Anda di halaman 1dari 26

Kanker Paru

Kelompok I:
Afrianovi(1601052)
Ali Sandi D Cahyo(1601002)
Nurhanifa Rasyid(1501090)
Tiara Rani Valenda(1601092)
Vetalia Yeyen Utari(1601093)
Vina Aulia Putri(1601143)
Widya Lexita Putri(1601095)

Dosen Pengajar:
Rezilie Bellatasie,M.Farm,Klin,Apt
Pengertian

Kanker paru-paru merupakan tumor ganas yang


berkembang di sistem pernafasan bagian bawah, termasuk
sel-sel di dinding bronkus dan bronkiolus

Kanker paru-paru berasal dari pertumbuhan sel yang tidak


terkontrol pada jaringan paru-paru. Bila tidak terawat,
pertumbuhan sel ini dapat menyebar ke luar dari paru- paru
melalui proses metastatis ke jaringan terdekat atau bagian
tubuh lainnya

Sebagian besar kanker paru di mulai di paru-paru yang


disebut dengan kanker paru primer adalah karsinoma
yang berasal dari sel epitelium
Klasifikasi

SCLC (kanker paru sel kecil)

Adalah bentuk kanker paru yang lebih agresif. Sel-sel


pada kanker paru sel kecil cenderung berkumpul di sekeliling
pembuluh darah halus menyerupai pseoudorest, dan tumbuh
lebih cepat dan dapat menyebar ke bagian tubuh lain (metastatis).
Sel- sel yang bermitosis banyak sekali di temukan , DNA yang
terlepas menyebabkan warna kelap sekitar pembuluh darah.
Diagnosis yang terlambat dapat membuat tingkat kesembuhan
sangat rendah.
NSCLC (kanker paru non sel kecil)

Adalah bentuk kanker paru yang lebih pasif .


Sel-sel pada kanker paru non sel kecil cenderung
tumbuh lebih lambat di bandingkan dengan jenis
SCLS .sekitar 85% kasus kanker paru-paru yang
ditemukan merupakan jenis NSCLC
Epimidiolog

Berdasarkan data WHO ,kanker paru merupakan jenis


kanker terbanyak pada laki-laki di Indonesia , dan
terbanyak kelima untuk semua jenis kanker pada
perempuan. Kanker paru merupakan penyepab utama
kematian pada laki-laki (21,8%) dan kedua pada perempuan
(9,1%)
ETIOLOGI

Penyebab kanker paru sangat erat hubungannya dengan


frekuensi kebiasaan merokok (perokok aktif ) ataupun
(perokok pasif)asap rokok yang mengandung sekitar 60
jenis zat karsinogen dapat menyebabkan terjadinya mutasi
DNA,

 Selain zat karsinogenik yang di timbukan oleh rokok


zat karsinogenik juga erat hubungannya dengan : asbestos ,
radiasi ion pada pekerja tambang
uranium,arsen,kromium,polisiklik hidrokarbon,vinil klorida,
gas radon
 Polusi udara yang banyak terjadi di daerah perkotaan
Faktor resiko

Dapat di modifikasi

Paparan pekerjaan .
 populasi udara
3-17 % kanker paru dapat
Gas buangan kendaraan
disebabkan oleh paparan
bermotor juga mengandung
unsur-unsur karsinogenik
unsur- unsur karsinogenik.
dari lingkungan pekerjaan
seperti absestos
 makanan

Merokok
Tidak Dapat di modifikasi

Jenis kelamin
Laki-laki memiliki resiko Faktor genetik
lebih besr dari pada Anak memiliki resiko 5x dari orang
perempuan, dikarenakan tuanya yang mempunyai riwayat
kebiasaan merokok laki- penyakit kanker paru-paru . Pada
laki. perokok pasif yang memiliki
riwayat keluarga menderita
pkanker paru maka resiko
menderita kanker paru lebih besar
dibandingkan dengan perokok
aktif tetapi tidak memiliki riwayat
dalam keluarga kanker paru.
Patofisiologi

Kannker paru di mulai dengan aktifitas onkogen dan


inaktivasi gen supresor tumor. Onkogen merupakan gen yang
diyakini sebagai penyebab seseorang terkena kanker. Proto-
onkogen berubah menjadi onkogen jika terpapar karsinigen yang
spesifik. Perkembangan epidermal grow factor reseptor (EFGR)
serta miutasi sering di jumpai pada kanker paru non sell- small sel
sehingga menjadi dasar terapi menggunakan penghambat EFGR .
Kerusakan kromosom menyebabkan kehilangan sifat
keberagaman heterozigot, menyebabkan inaktivitas gen supresor
karsinoman paru non small sel.
Karsinoma paru-paru timbul dari sel epitel pluripoten
setelah terpapar karsinogen, yang menyebabkan peradangan
kronis yang mengarah pada perubahan genetik dan sitologis dan
akhirnya menjadi karsinoma.
Manifestasi Klinis

Batuk persisten
Batuk berdarah
Sesak
Hilang nafsu makan dan penurunan
berat badan (> 4kg/6 bulan)
Radang paru yang kerap berulang
Suara parau
Rasa nyeri persisten di dada, bahu
atau punggung
Pembengkakan leher dan wajah
Komplikasi

3. Komplikasi jantung
1. Efusi pleura
Jika sel kanker tumbuh di
Efusi pleura adalah penumpukan
dekat jantung atau pembuluh
cairan di sekitar paru-paru yang
darah besar, maka sel-sel
menyebabkan nyeri dan sesak napas.
kanker tersebut akan menekan
Komplikasi kanker paru ini terjadi
atau menyumbat pembuluh
pada sekitar 30% penderita kanker
darah besar di sekitarjantung.
paru stadium 4
Kondisi ini dapat
menyebabkan bagian atas
2. Neuropati tubuh membengkak, mulai
Neuropati adalah sensasi mati dari bagian dada,leher, hingga
rasa atau kesemutandi tangan wajah
dan kaki akibat kerusakan
jaringan saraf. Kondisi ini bisa
menjadi salah satukomplikasi
kanker paru yang perlu
diwaspadai
4. Kompresi sumsum tulang 6. Anemia
belakang Anemia merupakan komplikasi yang
Kompresi sumsum tulang sering pada penderita kanker paru
belakang terjadi ketika sel dengan prevalensi 63%. Anemia
kanker paru mulai menyebar ke berhubungan dengan prognosis yang
tulang. Kondisi ini umumnya buruk pada pasien kanker. Anemia
ditandai dengan melemahnya mengganggu respon pengobatan
struktur tulang hingga radiasi, karena anemia mengurangi
kerusakan tulang belakang kemampuan darah untuk
mengangkut oksigen sehingga
jaringan kekurangan oksigen.
5. Penyebaran sel kanker ke Anemia menyebabkan hipoksia
organ lain tumor sehingga tumor solid resisten
Komplikasi kanker paru terhadap ionisasi radiasi dan
paling serius adalah beberapa bentuk kemoterapi
menyebarnya sel kanker dari
paru-paru ke bagian tubuh
lainnya. Beberapa sel kanker
dapat 'berjalan' melalui
sistem limfatik atau melalui
aliran darah hingga mencapai
organ tubuh lainnya
Diagnosa

Anamnesis
Gejala klinis kanker paru tidak
khas tetapi batuk, sesak napas,
atau nyeri dada (gejala
Pemeriksaan Fisik
respirasi) yang muncul lama
Pemeriksaan fisik
atau tidak kunjung sembuh
mencakup tampilan
dengan pengobatan biasa
umum (performance
pada “kelompok risiko” harus
status) penderita yang
ditindak lanjuti untuk prosedur
menurun, penemuan
diagnosis kanker paru. Gejala
abnormal terutama pada
lain berkaitan dengan
pemeriksaan fisik paru
pertumbuhan regional, seperti
benjolan leher, ketiak atau
efusi pleura, efusi perikard,
dinding dada,
sindorm vena kava superior,
tanda pembesaran hepar
disfagia, Pancoast syndrome,
atau tanda asites, nyeri
paralisis diafragma.
ketok di tulang
Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan
1. Bronkoskopi adalah prosedur
Laboratorium
utama untuk mendiagnosa kanker
Paru
Darah rutin: Hb,
2. pemeriksaan Endobrachial
Leukosit,
Ultrasound (EBUS) dapat dilakukan
Trombosit, fungsi
untuk membantu menilai kelenjar
hati, fungsi ginjal
getah bening
mediastinal, hilus, intrapulmoner juga
untuk penilaian lesi perifer dan
saluran pernapasan
Pemeriksaan 3. Biopsi Biopsi transtorakal
Pencitraan (transthoracal biopsy-TTB),
1. Foto toraks merupakan
2. CT Scan toraks tindakan biopsi paru transtorakal,
3. CT Scan kepala tanpa tuntunan radiologis (blinded
4. USG abdomen TTB) maupun dengan tuntunan USG
5. PET-Scan (USG-guided TTB) atau CT-scan
toraks (CT-guided TTB)
Penatalaksanaan

Non farmakologi farmakologi


Non Farmakologi

Latihan jasmani
Bila mungkin,lakukan sebelum makan agar bisa
menggugah nafsu makan
Bila mungkin,lakukan di luar rumah
Sebaiknya dengan olahraga yang santai
Makan
Makan sering (8-9 x) porsi kecil seringkali lebih
bermanfaat dari pada 3x sehari porsi normal
Berhenti merokok
Farmakologi (kanker paru non sel kecil)
Rekomendasi untuk Kemoterapi,Terapi Radiasi, dan Pembedahan

Kemoterapi mendesak dan tambahan (pasca operasi) (Tabel 63-1)


adalah pengobatan pilihan untuk NSCLC tahap awal (tahap I atau II);
beberapa pasien mendapat manfaat dari radiasi pasca operasi
Terapi radiasi digunakan sebagai terapi primer pada stadium I dan II jika
pasien menolak operasi, tumor tidak dapat dioperasi, atau pasien bukan
kandidat bedah yang baik
Farmakologi (kanker paru sel kecil)

Bedah dan Terapi Radiasi

Operasi hampir tidak pernah diindikasikan karena SCLC menyebar pada


awal tahun penyakit
SCLC sangat radiosensitif. Radioterapi telah dikombinasikan dengan
kemoterapi untuk mengobati penyakit SCLC yang terbatas. Terapi modalitas
gabungan ini mencegah kekambuhan tumor lokal tetapi hanya sedikit
meningkatkan kelangsungan hidup dibandingkan kemoterapi saja
Radioterapi digunakan untuk mencegah dan mengobati metastasis
otak, yang sering terjadi dengan SCLC. Iradiasi kranial profilaksis
digunakan pada pasien tertentu untuk mengurangi risiko metastasis
otak. Gangguan neurologis dan intelektual terkait dengan iradiasi
kranial profilaksis, meskipun faktor-faktor lain juga dapat
berkontribusi
Radioterapi diikuti oleh kombinasi kemoterapi direkomendasikan
untuk pasien dengan metastasis otak simtomatik. Deksametason dan
antikonvulsan juga diberikan masing-masing untuk mengendalikan
gejala dan pencegahan kejang
Kemoterapi

Kemoterapi dengan radiasi bersamaan direkomendasikan untuk SCLC


penyakit terbatas dan luas. Kemoterapi agen tunggal lebih rendah daripada
kemoterapi doublet
Regimen yang paling sering digunakan adalah cisplatinor carboplatin yang
dikombinasikan dengan etoposide. Kombinasi Irinotecanin dengan cisplatin
juga terbukti aktif (lihat Tabel 63-1). Tingkat respons keseluruhan dan
durasi bertahan hidup umumnya lebih baik untuk pasien dengan stadium
terbatas dibandingkan pasien dengan stadium lanjut
SCLC berulang biasanya kurang sensitif terhadap kemoterapi. Jika
kekambuhan lebih dari 6 bulan setelah kemoterapi induksi, regimen asli
dapat diulang. Jika kekambuhan terjadi dalam waktu kurang dari 6 bulan
tetapi> 3 bulan, pilihan pengobatan termasuk taxane, gemcitabine,
topotecan, irinotecan, CAV (cyclophosphamide, doxorubicin, dan
vincristine), dan vinorelbine
Interaksi Obat

Obat-obatan Interaksi dengan Efek yang


ditimbulkan
cisplatin Antibiotik Kerusakan ginjal
aminoglikosida(genta
micin,neomycin)
etoposide kumarin Mengurangi efek
antikoagulan kumarin
vinblastin itraconazole Meningkatkan resiko
gangguan fungsi tulang
belakang
dosetaksel ritonavir Meningkatkan
toksisitas dosetaksel
paclitaxel digoxin Menurunkan
penyerapan glikosida
jantung
SEKIAN,
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai