Anda di halaman 1dari 54

ASUHAN

KEPERAWATAN
TUMOR OTAK
PENGERTIAN TUMOR OTAK
•Tumbuhnya sel abnormal pada
otak
•Terdapatnya lesi yang
ditimbulkan karena ada desakan
ruang baik jinak maupun ganas
yang tumbuh di otak, meningen,
dan tengkorak
PREVALENSI
Kanker otak meliputi sekitar 85-90% dari seluruh kanker susunan
saraf pusat. Di Amerika Serikat insidensi kanker otak ganas dan
jinak adalah 21.42 per 100.000 penduduk per tahun (7.25 per
100.000 penduduk untuk kanker otak ganas, 14.17 per 100.000
penduduk per tahun untuk tumor otak jinak). Angka insidens
untuk kanker otak ganas di seluruh dunia berdasarkan angka
standar populasi dunia adalah 3.4 per 100.000 penduduk.Angka
mortalitas adalah 4.25 per 100.000 penduduk per tahun.
Mortalitas lebih tinggi pada pria. Data cancer registry dari RSK
Dharmais, RSCM, RS Persahabatan, IAPI, KPKN. Dari seluruh tumor
primer susunan saraf pusat, astrositoma anaplastik dan
glioblastoma multiforme (GBM) meliputi sekitar 38% dari jumlah
keseluruhan, dan meningioma dan tumor mesenkim lainnya 27%.
Sisanya terdiri dari tumor otak primer yang bervariasi, meliputi
tumor hipofisis, schwannoma, limfoma SSP, oligodendroglioma,
KLASIFIKASI HISTOLOGIK (TUMOR SEL GLIAL)
Klasifikasi lesi primer susunan saraf pusat
dilakukan berdasarkan derajat keganasan
(grading):
Tipe Tumor Kriteria

Astrositom Peningkatan jumlah astrosit; astrosit matang; astrosit


a yang berkembang dengan normal.
Astrositom Peningkatan jumlah astrosit yang kurang matur;
a kemungkinan ada gambaran mitosis (gambaran
anaplastik mitosis menunjukkan peningkatan pembelahan sel
dan perubahan keganasan).
Glioblasto Peningkatan jumlah sel astrotis; astrotis imatur;
ma adanya gambaran mitosis; perdarahan; nekrosis,
multiformi pembengkakan dan batas tumor yang tidak jelas.
s
JENIS TUMOR JINAK
MENINGIOMA
Merupakan tumor jinak tersering.
Berasal dari arachnoid cap cells
duramater dan umumnya
tumbuh lambat. Lesi Meningioma
umumnya memiliki batas yang
jelas, tapi dapat saja
memberikan gambaran lesi yang
difus. Meningioma dapat tumbuh
intrakranial maupun pada kanalis
spinalis.
SCHWANNOMA
Sinonim : Neurilemoma Akustik, Neurinoma Akustik, Vestibular
Schwannoma Neuroma Akustik (AN) adalah tumor saraf
vestibulokohlearis (N VIII) yang berasal dari selubung saraf sel
Schwann.Sebagian besar berasal dari bagian vestibuler dan
kurang dari 5% berasal dari divisi kohlearis
(pendengaran).Biasanya termasuk tumor jinak dan tumbuh
lambat, tapi dapat menimbulkan gejala efek desak ruang dan
tekanan pada struktur lokal yang akhirnya mengancam
kehidupan.Pola pertumbuhan bervariasi dan sebagian kecil
dapat tumbuh cepat (2 kali lipat dalam 6 bulan).Dengan
mempertimbangkan kemungkinan yang ada, dapat dilakukan
diagnosis dini sehingga dapat meningkatkan pilihan terapi dan
menurunkan angka kematian.
TUMOR HIPOFISIS
Tumor hipofisis biasanya jinak dan dapat
disembuhkan. Tumor hipofisis dapat menyebabkan
masalah akibat:
• Produksi hormon yang berlebihan
• Efek lokal dari tumor
• Produksi hormon yang inadekuat dari kelenjar
hipofisis yang tersisa.
TIPE-TIPE TUMOR HIPOFISIS
Berdasarkan urutan frekuensinya, yang termasuk tumor
hipofisis adalah:
• Adenoma non fungsional
• Prolaktinoma
• Tumor yang mensekresi GH (growth hormone) yang
berlebihan
• Tumor yang mensekresi ACTH (adrenocorticotrophic
hormone ) yang berlebihan
• Tumor yang menghasilkan sekresi tiroid
• Tumor pensekresi LH/FSH (leutinising hormone/follicle-
ETIOLOGI 
DAN FAKTOR 
RESIKO 
TUMOR OTAK

ARKIANTI PUTRI 1710711019


FAKTOR RESIKO

SISA-SISA
HEREDITER VIRUS
EMBRIONAL

SUBSTANSI-
TRAUMA
SUBSTANSI
OTAK
KARSINOGEN
DIAGNOSA KEPERAWATAN MENURUT 
HOPPER UNDERSTANDING MEDICAL 
SURGICAL NUSRING

Gg. proses pikir b.d kerusakan jaringan otak

Defisit perawatan diri b.d kelemahan

Nyeri akut b.d edema serebral

Gg. persepsi sensori b.d kerusakan saraf kranial


TUMOR OTAK

PATOFISOLOGI
Triyono 1710711086
PATOFISIOLOGI
Tumor otak menyebabkan gangguan neurologis progresif yang disebabkan oleh
dua faktor yaitu gangguan fokal oleh tumor dan kenaikan tekanan intracranial (TIK).
Gangguan fokal terjadi apabila terdapat penekanan pada jaringan otak dan infiltrasi
atau invasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron.
Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang tumbuh
menyebabkan nekrosis jaringan otak. Akibatnya terjadi kehilangan fungsi secara
akut dan dapat dikacaukan dengan gangguan serebrovaskular primer.
Serangan kejang sebagai manifestasi perubahan kepekaan neuron akibat
kompresi, invasi, dan perubahan suplai darah ke dalam jaringan otak.
Peningkatan TIK dapat diakibatkan oleh beberapa faktor seperti bertambahnya
massa dalam tengkorak, edema sekitar tumor, dan perubahan sirkulasi CSS. Tumor
ganas menyebabkan edema dalam jaringan otak yang diduga disebabkan oleh
perbedaan tekanan osmosis yang menyebabkan penyerapan cairan tumor. Obstruksi
vena dan edema yang disebabkan oleh kerusakan sawar di otak, menimbulkan
peningkatan volume intracranial dan meningkatkan TIK.
19
PATOFISIOLOGI
Peningkatan TIK membahayakan jiwa jika terjadi dengan cepat. Mekanisme
kompensasi memerlukan waktu berhari-hari atau berbulan-bulan untuk menjadi
efektif dan oleh karena itu tidak berguna apabila tekanan intracranial timbul
cepat. Mekanisme kompensasi ini meliputi volume darah intrakranial, volum
CSS, kandungan cairan intrasel, dan mengurangi sel-sel parenkim otak. Kenaikan
tekanan yang tidak diatasi akan mengakibatkan herniasi untuk serebellum.
Herniasi unkus timbul jika girus medialis lobus temporalis bergeser ke inferior
melalui insisura tentorial karena adanya massa dalam hemisfer otak. Herniasi
menekan mesensefalon, menyebabkan hilangnya kesadaran dan menekan saraf
otak ke-3. Pada herniasi serebellum, tonsil serebellum tergeser ke bawah melalui
foramen magnum oleh suatu massa posterior.
Kompresi medulla oblongata dan terhentinya pernapasan terjadi dengan
cepat. Perubahan fisiologis lain yang terjadi akibat peningkatan intrakranial yang
cepat adalah bradikardia progresif, hipertensi sistemik, dan gangguan
pernapasan. 20
Manifestasi klinis
Gejala Tumor Otak Secara Umum
• Nyeri kepala
Nyeri kepala merupakan gejala tersering, dapat bersifat dalam, terus-
menerus, tumbuh, dan kadang-kadang hebat sekali. Nyeri paling
hebat pada pagi hari dan lebih berat saat beraktivitas sehingga dapat
meningkatkan TIK pada saat membungkuk, batuk, dan mengejan
pada saat BAB. Lokasi yang sering menimbulkan nyeri terjadi di 1/3
daerah tumor dan 2/3 di dekat atau di atas tumor
• Perubahan Status Mental
Terjadi perubahan tingkat kesadaran atau sensoris serta
perubahan status emosional dan mental, seperti letargi dan
mengantuk, kebingungan, diosorientasi, serta perubahan
kepribadian.

• Mual dan muntah


Mual (nausea) dan muntah (vomit) terjadi sebagai akibat
rangsangan pusat muntah pada medulla oblongata. Sering terjadi
pada anak-anak dan berhubungan dengan peningkatan TIK yang
disertai pergeseran batang otak. Muntah dapat terjadi tanpa
didahului mual dan dapat proyektil.
• Papiledema
Papiledema disebabkan oleh stress vena yang menimbulkan
pembengkakan papilla saraf optikus. Bila terjadi pada
pemeriksaan oftalmoskopi (funduskopi), tanda ini mengisyaratkan
terjadi tekanan TIK. Kadang disertai gangguan penglihatan,
termasuk pembesaran bintik buta dan amaurosis fugaks (saat-
saat di mana penglihatan berkurang).

• Kejang
Kejang fokal atau umum, sering ditemui pada klien dengan tumor
intracranial, terutama tumor hemisfer serebral. Kejang dapat
parsial atau menyeluruh.
Komplikasi
Sulit membedakan antara gejala tumor otak dan komplikasi
pengobatan. Seizure, sakit kepala, gangguan memori, perubahan
kognitif, dan ataksia mungkin merupakan gejala tumor atau hasil
operasi atau radiasi terapi.

Pasien mungkin mengalami hemiparesis atau afasia karena


operasi. Jika tumor terus tumbuh meski sudah diobati, pasien
mengalami penurunan fungsi lebih lanjut. Secara bertahap pasien
menjadi lebih lesu dan tidak responsif. Setelah pasien menjadi
koma, kematian terjadi dalam hitungan hari, terutama jika nutrisi
dan hidrasi tidak diberikan.
• Hidrosepalus : gangguan ini ditandai dengan meningkatkan
intrakranial yang disebabkan oleh adanya ekspansi massa yang
ada di dalam rongga kranium yang tertutup.
• Edema serebral: terjadi karena adanya suatu peningkatan yang
terjadi pada cairan otak secaraberlebihan yang kemudian
mengalami penumpukan di sekitar lesi sehingga menyebabkan
efek masa bertambah. Edema serebri bisa terjadi secara
ekstrasel atau vasogenik atau intrasel.
• Herniasi otak : ditandai dengan meningkatnya cairan intrakranial
yang terdiri dari herniasi sentra, singuli, dan unkus.
• Metastase ke tempat lainnya: lesi metastase serebral adalah
yang komplikasi neurologis yang paling banyak terjadi akibat
kannker sistemik. Gejala neurologik dan tanya yang terdiri dari
sakit kepala, gangguan gaya berjalan, keburukan penglihatan,
perubahan kepribadian, perubahan kemamppuan mengingat,
kelemahan fokal, paralisis, afasia dan kejang.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. CT Scan dan MRI
Memperlihatkan semua tumor intrakranial dan menjadi prosedur awal ketika
penderita menunjukkan gejala yang progresif.

2. Foto polos dada


Dilakukan untuk mengetahui apakah tumornya berasal dari suatu metastatis yang
akan memberikan gambaran nodul tunggal ataupun multiple pada otak.

3. Angiografi Serebral
Memberikan gambaran pembuluh darah serebral dan letak tumor serebral.
3. Pemeriksaan cairan serebrospinal
Dilakukan untuk melihat adanya sel-sel tumor. Umumnya diagnosis histologik
ditegakkan melalui pemeriksaan patologi anatomi, sebagai cara yang tepat untuk
membedakan tumor dengan proses-proses infeksi (abses cerebri).

4. Biopsi Stereotaktik
Dapat digunakkan untuk mendiagnosis kedudukan tumor yang dalam dan untuk
memberikan dasar-dasar pengobatan dan informasi prognosis.
5. Elektroensefalogram (EEG)
Mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah yang di tempati tumor dan
dapat memungkinkan untuk mengevaluasi lobus temporal pada waktu kejang.

6. Pemindaian PET (Temografi Emisi Positron)


Ini adalah jenis tes pencitraan yang bisa mendeteksi sel kanker dengan tepat.
Pemindaian ini dilakukan dengan menyuntikkan sejumlah kecil zat radioaktif
(pelacak) ke dalam vena. Pelacak di angkut menuju otak untuk mendeteksi beta-
amiloid.
PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Surgery
Therapy pre-surgery seperti :
 Steroid untuk mengurangi swelling (pembengkakan)
Contoh obat : dexamethazone
 Anticonvulsan untuk mencegah dan mengontrol kejang
Contoh obat : carbamazephine

2. Pembedahan
Pembedahan pada tumor dilakukan untuk mengangkat tumor dan dikompresi
dengan cara mereduksi efek massa.
3. Radiotherapy
Terapi radiasi menggunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel tumor dan
mengurangi kerusakan sel-sel sehat di sekitarnya . Terapi yang dapat digunakan
seperti terapi radiasi termodulasi intensitas (IMRT), terapi radiasi panduan gambar
(IGRT) dan terapi brosur modular volumetrik (VMAT). Komplikasi yang dapat terjadi
pada radiotherapy meliputi hidrosefalus, rambut rontok, sakit kepala, mual,
muntah dan kulit kemerahan.
4. Kemotherapy
Kemoterapi menggunakan obat untuk membunuh sel kanker. Obat-obatan umum
termasuk Temozolmide atau Carmustine, BCNU. Obat kemoterapi dapat diberikan
secara oral atau disuntikkan ke pembuluh darah sehingga mereka memasuki aliran
darah dan melakukan perjalanan ke seluruh tubuh untuk menghancurkan sel
kanker
DIAGNOSA 
KEPERAWATAN

JESY MILANTI 1710711021


1. Nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan
intrakranial.
2. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan
dengan peningkatan tekanan intrakranial, pembedahan
tumor, edema serebri, hipoksia seebral.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
mual, muntah dan tidak nafsu makan.
INTERVENSI
Dx 1: Nyeri berhubungan dengan 
peningkatan tekanan intrakranial

1) Teliti keluhan nyeri: intensitas, karakteristik, lokasi, lamanya, faktor yang


memperburuk dan meredakan.
2) Observasi adanya tanda-tanda nyeri non verbal seperti ekspresi wajah,
gelisah, menangis atau meringis, perubahan tanda vital.
3) Instruksikan pasien atau keluarga untuk melaporkan nyeri dengan segera jika
nyeri timbul.
4) Berikan kompres dingin pada kepala.
5) Mengajarkan tehnik relaksasi dan metode distraksi
6) Kolaborasi pemberian analgesik
Dx 2: Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan 
dengan peningkatan tekanan intrakranial, pembedahan 
tumor, edema serebri, hipoksia seebral

1) Pantau status neurologis secara teratur dan bandingkan dengan nilai standar.
2) Pantau tanda vital tiap 4 jam.
3) Pertahankan posisi supine.
4) Pantau ketat pemasukan dan pengeluaran cairan, turgor kulit dan keadaan membran
mukosa.
5) Bantu pasien untuk menghindari atau membatasi batuk, muntah, pengeluaran feses yang
dipaksakan atau mengejan.
6) Perhatikan adanya gelisah yang meningkat, peningkatan keluhan dan tingkah laku yang tidak
sesuai lainnya.
7) Kolaborasi dalam pemberian oksigen
Dx 3: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d 
mual, muntah dan tidak nafsu makan

1) Hidangkan makanan dalam porsi kecil tapi sering dan hangat.


2) Kaji kebiasaan makan klien.
3) Ajarkan teknik relaksasi yaitu tarik napas dalam.
4) Timbang berat badan bila memungkinkan.
5) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian vitamin
Asuhan 
Keperawatan 
Praoprasi
Diagnosa Pre­Operasi 

– Ansietas berhubungan dengan ancaman status terkini


(prosedur yang akan dijalani)
– Kurang pengetahuan mengenai tindakan berhubungan
dengan kurang informasi.
Intervensi Keperawatan
No Dx NOC NIC
1. Setelah dilakukan intervensi Pengurangan Kecemasan
selama ....x24 jam kecemasan • Kaji tanda verbal dan nonverbal kecemasan
klien akan berkurang dengan • Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinan
kriteria hasil: • Dengarkan klien
• Tidak ada perasaan gelisah • Ciptakan atmosfer rasa aman untuk meningkatkan
• Tidak ada rasa takut yang kepercayaan
disampaikan dengan lisan Peningkatan koping
• Tidak ada rasa cemas yang • Gunakan pendekatan yang tenang
disampaikan dengan lisan • Sediakan informasi aktual mengenai diagnosis,
penanganan dan prognosis
• Dukung keterlibatan keluarga, dengan cara yang tepat.
• Instruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi
sasuai dengan kebutuhan
Intervensi Keperawatan
No Dx NOC NIC

2. Setelah dilakukan intervensi Pendidikan kesehatan


selama ....x24 jam pengetahuan klien • Bina hubungan saling percaya
meningkat dengan kriteria hasil : • Hindari teknik menakut-nakuti
• Memahami manfaat manajemen • Libatkan keluarga klien
penyakit. Pengajaran: proses penyakit
• Mengetahui perjalanan penyakit • Kaji pengetahuan terkait proses penyakit
• Diskusikan mengenai pemberian terapi/penanganan
• Berikan informasi mengenai penyakit dan penanganannya
• Hindari memberikan harapan kosong
ASUHAN 
KEPERAWATAN
 
PASCA OPERASI
Intervensi
Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak b.d perdarahan 
pascaoperasi

NOC: NIC:
Pencegahan perdarahan
• Tanda-tanda vital dalam • Monitor ketat risiko terjadinya perdarahan pada klien
rentang normal • Catat nilai Hb dan Ht
• Lindungi klien dari trauma yang dapat menyebabkan
• Tidak ada penurunan
perdarahan
kesadaran Monitor neurologi
• Tidak ada kelainan neurologis • Pantau ukuran pupil, bentuk, kesimetrisan dan
reaktivitass.
• Monitor tingkat kesadaran
• Monitor tanda-tanda vital
• Monitor sistem neurologis
• Monitor status pernafasan
Ansietas b.d ancaman status terkini 
(prognosis yang tidak pasti) 

NOC: NIC:
Pengurangan Kecemasan
• Tidak ada perasaan gelisah • Kaji tanda verbal dan nonverbal kecemasan
• Tidak ada rasa takut yang • Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinan
• Dengarkan klien
disampaikan dengan lisan
• Ciptakan atmosfer rasa aman untuk meningkatkan
• Tidak ada rasa cemas yang kepercayaan
disampaikan dengan lisan Peningkatan koping
• Gunakan pendekatan yang tenang
• Sediakan informasi aktual mengenai diagnosis,
penanganan dan prognosis
• Dukung keterlibatan keluarga, dengan cara yang tepat.
• Instruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi
sasuai dengan kebutuhan
Risiko infeksi area pembedahan b.d kontaminasi luka bedah 

NOC: NIC:
Kontrol infeksi
• Area luka tidak berbau busuk • Jaga lingkungan bersih dan nyaman
• Tidak ada nanah di luka • Pastikan penanganan aseptik
• Edukasi klien dan keluarga mengenai teknik mencuci
tangan
• Batasi pengunjung
Perawatan luka
• Terapkan prinsip steril saat mengganti
balutan/membersihkan luka
• Bandingkan dan catat setiap perubahan luka oprasi
• Edukasi keluarga mengenai teknik perawatan luka
• Edukasi keluarga untuk mengenaltanda dan gejala
infeksi
TUMOR OTAK

TELAAH JURNAL
Triyono 1710711086
Judul Penelitian : Application of 31P MR Spectroscopy to the Brain
Tumors
Tahun : 2013
Kata Kunci : Magnetic resonance imaging; MRS; Brain; Tumor
Penulis : Dong-Ho Ha, MD1, Sunseob Choi, MD1, Jong Young
Oh, MD1, Seong Kuk Yoon, MD1, Myong Jin Kang,
MD1, Ki-Uk Kim, MD2
Tujuan Penulis : Untuk mengevaluasi kelayakan klinis dan
mendapatkan parameter berguna dari 31P magnetic
resonance spectroscopy (MRS) studi untuk
membuat diagnosis diferensial tumor otak.
Latar Belakang : Magnetic resonance spectroscopy (MRS) telah
digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik sel
kanker dan untuk mengevaluasi respon sel kanker
terhadap pengobatan yang ditargetkan, secara
noninvasif, dengan sinyal MR. Elemen yang biasa
digunakan untuk MRS adalah 1H, 31P, 13C, 19F, 23NA
dan 2H. Metabolit fosfor terdeteksi oleh 31P MRS,
Metodologi Penelitian : 1. Pasien
Total 47 pasien yang memiliki lesi tumor otak terdeteksi pada MRI, menjalani MRS
INCLUDE (n=28)
- Tumor otak (n=22)
a. Astrocytoma (n=13)
b. Lymphoma (n=4)
c. Metastasis (n=5)
EXCLUDE (n=19)
Adanya perdarahan
Tidak ada konfirmasi histopatologis
Ukuran lesi yang kecil
Keadaan pasca radiasi
Kambuh
Kasing langka
Astrocytoma pilocytic
Abses kistik murni
 
2. MRS Potocol
Kami melakukan 31P MRS pada pemindai 1,5 T GE (Signa; GE Medial System, Milwaukee, WI, USA)
dengan koil transmisi / penerima 31P fleksibel, yang beroperasi pada 25,85 MHz. Koil ini berisi sirkuit
pemblokiran untuk mencegah penerimaan sinyal pada frekuensi hidrogen (63,86 MHz)
 
3. Statistical Analysis
Kami membandingkan nilai rata-rata pH intraseluler dan rasio metabolit antara kelompok kontrol
normal dan kelompok tumor otak dengan menggunakan uji Mann-Whitney U.
Tes Kruskal-Wallis digunakan untuk mendapatkan parameter statistik yang signifikan antara setiap
lesi otak. Selain itu, beberapa perbandingan dari setiap lesi otak juga dilakukan dengan menggunakan
uji Dunn.
Untuk perbandingan antara kelompok astrositoma tingkat rendah dan kelompok astositoma kelas
tinggi, dan antara kelompok tumor otak dan kelompok abses, nilai rata-rata pH intraseluler dan rasio
metabolit juga dibandingkan dengan menggunakan uji Mann-Whitney U.
Nilai p kurang dari 0,05 dianggap signifikan. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan Paket
Statistik untuk perangkat lunak Ilmu Sosial (versi 19.0, Chicago, IL, USA)
 
Hasil Penelitian : Waktu pemindaian rata-rata untuk MRP 31P adalah 6 menit
36 detik. Total waktu pemindaian adalah 15 menit, termasuk
pemindaian untuk pelokalan. Semua pasien dapat ditoleransi
untuk mendapatkan pencitraan MR dan spektrum MR dalam
sebuah penelitian. Pola spektrum atau frekuensi pergeseran
kimia dari setiap metabolit sangat mirip pada setiap
kelompok.
Tidak ada parameter signifikan antara astrositoma derajat
rendah dan astrositoma tingkat tinggi. Semua parameter dari
rasio metabolit tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan
antara tumor otak dan abses.

Kesimpulan : Spektrum MRS 31P yang berlaku secara klinis diperoleh


dengan waktu pemindaian yang relatif singkat dan rasio pH,
PME / PDE, PDE / Pi, PME / PCr, dan PDE / PCr tampaknya
menjadi parameter yang berguna untuk diferensiasi tumor
otak.
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai