DENGAN PENGENCERAN DAN TANPA PENGENCERAN NaCL 0,9% TERHADAP FUNGSI PARU PADA PASIEN ASMA Latar belakang
Terapi inhalasi bronkodilator dengan nebulizer pada pasien asma
merupakan pemberian obat secara langsung ke dalam saluran napas melalui penghisapan. Kenyataan di lapangan ada pebedaan dalam prosedur pemberiannya, dimana ada yang memberikannya dengan pengenceran NaCl 0,9%, tetapi ada juga yang memberikan tanpa pengenceran. Hal ini yang perlu diteliti untuk mengetahui efektifitas pemberian bronkodilator inhalasi dengan pengenceran Nacl 0,9% dan tanpa pengenceran Nacl 0,9% terhadap fungsi paru. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian obat bronkodilator inhalasi dengan Tujuan pengenceran Nacl 0,9% dan tanpa pengenceran Nacl 0,9% terhadap fungsi paru pasien asma
Desain penelitian menggunakan Quasy-Eksperiment (Pre-
Post Test Control Group Design). Tehnik sampling yang dipakai adalah Accidental Sampling, yaitu seluruh pasien asma dengan pengobatan nebulizer yang menggunakan Metode obat bronkodilator Inhalasi pada Bulan Agustus – September 201, dengan jumlah sampel 60 orang. Analisa data yang digunakan adalah uji T dependen dan uji T independen
Hasil penelitian menunjukan peningkatan fungsi paru (VEP1) pada
pasien asma lebih besar pada pasien yang diberikan terapi inhalasi bronkodilatior tanpa pengenceran (108,33 ml/detik dengan standar deviasi 18,952 ml/detik) dari pada dengan Metode pengenceran NaCl 0,9% (96,67 ml/detik dengan standar deviasi 12,685 ml/detik). Ada perbedaan rata-rata nilai VEP1 pada pasien asma yang diberikan inhalasi dengan pengenceran NaCl 0.9% dengan tanpa pengenceran NaCl 0,9% (p = 0.007). P : Seluruh pasien asma dengan pengobatan nebulizer yang menggunakan obat bronkodilator inhalasi pada Bulan Agustus- September 201, dengan jumlah sampel 60 orang.
I : Pemberian terapi bronkodilator inhalasi dengan pengencer
C : bronkodilator inhalasi tanpa pengencer Nacl 0,9%
O : Hasil penelitian menunjukan peningkatan fungsi paru (VEP1)
pada pasien asma lebih besar pada pasien yang diberikan terapi inhalasi bronkodilatior tanpa pengenceran (108,33 ml/detik dengan standar deviasi 18,952 ml/detik) dari pada dengan pengenceran NaCl 0,9% (96,67 ml/detik dengan standar deviasi 12,685 ml/detik).
T : Bulan Agustus - September 2012.
1. Apakah hasil penelitian ini menggunakan bukti yang valid? 2. Apakah bukti hasil penelitian reliabel? 3. Apakah hasil/bukti penelitian relevan dengan pasien saya? 4. Apakah penempatan pasien ke dalam kelompok terapi dirandominisasi? 5. Apakah semua pasien yang dimasukkan ke dalam penelitian dipertimbangkan dan disertakan dalam pembuatan kesimpulan? 6. Apakah follow up lengkap? 7. Apakah semua pasien dianalisis pada kelompok randomisasi semula? 8. Apakah pasien, petugas kesehatan, dan staf penelitian dibutakan terhadap terapi? 9. Apakah pada awal penelitian kedua kelompok sama? 10. Disamping intervensi eksperimen, apakah kedua kelompok mendapat perlakuan yang sama? 11. Berapa besar efek terapi? 12. Bagaimana presisi estimasi efek terapi? 13. Apakah hasil ini dapat diterapkan untuk pasien saya? 14. Apakah manfaat terapi tersebut melebihi resiko dan biayanya? SEKIAN DAN TERIMA KASIH