Kelompok 3
Faktor Genetik
• Agorafobia diperkirakan dipicu oleh gangguan panik.
• Keturunan pertama pasien dengan gangguan
panik+agorafobia mempunyai resiko 4-8 kali mengalami
serangan yang sama
Faktor Psikososial
Gambaran Klinis
Psikoterapi
• Terapi Perilaku dan Kognitif
• Terapi Psikososial lain :
- Terapi keluarga
- Psikoterapi Berorietasi Tilikan
- Psikoterapi Kombinasi dan Farmakoterapi
Farmakoterapi
Terapi agorafobia adalah sama seperti pada gangguan
panik, terdiri dari anti-depresan, anti-ansietas, dan
psikoterapi khususnya terapi kognitif.
Penatalaksanaan
Farmakoterapi
• Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRI)
- Fluoxamine : Dosis awal 2-4 mg/hari dan harus dinaikkan 2-4 mg/hari
setiap 2-4 hari. Tujuannya untuk mencapai dosis terapeutik penuh pada
sekurangnya 20 mg/hari.
- Paroksetin : 5-10 mg/hari selama 1-2 minggu kemudian dosisnya
ditingkatkan 10 mg/hari setiap 1-2 minggu hingga maksimum 60 mg.
- Fluoxentine : 10 mg/hari.
• Benzodiazepin
- Alprazolam
- Lorazepam
- Klonazepam
Epidemiologi
• Prevalensi serangan panik 3-4%.
• Wanita : pria = 2-3:1
etiologi
Catatan : Serangan panik bukanlah gangguan yang diberi kode. Buatlah kode diagnosis
spesifik saat serangan panik terjadi (cth: gangguan panik dengan agorafobia).
Kriteria diagnostik (PPDGJ III)
F41.0 (Gangguan Panik)
Gangguan panik baru ditegakan sebagai diagnosis utama bila
tidak ditemukan adanya gangguan anxietas fobik (F40.-)
Terjadinya beberapa serangan berat ansietas otonomik, yang
terjadi dalam periode kira-kira 1 bulan :
Psikoterapi:
• Terapi relaksasi melatih pernapasan
• Terapi kognitif perilaku membentuk kembali pola
perilaku dan pikiran irasional menjadi lebih rasional
• Psikoterapi dinamik individu diajak untuk memahami diri
dan kepribadiannya
Farmakoterapi:
• SSRI : Setralin, fluoksetin, fluvoksamin, escitalopram,dll.
Diberikan dalam 3-6 bulan atau lebih tergantung individu
• Alprazolam diberikan 4-6 minggu, lalu dilakukan tappering
off
Gangguan Ansietas Menyeluruh
(GAD)
Ketegangan
motorik
Hiperaktivitas
Otonom
Kewaspadaan
secara kognitif
Gejala Klinis