Anda di halaman 1dari 41

Referat

SIFILIS PADA KEHAMILAN


Oleh :
Eka Indrayanti Sirait
Pembimbing :
dr. David Randel Christanto, Sp.OG (KFM), M.Kes

SMF OBSTETRI DAN GYNEKOLOGI


RSUD DOK II JAYAPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA-PAPUA
2019
IBU HAMIL DENGAN SIFILIS

Abortus

Lahir Mati

Sifilis Kongenital
Pengertian
 Sifilis adalah suatu infeksi menular seksual, yang disebabkan
oleh bakteri spirochaeta,yaitu Treponema pallidum.
PENULARAN
Biasanya terjadi pada minggu ke-16 dan ke-28 kehamilan

MASA KEHAMILAN

KONTAK SAAT PERSALINAN

KONTAK DENGAN LESI SIFILIS SETELAH


PERSALINAN
 Penularan sifilis dari ibu ke bayi biasanya
berlangsung melalui transplasenta.

 Sifilis pada ibu hamil yang tidak diobati dapat 


keguguran, prematuritas, bayi berat lahir rendah,
lahir mati dan sifilas kongenital.
KLASIFIKASI

Sifilis yang didapat/


Siflis kongenital (ditularkan
akuisita (ditularkan melalui
dari ibu ke janin selama dalam
hubungan seks dan produk
kandungan)
darah yang tercemar)
Sifilis dini (mudah menular dan
merespon pengobatan dengan baik)
- Sifilis stadium primer
- Sifilis stadium sekunder
SIFILIS YANG - Sifilis laten dini (<1 tahun)

DIDAPAT ATAU
Sifilis lanjut
AKUISITA - Sifilis laten lanjut (>1 tahun)
-Sifilis tersier : gumma,
neurosifilis,sifilis
kardiovaskular
SIFILIS
KONGENITAL

SIFILIS KONGENITAL
DINI
(dari bayi lahir sampat kurang
dari 2 tahun)

SIFILIS KONGENITAL
LANJUT

(persisten hingga lebih dari 2


tahun setelah kelahiran)
PERJALANAN ALAMIAH INFEKSI SIFILIS

Gejala fisik
pertama 10-90
hari
Terbentuk
antibody Sifilis
dalam waktu 10-
45 hari.
Saat terinfeksi
Pertama kali
STADIUM PRIMER
Munculnya lesi tunggal
(chancre).

Lesi bertahan selama 3-6


minggu dan sembuh sendiri
dengan atau tanpa diobati.
STADIUM SEKUNDER
 Gejala lainnya  demam, pembengkakan kelenjar getah
bening, radang tenggorok, kerontokan rambut
berkelompok, nyeri kepala, penurunan berat badan, nyeri
otot dan mudah lelah.
STADIUM LATEN

Dimulai ketika gejala 15 % pengidap sifilis


primer dan sekunder Berlangsung yang tidak diobati
menghilang. bertahun-tahun. berlanjut ke stadium
lanjut
STADIUM LANJUT

 Gejala stadium lanjut sifilis meliputi kesulitan koordinasi

gerakan otot, kelumpuhan, mati rasa dan rasa tebal,

kebutaan bertahap dan demensia. Dapat mengakibatkan

kematian
SIFILIS KONGENITAL
 Asimtomatis pada lebih dari 50% kasus,.

 Manifestasi biasanya berupa Keratitis


interstisial,limfadenopati,hepatosplenome
gali, kerusakan tulang, anemia, gigi
Hutchinson, neurosifilis.
TES NON-TREPONEMA :
DIAGNOSIS untuk mendeteksi infeksi dan reinfeksi yang bersifat aktif,
serta memantau keberhasilan terapi.

SIFILIS
TES TREPONEMA :
menunjukkan bahwa seseorang pernah terinfeksi
PADA IBU treponema, namun tidak dapat menunjukkan apakah
seseorang sedang mengalami infeksi aktif.
HAMIL RAPID TEST SYPHILIS (TP RAPID) :
digunakan sebagai tes konfirmasi dan skrining sifilis.
• RPR (rapid plasma reagin/rapid test)
TES NON- • VDRL (venereal diseases research labotory)
TREPONEMA

• TPHA (Treponema Pallidum


Haemagglutination Assay)
• TP-PA (Treponema pallidum particle
TES TREPONEMA agglutination assay)
• FTA-ABS (fluorescent treponemal antibody
absorption)
• TP rapid (Treponema palidum)
 Hasil tes non-treponemal (RPR atau VDRL) masih bisa negatif (non-

reaktif) sampai empat minggu sejak pertama kali muncul lesi primer. Tes

ini dapat diulang 1-3 bulan kemudian pada pasien yang dicurigai sifilis

dengan hasil RPR atau VDRLnegatif.


 Hasil positif tes RPR/VDRL perlu dikonfirmasi dengan

TPHA/TP-PA/TP rapid.

 Jika hasil tes konfirmasi: non-reaktif, maka dianggap positif

palsu dan tidak perlu diterapi namun perlu dites ulang 1-3 bulan

kemudian.
 Jika hasil tes konfirmasi: reaktif, maka dilanjutkan dengan pemeriksaan

RPR kuantitatif untuk menentukan titer, sehingga dapat diketahui

apakah sifilis aktif atau laten, serta untuk memantau respons

pengobatan.
 Jika RPR reaktif, TP rapid reaktif dan terdapat riwayat

terapi dalam tiga bulan terakhir dan berapapun titernya,

anamnesis tidak ada ulkus baru, pasien tidak perlu diterapi.

Pasien diobservasi dan di tes ulang tiga bulan kemudian.


 Jika titer RPR tetap atau turun, tidak perlu diterapi lagi dan

tes ulang tiga bulan kemudian.

 Jika RPR tidak reaktif atau reaktif rendah (serofast), pasien

dinyatakan sembuh.

 Jika titer naik, berikan terapi sebagai infeksi baru/sifilis aktif.


 Jika RPR reaktif, TP rapid reaktif dan tidak ada riwayat terapi dalam
tiga bulan terakhir bila:

 Titer RPR < 1:4 (1:2 dan 1:4) dapat diinterpretasikan dan
diterapi sebagai sifilis laten lanjut dan dievaluasi tiga bulan
kemudian.

 Titer > 1:8 dapat diinterpretasikan dan diterapi sebagai sifilis


aktif dan dievaluasi tiga bulan kemudian. Evaluasi terhadap titer
RPR dilakukan tiga bulan setelah terapi.
 Jika titer RPR turun dua tahap (misalnya dari 1:64 menjadi 1:16) atau
lebih, terapi dianggap berhasil. Ulangi evaluasi setiap tiga bulan di tahun
pertama dan setiap enam bulan di tahun kedua untuk mendeteksi
infeksi baru.

 Jika titer tidak turun dua tahap, maka dilakukan evaluasi kemungkinan
reinfeksi atau sifilis laten
 Setelah diagnosis sifilis pada ibu hamil, evaluasi sonografi

dilakukan untuk janin dengan umur gestasi >20minggu untuk

mencari tanda-tanda dari sifilis kongenital.


Hasil tes sifilis “non-reaktif” atau negatif :
Konseling
• Penjelasan tentang masa jendela/window period
Setelah Tes • Pencegahan untuk tidak terinfeksi di kemudian hari

Hasil tes sifilis “reaktif” atau positif :


• Penjelasan mengenai aspek kerahasiaan
• Penjelasan tentang rencana pemberian obat benzatin benzyl
penisilin
• Pemberian informasi sehubungan dengan kehamilan,
• Konseling hubungan seksual selama kehamilan
• Pemberian informasi bahwa pasangan harus diobati
• kesepakatan tentang jadwal kunjungan lanjutan
TERAPI SIFILIS PADA IBU HAMIL

 Bertujuan untuk eradikasi infeksi pada ibu dan mencegah atau

mengobati sifilis kongenital pada janin.

 Pengobatan yang disarankan pada semua tahapan sifilis pada kehamilan

 Penisilin G Parenteral  dosis kedua diberikan seminggu setelah

Benzatin Penisilin G dosis awal diberikan.


Bila Alergi Penisilin
......???

Desensitisasi diikuti dengan terapi


penisilin
Bila penisilin tidak ada dan
desensitisasi tidak mungkin
dilakukan ..???

Regimen Non-
Penisilin
DISARANKAN WHO PADA SIFILIS
REJIMEN ALTERNATIF YANG
Eritromisin 500 mg 4 kali sehari
selama 14 hari, atau

AWAL Ceftriaxone 1 g IM satu kali sehari


selama 10 sampai 14 hari, atau

Azithromycin 2 g sekali secara


oral
Regimen alternatif
Pada Sifilis Lanjut :

Eritromisin 500 mg per oral 4x1 selama 30 hari


 WHO merekomendasikan bahwa bayi yang
lahir dari wanita yang dirawat selama kehamilan
dengan rejimen non-penisilin menerima
pengobatan penicillin selama 10 hingga 15 hari.
Reaksi Jarisch-Herxheimer
 Reaksi febril akut disertai dengan sakit kepala, mialgia, ruam, dan
hipotensi.
 Reaksi dimulai dalam 1-2 jam setelah pengobatan, memuncak pada 8 jam,
biasanya hilang dalam 24-48 jam.
 Dapat memicu kontraksi uterus, persalinan prematur, pada ibu hamil yang
diobati pada paruh kedua kehamilan.
 Risiko terjadinya reaksi Jarisch-Herxheimer bukan merupakan
kontraindikasi untuk pengobatan sifilis.
BAYI DENGAN SIFILIS KONGENITAL
PERAWATAN ANTENATAL

 Skrining sifilis bersamaan dengan perawatan antenatal (ANC) sangat

direkomendasikan oleh WHO dan CDC.


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai