Anda di halaman 1dari 18

PERTUMBUHAN ANAK DAN REMAJA

FREE AGUSTINA
P.S.S.Psi
PERTUMBUHAN ANAK DAN REMAJA

A. TEORI ERIK ERIKSON


Sebagai salah satu teori yang sangat representatif
→ memiliki kaitan / hubungan dengan ego yang
merupakan salah satu aspek yang mendekati
kepribadian manusia, menekankan pada
pentingnya perubahan pada setiap tahan
perkembangan dalam lingkaran kehidupan,
menggambarkan secara eksplisit dalam
menggabungkan pengertian klinik dengan sosial
dan latar belakang yang dapat memberikan
kemajuan dalam perkembangan di dalam sebuah
lingkungan.
 Konsep perkembangan yang diajukan dalam teori psikoseksual menyangkut
tiga tahap : oral, anal dan genital.
 Dalam bukunya “ Childhood and Society thn 1963” membuat sebuah bagan
untuk mengurutkan 8 tahap mengenai perkembangan ego dalam psikososial,
yg biasa dikenal dengan istilah “ delapan tahap perkembangan manusia”,
setiap tahap menghasilkan epigenetik.
 Epigenetik berasal dari dua suku kata → epi artinya upon / sesuatu yang
sedang berlangsung, dan genetic yang berarti “emergence” atau kemunculan.
 Epigenetic principle akan mengalami kemajuan atau kematangan apabila
dengan jelas dapat melihat krisis psikososial yang terjadi dalam lingkaran
kehidupan setiap manusia.
 Tahap perkembangan terbentang ketika kita melampaui siklus kehidupan,
masing-masing tahap terdiri dari tugas perkembangan yang khas yang
menghadapkan individu dengan suatu krisis yang harus dihadapi.
 Semakin berhasil individu mengatasi krisis, akan semakin sehat perkembangan
nya.
fase perkembangan manusia pendapat
erikson :

1. Trust vs Mistrust ( kepercayaan vs ketidakpercayaan )


● periode perkembangan → berlangsung masa oral usia 0 – 1
atau 1,5 tahun.
● karakteristik → menumbuhkan dan mengembangkan
kepercayaan akan terbina dengan baik apabila dorongan
oralis pada bayi terpuaskan, mis : tidur dengan tenang,
menyantap makanan dengan nyaman dan tepat waktu, serta
dapat membuang kotoran (eliminasi) dengan sepuasnya.
● ibu harus memiliki peranan yang secara kwalitatif sangat
menentukan perkembangan anak yang masih kecil.
2. Autonomy vs Shame and Doubt (otonomi vs rasa malu dan ragu-
ragu )
● Periode perkembangan : tahap anus-otot (anal mascular stages) biasa
disebut masa balita mulai dari usia 18 bulan sampai 3 atau 4 tahun.
● Karakteristik → anak mulai belajar untuk mengontrol tubuhnya,
sehingga melalui masa ini akan nampak suatu usaha terhadap
pengalaman-pengalaman baru yang berorientasi pada suatu
tindakan yang dapat menyebabkan adanya sikap mengontrol diri
sendiri dan juga untuk menerima kontrol dari orang lain. Mis : anak
belajar berjalan, memegang tangan orang lain, memeluk, maupun
untuk menyentuh benda-benda lain.
● Jika orang tua terlalu membatasi ruang gerak / eksplorasi lingkungan dan
kemandirian, anak akan mudah menyerah karena menganggap dirinya tidak
mampu atau tidak seharusnya bertindak sendirian.
3. Initiative vs guilt ( prakarsa vs rasa bersalah)
● Periode perkembangan : tahap bermain, saat anak menginjak usia 3-5
atau 6 tahun
● karakteristik →seorang anak ingin belajar dan mampu belajar
terhadap tantangan dunia luar, serta mempelajari kemampuan baru
dan memiliki tujuan.
● pada periode ini orang tua dapat mengasuh anaknya dengan cara
mendorong anak untuk mewujudkan gagasan dan ide pada anak.
● bila anak berada pada periode mengalami pola asuh yang salah yang
menyebabkan anak selalu merasa bersalah akan mengalami malignansi
yaitu →akan sering berdiam diri (inhibition) → suatu sifat yang tidak
memperlihatkan suatu usaha untuk mencoba melakukan apa-apa,
sehingga dengan berbuat demikian mereka merasa terhindar dari
suatu kesalahan.
4. Industry vs inferiority ( tekun vs rasa rendah diri )
● periode perkembangan : masa pertengahan dan akhir
anak-anak antara usia 6 – 12 tahun
● karakteristik : masa untuk memperluas dan bertanggung
jawab, anak mempunyai tujuan dalam aktifitasnya
● kegiatan utamanya adalah bermain. Tujuan berkembang
dalam kegiatan bermain, bereksplorasi, usaha dan
kegagalannya
● bahayanya adalah muncul rasa bersalah pada diri anak
karena anak terlalu bergairah dalam mencapai tujuannya
termasuk menggunakan cara yang agresif dan manipulatif
5. Ego-identity vs Role confusion (identitas diri vs kekacauan peran)
● Periode perkembangan : masa remaja pada usia 12 – 18 atau 20 tahun.
● Karakteristik →masa dimana remaja mulai merasakan suatu perasaan
identitasnya sendiri, merasa unik, siap untuk berperan dalam masyarakat.
● mulai menyadari sifat-sifat yang melekat pada dirinya sendiri seperti kesukaan dan
ketidaksukaan, tujuan yang dikejar di masa datang, kekuatan dan hasrat untuk
mengontrol nasibnya sendiri.
● merupakan masa peralihan dari anak ke dewasa. Kadang-kadang remaja berada
pada kondisi kekacauan identitas, mereka menjadi hampa, cemas dan bimbang,
tingkah lakunya tidak konsisten, ingin masuk dunia kehidupan dewasa tapi
masyarakat menganggap belum mampu dan mereka merasa sudah bukan anak-anak
lagi.
● jika tidak terselesaikan anak akan berada pada kondisi krisis identitas yang akan
mengembangkan identitas negatif pada dirinya yaitu dirinya hanya memiliki sifat
yang buruk atau tidak berharga.
B. Teori Sigmund Freud
Perilaku manusia bersumber pada energi psikis dan
dorongan instinktual →model reaktif dan model proaktif.
Determinisme biologis: laki-laki dan wanita berbeda karena
pada dasarnya mereka berbeda organ anatomis biologisnya.
1. Balita
→ keingintahuan anak terhadap masalah seks sudah terjadi
sejak fase pragenital, walaupun pada masa itu anak laki-laki
maupun perempuan belum benar-benar menyadari arti dan
perbedaan alat kelamin.
Menurut Freud fase pragenital berlangsung ketika anak usia 0
– 2 tahun terbagi atas fase oral, fase anal dan fase urethral.
 Fase oral, terjadi ketika bayi dan anak-anak belajar menyusu dan
menelan makanan, serta menjelajahi dunia sekitar dan mendapatkan
kesenangan seksual tertentu melalui lidah, bibir, serta mulut. Kegiatan
tersebut bagi balita merupakan kegiatan yang mengasyikkan dan
memberikan kepuasan oral.
Kepuasan oral menurut Freud merupakan tanda seksulitas /erotisme
oral →dimana balita banyak menghayati pengalaman atau
perkembangan seksual.
● Fase anal dan fase urethral anak sampai pada fase perkembangan
seksualitasnya → anak menghayati pengalaman-pengalaman
sensual melalui rangsangan pada anal/anus dan
urethra/saluran kencing.
Freud mengatakan titik pusat dari rangsangan erotis pada fase-
fase selanjutnya terletak pada daerah aurat atau kelamin.
 Pada usia 3-5 tahun menurut Freud disebut fase phallis yaitu→ suatu masa di mana anak
mulai menyadari adanya perbedaan seksual antara anak laki-laki dan anak perempuan.
 Kebiasaan lain dari tingkah laku anak pada fase hallis adalah mengamati tubuh, baik
tubuhnya sendiri, teman sepermainan baik laki-laki maupun perempuan, bahkan orang tua.
Anak-anak sering memperhatikan orang dewasa berhias, atau bermain menirukan sikap
dan tingkahlaku orang dewasa biasanya dalam bentuk permainan mis; permainan dokter-
dokteran, rumah tangga.
 Pada usia 8 – 9 tahun biasanya timbul kebiasaan baru : mengintip kakaknya yang sedang
berganti pakaian atau orang-orang yang sedng mandi. Orang tua lebih tanggap dan lebih
memperhatikan anak.
 Perbedaan perhatian terhadap seks bukan hanya pada soal perbedaan usia, namun juga
tergantung pada pribadi masing-masing anak.
 Anak-anak yang lebih besar perhatiannya terhadap seks, tidak hanya ingin tahu tetapi dia
berusaha melakukan eksperimen-eksperimen. Dijumpai pula anak-anak yang tidak banyak
bertanya tetapi lebih senang untuk mencari sendiri.
 Menyampaikan pendidikan seks sederhana
pada balita tidak membutuhkan saat khusus
artinya dapat disampaikan sepanjang masa-
masa perkembangan anak.
 Fase remaja → merupakan masa transisi dari masa kanak-
kanak menuju masa dewasa. Masa remaja dibagi dalam 3 fase
yaitu :masa awal remaja ( 12-14 tahun), masa remaja (15-16
tahun), masa remaja akhir ( 17- 19 atau 20 tahun).
 Gejala-gejala perubahan fisik merupakan tanda-tanda remaja,
misalnya pubertas atau adolesence.
 Pubertas memiliki arti pertumbuhan rambut di tempat tertentu,
seperti di daerah kemaluan, ketiak dan betis. Pada anak laki-
laki mulai tumbuh kumis, cambang dan jenggot. Tanda-tanda
tsb menunjukkan pada aktivitas kerja kelenjar hormon yang
memberikan dampak tidak saja pada pertumbuhan rambut
namun juga pada perubahan bentuk tubuh.
 Tanda-tanda kedewasaan yang lain adalah
menarche/menstruasi awal yang terjadi pada anak perempuan.
 Masa pubertas/pueral umumnya berlangsung pada usia 12-14 tahun,
ditandai anak bertambah tinggi, bobot badannya naik dengan pesat,
makannya banyak terutama pada anak laki-laki.
 Insting seksual anak pueral berada dalam keadaan paling lemah,
sementara proses perkembangan akunya paling kuat (progresif). Pada
masa ini, seksualitas yang tumbuh masih bersifat homoseksual dan
netral, artinya ikatan kasih sayang yang terjalin berorientasi pada
kawan sejenis, mis : anak gadis menyayangi seorang gadis lainnya,
atau sebaliknya, namun tidak menutup kemungkinan anak pada usia
ini sudah mulai tertarik pada lawan jenisnya.
 Transisi dari masa awal remaja ke masa remaja berlangsung secara
bertahap, ditandai berkembangnya fungsi organis dan psikis menuju
kematangan, terutama kematangan seksual pada kelenjar kelamin.
 Kematangan organ kelamin mengakibatkan
munculnya dorongan seksual, sehingga terjadi
ketegangan fisik dan psikis. Sebagai alternatif
mereka melakukan masturbasi. Biasanya fantasi
erotis pada remaja putra disertai dengan proses
genital yaitu munculnya dorongan seksual yang
menyebabkan ereksi, sehingga untuk melepaskan
ketegangan seksualnya mereka melakukan
masturbasi
 Pada anak perempuan kematangan seksual ditandai dengan menstruasi/haid
→ tanda biologis dari kematangan hormonal dan reaksi biologis yang dibarengi
dengan reaksi psikis. Kematangan hormon seks berlangsung secara cyclis
artinya akan terjadi pengulangan secara biologis pada periodik proses
menstruasi.
 Secara normal menstruasi berlangsung sejak usia 11-16 tahun, cepat
lambatnya kematangan seksual ditentukan oleh konstitusi fisik individu.
 Lingkungan baik budya maupun non budaya bagi seorang gadis akan
memperlambat atau mempercepat tempo kematangan seksual dan menstruasi.
 Bila menstruasi datangnya pada usia masih sangat muda, anak gadis belum
siap menerimanya dan peristiwa itu merasa menekan jiwanya.
 Pemahaman masalah haid bergantung beberapa faktor yaitu usia anak, kondisi
psikis, lingkungannya dan pendidikannya.
 Bila anak gadis menganggap bahwa haid merupakan peristiwa yang menjijikan,
karena keluar darah dari alat kelamin, maka si gadis akan menyendiri dan
mempunyai kecenderungan untuk menghindari kontak dengan orang lain,
sehingga tidak berani untuk keluar rumah.
 Apabila seorang gadis pada waktu haid ia
akan selalu membersihkan dirinya sebagai
akibat dari peristiwa yang dianggap
menjijikan, tingkah lakunya menjadi
stereotipe yaitu tingkah laku pembersihan diri
secara terus menerus selama haid disertai
dengan perasaan tidak senang dan regresif.
 Bimbingan dan pendidikan harus diusahakan dengan
mengunakan jalan tengah di antara kebebasan dan disiplin
ketat, baik menurut ilmu pengetahuan maupun agama untuk
membawa anak pada tingkat kemandirian dan kesadaran
bertanggung jawab.
 Orang tua lebih bersifat terbuka dalam membicarakan masalah-
masalah seksual kepada anaknya, sesuai dengan taraf
perkembangan usia .
 Upaya lain untuk mengurangi dorongan seksual adalah
mengalihkan kegiatan anak dari hal-hal yang bersifat non-
produktif, mis : melamun, ke hal-hal yang produktif, mis :
olahraga, kegiatan seni dll.

Anda mungkin juga menyukai