Oleh :
Wita Ayu Aflida (H1AP14062)
Pembimbing :
AKBP Dr. dr. Julian Famil, Sp.B., FICS., FINACS
Tumor pankreas merupakan tumor yang berasal dari jaringan eksokrin dan endokrin
Tumor
pankreas. Lokasi timbulnya tersering pada daerah kaput pankreas, yaitu 60%
Pankreas kemudian disusul tumor kaudal 30% dan tumor seluruh pankreas yaitu 10%.
Kaput 60%
Paling sering terjadi: Tumor Pankreas Korpus 30%
Kaudal 10%
Pankreas merupakan suatu organ retroperitoneal berupa kelenjar dengan panjang sekitar 15-20 cm
pada manusia. Berat pankreas sekitar 75-100 g pada dewasa, dan 80-90% terdiri dari jaringan asinar
eksokrin dan sisanya jaringan endokrin .
Menifestasi klinik dari tumor kaput pankreas yang paling sering di jumpai adalah
sakit perut, berat badan turun dan ikterus. Diagnosis sulit ditegakkan, sehingga
tumor biasanya tidak ditemukan kecuali bila telah menyebar terlalu luas sehingga
tidak dapat dilakukan reseksi lokal. Etiologi tumor pankreas masih belum jelas.
Penelitian epidemiologik menunjukkan adanya hubungan kanker pankreas dengan
beberapa faktor eksogen (lingkungan) dan faktor endogen pasien
Penanganan karsinoma pankreas terdiri atas 3 modalitas terapi yaitu
pembedahan, kemoterapi dan radioterapi. Kanker pankreas sulit tersedekteksi
diawal karena manifestasinya yang tidak khas oleh karena itu perlu mengetahui
lebih lanjut tanda dan gejala yang ada agar dapat ditatalaksana dengan baik
dan memiliki prognosis yang lebih baik.
Nama : Tn. S
Agama : Islam
KELUHAN UTAMA
Pasien mengeluhkan nyeri ulu hati menembus hingga pinggang
yang dirasakan memberat sejak 1 hari SMRS.
Perjalanan Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RS Bhayangkara dengan keluhan nyeri pada ulu hati yang
menembus hingga pinggang. Nyeri dirasakan hilang timbul dan memberat sejak 1 hari
SMRS. Sebelumnya pasien sudah sering mengalami keluhan serupa kurang lebih 5 tahun
yll. Pasien awalnya hanya merasakan mual, muntah, dan nyeri ulu hati. Pasien sering
berobat ke puskesmas namun dikira hanya sakit lambung biasa dan diberi obat pereda
asam lambung.
Dilakukan pemeriksaan MSCT Scan upper and lower abdomen, tampilan axial,
sagital, dan coronal tanpa dan dengan bahan kontras intravena, hasil:
Pancreas : Tampak lesi solid isodens di caput pankreas bentuk amorf berbatas tegas,
tepi lobulated, dengan kalsifikasi central, dan tidak tampak infiltrasi ke organ
disekitarnya ukuran lk 46,7 x 71,4 x 69,7 mm, densitas pre kontras : isodens 39-56 HU,
post kontras hiperdens 85-108 HU, ductus pancreaticus tak melebar.
Diagnosis
Tumor Intra Abdomen suspek Carcinoma caput pankreas
Tatalaksana
Tatalaksana pada pasien ini dilakukan secara medikamentosa
• Medikamentosa:
P= 20x/m
S= 36,7 OC
St. Lokalis Abdomen:
I: Datar (+), jejas (-).
P: Teraba massa berdiameter 6 x 4 cm
pada regio epigastrium. Bentuk bulat,
konsistensi padat hingga keras,
permukaan tidak rata, imobile, batas
tegas, nyeri tekan (+).
P : Timpani
A : BU normal
A/
TIA Susp Ca Caput Pankreas
EMBRIOLOGI PANKREAS
Pankreas dibentuk oleh dua tunas, dorsal dan ventral, yang berasal dari
endoderm yang melapisi duodenum. Sewaktu duodenum berputar ke kanan
dan berbentuk C, tunas pankreas ventral bergerak ke dorsal dalam cara yang
serupa dengan pergeseran muara duktus biliaris. Pada akhirnya, tunas ventral
berada tepat di bawah dan di belakang tunas dorsal. Selanjutnya, parenkim
dan sistem duktus dari tunas pankreas dorsal dan ventral menyatu
ANATOMI PANKREAS Pankreas dapat dibagi ke dalam empat bagian :
a. Caput Pancreatis, berbentuk seperti cakram dan
terletak di dalam bagian cekung duodenum. Sebagian
caput meluas di kiri di belakang arteri dan vena
mesenterica superior serta dinamakan Processus
Uncinatus.
b. Collum Pancreatis, merupakan bagian pankreas yang
mengecil dan menghubungkan caput dan corpus
pancreatis. Collum pancreatic terletak di depan
pangkal vena portae hepatis dan tempat di
percabangkannya arteria mesenterica superior dari
aorta.
c. Corpus Pancreatis,berjalan ke atas dan kiri, menyilang
garis tengah. Pada potongan melintang sedikit
berbentuk segitiga
d. Cauda Pancreatis, berjalan ke depan menuju
ligamentum lienorenalis dan mengadakan hubungan
dengan hilum lienale.
Vaskularisasi
1. Arteri
a.A.pancreaticoduodenalis superior
(cabang A.gastroduodenalis )
b. A.pancreaticoduodenalis inferior
(cabang A.mesenterica cranialis)
c.A.pancreatica magna dan
A.pancretica caudalis dan
inferior cabang A.lienalis
2. Vena Vena yang sesuai dengan
arterinya mengalirkan darah ke sistem
porta
a. Vena splenic
b. Vena mesentric inferior
c. Vena mesentric superior
Inervasi dan Aliran Limfatik
a. Ductus Pancreaticus Mayor (Wirsungi) Mulai dari kauda dan berjalan di sepanjang
kelenjar menuju ke kaput, menerima banyak cabang pada perjalanannya. Ductus ini
bermuara ke pars desendens duodenum di sekitar pertengahannya bergabung dengan
ductus choledochus membentuk papilla duodeni mayor Vateri. Kadang-kadang muara
ductus pancreaticus di duodenum terpisah dari ductus choledochus.
b. Ductus Pancreaticus Minor (Santorini) Mengalirkan getah pankreas dari bagian atas
kaput pankreas dan kemudian bermuara ke duodenum sedikit di atas muara ductus
pancreaticus pada papilla duodeni minor.
c. Ductus Choledochus et Ductus Pancreaticus Ductus choledochus bersama dengan
ductus pancreaticus bermuara kedalam suatu rongga, yaitu ampulla hepatopancreatica
(pada kuda). Ampulla ini terdapat di dalam suatu tonjolan tunica mukosa duodenum, yaitu
papilla duodeni major. Pada ujung papilla itu terdapat muara ampulla
FISIOLOGI PANKREAS
Fisiologi pankreas
1. Sebagai eksokrin, menghasilkan getah pankreas yang mengandung enzimenzim
pencernaan seperti enzim amilase pankreas, enzimenzim proteolitik, dan lain-lain.
2. Sebagai endokrin menghasilkan hormon insulin, glukagon, somatostatin dan
polipeptida pankreas.
CARCINOMA PANKREAS
EPIDEMIOLOGI
Karsinoma pankreas diyakini berasal dari sel-sel duktal dimana serangkaian mutasi genetik
telah terjadi di protooncogene dan gen supresor tumor. Mutasi pada onkogen K-ras diyakini
menjadi peristiwa awal dalam perkembangan tumor dan terdapat lebih dari 90 % tumor.
Hilangnya fungsi dari beberapa gen supressor tumor (p16, p53, DCC, APC, dan DPC4) ditemukan
pada 40-60% dari tumor. Deteksi mutasi K-ras dari cairan pankreas yang diperoleh pada
endoskopik retrograde cholangiopancreatography telah digunakan dalam penelitian klinis untuk
mendiagnosa kanker pankreas. Pada sebagian besar kasus, tumor sudah besar (5-6 cm) dan atau
telah terjadi infiltrasi dan melekat pada jaringan sekitar, sehingga tidak dapat di reseksi, sedangkan
tumor yang dapat direseksi berukuran 2,5-3,5 cm.
FASE MITOSIS
FASE MEIOSIS
Proses pembentukan sel kanker
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
Gejala pasien seperti penurunan berat badan, penurunan nafsu makan, dan nyeri
abdomen. Pada anamnesis juga dapat ditemukan faktor predileksi (endogen dan
eksogen) karsinoma kaput pankreas, kebiasaan serta riwayat penyakit, misalnya
kebiasaan merokok, minum minuman beralkohol, diabetes melitus, nyeri abdomen,
steatorea.
PEMERIKSAAN FISIK
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan adanya massa tumor padat pada
epigastrium, sulit digerakkan karena letak tumor retroperitonium. Dapat dijumpai ikterus
dengan pembesaran kandung empedu (Courvoisier sign), hepatomegali, splenomegali
(karena kompresi atau trombosis pada vena porta atau vena lienalis, atau akibat
metastasis hati yang difus), asites (karena invasi/infiltrasi kanker ke peritonium.
Kelainan lain yang kadang dijumpai adalah hepatomegali yang keras dan
berbenjol (metastasis hati), nodul peri umbilikalis (Sister Mary Joseph’s nodule), trombosis
vena dan migratory thromboplebitis (Trousseaus syndrome), perdarahan gastrontestinal
(karena erosi duodenum atau perdarahan varises akibat kompresi tumor pada vena
porta), dan edema tungkai (karena obstruksi vena kafa inferior) limfadenopati
supraklavikula sinistra (Virchow’s node).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Biasanya pada saat diagnosis kanker pankreas, 52% metastasis jauh, dan 23% hanya
penyebaran lokal. Diagnosis banding sebelum pencitraan dan biopsi meliputi:10
1. Pankreatitis akut
2. Pankreatitis kronik
3. Kolangitis
4. Kolesistitis
5. Kista koledochal
6. Tukak lambung
7. Kolangiokarsinoma
8. Kanker lambung
TATALAKSANA
perlu diberikan obat digestan yaitu obat yang berisi kombinasi enzim pencernaan,
Pada karsinoma pankreas yang sudah tidak dapat direseksi lagi karena invasi keluar hulu
pankreas atau metastasis limf, dilakukan prosedur paliatif. Prinsip pembedahan paliatif terdiri
atas anastomosis biliodigestif berupa koledoko-jejuyenostomi Roux-en-Y. Untuk sumbatan
pada duodenum dilakukan gastroyeyunostomi. Untuk membebaskan obstruksi bilier,
pemasangan stent perkutan dan stent per-endoskopik
Kolesistoduodenostomi
1-9 s/d A
10. Koledokoduodenostomi
Anastomosis Roux-en-Y
1-9 s/d A
11. Koledokoyeyunostomi Roux-
en-Y
12. Yeyunoyeyuostomi roux-en-Y
3. Kemoterapi
Kemoterapi dalam kasus kanker pankreas metastasis memberikan hasil yang kurang
memuaskan. Dua agen kemoterapi utama yang telah sering digunakan adalah 5-fluorouracil (5-
FU) dan gemcitabine. 5-FU adalah analog pirimidin yang dapat menghambat sintesis asam
deoksiribonukleat (DNA) dan asam ribonukleat (RNA). Gemcitabine adalah deoxycytidine analog
antimetabolit. Saat ini, gemcitabine adalah kemoterapi standar pilihan untuk kanker pankreas.
PROGNOSIS
Karsinoma kaput pankreas adalah salah satu kanker yang prognosisnya paling buruk,
karena risiko rekuren pasca-operasi sangat tinggi. Hanya sekitar 20% pasien yang
menjalani operasi Whipple (operasi kanker pankreas) dapat bertahan hidup selama 5
tahun. Pada tumor yang telah bermetastasis, kelangsungan hidup (survival rate) rata-rata
tidak lebih dari 6 bulan.
Tumor pankreas merupakan tumor yang relatif sering terjadi. Lokasi timbulnya tersering
pada daerah kaput pankreas
Diagnosis kanker pankreas ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang.
Penanganan karsinoma pankreas terdiri atas 3 modalitas terapi yaitu pembedahan,
kemoterapi dan radioterapi.
Karsinoma pankreas pada pasien ini sebaiknya segera ditatalaksana lebih lanjut bisa
dengan pembedahan dibarengi dengan kemoterapi agar prognosis menjadi semakin
baik, mengingat faktor usia yang sudah tua dan kondisi pasien yang semakin memburuk.
DAFTAR PUSTAKA
1. De Jong W, Sjamsuhidajat R,. 2010. Buka Ajar Ilmu Bedah, Edisi 3, Jakarta EGC, hal 471 -497
2. Snell RS. Anatomi Pankreas. Dalam: Hartanto H, dkk. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran.
Jakarta: EGC, 2006. h. 309-318
3. Sherwood, L. 2014. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 8. Jakarta: EGC
4. Sadler, T.W. 2014. Embriologi Kedokteraan Langman. Jakarta: EGC
5. Probosari, E. 2018. Penatalaksanaan Gizi Pada Pasien Dengan Cancer Pancreas. Jurnal of
Nutrition and Health. Vol.6 No.1. Bagian Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro
6. Irmayanti, et al., 2018. Penanda Tumor untuk Diagnosis Karsinoma Kaput Pankreas. Jurnal
Cermin Dunia Kedokteran. Vol 45 No.3. Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin/RS Ibnu Sina,
Makassar, Indonesia
7. Padmomarono, F Soemanto. (2014). Kanker Pankreas. In: Sudoyo, Aru W dkk. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Edisi Keenam. Jakarta: Interna Publishing.
8. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Kanker Pankreas. Direktorat Pelayanan
Kesehatan, Jakarta
9. Guigan, A. et al., 2018. Pancreatic cancer: A review of clinical diagnosis, epidemiology, treatment
and outcomes. Worl Journal Gastroenterologi. Volume 24(43). UK
10. Vincent, A. et al., 2011. Pancreatic Cancer. National Cancer Institut.
11. Puccet, Y. Et al., 2019. Cancer, Pancreas. Starspearls publising journal.
Terima
Kasih