh keputusan Kepala Dinas
Kesehatan
TINDAK LANJUT TERHADAP DUGAAN
• Tindak lanjut terhadap dugaan pelanggaran
dilakukan oleh Dinas Kesehatan melalui unit
yang dibentuk untuk menerima dan
menindaklanjuti laporan, baik dari masyarakat,
badan hukum, maupun dari tenaga pengawas

• Dugaan pelanggaran disiplin tenaga


kesehatan tradisional, ditindaklanjuti dengan
melaporkan kepada Konsil Kesehatan
Tradisional
TINDAK LANJUT TERHADAP DUGAAN
• Dugaan pelanggaran etik dilaporkan kepada
Majelis Pemeriksa Dugaan Pelanggaran Kode
Etik pada Dinas kesehatan Kabupaten/ Kota
bagi tenaga penyehat tradisional, dan kepada
konsil bagi tenaga kesehatan tradisional.
• Dugaan pelanggaran hukum oleh tenaga
penyehat tradisional atau tenaga kesehatan
tradisional, ditindaklanjuti dengan
melaporkan kepada penyidik.
TUGAS TIM PENGAWAS

Sesuai tingkatan kepemerintahan


• memberikan konseling dalam bidang
pembinaan dan pengawasan.
• memberikan orientasi kepada tim pembinaan
dan pengawasan pada UPT dan provinsi.
• Melakukan evaluasi pelaksanaan pembinaan
dan pengawasan
• mengawasi pelaksanaan penegakan sanksi
Pelaksanaan Sanksi
Sanksi terhadap Pelanggaran Disiplin Profesional
Tenaga Kesehatan Tradisional
1. Teguran tertulis, tembusan keputusan harus
dicatatkan oleh Dinas Kesehatan
2. Sanksi Pendampingan Praktik ataupun kewajiban
mengikuti pendidikan dan pelatihan, pelaksanaannya
diawasi oleh Dinas Kesehatan dan konsil yang
bertanggungjawab untuk itu (konsil kestrad)
3. Sanksi Pencabutan STR baik sementara maupun
selamanya maka DInas Kesehatan wajib
menindaklanjuti keputusan tersebut dengan
membekukan/mencabut SIP sesuai jangka waktu
yang ditetapkan, mengawasi pelaksanaan keputusan.
Sanksi terhadap Pelanggaran Etik Kesehatan Tradisional
pada Penyehat Tradisional
• Sanksi teguran tertulis, tembusan keputusan harus
dicatatkan oleh Dinas Kesehatan
• Pencabutan STPT sementara atau selamanya
• Mengawasi pelaksanaan keputusan

Sanksi terhadap Pelanggaran Hukum pada


Tenaga Kesehatan Tradisional dan Penyehat
Tradisional
• Dinas Kesehatan menindaklanjuti dengan
melaporkan kepada Penyidik
REKOMENDASI
Perlu dibentuk
• Konsil kesehatan tradisional
• dibentuk Majelis Pemeriksa Dugaan Pelanggaran Disiplin
Tenaga Kesehatan Tradisional Indonesia yang bersifat adhoc
yang memiliki tugas melaksanakan pemeriksaan terhadap
adanya dugaan pelanggaran disiplin tenaga kesehatan
tradisional
• Unit kerja di Dinas Kesehatan Kabupaten/ kota yang
bertugas untuk menerima, memeriksa, dan memutuskan
adanya dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh
tenaga Penyehat Tradisional
PEMBINAAN PENYEHAT TRADISIONAL
(HATTRA)
A. PEMBINAAN ADMINISTRATIF
1.Menganjurkan hattra untuk mendaftarkan diri ke
Dinkes Kab/Kota
2.Memberikan surat pengantar kpd hattra untuk
permohonan STPT ke Dinkes Kab/Kota
3.Penyuluhan tentang tata cara perizinan dan
peraturan terkait lainnya
4.Kunjungan langsung ke hattra
5.Penyelenggaraan sarasehan/KIE/bimbingan/
penyuluhan kepada hattra
46
REGISTRASI DAN PERIZINAN
1. BAGI DOKTER/NAKES LAINNYA
2. BAGI HATTRA
- Hattra
- Hattra asing

47
PENYELENGGARAAN
PENYEHAT TRADISIONAL
(HATTRA)

SK MENKES No. 1076/Menkes/SK/VII/2003


Dan PP 103 tahun 2014 Ttg Yankestrad
1. Pendaftaran Hattra (STPT) Semua Hattra yang belum teruji

2. Perizinan Hattra (SIPT) Hattra yg telah teruji (saat ini


baru Akupunturis)
3. Tenaga Hattra Asing bekerja sebagai Konsultan
setelah mendapat rekomendasi
Menkes (ada pendamping)

REKOMENDASI ASOSIASI
HATTRA TERKAIT
48
Pengajuan STPT dan SIPT
A. PERMOHONAN PENDAFTARAN HATTRA
KEPADA KADINKES KAB/KOTA SETEMPAT
B. KELENGKAPAN DOKUMEN :
1. Biodata
2. Fotokopi KTP
3. Surat Keterangan Lurah/Kepala Desa
4. Peta lokasi usaha & denah ruangan
5. Fotokopi sertifikat/ ijazah battra
6. Surat Pengantar Puskesmas
7. Pasfoto 4x6 2 lembar
8. Rekomendasi dari Asosiasi battra sejenis
9. Uji Kompetensi dari Asosiasi hattra
( tambahan untuk SIPT)
49
LARANGAN
• Hattra tidak boleh menggunakan istilah klinik
(Permenkes No 9 tahun 2014 tentang Klinik)
• Hattra dilarang memberikan obat modern, obat keras,
narkotika, psikotropika & bahan berbahaya
• Hattra dilarang menggunakan obat tradisional
(pabrikan) yang tidak tegeristrasi & obat tradisional yang
bahan bakunya tidak memenuhi persyaratan kesehatan
• Hattra dilarang menggunakan peralatan kedokteran &
penunjang diagnostik kedokteran
• Hattra dilarang mempromosikan diri secara berlebihan
• Hattra dilarang memberikan informasi yang
menyesatkan: gelar yang tidak sesuai, mengatakan dapat
menyembuhkan semua penyakit, dsb (Kepmenkes
1076/2003 tentang Penyelenggaraan Pengobatan
Tradisional dan PP 103 tahun 2014 tentang Yankestard)50
Penelitian dan Pengembangan
Yankestrad
• Menggali local wisdom melalui
PENELITIAN inventarisasi dan observasi klinis oleh
YANKESTRAD SP3T (Sentra Pengembangan Dan
Penerapan Pengobatan Tradisional) di
setiap provinsi

• Pembentukan D3 vokasi dan D4/ S1


profesi di bidang Kestraindo
PENGEMBANGAN
YANKESTRAD • Penataan pendidikan D3 Jamu, D3
Battra, D3 Akupunktur, Ayurveda, dan
Sarjana Kestrad berbasis agama
KONDISI YANKESTRAD DI JAWA
BARAT (2015)

1. Jumlah Puskesmas : 1.055 Puskesmas


2. Jumlah penyehat tradisional (Hattra) total : 15.918 Hattra
3. Jumlah Hattra keterampilan :14.284 Hattra
4. Jumlah Hattra Ramuan : 1.634 Hattra
5. Hattra yg mempunyai STPT (terdaftar) : 499 battra (3%)
6. Hattra yg mempunyai SIPT (berizin) : 101 battra (1%)
7. Jml Asosiasi Hattra yg ada : 8
8. Jml sarana Kestrad : 3421 bh
9. Jml kunjungan : 166.909 org
10. Industri Obat Tradisional : 98 SARANA
11. Usaha Kecil Obat Trad : 198 sarana
12. TOGA YG DIBINA : 1683
.

52
GRAFIK DISTRIBUSI JENIS HATTRA DI JAWA
BARAT TAHUN 2015
Ramuan
1634
11,3%

Keterampilan
14284
89,7%
DATA PENYEHAT TRADISIONAL MENURUT JENISNYA PROV JABAR TAHUN 2015
Jumlah Puskesmas BATTRA PIJAT URUT BATTRA PATAH TULANG BATTRA SUNAT
BATTRA DUKUN BAYI BATTRA PIJAT REFLEKSI AKUPRESURIS AKUPUNKTURIS
CHIROPRAKTOR PENATA KECANTIKAN KULIT/RAMBUT BATTRA BEKAM SHIATSU
OSTHEOPAT APITERAPIS/SENGAT LEBAH BATTRA TENAGA DLM(PRANA) BATTRA TENAGA DLM PAWASKITA
BATTRA REIKI BATTRA QIGONG BATTRA KEBATINAN BATTRA AJARAN AGAMA
YOGI HIPNOTERAPIS BATTRA MEDITASI BATTRA TOUCH FOR HEALTH
BATTRA YG LAINNYA SEJENIS JUMLAH KETERAMPILAN BATTRA RAMUAN IND. (JAMU) BATTRA GURAH
SHINSHE HOMEOPATH AROMATERAPIS SPA TERAPIS
ARYUVEDA BATTRA LAINNYA SEJENIS JUMLAH RAMUAN
14284

3141 2778
15918
1055 977 973
637 391 45 149 53 667
218 147 27 14 27 91 99 19 30 187 23 25 51 51 306 52 232 31 46 92 34 83
SITUASI KONDISI SP3T
JAWA BARAT DAN KABUPATEN
Dasar Pemikiran dan Pengaturan
(Permenkes 90/2013)

• Ditetapkan oleh Gubernur &


Sentra berkedudukkan di Propinsi (Ps 4 ayat 1)
P3T
• Bertanggung jawab kpd Gubernur
melalui Dinkes Propinsi (Ps 7)
Dasar Pemikiran dan Pengaturan
(Permenkes 90/2013)

Pembentukkan Sentra P3T


(Ps 4 ayat 2,3,4,5)

Tim Pengkaji Tim Pengendali


Pembentukkan Sentra P3T
Sentra P3T

Sentra P3T
(TimLak ?)
Potensi Pengembangan Kesehatan
Tradisional di Jawa Barat

 Pemetaan Dinas Pertanian & Tanaman Pangan Propinsi Jawa


Barat

 Riskesdas Jabar 2013 :

− 23.694 (23,7 %) RT pengguna Yankestradkom

− 17,5 % bulin ditolong paraji

 Pengobat Tradisional Propinsi Jawa Barat (?)

 Sentra Pelatihan Pelayanan Tradisional Komplementer


Potensi Pengembangan Kesehatan Tradisional
di Jawa Barat

 Perguruan Tinggi
− IPB
− ITB
− Unpad; Maranatha; Unjani; Unisba
 Profesor Sidik  Temulawak
 Dr. Keri Lestari  Obat Anti Diabetes Tipe 2 dari ekstrak biji pala
 Profesor Nurhalim  Herbal Genomik
 Profesor Muchtan  SP3T Jabar
Potensi Pengembangan Kesehatan Tradisional
di Jawa Barat

Perda Propinsi Jawa Barat No. 11 Tahun 2010


− Ps 14 (1) : Pemerintah Daerah bertanggungjawab
menyelenggarakan upaya kesehatan secara menyeluruh dan
berkesinambungan, yang dilaksanakan melalui kegiatan :
a. ...........
m. Kesehatan Tradisional
− Ps 6 (3), d : Ketersediaan segala bentuk upaya kesehatan
daerah yang bermutu, aman, dan terjangkau.
Potensi Pengembangan Kesehatan Tradisional
di Jawa Barat

− Ps 44 : Penyelenggaraan (upaya kesehatan daerah) dilakukan


dengan strategi :

a. .......

d. Penggalian dan pemberdayaan seluruh potensi internal


maupun eksternal guna menghasilkan pelayanan
kesehatan yang efektif dan produktif
30 RSUD : sudah
REALISASI RUMAH SAKIT TERLATIH
tersosialisasi, 12 RSUD
AKUPUNTUR SD TAHUN 2015
yang sudah dilatih
Akupunktur

REALISASI PUSKESMAS TERLATIH 105 Puskesmas


AKUPRESUR SD TAHUN 2015 2 Pusk Akupunktur

REALISASI DOKTER PUSK. RAMUAN 2 Puskesmas


TAHUN 2015 Kt. Cmh dan Kt.
Bekasi
MASALAH DAN HAMBATAN
• SDM yang secara kuantitatif dan kualitatif masih kurang
(TUGAS rangkap dengan program lain)
• Kesiapan RSUD, Puskesmas dalam penyediaan SDM,
Sarpras untuk pelayanan Integrasi belum memadai
• Dukungan kebijakan Pimpinan, regulasi, juklak dan juknis
untuk di daerah masih terbatas ,
• Kurang Dukungan anggaran di Kab/Kota dan puskesmas
krn bukan program prioritas.
• JKN /BPJS (akupunktur dan akupresur)
• Masih rendahnya kepedulian masyarakat terhadap
pemanfaatan TOGA (hanya utk lomba)
• Masih rendahnya hattra yg mempunyai STPT/SIPT.
Permasalahan dalam pelaporan :
1. Tidak semua Puskesmas mengirimkan
laporan.
2. Laporan yg dikirim masih ada menggunakan
format yg lama/tidak sama dan tidak
lengkap.
3. Laporan tidak rutin dikirimkan/diemailkan
setiap bulan ke Dinkes kab, sehingga laporan
dinkes ke provinsi setiap 3 bln sekali/triwulan
tidak bisa di kirim secara lengkap.
SISTEM PELAPORAN
• Hattra dan nakestrad wajib melapor ke Dinkes
Kab/Kota melalui Puskesmas setempat .
• Laporan memuat:
- jumlah dan jenis kelamin klien
- jenis penyakit
- metode
- cara pelayanan

65
REKAPAN HASIL KEGIATAN 2016
• Puskesmas sudah mempunyai penanggung jawab
program Yankestrad.
• Pembinaan dan pengawasan terhadap Hattra
belum maksimal, (hal ini terlihat Hattra rendah
yang terdaftar/mempunyai STPT)
• Dukungan pemangku kebijakan dan pimpinan
blm maksimal (rendahnya dukungan APBD
Kab/Kota untuk program Yankestrad)
• PP 103 tahun 2014 belum tersosialisasi di
Kab/Kota dan kepada Asosiasi Hattra.
BEST PRACTICE
RSUP Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten

JENIS-JENIS YANKES TRADKOM


1. Klinik Saintifikasi Jamu
2. Klinik Intervensi Tubuh dan Pikiran
3. Griya Jamu
ALUR PELAYANAN PASIEN JAMU

PASIEN PENDAFTARAN POLIKLINIK SELAIN


PKA

PEMERIKSAAN
DOKTER

PEMERIKSAAN
PENUNJANG

GRIYA JAMU /
APOTIK

PULANG
SUMBER DAYA MANUSIA

Terdiri dari :
1. 1 Dokter spesialis : Sp.PD (K) Psikosomatis
2. 1 Dokter Umum
3. 1 orang asisten Apoteker yang sudah terlatih magang di
Griya Jamu B2P2TO-OT Tawangmangu
4. 1 Orang Tenaga Administrasi
SARANA DAN PRASARANA YANG
MENDUKUNG YANKES TRADKOM :

Poliklinik ROSELA terdiri dari :


– Ruang Pendaftaran
– Ruang Konsultasi dan Pemeriksaan Dokter
– Ruang Intervensi Tubuh dan Pikiran
– Ruang/ Griya Jamu
RUANG PENDAFTARAN PASIEN
Ruang Konsultasi Dokter
Ruang Pemeriksaan Dokter
Ruang Griya Jamu dan Peracikan
Ruang Griya Jamu dan Peracikan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai