Pembimbing :
dr. Izak Yesaya Samay, Sp.KJ
Oleh :
Eka Indrayanti Sirait, S.Ked
PENDAHULUAN
Gangguan somatoform ditandai dengan pengalaman subjektif berulang
dari gejala fisik yang tidak disebabkan oleh penyakit fisik apapun.
Seluruh sub tipe gangguan memiliki satu ciri yang sama yaitu, gejala
somatik yang dominan dan persisten.
Gangguan somatisasi
Gangguan somatoform tak terinci
Gangguan hipokondria
Disfungsi otonom somatoform
Gangguan nyeri somatoform persisten
Gangguan somatoform lainnya
Gangguan somatoform, non spesifik
PEMERIKSAAN
Kesulitan dalam pemeriksaan
Pesan yang sering kali ditangkap oleh keluarga adalah bahwa anak
mereka mengada-ada gejalanya.
Proses yang kronis, riwayat gejala fisik yang tidak jelas sebabnya, riwayat
pemeriksaan diagnostik yang ekstensif, penolakan oleh klinisi sebelumnya, adanya
gangguan kejiwaan, dan respons perbaikan gejala dengan placebo atau sugesti
merupakan poin-poin penting dalam diagnosis gangguan somatoform.
Tabel 3. Pemeriksaan
Faktor lingkungan
Faktor-faktor lingkungan dapat pula muncul sebagai stresor akut maupun berjalan
pada kehidupan anak dan perlu dinilai secara komprehensif.
Tabel 4. Pemeriksaan psikososial
Faktor individu
Temperamen (cemas, inhibisi perilaku, penghindaran bahaya)
Kemampuan coping buruk
Fungsi intelektual borderline
Penyakit psikiatri yang mendasari (ansiates, depresi)
Faktor terkait keluarga
Kemampuan coping anggota keluarga
Respons anggota keluarga terhadap masalah anak
Gaya parenting
Hubungan intrafamilial
Masalah fisik dan psikiatri pada anggota keluarga
Penyalahgunaan zat pada anggota keluarga
Faktor lingkungan
Hubungan dengan teman sebaya
Bullying
Stres akademik
Gaya pengajaran
Pengalaman menakutkan (kekerasan fisik atau seksual)
PENANGANAN
Tujuan segera
Hilangnya intervensi medis yang tidak tepat
Memastikan keamanan anak
Melibatkan keluarga dalam terapi
Poin penting dari terapi yang berhasil antara lain menciptakan rapor
dan kerjasama terapeutik dengan mereka.
Posisi yang lebih baik adalah bahwa meskipun tidak ada bukti adanya penyakit
medis serius yang mengancam jiwa, sang anak memang memiliki penyakit yang
mengganggu yang mana belum dipahami dengan baik.
Anak dan keluarga diedukasi mengenai gejala anak dapat berupa psikologis,
interpretasi keluarga dan perilaku lanjutan sianak.
Jika masalah telah dikemukakan pada dokter atau staf bangsal secara rahasia, maka
persetujuan si remaja perlu didapatkan sebelum membahas hal tersebut dengan
keluarga.
Perhatian perlu terfokus pada anak dibanding pada gejala untuk memastikan perba
ikan yang cepat.
Terapi psikologis
Secara bertahap mengganti perilaku penyakit dengan perilaku yang lebih sehat
Menyarankan orang tua untuk memberi perhatian kepada anak jika dia
melakukan aktivitas positif yang disarankan.
Mendorong anak untuk melakukan aktivitas fisik teratur setiap hari dan aktivitas sesuai
usia.
Menyarankan pada keluarga untuk berhenti mencari konsultasi kecuali disarankan oleh
psikiater yang menangani.
Menyarankan anak dan keluarga untuk tidak mencari informasi mengenai gejala
di Internet.