Tugas 1 (individu)
Carilah jenis-jenis kerajinan dari bahan limbah
berbentuk datar dan jelaskan bahan limbah yang
digunakan.
No Nama Produk Bahan Limbah Gambar
a. Kain perca, adalah merupakan kain sisa dari industri garmen, tekstil ataupun dari
penjahit yang sudah tidak dapat digunakan lagi
1. Siapkanlah kain kanvas yang akan dijadikan alas, ukur dengan besaran 70×50 cm, lalu
gunting. Sisihkan.
2. Siapkan kain perca, potong/sobek kain mengikuti seratnya dengan bentuk kecil dan
memanjang. Buat potongan lebih panjang 10 cm dari alas keset rumah yang sudah
dibuat.
3. Setelah semua kain terpotong, kepang tiga helai potongan kain sehingga membentuk
sebuah jalinan panjang.
4. Setelah kepangan selesai dibuat, rekatkan dengan menggunakan selotip hitam di kedua
bagian ujungnya
5. Langkah selanjutnya, siapkan alas keset rumah dari kain kanvas yang telah dipotong,
lalu olesi permukaannya dengan lem kain hingga merata.
6. Tempelkan kepangan kain satu persatu sehingga seluruh permukaan alas tertutupi.
Biarkan bagian ujung-ujungnya melebihi alas keset.
Prakarya dan Kewirausahaan/ SMA Kelas XI
Page 6
7. Tekan-tekan kain dan pastikan seluruhnya tertempel dengan baik.
8. Masukkan benang sulam ke dalam jarum, lalu jahit bagian ujung kepangan kain yang
berlebih. Jangan lewatkan seluruh kepangannya agar bagian ujung keset rumah itu
tampak rapi.
Tugas 2 (kelompok)
Buatlah kain keset atau alas kaki dari kain perca dan
dokumentasikan.
Perkembangan seni kriya di Indonesia sangat pesat, terbukti adanya produk-produk baru dan
beberapa daerah di Indonesia baik dilihat dari teknik juga media yang digunakan. Pada saat ini para
perajin/kriyawan banyak memproduksi barang-barang sebagai cindramata yang dapat meningkatkan
kehidupan yang lebih baik dan sejahtera. Hal ini tidak lepas dari kreativitas para perajin yang terus
menerus membuat produk yang kreatif dan inovatif.
1. Kriya logam
2. Kriya kayu
3. Kriya anyam
4. Kriya tekstil
5. Kriya kulit
6. Kriya keramik
Tugas 2 (individu)
1.
2.
7. Membuat pilin
8. Pilin-pilin yang dibuat dilingkarkan pada goresan yang telah diberi lumpur.
10. Pilin dapat dibuat lingkaran kecil agar benda yang dibuat ada nilai seninya.
11. Setelah ketinggian kurang lebih 10 cm diikat dengan pilin yang polos
13. Setelah selesai dikeringkan ditempat yang teduh kurang lebih 4 – 6 hari.
15. Bila tidak punya tungku keramik dapat dilakukan pembakaran secara tradisional yaitu
dengan cara meletakkan calon gerabah ke dalam sampah daun kering. Kayu bakar
kemudian dibakar seperti orang membakar batu bata. Setelah jadi, tanah liat berubah
warna menjadi merah bata.
Buat pilinan diatas meja Buat lempengan lingkaran sebagai alas Rapikan menggunakan butsir
Tugas 3 (individu)
Menciptakan karya kerajinan dari bahan keras yang berkembang di wilayah setempat dan
lainnya dengan berbagai teknik dan prosedur.
1. Menyiapkan alat seperti kuas, mangkok kecil, amplas dan pilox clear.
2. Menyiapkan bahan seperti gerabah yang berbentuk seperti vas bunga, tempat pensil, lem
fox, kulit telur ayam dan cat tembok warna hitam.
2. Kulit telur dibersihkan dari kulit arinya, dicuci bersih dan dikeringkan.
5. Saat menempelkan kepingan telur bagian yang berwarna ada di bagian luar.
6. Pada saat menempelkan kulit telur pada vas bunga boleh ditambahkan lem fox pada
kulit bagian dalam, sekaligus kulit ditekan agar menempel kuat dan terjadi pecahan
kecil-kecil yang menempel pada vas bunga.
7. Kerjakan sampai vas bungan penuh dengan pecahan kulit telur dan tunggu sampai lem
mengeras.
9. Setelah kulit telur menempel kuat oleskan cat tembok warna hitam dengan kuas,
yakinkan semua terkena/tertutup cat dan keringkan.
10. Tahap finishing adalah dengan mengamplas kulit telur hingga cat yang menempel pada
kulit telot hilang terkikis gesekan amplas, sehingga muncul warna kulit telor di antara
garis-garis hitam yang tak tersentuh amplas.
11. Terakhir, vas bunga dilap untuk menghilangkan debu yang menempel kemudian
disemprot pilox clear agar kelihatan mengkilap dan apabila ada debu menempel mudah
membersihkan.
Tugas 1 (kelompok)
Tugas 2 (kelompok)
Bab 4
Pengolahan Bahan nabati dan
Hewani Menjadi Produk Makanan
Khas Daerah
Tujuan Pembelajaran:
Mengetahui ragam teknik pengolahan bahan nabati dan hewani menjadi produk
makanan.
Mengetahui sumber daya yang dibutuhkan dalam proses pengolahan bahan pangan
1. Dengan mengolah makanan maka makanan akan mudah dicerna dalam tubuh
3. Meningkatkan rasa
4. Meningkatkan penampilan
Makanan tradisional atau makanan khas daerah adalah makanan yang dikonsumsi
masyarakat golongan etnik dan wilayah yang spesifik, diolah dari resep yang dikenal
masyarakat, bahan-bahannya diperoleh dari sumber lokal dan memiliki rasa sesuai dengan
selera masyarakat setempat.
1. Bika ambon
Bika ambon adalah sejenis makanan yang berasal dari sumatera utara (Medan). Terbuat
dari bahan-bahan seperti telur, gula, dan santan, umumnya dijual dengan rasa pandan,
meskipun kini tersedia rasa-rasa lainnya seperti durian, keju, dan coklat.
2. Mochi
3. Keripik buah
Keripik buah adalah keripik yang terbuat dari berbagai jenis buah-buahan yang
diproduksi dengan menggunakan teknologi vacuum frying. Teknologi ini digunakan
karena buah mengandung kadar air yang tinggi. Keripik buah banyak dikembangkan
diberbagai daerah, terutama di Malang Jawa Timur. Tantangan dan peluangnya sangat
menarik, karena produk ini relatif sangat disukai banyak kalangan. Peningkatan mutu
produk, inovasi produk dan kemasan perlu dilakukan agar tetap berkembang.
4. Lumpia
Lumpia adalah makanan semacam rollade yang berisi rebung, telur dan daging ayam
atau udang. Cita rasa lumpia semarang adalah perpaduan rasa antara Tionghoa dan
Indonesia karena pertama kali dibuat oleh seorang keturunan Tionghoa yang menikah
dengan orang Indonesia dan menetap di Semarang Jawa Tengah.
5. Gudeg
Gudeg adalah makanan khas Yogjakarta dan Jawa Tengah yang terbuat dari nangka
muda yang dimasak dengan santan. Perlu waktu berjam-jam untuk membuat masakan
ini. Warna coklat biasanya dihasilkan oleh daun jati yang dimasak bersamaan. Gudeg
dimakan dengan nasi dan disajikan dengan kuah santan kental, ayam kampung, telur,
tahu, dan sambal goreng krecek (kerupuk yang terbuat dari kulit sapi atau kerbau)
Beberapa contoh produk pangan khas daerah hewani yang ada di Indonesia misalnya telur
asin, dadih, ikan asin, dan rendang. Keempat produk ini sudah cukup dikenal di Indonesia,
dan masih dapat terus dikembangkan, baik mutu produknya maupun kemasannya.
1. Rendang
Rendang (bahasa Minang: randang) adalah salah satu makanan tradisional dari padang,
provinsi Sumatera Barat atau yang lebih dikenal sebagai ranah Minangkabau,
menggunakan daging dan santan kelapa sebagai bahan utama dengan kandungan bumbu
rempah-rempah yang kaya. Masakan dengan cita rasa yang pedas ini digemari oleh
seluruh kalangan masyarakat, dan dapat ditemukan di seluruh rumah makan padang di
Indonesia, Malasya, ataupun di negara lainnya.
2. Telur asin
3. Dadih
Dadih atau dadiah merupakan hasil fermentasi secara alamiah air susu kerbau dalam
tabung bambu yang sudah lama dihasilkan di Sumatera Barat (Azima et. al 1999) dan
Jambi (Sunarlim, 2009). Dadih merupakan produk fermentasi yang sangat kaya akan
nilai gizi. Tantangan dan peluang peningkatan mutu produk dadih, diantaranya dengan
inovasi agar rasa lebih disukai oleh banyak kalangan, proses produksi agar lebih
higienes dan efisien, serta pengawetan dan pengemasan yang lebih baik.
4. Ikan asin
Ikan asin adalah ikan laut yang diawetkan dengan penambahan garam dan penjemuran
untuk mengurangi kadar airnya. Ikan asin merupakan makan khas terutama di daerah
pantai, yang dekat dengan sumber bahan bakunya.. ikan asin dapat ditemukan hampir di
setiap daerah di Indonesia. Sangat disayangkan masih banyak ikan asing yang diolah
menggunakan Bahan Tambahan Pangan (BTP) dan tidak diijinkan dan jumlah yang
berlebih. Peluang wirausaha ikan asin adalah memproduksi ikan asing yang lebih
higienes dan sehat serta membuat ikan asin yang ready To Eat (RTE) agar konsumen
langsung dapat mengkonsumsinya tanpa harus mengolahnya. Saat ini banyak konsumen
lebih menyukai yang praktis dan terdapat pula konsumen yang tidak menyukai bau
yang ditimbulkan saat memasak ikan asin dirumah.
5. Otak – otak
Otak- otak adalah salah satu makanan khas di kepulauan Riau, baik di Batam, Tanjung
Pinang, maupun dipulau Penyengat. Disini terdapat dua jenis otak-otak, yaitu otak-otak
yang terbuat dari ikan dan cumi yang lebih pedas. Otak- otak ini dibungkus dengan daun
berwarna hijau senada dengan lidinya yang kemudian dibakar dengan bara api.
Bahan yang digunakan dalam pengolahan pangan meliputi bahan baku atau bahan utama,
bumbu, dan bahan tambahan pangan (BTP) yaitu bahan yang berfungsi untuk memperbaiki
mutu produk yang diolah. Bahan baku dan bumbu sebaiknya dipilih yang mudah didapat
dan tersedia dalam jumlah yang cukup di daerah sekitar.
Bahan tambahan pangan (BTP) adalah bahan/campuran bahan yang secara alami bukan
merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan ke dalam pangan untuk
memperbaiki sifat atau bentuk produk pangan. Bahan Tambahan Pangan ditambahkan
sesuai kepentingan dan tujuannya. Tidak setiap produk pangan diharuskan
menggunakannya, melainkan dapat dapat ditambahkan dengan tujuan untuk
memperbaiki mutu produk pangan di antaranya sebagai berikut: pemanis (Sweetener),
pembentuk gel (Gelling agent), pengatur keasaman (Acidity regulator), pengawet (
presentative), pengembang ( raising agent), pengemulsi (emulsifier), penguat rasa
(flavour enhancer), perisa (flavouring) dan pewarna ( colour)
1. Pengolahan
Adapun proses pengolahan untuk membuat makanan khas daerah, diantaranya sebagai
berikut.
a. Menggoreng dalam minyak (Deep Frying)
b. Menggoreng dengan Wajan dangkal ( Shallow Frying/Pan Frying)
c. Memasak dengan sedikit minyka
d. Perebusan/Boiling
e. Blanching
f. Simmering
g. Braising
h. Setup/menyetup (stewing)
i. Merebus (poaching)
j. Mengukur (steaming)
2. Pengawetan
a. Pendinginan
b. Pengeringan
Pengeringan adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air
dari suatu bahan dengan menguapkan sebagian besar air yang dikandung melalui
penggunaan energi panas. Keuntungan pengeringan adalah bahan menjadi lebih awet
dan volume bahan menjadi lebih kecil sehingga mempermudah dan menghemat
ruang pengangkutan dan pengepakan.
c. Pengemasan
d. Pengalengan
Pengalengan adalah suatu cara pengawetan bahan pangan yang dipak secara
hermetis (kedap terhadap udara, air, mikroba, dan benda asing lainnya) dalam suatu
wadah, kemudian disterilkan secara kommersil untuk membunuh semua mikroba
patogen (penyebab penyakit) dan pembusuk.
f. Fermentasi
Fermentasi, selain pengawet makanan juga berfungsi untuk kesehatan. Salah satunya
adalah fermentasi dengan menggunakan bakteri laktat pada bahan pangan yang
menyebabkan nilai pH pangan turun di bawah 5.0 sehingga dapat menghambat
3. Kewirausahaan di Bidang Makanan Khas Daerah dari Bahan Nabati dan Hewani.
Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk mencapai tujuan
usaha dalam rangka mendapatkan laba yang direncanakan. Perlu dilakukan strtegi yang
tepat untuk menunjang keberhasilan pemasaran produk. Salah satu strtegi pemasaran
yang dapat digunakan adalah 4P, yaitu Product (produk), Price (Harga), Place (Tempat),
dan Promotion (Promosi)
Product (Produk)
Penciptaan produk yang mempunyai daur hidup (life cycle) panjang (jangan hanya
boooming sesaat)
Price (Harga)
Pada penetapan harga produk, beberapa hal yang perlu dipertimbangkan adalah:
Melakukan perbandingan harga dengan produk sejenis yang sudah ada dipasar
Place (Tempat)
Lokasi yang mempunyai nilai tambah, misalnya ada arena bermain anak dan
keluarga, ada tempat belanja dan bertamasya , konsep “ one stop shopping”
4. Perencanaan Wirausaha
Perencanaan wirausaha adalah langkah awal untuk memulai suatu usaha. Bila akan
mengadakan kegiatan, biasanya dibuat satu proposal, sebagai pengajuan rencana
kegiatan. Tahap awal berwirausaha diperlukan suatu perencanaan wirausaha atau
Business Plan.
Perencanaan pendirian usaha akan memberikan uraian tentang langkah-langakh apa saja
yang harus diambil, agar sesuai sasaran, baik berupa target, petunjuk pelaksanaan,
jadwal waktu, strategi, taktik, program biaya, dan kebijaksanaan. Perencanaan pendirian
usaha yang dibuat secara tertulis merupakan perangkat yang tepat untuk mengendalikan
usaha agar fokus pelaksanaan usahanya dan tidak menyimpang.
Beberapa hal yang harus dipersiapkan saat akan mendirikan usaha , yaitu mencakup:
Pada bagian ini harus diuraikan dengan jelas alasan memilih usaha yang ditetapkan.
b. Nama Perusahaan
Dalam pemberian nama usaha yang akan dikembangkan harus jelas. Jika kamu ingin
bentuk usaha berbadan hukum dapat dalam bentuk CV, FIRMA, Koperasi, atau PT.
Contohnya , dalam pengenbangan usaha Asinan Bogor, perusahaan ini diberi nama
CV. Pangan Sukses Makmur, dengan pendiri perusahaan terdiri atas tiga orang.
c. Lokasi Perusahaan
Lokasi usaha ditentukan di daerah yang dekat dengan bahan baku, tidak jauh dari
lokasi rumah para pengelola, dan tidak terlalu jauh juga dari jangkauan pasar yang
akan dituju. Tahap awal dapat menggunakan salah satu ruangan di rumah atau
menyewa rumah sekitar tempat tinggal.
d. Perijinan Usaha
Ijin usah yang disiapkan , antara lain NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) dari kantor
pajak, akte notaris dari kantor notaris, SIUP/TDP dari Dinas Perindustrian
Kota/Kabupaten dan ijin PIRT dari Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten, serta
pendaftaran merek pada Departemen Kehakiman.
f. Aspek Produksi
Di bagian ini diuraikan semua aspek produksi secara detail meliputi peralatan yang
diperlukan, bahan baku, bahan kemasan, bahan tambahan pangan dan teknologi
proses pengolahannya.
g. Aspek Keuangan
Perhitungan biaya produksi meliputi biaya investasi, biaya tetap, dan biaya tidak
tetap (variabel)
Investasi alat dan mesin, yaitu pembelian perlengkapan alat dan mesin produksi yang
dibutuhkan untuk proses produksi. Alat dan mesin produksi yang dibeli harus sesuai
dengan kapasitas produksi, dan hal teknis lainnya, seperti ketersediaan daya listrik,
dan lainnya.
Biaya tidak tetap adalah biaya yang dikeluarkan sesuai dengan jumlah produksi, jadi
sifatnya tidak tetap, dapat berubah sesuai jumlah produksinya. Biaya tidak tetap ini,
biasanya meliputi biaya bahan baku, bahan pembantu, dan bahan kemasan.
Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan yang jumlahnya tetap setiap bulannya
berapapun jumlah produksinya. Biaya tetap meliputi biaya tenaga kerja, listrik, air,
gas, penyusutan alat dan lainnya.
Total Biaya
Total baiay adalah jumlah keseluruhan biaya tidak tetap dan biaya tetap.
Harga pokok produksi (HPP) adalah harga pokok dari suatu produk, dimana jika
dijual dengan harga tersebut, maka produsen tidak untung dan juga tidak rugi. HPP
ditentukan untuk dapat menentukan harga jual, dimana harga jual adalah HPP
ditambah margin keuntungan yang akan diambil.
Harga Jual
Harga jual adalah yang harus dibayarkan pembeli untuk mendapatkan produk
tersebut. Harga jual dapat ditentukan dengan mempertimbangkan HPP dan juga
produk pesaing. Harga jual ini meliputi harga dari pabrik dan harga konsumen.
Penerimaan Kotor
Penerimaan kotor adalah jumlah penerimaan uang yang didaptkan oleh perusahaan
sebelum dipotong total biaya.
h. Aspek Pemasaran
Mamfaatkanlah teknologi internet dan social network seperti Facebook dan twitter
sebagai sarana penjualan yang lain, perbanyaklah teman dan follower, untuk
memperluas pemasaran. Dapat juga dengan membuat blog gratis atau website yang
berbayar dengan harga yang relatif terjangkau.
Gunakan penjualan yang kreatif yang hanya sedikit orang menjalaninya. Sebagai
contoh dapat memanfaatkan munculnya fenomena “pasar kaget” di hampir setiap
kota di Indonesia, juga saat ada moment “car free day” atau pada kesempatan
lainnya.