Anda di halaman 1dari 46

Oleh :

Eka Indrayanti Sirait ,S.Ked


Pembimbing :
dr. David Randel Christanto, Sp.OG (KFM), M.Kes
SMF OBSTETRI DAN GYNEKOLOGI
RSUD DOK II JAYAPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA – PAPUA
2019
PENDAHULUAN

Sifilis merupakan penyakit infeksi menular seksual yang


disebabkan oleh Treponema pallidum yang dapat mengenai seluruh
organ tubuh, mulai dari kulit, mukosa, jantung hingga susunan saraf
pusat, dan juga dapat tanpa manifestasi lesi di tubuh.
Infeksi terbagi atas beberapa fase :
• Sifilis primer
• Sifilis sekunder

• Sifilis laten dini


• Sifilis laten lanjut

• Neurosifilis (sifilis tersier).


Pasien dengan sifilis dini dan telah diterapi
Skrining sifilis → mengendalikan sifilis dengan adekuat harus dievaluasi secara
di masyarakat. Skrining sifilis klinis dan serologis tiap 3 bulan selama
dilakukan dengan pemeriksaan fisik satu tahun pertama (bulan ke 3, 6, 9, 12)
dan tes serologis sifilis. dan setiap 6 bulan di tahun kedua (bulan
ke 18, dan 24).
LAPORAN KASUS
Ny.Y.S.A / 22 tahun/ 45 01 52/ Kristen Protestan/ Ardipura 2/ BPJS
Nama
Tanggal MRS: 09 Mei 2019/ Jam 22.00 WIT

Keluhan
Mules – mules yang dirasakan semakin sering dan bertambah kuat.
Utama
Pasien G1P0A0 mengaku hamil 9 bulan datang ke Polik kandungan RSUD Dok II Jayapura
dengan membawa surat pengantar dari PKM Elly Uyo dengan diagnosis G1P0A0 parturien
aterm kala 1 fase laten + sifilis. Pasien mengeluh mules-mules yang semakin sering dan
RPS bertambah kuat disertai keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir ± 10jam SMRS.
Keluar air-air dari jalan lahir (-). Gerak janin dirasakan aktif (+), keputihan selama hamil (-),
gatal (-), bau (-), demam (-). BAB/BAK: lancar. Makan/Minum: Baik.
HPHT: 23-07-2018. TP: 30-04-2019. UK: 40-41 minggu
R. Kontrol ANC 2X di PKM Elly Uyo
Kehamilan TT (1x)

RPD Riwayat Hipertensi (-), DM (-), Penyakit Jantung (-), Asma (-), Alergi (-).

RPK Riwayat Hipertensi (-), DM (-), Penyakit Jantung (-), Asma (-), Alergi (-).

R. Menstruasi Pasien mengaku menarche umur 13 tahun, siklus haid 28 hari teratur, nyeri haid (-).

R. Pernikahan Belum menikah sah dengan pasangan.


R. Obstetri G1P0A0
I Hamil Ini

R. KB -

R. Sosial - Suami : 28 tahun/ D3/ PNS


Ekonomi Istri : 22 tahun/ SMA/ IRT

PF Keadaan Umum: Tampak Sakit Sedang Kesadaran: Composmentis


BB: 67 kg TB: 151 cm
TD: 120/90 mmHg N: 80 x/menit RR: 20 x/menit SB: 36,6 C
St. Gen Dalam batas normal
Status TFU : 32 cm
Obstetri
LJ : Memanjang, punggung kiri, letak kepala, Penurunan kepala 4 /5

DJJ : 134 dpm

Kontraksi : 2x/10’/20’’

TBJ Klinis : 3100 gr (menurut rumus Jhonson-Toshack)

VT : vulva/vagina : Tidak ada kelainan

Portio : Tebal, arah posterior

Pembukaan : 2 cm

Ketuban : (+)

Presentasi : Kepala, Station -4

CTG Tidak dilakukan

USG Tidak dilakukan


Lab
09-05-2019

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

Hb 10,0 gr/dl 11,0 – 14,7 gr/dl

Hematokrit 29,4 % 35,2 – 46,7 %

Leukosit 11,75 x10³ U/L 3,37 – 8,38 x 10³ U/L

Trombosit 226 x 10³ U/L 140 – 400 x 10³ U/L

Eritrosit 3,42 x 10⁶ U/L 3,69 – 5,46 x 10⁶ U/L

DDR Negatif

PT 10,3 10.0 – 12.1 detik

APTT 29,6 24,8 - 34,4 menit

GDS 112 ≤ 140 mg/dL

SGOT - ≤ 40 U/L

SGPT - ≤ 40 U/L
Diagnosa G1P0A0 parturien aterm kala 1 fase laten + Anemia + Sifilis +
gawat janin

Penatalaksanaan Advice dr.Sp.OG :


pro sectio caesarea (10-05-2019)
- Cek DL, HBsAg
-Inj. Ceftriaxone 1x2gr (skin test)
- Ranitidine 1x 50mg
- Ondansentron 1x8 mg
-Asam traneksamat 1x500 mg
-Informed consent
-Konsul anestesi
- Hubungi perinatologi
-Tunggu panggilan OK
Laporan Operasi Sectio Caesarea

Pasien tidur terlentang di atas meja operasi dalam anestesi spinal


Dilakukan asepsis dan antisepsis daerah operasi dan sekitarnya
Dilakukan insisi pfannenstiel, abdomen ditembus secara tajam dan tumpul
Setelah peritoneum dibuka tampak uterus gravidarum, insisi SBR secara semilunar, SBR disayat
dan ditembus secara tumpul
Dengan meluksir kepala bayi, pukul 12.56 WIT lahir bayi laki-laki, BB:3200 gram, PB: 47
cm, Apgar Score menit pertama 7, menit kelima 9
Injeksi oxytocin 2 ampul.
Dengan tarikan ringan pada tali pusat, plasenta dilahirkan lengkap 13.02 WIT
Eksplorasi cavum uteri dengan kasa dan betadine.
Dilakukan penjahitan 1 lapis di SBR dengan vicryl 1-0 simple pada sisi dextra kemudian
dilanjutnya dengan Teknik simple continue
Dilakukan penjahitan dinding abdomen lapis demi lapis
Dilakukan penjahitan peritoneum dengan vicryl 2-0
Dilakukan penjahitan fascia dengan vicryl 1-0
Dilakukan penjahitan kulit dengan prolene 2-0 dengan Teknik subcuticular
Perdarahan durante operasi ± 250 cc
Luka jahitan ditutup
Operasi selesai
Diagnosa Akhir
P1A0 Partus Maturus dengan SC a/i gawat janin + Sifilis

Penatalaksanaan
- Ondansentron 8 mg + neurobat drip dalam D5% 500 cc/ 20
tpm
-Inj. Ceftriaxone 1x2gr
-Metronidazol drip 3 x 500 mg
- Ranitidine 1x 50mg
-Asam traneksamat 1x500 mg
-Vitamin C 1 x 400 mg
- tirah baring 24 jam post op
-Observasi KU,TTV dan perdarahan
PEMBAHASAN
PERMASALAHAN

Apakah pemeriksaan yang dilakukan di PKM untuk


skrining sifilis sudah sesuai ?

Apakah tatalaksana yang diberikan oleh PKM sudah


tepat ?

Apakah penatalaksaan di Rumah sakit pada kasus ini


sudah tepat?
Apakah pemeriksaan yang dilakukan di PKM untuk skrining
sifilis sudah sesuai ?

Teori Tes serologi sifilis banyak digunakan untuk tujuan diagnostik dan
skrining. Terdiri atas dua jenis, yaitu tes non-treponema dan
treponema. Biasanya pemeriksaan tes sifilis dilakukan dalam dua
langkah. Pertama, tes non- treponema

RPR (rapid plasma reagin/rapid test) atau VDRL (venereal diseases


research labotory). Jika hasil tes reaktif (positif), selanjutnya
dilakukan konfirmasi dengan tes treponema, yaitu TPHA
(Treponema Pallidum Haemagglutination Assay), TP-PA
(Treponema pallidum particle agglutination assay), FTA-ABS
(fluorescent treponemal antibody absorption) dan TP rapid
(Treponema palidum).
Gambar 1. 18- mm Circle of the
RPR Test Card
Hasil pemeriksaan sifilis di
PKM Elly Uyo
Sesuai teori, skrining sifilis yang dilakukan di PKM Elly Uyo
Kasus terhadap pasien belum sesuai

Pemeriksaan yang di lakukan untuk mengetahui titer pada kasus ini


tidak sesuai yaitu dengan pemeriksaan non-treponema
menggunakan VDRL tanpa mengkonfirmasi TP Rapid dan RPR.

Pemeriksaan VDRL yang dilakukan oleh PKM untuk dapat


menentukan jumlah titer yang didapatkan untuk tatalaksana
selanjutnya dan untuk tatalaksana pada bayi. Pada kasus ini
didapatkan titer VDRL 1:8. Sedangkan pada teori, untuk
menentukan titer digunakan test RPR.
Apakah tatalaksana yang diberikan oleh PKM sudah tepat ?

Teori
Tujuan dari pengobatan yaitu eradikasi infeksi pada ibu dan mencegah atau
mengobati sifilis kongenital pada janin. Pemberian penisilin G parenteral merupakan
pengobatan yang disarankan pada semua tahapan sifilis pada kehamilan.

Selama hamil, disarankan untuk melakukan skrining untuk mengetahui sifilis dini
atau sifilis laten yang bertujuan untuk pengobatan yang adekuat.
Eritromisin 500 mg 4 kali sehari selama 14 hari,
atau
REJIMEN
ALTERNATIF YANG Ceftriaxone 1 g IM satu kali sehari selama 10
sampai 14 hari, atau
DISARANKAN WHO
PADA SIFILIS AWAL
Azithromycin 2 g sekali secara oral
Pada Sifilis Lanjut :

 Eritromisin 500 mg per oral 4x1 selama 30 hari

 Bayi yang baru lahir  diberi pengobatan penisilin selama 10 – 15 hari


Kasus

Tatalaksana yang diberikan pada kasus ini belum tepat karena tatalaksana yang
diberikan dipuskesmas saat ibu terdeteksi sifilis diberikan benzatin penicilin
sebanyak 2 kali pemberian tanpa diketahui secara pasti jumlah titer pada kasus ini.

Ada kemungkinan sifilis pada ibu akan berdampak pada bayinya.


Pada teori adapun pengobatan yang diberikan yaitu
berdasarkan titer sifilis, sedangkan hasil pemeriksaan di
PKM tidak ada hasil pemeriksaan titer sifilis secara pasti
dengan pemeriksaan TP Rapid dan RPR.
• Pemberian terapi benzatin penicilin harus dievaluasi dengan
pemantauan rawat inap selama satu hari untuk melihat
reaksi obat yang diberikan

• Benzatin penicilin dapat menyebabkan Reaksi Jarisch-


Herxheimer.

• Sedangkan di PKM tidak dirawat inap untuk evaluasi efek


dari pemberian benzatin penicilin.
Apakah penatalaksaan di Rumah sakit pada kasus ini sudah
tepat?

sifilis pada ibu hamil yang tidak diobati dapat


Teori mengakibatkan keguguran, prematuritas, bayi berat
lahir rendah, lahir mati dan sifilis kongenital.

Bayi dengan sifilis kongenital memiliki kelainan


pada tulang, gigi, penglihatan, pendengaran,
gangguan mental dan tumbuh kembang anak.

Manifestasi biasanya berupa Keratitis interstisial,


limfadenopati, hepatosplenomegali, kerusakan
tulang, anemia, gigi Hutchinson, neurosifilis
• Pada kasus ini, indikasi sectio caesarea untuk menghindari adanya
penularan lewat jalan lahir tidak sesuai dengan teori.

• Menurut teori penularan sifilis dari ibu ke bayi secara transplasental,


yaiu transmisi treponema dari ibu ke janin umumnya terjadi setelah
plasenta terbentuk utuh, kira-kira sekitar umur kehamilan 16 minggu.

• Penatalaksanaan kelahiran bayi dengan cara sectio caesarea pada kasus


ini kurang tepat jika diindikasikan karena ibu dari bayi tersebut dengan
kehamilan dengan sifilis.
BAYI DENGAN SIFILIS KONGENITAL
Saat ibu dikatakan positif/reaktif sifilis maka saat
Kasus bayi lahir dari ibu sifilis maka bayi harus diskrining
awal sifilis dengan pemeriksaan RPR dan VDRL
untuk mendapatkan pengobatan sesuai titer sifilis
dari ibu.

Pada ibu, tidak mengetahui jumlah titer sifilis ibu


yang didapatkan dari skrining dan tatalaksana yang
diberikan tidak sesuai maka dampak yang
didapatkan pada bayi yaitu sifilis kongenital dengan
pemeriksaan serologi reaktif.
Pada kasus ini, sudah
diberikan pengobatan Tujuan  untuk mengikat dan
injeksi penisilin 2x pada menghambat pembentukan
ibu pada trimester ke-3. transpeptidase pada sel bakteri
sehingga menyebabkan terhambatnya
pembentukan dinding sel dan
kemudian menyebabkan kematian
bakteri
Pada bayi ny. Y.A dilakukan
Pada kasus ini, bayi
pemeriksaan penunjang tes
tersebut diberikan injeksi
VDRL untuk dilakukan Hasil VDRL  reaktif
benzatin penicilin 160.000
skrinning sifilis pada bayi
IU (dosis tunggal).
tersebut.
Pengobatan pada bayi tersebut sesuai dengan teori,
yaitu diberikan benzathine penicilin G 50.000 unit/kgBB
IM dosis tunggal.
SIMPULAN
Sesuai teori skrining sifilis yang dilakukan di PKM Elly Uyo terhadap pasien

tidak sesuai karena pemeriksaan yang di lakukan yaitu pemeriksaan non-

treponema menggunakan VDRL. Sedangkan menurut teori, untuk

menentukan titer di konfirmasi dengan pemeriksaan RPR.

Tatalaksana yang diberikan dipuskesmas pada kasus ibu hamil yang terdeteksi sifilis ini belum

tepat, yaitu diberikan 2x injeksi benzatin penicillin.


Apabila kita tidak mengetahui jumlah titer sifilis ibu yang didapatkan
dari skrining dan tatalaksana yang diberikan tidak sesuai maka
dampak yang didapatkan pada bayi yaitu keratitis interstisial,
limfadenopati, hepatosplenomegali, kerusakan tulang, anemia, gigi
Hutchinson, neurosifilis yang akan muncul pada bulan pertama tetapi
manifestasi klinis baru terlihat sampai tahun kedua kehidupan.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai