KARYA
TIGA DIMENSI
Kelompok 4
Ketua Kelompok : Shinta Putri R. (26)
Nama Anggota :
- Aditya Anugrah U. (02)
- Dwi Juliatina (08)
- Faiza Salsabila R. (09)
- Ismunisa PingkiY. (13)
- M. Farras Adhi W. (17)
- Nabila Putri S. D. (19)
- Nunuk Wahyu A. (22)
Karya Seni Tiga
DImensi
Gypsum
Gips merupakan benda yang
tergolong benda lunak dan
mudah dibentuk dalam seni
pahat. Berbeda dengan bahan
kayu dan batu yang struktur
materinya keras.
Gips ini juga dapat dibentuk
dengan bentuk relief, aneka
model serta ornamen ukir.
Analisis Patung
Bahan : Gypsum
Alat : Pahat, Palu, Cutter
Teknik : Teknik Cor,Teknik Pahat
Cara Membuat :
1. Siapkan serbuk gypsum secukupnya (sesuai
ukuran patung)
2. Campur serbuk gyps dengan air hingga
membentuk adonan (clay).
3. Cetak dalam wadah bangun. Biarkan hingga
megeras.
4. Siapkan alat pahat, desain patung.
5. Jika gypsum sudah mengeras, gypsum siap
dibentuk menjadi patung.
Bahan : Resin, Katalis, Material Isian, Serat Kaca
Analisis
Alat
( Fiberglass Mat), Pigmen, Soda Api, Air
: Wadah, Pengaduk, Cetakan,Kuas, Ember, Amplas Patung
Teknik : Teknik Cor Berulang
Cara Membuat :
Fiberglass
1. Siapkan cetakan lebih dulu sebelum proses membuat
patung/produk fiber dimulai. Bersihkan cetakan. apabila
menggunakan cetakan dengan beberapa potongan, pastikan
bagian sambungan sudah rapat.
Cara Membuat :
Langkah 1: Bentangkan plastik kresek
Langkah 2: Lipat menjadi empat bagian. Guntung bagian alas dan pegangannya.
Langkah 3: Gunting selebar 1 cm, dan jangan sampai terputus. Kemudian rentangkan/buka lipatan.
Langkah 4: Lalu potong secara miring tanpa putus agar menghasilkan tali yang panjang tanpa
sambungan
Langkah 5: Mulai merajut sesuai bentuk dan ukuran tas yang diinginkan.
Menggunakan 3 jenis tusukan dasar : tusuk rantai atau chain, tusuk tunggal dan tusuk ganda.
Sedangkan kantong plastik yang dibutuhkan -/+ 7 kantong plastik berukuran sedang.
Analisis Miniatur Sepeda
Bahan : Bambu
Teknik : Teknik Memotong, Teknik Menempel (merngkai)
Alat : Penggaris, Lem, Cutter, Tempat Mencetak Untuk Ban, Karet.
Cara Membuat :
1. Membuat/menyiapkan gambar (motif) ukiran.
2. Ukiran dilubangi menggunakan bor.
3. Kemudian lubang tersebut digergaji.
4. Setelah selesai digergaji baru diukir menggunakan pahat.
5. Pempahatan selesai kemudian di amplas.
6. Agar pori-pori kayu tertutup dibalur menggunakan dempulan.
7. Setelah dibalur,di amplas lagi lebih halus.
8. Kemudian diwarnai dengan bahan finishing.
9. Lalu ukiran di cat untuk mendapatkan hasil yang lebih menarik.
10. Kemudian polesan cat tersebut ditambah polet hitam kecil (spektrum).
11. Terakhir yaitu menggunakan DOP agar motif ukiran mengkilap dan halus.
Teknik Ukir Kayu
1. Carving
Adalah seni chipping dan memotong pada bagian datar dari kayu untuk
membuat ukiran agar tampaknya menjadi tiga dimensi.
2. Chip Carving
Teknik ukiran Chip Carving biasanya digunakan pada bilah potongan kayu
yang lebih besar. Teknik ini menggunakan kapak dan pahat yang cukup besar.
3. Pembakaran kayu
Teknik pembakaran kayu adalah teknik dimana pengrajin ukir menambahkan
desain tambahan untuk finishing kayu. Teknik ini hanya dipakai oleh pengrajin
untuk mengukir kayu model kecil saja yang hanya memberikan efek
menghitam pada disekitar ukiran pada bagian akhir finishing.
4. Mengerik
Teknik mengerik adalah salah satu cara tertua dan paling sederhana dalam
teknik memahat kayu. Teknik ini melibatkan tidak lebih dari sepotong kayu
dan pisau ukir.
Analisis Kerajinan Keramik
Bahan : Tanah liat
Alat : Alat putar tangan, Alat putar kaki,
Tungku
pembakaran, Butsir, Pemotong
Teknik dan Cara Membuat :
tanah, Rol kayu, Spons.
1. Pengolah bahan
Pengolahan bahan adalah mengolah bahan baku dari berbagai material yang belum siap pakai
menjadi bahan keramik plastis yang siap dipakai. Pengolahan bahan dapat dilakukan dengan metode
basah maupun kering, dengan cara manual ataupun masinal. Dalam pengolahan bahan ada proses-
proses tertentu yang harus dilakukan antara lain pengurangan ukuran butir, penyaringan,
pencampuran, pengadukan (mixing), dan pengurangan kadar air.
2. Pembentukan tanah
Tahapan selanjutnya adalah pembentukan tanah, tanah liat yang masih berbentuk persegi panjang
dapat dibentuk sesuai dengan apa yang dinginkan. Pada proses pembuatan keramik melalui 3 teknik
yaitu teknik pijit tangan, teknik pilin (colling), dan teknik putar.
3. Pengeringan keramik
Setelah proses pembentukan sudah selesai hasil dari kerajinan tanah liat lanjut ke proses pengeringan.
Pengeringan berguna untuk menghilangkan air yang terjebak di dalamnya. Proses pengeringan yang paling baik
dilakukan dengan memanfaatkan angin alam dan suhu ruangan atau penjemuran diluar ruangan memanfaatkan
terik matahari.
4. Pembakaran keramik
Proses selanjutnya adalah pembakaran, proses ini dilakukan supaya keramik yang semula rapuh menjadi
padat, keras, dan kuat. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pembakaran di antaranya suhu matang,
atmosfer tungku, dan mineral yang terlibat. Bahan-bahan keramik mentah kemudian dimasukkan ke dalam
tungku pembakaran lalu dibakar memakai suhu sekitar 700-1.000 derajat celcius.
5. Pengglasiran keramik
Proses pengglasiran adalah untuk melindungi keramik, memperkuat struktur, dan
memperindah tampilannya. Penerapan bahan glasir ini dapat dilakukan dengan cara
dicelup, disemprot, dituang, atau dioles dengan kuas ke permukaan keramik secara merata.
Fungsi pengglasiran pada keramik adalah untuk menambah keindahan, supaya lebih kedap
air, dan menambahkan efek-efek tertentu sesuai keinginan. Terakhir, keramik-keramik yang
telah di glasir ini perlu melewati tahapan pembakaran glasir terlebih dahulu untuk
menyempurnakan hasilnya.
Bahan : Kertas
Teknik : Teknik Tempel Analisis Lampion
Cara Membuat : Lampu
Cara membuatnya :
1. Siapkan 2 lembar styrofoam dengan 2 warna berbeda.
2. Potong styrofoam menggunakan cutter dengan ukuran 34 cm x 18 cm untuk
bagian atap rumah.
3. Untuk sisi kanan dan kiri rumah adalah 20 cm x 14 cm
4. Bagian depan dan belakang rumah yaitu 14 cm x 30 cm
5. Rekatkan styrofoam warna merah untuk membuat atap rumah.
6. Tempelkan semua bagian dinding rumah yang berwarna biru mulai tampak depan,
belakang, kemudian sisi kanan dan kiri. Begitu pula pintu merah, boleh ikut dilem
maupun tidak, jika ingin bisa dibuka dan ditutup.
7. Jika bagian dinding rumah sudah kuat, tempelkan bagian atap dengan hati-hati.
8. Bagian alas/ pondasi bisa kita gunakan bahan apa saja yang ada di rumah.