Anda di halaman 1dari 23

DISKUSI TOPIK

PENURUNAN KESADARAN
DAN STATUS EPILEPTIKUS
Ullis Marwadhani
I4061171016

Pembimbing
dr..Ranti Waluyan
Penurunan Kesadaran
Definisi

Gangguan kesadaran merupakan keadaan individu yang


tidak dapat mengenali tanggapan yang adekuat
terhadap rangsangan visual, auditorik dan sensorik.
Patofisiologi

 Lesi Supratentorial  kerusakan langsung pada jaringan


otak atau akibat pergeseran dan kompresi pada ARAS
 Lesi Infratentorial  gangguan kesadaran dapat terjadi
karena kerusakan ARAS baik oleh proses intrinsik pada
batang otak dan maupun oleh proses ekstrinsik
 Gangguan difus  akibat gangguan metabolik
Klasifikasi

 Kompos Mentis
 Apatis
 Somnolen
 Soporous/ stupor
 Koma
Etiologi

Lesi Struktural Lesi Struktural Ensefalopati Difus


Supratentorial Subtentorial

• Perdarahan • Oklusi arteri basiler • Meningitis dan


subdural • Perdarahan ensefalitis
• Perdarahan pontine • Perdarahan
epidural • Perdarahan atau subarachnoid
• Kontusio serebri infark serebelar • Hipoglikemia
• Perdarahan • Perdarahan • Intoksikasi
intraserebral epidural dan • Ensefalopati
• Abses otak subdural fossa hepatikum
• Stroke posterior • Hyperglycemic
• Tumor otak hyperosmolar state
• Hyponatremia
Evaluasi Awal dan Penatalaksanaan
Kegawatdaruratan
 Pertahankan potensi jalan nafas serta ventilasi dan
sirkulasi yang adekuat
 Lakukan pemasangan infus dan pemeriksaan glukosa
darah, elektrolit, fungsi hepar dan ginjal, PT, aPTT, darah
lengkap dan toksikologi.
 Berikan cairan intravena dan dextrose, thiamin serta
naloxone bila diindikasikan
 Lakukan pemeriksaan analisis gas darah dan pH
 Atasi Kejang
Anamnesis
 Onset mendadak etiologi vaskuler
 Onset progress cepat dan lateralisasi perdarahan
intraserebral
 Onset yang berlangsung dalam beberapa hari dan
minggu disebabkan oleh tumor, abses atau perdarahan
subdural kronis
 Riwayat penyakit komorbid juga perlu ditanyakan
khususunya yang berpengaruh terhadap penurunan
kesadaran (sirosis,CKD,PPOK,epilepsy dengan
gangguan psikiatri).
Pemeriksaan Fisik Umum

 Tanda-tanda trauma
 Pemeriksaan tanda vital
 Pemeriksaan tanda rangsang meningeal
Pemeriksaan Neurologis
Pemeriksaan Neurologis
Penatalaksanaan
Terapi Non-Farmakologik
 Life saving, bebaskan jalan nafas, berikan oksigen
 Pantau tanda vital
 Pasang kateter
 Perhatikan nutrisi, pasang NGT dan berikan cairan infus
 Perhatikan sirkulasi darah optimal
 Turunkan tekanan intrakranial
 Perbaiki keseimbangan cairan elektrolit
 Perhatikan suhu tubuh
Penatalaksanaan (2)
Terapi Farmakologik
 Tindakan operasi pada perdarahan epidural
 Antibiotik dosis tinggi pada meningoensefalitis bakteri
 Turunkan tekanan darah pada hipertensi ensefalopati
 Diazepam iv 10 mg pada status epileptikus
 Bolus dextrose 40% IV pada hipoglikemi
STATUS EPILEPTIKUS
Definisi
 Status epileptikus (SE) adalah bangkitan yang
berlangsung lebih dari 30menit, atau adanya dua
bangkitan atau lebih dan diantara bangkitan-bangkitan
tadi tidak terdapat pemulihan kesadaran.
 Namun demikian penanganan bangkitan konvulsif harus
dimulai bila bangkitan konvulsif sudah berlangsung lebih
dari 5-10 menit
Etiologi
 Simtomatis:penyebabdiketahui
▫ Akut: stroke, intoksikasi, malaria, ensefalitis, infeksi
▫ Remote, bila terdapat riwayat kelainan sebelumya:
post trauma, pos tensefalitis, post stroke
▫ Kelainan neurologi progresif seperti tumor otak,
penyakit neurodegeneratif,dll
 •Idiopatik/kriptogenis: penyebab tidak dapat diketahui
Patofiosiologi
 Status epileptikus disebabkan oleh aktivasi
neurotransmitter eksitasi yang berlebihan dan atau
aktivitas neurotransmitter inhibisi yang tidak efektif.
Klasifikasi
 Berdasarkan klinis:
▫ SE fokal
▫ SE general
 Berdasarkan durasi:
▫ SE Dini (5-30 menit)
▫ SE menetap / Established (>30 menit)
▫ SE Refrakter (bangkitan tetap ada setelah mendapat
dua atau tiga jenis antikonvulsan awal dengan dosis
adekuat)
Evaluasi Awal
 Pemberian terapi anti epilepsy emergensi harus
dilakukan sesegera mungkin bersamaan dengan
pemeriksaan emergensi.
 Tanda vital
▫ Tekanan darah
▫ Suhu
▫ Nadi
 Pemasangan jalur intravena dan ambil sampel darah
 Berikan glukosa (50mL dextrose 50%) secara intravena
jika GDS<60mg/dL
Evaluasi Awal (2)
 Menggali riwayat penyakit pasien
 Pemeriksaan fisik singkat, khususnya
▫ Tanda –tanda trauma
▫ Tanda meningeal atau infeksi sistemik
▫ Papiledema
▫ Defisit neurologis fokal
• Analisis gas darah
• Pungsi lumbar, kecuali apabila penyebab kejang sudah
dapat ditentukan atau adanya tanda peningkatan tekanan
intrakranial atau defisit neurologis fokal.
 EKG
 Sampel urin untuk pemeriksaan toksikologi
Tatalaksana
Tatalaksana (2)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai