1) Fungsi Pencegahan: untuk mencegah agar tidak timbul masalah
di waktu yang akan datang; 2) Fungsi Pemahaman: untuk membantu siswa dalam memahami diri sendiri, lingkungan dan berbagai informasi yang diperlukan. 3) Fungsi Perbaikan: untuk memperbaiki atau menyembuhkan keadaan siswa yang mengalami masalah. Fungsi ini juga disebut fungsi pengentasan; yaitu mengentaskan masalah. 4) Fungsi Pengembangan: (sering dipadukan dengan fungsi pemeliharaan dan pengembangan) yaitu memelihara agar berbagai kondisi dan potensi yang sudah baik tetap baik dan mengembangkannya agar menjadi semakin baik. 5) Fungsi Advokasi: yaitu fungsi konseling yang menghasilkan kondisi pembelaan terhadap pengingkaran hak-hak dan/atau kepentingan pendidikan/perkembangan klien. 1) Memahami lingkungan sekolah. 2) Memahami diri sendiri dan orang lain 3) Memahami sikap dan tingkah laku 4) Mampu mengambil keputusan dan memecahkan masalah 5) Memiliki keterampilan berkomunikasi (hub. Interpersonal) 6) Memiliki keterampilan sukses belajar 7) Memiliki kesadaran karir dan perencanaan pendidikan 8) Terlibat dalam kegiatan kemasyarakatan 1. Asas kerahasiaan 7. Asas kedinamikaan 2. Asas kesukarelaan 8. Asas keterpaduan 3. Asas keterbukaan 9. Asas kenormatifan 4. Asas ke kinian 10. Asas keahlian 5. Asas kemandirian 11. Asas alih tangan 6. Asas kegiatan 12. Asas tut wuri handayani 1. Asas kerahasiaan Bimbingan dan konseling harus terselenggara dalam suasana yang saling menjaga erat-erat rahasia individu terutama individu yang dibimbing/klien. 2. Asas kesukarelaan Bimbingan dan konseling harus terselenggara dalam suasana yang saling suka sama suka, bukan paksaan dari kedua belah pihak, terutama klien. 3. Asas keterbukaan Pelaksanaan bimbingan dan konseling harus dilakukan dalam suasana yang terbuka, saling menghargai dan menghormati, namun rahasia tetap terjaga terutama rahasia klien. 4. Asas ke kinian Pelaksanaan bimbingan dan konseling harus selalu berorientasi kepada keadaan yang dialami “saat ini dan di sini” (here and now). 5. Asas kemandirian Pelaksanaan bimbingan dan konseling harus berorientasi kepada upaya memandirikan klien. Dengan BK, klien diberdayakan untuk bisa mandiri dalam hidupnya. 6. Asas kegiatan Pelaksanaan bimbingan dan konseling harus dilakukan dalam suasana yang selalu mengaktifkan diri klien. Untuk bisa aktif, klien harus diberi kebebasan berbicara, berpikir, dan berlatih memecahkan masalah-masalahnya. 7. Asas kedinamikaan Pelaksanaan Proses bimbingan dan konseling harus berorientasi/menuju kepada kemaju-an yang lebih baik. Perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik harus diciptakan atau diupayakan. 8. Asas keterpaduan Penyelenggaraan bimbingan dan konseling harus dilaksanakan secara terpadu antara berbagai pihak seperti dengan guru, orang tua/wali murid, kepala sekolah, wali kelas, guru bidang studi, tokoh masyarakat, dan ahli. 9. Asas kenormatifan Layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada aturan dan tidak boleh bertentangan dengan nilai dan norma yang ada 10. Asas keahlian Layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah- kaidah professional. Dilakukan oleh orang yang benar-benar ahli 11. Asas alih tangan Apabila klien mengalami masalah yang berada di luar jangkauan kemampuan konselor, konselor wajib mengalih tangankan klien kepada ahli lain yang diperlukan. Penanganan kasus yang bukan ahlinya maka akan alih-alih menyembuhkan tetapi malah memparah masalah klien.
12. Asas tut wuri handayani
Memberi kebebasan dan mendorong klien untuk bertindak sesuai kemampuan ketika sudah benar. 1) Bimbingan utamanya dan secara sistematis berurusan dengan perkembangan pribadi individu; 2) Cara kerja bimbingan yang utama adalah harus berlandaskan pada proses tingkah laku individu; 3) Bimbingan diorientasikan kepada kerja sama bukan paksaan; 4) Manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya; 5) Bimbingan dan konseling didasarkan kepada pengakuan martabat dan penghargaan individu dan hak untuk memilih; 6) Bimbingan adalah suatu proses yang berkelanjutan, berurutan, dan bersifat mendidik. Gysbers & Henderson (2012) 1) Prinsip berkaitan dengan siswa 2) Prinsip berkaitan dengan konselor/guru BK 3) Prinsip berkaitan dengan program layanan 4) Prinsip berkaitan dengan evaluasi program 1) Semua anak & remaja mendapatkan manfaat dari bantuan untuk mencapai tugas-tugas perkembangan akademik, karir, dan pribadi-sosial sesuai usia
2) Semua anak-anak & remaja bisa mendapatkan manfaat dari
intervensi yg dirancang utk membantu perkembangan akademik, karir, dan pribadi-sosial. 3) Beberapa anak & remaja membutuhkan bantuan lebih untuk mencapai tugas-tugas perkembangan akademik, karir, & pribadi-sosial sesuai usianya. Anak-anak &remaja ini mendapatkan manfaat dari intervensi pencegahan atau perbaikan yg dirancang khusus untuk membantu mereka dalam mencapai tugas-tugas sesuai tingkat perkembangan mereka. 4) Konselor sekolah memenuhi syarat untuk memberikan kontribusi pada semua perkembangan anak dan remaja di bidang akademik (pendidikan), karir, dan perkembangan pribadi-sosial.
5) Konselor sekolah mampu mendesain & menyampaikan intervensi untuk
memenuhi kebutuhan perkembangan siswa untuk pencegahan atau perbaikan, dengan membantu mengatasi kesenjangan antara kelompok- kelompok tertentu dari siswa dengan teman-teman sebaya mereka.
6) Intervensi konselor sekolah dalam perkembangan pribadi-sosial, akademik,
dan karir ditujukan untuk membantu peserta didik menemukan dan menerapkan keterampilan, sikap, dan pengetahuan yang mendorong perkembangan tiga dimensi pertumbuhan dan perkembangan manusia. 7) Konselor sekolah dapat membantu orang dewasa lainnya untuk meningkatkan pekerjaan mereka dengan perkembangan akademik (pendidikan), karir dan pribadi-sosial siswa dengan menghilangkan hambatan pribadi untuk mencapai keberhasilan siswa.
8) Konselor sekolah bekerja sama dengan orang lain
dalam sistem sekolah atas nama siswa untuk mendukung pencapaian misi sistem dan untuk membantu menghilangkan hambatan sistemik untuk keberhasilan siswa.
9) Pekerjaan konselor sekolah harus diselenggarakan
sebagai sebuah program. 10)Sistem penyampaian membagi program kegiatan ke dalam empat komponen program kurikulum bimbingan, perencanaan individu siswa, layanan responsif, dan dukungan sistem adalah cara yang paling efektif dan efisien untuk mengatur program.
11)Empat komponen aktivitas program yang dijelaskan sebagai sistem
penyampaian untuk model program B&K di sekolah mencakup semua sarana untuk mempengaruhi perkembangan akademik, karir , dan pribadi- sosial siswa: kurikulum bimbingan, perencanaan individu siswa, layanan responsif, dan dukungan sistem.
12)Kegiatan program B&K di sekolah dapat dirancang secara efektif agar
berdampak pada semua perkembangan akademik, karir, dan pribadi-sosial siswa dan membantu para siswa yang sehat serta siswa yang terancam atau terganggu perkembangan akademik, karir dan pribadi-sosialnya. 13)Intervensi yang dirancang dg sengaja menargetkan berdasar pada diidentifikasi kebutuhan atau tujuan yg ditentukan dan sasaran lebih efektif daripada intervensi yang tidak sengaja dirancang.
14)Sebuah pendekatan sistematis untuk mengembangkan program
B&K di sekolah (yaitu, perencanaan dan membangun landasan, merancang sistem penyampaian, melaksanakan dan memantau program, memegang staf program akuntabel, dan mengevaluasi program) memastikan keefektifan dan relevansi. 15)Perencanaan kooperatif, Kolaboratif dengan orang tua dan wali, guru, Kepala sekolah, staf dan anggota masyarakat dalam mengembangkan hasil program B&K di sekolah dalam program yang efektif dan merupakan bagian yang integral dari misi sekolah secara keseluruhan. 15)Program B&K di sekolah yang efektif dirancang dengan kesadaran demografi setempat dan kondisi politik atas dasar penilaian kebutuhan berdasarkan data yang dikumpulkan secara lokal.
16)Menetapkan prioritas dan mengenali parameter dalam
program sangat penting dalam manajemen & pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah yang efektif.
17)Ada prosedur organisasi dimana konselor sekolah
dapat menggunakannya untuk mengelola pelaksanaan program-program mereka secara efektivitas, efisiensi dan relevan dengan sekolah. 19. Akuntabilitas hasil yang dicapai siswa, kinerja konselor sekolah, dan kelengkapan program ini penting untuk memastikan efektivitas dan relevansi program B&K di sekolah, dan itu memerlukan pengumpulan dan penggunaan data.
20. Kepemimpinan program B&K di sekolah
merupakan tanggung jawab bersama antara konselor sekolah dan kepala sekolah. 21) Setelah mendapatkan manfaat dari intervensi konselor sekolah, anak-anak dan remaja lebih siap untuk belajar akademis dan menjadi sukses di sekolah. 22) Pernyataan eksplisit dari hasil yang diinginkan bagi siswa lebih menjamin hasil prestasi mereka. 23)Evaluasi hasil layanan bagi siswa, kinerja konselor sekolah, dan kelengkapan program ini penting untuk memastikan efektivitas dan relevansi program B&K di sekolah, dan itu memerlukan pengumpulan dan penggunaan data. 24)Evaluasi hasil yg dicapai berdasarkan standar pengukuran yg telah ditetapkan untuk perkembangan, pertumbuhan, dan perubahan siswa. 25)Evaluasi kinerja konselor berdasarkan standar yang telah ditetapkan untuk praktik konseling sekolah.
26)Evaluasi terhadap kelengkapan program didasarkan
pada kesesuaian dengan kebijakan yang dibuat untuk program B&K komprehensif dan desain program setempat.
27)Tujuan evaluasi adalah untuk perbaikan program.