Anda di halaman 1dari 22

AGIT PURWO HARTANTO

1) Fungsi Pencegahan: untuk mencegah agar tidak timbul masalah


di waktu yang akan datang;
2) Fungsi Pemahaman: untuk membantu siswa dalam memahami
diri sendiri, lingkungan dan berbagai informasi yang diperlukan.
3) Fungsi Perbaikan: untuk memperbaiki atau menyembuhkan
keadaan siswa yang mengalami masalah. Fungsi ini juga
disebut fungsi pengentasan; yaitu mengentaskan masalah.
4) Fungsi Pengembangan: (sering dipadukan dengan fungsi
pemeliharaan dan pengembangan) yaitu memelihara agar
berbagai kondisi dan potensi yang sudah baik tetap baik dan
mengembangkannya agar menjadi semakin baik.
5) Fungsi Advokasi: yaitu fungsi konseling yang menghasilkan
kondisi pembelaan terhadap pengingkaran hak-hak dan/atau
kepentingan pendidikan/perkembangan klien.
1) Memahami lingkungan sekolah.
2) Memahami diri sendiri dan orang lain
3) Memahami sikap dan tingkah laku
4) Mampu mengambil keputusan dan memecahkan masalah
5) Memiliki keterampilan berkomunikasi (hub. Interpersonal)
6) Memiliki keterampilan sukses belajar
7) Memiliki kesadaran karir dan perencanaan pendidikan
8) Terlibat dalam kegiatan kemasyarakatan
1. Asas kerahasiaan 7. Asas kedinamikaan
2. Asas kesukarelaan 8. Asas keterpaduan
3. Asas keterbukaan 9. Asas kenormatifan
4. Asas ke kinian 10. Asas keahlian
5. Asas kemandirian 11. Asas alih tangan
6. Asas kegiatan 12. Asas tut wuri
handayani
1. Asas kerahasiaan
Bimbingan dan konseling harus
terselenggara dalam suasana yang
saling menjaga erat-erat rahasia individu
terutama individu yang dibimbing/klien.
2. Asas kesukarelaan
Bimbingan dan konseling harus
terselenggara dalam suasana yang
saling suka sama suka, bukan paksaan
dari kedua belah pihak, terutama klien.
3. Asas keterbukaan
Pelaksanaan bimbingan dan konseling
harus dilakukan dalam suasana yang
terbuka, saling menghargai dan
menghormati, namun rahasia tetap
terjaga terutama rahasia klien.
4. Asas ke kinian
Pelaksanaan bimbingan dan konseling
harus selalu berorientasi kepada
keadaan yang dialami “saat ini dan di
sini” (here and now).
5. Asas kemandirian
Pelaksanaan bimbingan dan konseling harus
berorientasi kepada upaya memandirikan
klien. Dengan BK, klien diberdayakan untuk
bisa mandiri dalam hidupnya.
6. Asas kegiatan
Pelaksanaan bimbingan dan konseling harus
dilakukan dalam suasana yang selalu
mengaktifkan diri klien. Untuk bisa aktif, klien
harus diberi kebebasan berbicara, berpikir, dan
berlatih memecahkan masalah-masalahnya.
7. Asas kedinamikaan
Pelaksanaan Proses bimbingan dan konseling
harus berorientasi/menuju kepada kemaju-an
yang lebih baik. Perubahan-perubahan ke
arah yang lebih baik harus diciptakan atau
diupayakan.
8. Asas keterpaduan
Penyelenggaraan bimbingan dan konseling
harus dilaksanakan secara terpadu antara
berbagai pihak seperti dengan guru, orang
tua/wali murid, kepala sekolah, wali kelas,
guru bidang studi, tokoh masyarakat, dan ahli.
9. Asas kenormatifan
Layanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling didasarkan pada aturan dan tidak
boleh bertentangan dengan nilai dan norma
yang ada
10. Asas keahlian
Layanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-
kaidah professional. Dilakukan oleh orang
yang benar-benar ahli
11. Asas alih tangan
Apabila klien mengalami masalah yang
berada di luar jangkauan kemampuan
konselor, konselor wajib mengalih
tangankan klien kepada ahli lain yang
diperlukan. Penanganan kasus yang bukan
ahlinya maka akan alih-alih menyembuhkan
tetapi malah memparah masalah klien.

12. Asas tut wuri handayani


Memberi kebebasan dan mendorong klien
untuk bertindak sesuai kemampuan ketika
sudah benar.
1) Bimbingan utamanya dan secara sistematis berurusan dengan
perkembangan pribadi individu;
2) Cara kerja bimbingan yang utama adalah harus berlandaskan pada
proses tingkah laku individu;
3) Bimbingan diorientasikan kepada kerja sama bukan paksaan;
4) Manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya;
5) Bimbingan dan konseling didasarkan kepada pengakuan martabat
dan penghargaan individu dan hak untuk memilih;
6) Bimbingan adalah suatu proses yang berkelanjutan, berurutan, dan
bersifat mendidik.
Gysbers & Henderson (2012)
1) Prinsip berkaitan dengan siswa
2) Prinsip berkaitan dengan konselor/guru BK
3) Prinsip berkaitan dengan program layanan
4) Prinsip berkaitan dengan evaluasi program
1) Semua anak & remaja mendapatkan manfaat dari bantuan
untuk mencapai tugas-tugas perkembangan akademik, karir,
dan pribadi-sosial sesuai usia

2) Semua anak-anak & remaja bisa mendapatkan manfaat dari


intervensi yg dirancang utk membantu perkembangan
akademik, karir, dan pribadi-sosial.
3) Beberapa anak & remaja membutuhkan bantuan lebih untuk
mencapai tugas-tugas perkembangan akademik, karir, &
pribadi-sosial sesuai usianya. Anak-anak &remaja ini
mendapatkan manfaat dari intervensi pencegahan atau
perbaikan yg dirancang khusus untuk membantu mereka dalam
mencapai tugas-tugas sesuai tingkat perkembangan mereka.
4) Konselor sekolah memenuhi syarat untuk memberikan kontribusi pada
semua perkembangan anak dan remaja di bidang akademik (pendidikan),
karir, dan perkembangan pribadi-sosial.

5) Konselor sekolah mampu mendesain & menyampaikan intervensi untuk


memenuhi kebutuhan perkembangan siswa untuk pencegahan atau
perbaikan, dengan membantu mengatasi kesenjangan antara kelompok-
kelompok tertentu dari siswa dengan teman-teman sebaya mereka.

6) Intervensi konselor sekolah dalam perkembangan pribadi-sosial, akademik,


dan karir ditujukan untuk membantu peserta didik menemukan dan
menerapkan keterampilan, sikap, dan pengetahuan yang mendorong
perkembangan tiga dimensi pertumbuhan dan perkembangan manusia.
7) Konselor sekolah dapat membantu orang dewasa
lainnya untuk meningkatkan pekerjaan mereka
dengan perkembangan akademik (pendidikan), karir
dan pribadi-sosial siswa dengan menghilangkan
hambatan pribadi untuk mencapai keberhasilan
siswa.

8) Konselor sekolah bekerja sama dengan orang lain


dalam sistem sekolah atas nama siswa untuk
mendukung pencapaian misi sistem dan untuk
membantu menghilangkan hambatan sistemik untuk
keberhasilan siswa.

9) Pekerjaan konselor sekolah harus diselenggarakan


sebagai sebuah program.
10)Sistem penyampaian membagi program kegiatan ke dalam empat komponen
program kurikulum bimbingan, perencanaan individu siswa, layanan
responsif, dan dukungan sistem adalah cara yang paling efektif dan efisien
untuk mengatur program.

11)Empat komponen aktivitas program yang dijelaskan sebagai sistem


penyampaian untuk model program B&K di sekolah mencakup semua
sarana untuk mempengaruhi perkembangan akademik, karir , dan pribadi-
sosial siswa: kurikulum bimbingan, perencanaan individu siswa, layanan
responsif, dan dukungan sistem.

12)Kegiatan program B&K di sekolah dapat dirancang secara efektif agar


berdampak pada semua perkembangan akademik, karir, dan pribadi-sosial
siswa dan membantu para siswa yang sehat serta siswa yang terancam atau
terganggu perkembangan akademik, karir dan pribadi-sosialnya.
13)Intervensi yang dirancang dg sengaja menargetkan berdasar
pada diidentifikasi kebutuhan atau tujuan yg ditentukan dan
sasaran lebih efektif daripada intervensi yang tidak sengaja
dirancang.

14)Sebuah pendekatan sistematis untuk mengembangkan program


B&K di sekolah (yaitu, perencanaan dan membangun landasan,
merancang sistem penyampaian, melaksanakan dan memantau
program, memegang staf program akuntabel, dan
mengevaluasi program) memastikan keefektifan dan relevansi.
15)Perencanaan kooperatif, Kolaboratif dengan orang tua dan
wali, guru, Kepala sekolah, staf dan anggota masyarakat dalam
mengembangkan hasil program B&K di sekolah dalam program
yang efektif dan merupakan bagian yang integral dari misi
sekolah secara keseluruhan.
15)Program B&K di sekolah yang efektif dirancang
dengan kesadaran demografi setempat dan kondisi
politik atas dasar penilaian kebutuhan berdasarkan
data yang dikumpulkan secara lokal.

16)Menetapkan prioritas dan mengenali parameter dalam


program sangat penting dalam manajemen &
pelaksanaan program bimbingan dan konseling di
sekolah yang efektif.

17)Ada prosedur organisasi dimana konselor sekolah


dapat menggunakannya untuk mengelola pelaksanaan
program-program mereka secara efektivitas, efisiensi
dan relevan dengan sekolah.
19. Akuntabilitas hasil yang dicapai siswa, kinerja
konselor sekolah, dan kelengkapan program
ini penting untuk memastikan efektivitas dan
relevansi program B&K di sekolah, dan itu
memerlukan pengumpulan dan penggunaan
data.

20. Kepemimpinan program B&K di sekolah


merupakan tanggung jawab bersama antara
konselor sekolah dan kepala sekolah.
21) Setelah mendapatkan manfaat dari
intervensi konselor sekolah, anak-anak
dan remaja lebih siap untuk belajar
akademis dan menjadi sukses di
sekolah.
22) Pernyataan eksplisit dari hasil yang
diinginkan bagi siswa lebih menjamin
hasil prestasi mereka.
23)Evaluasi hasil layanan bagi siswa, kinerja konselor
sekolah, dan kelengkapan program ini penting untuk
memastikan efektivitas dan relevansi program B&K di
sekolah, dan itu memerlukan pengumpulan dan
penggunaan data.
24)Evaluasi hasil yg dicapai berdasarkan standar
pengukuran yg telah ditetapkan untuk perkembangan,
pertumbuhan, dan perubahan siswa.
25)Evaluasi kinerja konselor berdasarkan standar yang
telah ditetapkan untuk praktik konseling sekolah.

26)Evaluasi terhadap kelengkapan program didasarkan


pada kesesuaian dengan kebijakan yang dibuat untuk
program B&K komprehensif dan desain program
setempat.

27)Tujuan evaluasi adalah untuk perbaikan program.

Anda mungkin juga menyukai