Diajukan oleh
M Rizqi Hasani
115170045
Pembimbing 1 : Ignatius Hapsoro Wirandoko, dr.,M.Si
Pembimbing 2 : Dini Norviatin, dr.,M.KM
Ketua Penguji : Sofwan Dahlan, dr., Sp.F(K)
Penguji : Risnandya Primanagara, S.Kom., M.Si
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
2019
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang
ISPA di Jawa Barat KemenKes RI (thn 2016): 169.791 kasus, Kota Cirebon
berjumlah 2.762 kasus (thn 2012)
Gizi Kurang di Kota Cirebon BPB (thn 2016) : Puskesmas Majasem terdapat 128 balita.
Kartika, Tri (2017). Studi status gizi bayi Cross Sectional Pada kejadian ISPA (p=0,000) dan
usia 6-12 bulan di Desa Kradenan pemberian MPASI (p=0,033) dengan status
Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten. gizi bayi memiliki hubungan.
Indah Jayanti (2015). Hubungan antara Cross Sectional Terdapat hubungan antara penyakit infeksi
penyakit infeksi dengan status gizi pada dengan status gizi pada balita.
balita di Puskesmas Jamboran Ponorogo
Agung dirgantara,dkk (2017). Hubungan Case Control Hasil uji bivariat chi square terdapat
riwayat penyakit infeksi dan pemberian hubungan riwayat penyakit dengan status
ASI eksklusif dengan status gizi anak gizi (p=0,024) dan pemberian ASI eksklusif
usia 7-12 bulan di Kecamatan Kelapa (p=0,026). Sedangkan hasil regresi logistic
Lima Kota Kupang. ganda, riwayat penyakit infeksi menjadi
faktor dominan penentu status gizi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Pustaka
ISPA
• infeksi yang disebabkan oleh bakteri atau virus yang
berlangsung selama 14 hari dengan gejala meliputi batuk, pilek,
sakit tenggorokan, sesak napas dan dapat disertai demam
Gizi Kurang
• Keadaan jumlah zat gizi seseorang yang masuk lebih sedikit dari
kebutuhan sehingga menghasilkan status gizi yang kurang
Kerangka Teori
Status Gizi Kurang Pada Usia 2-5
Riwayat ISPA: Tahun:
Etiologi Faktor Yang Mempengaruhi
Saluran napas atas. Langsung
Saluran napas bawah Tidak Langsung
Klasifikasi Penilaian Status Gizi
Pneumonia Langsung
Bukan Pneumonia Tidak Langsung
Faktor Resiko Klasifikasi
Pejamu Ringan
Agen Penyakit Berat
Lingkungan
Kerangka Konsep
Univariat Bivariat
memperoleh
gambaran/deskripsi
Uji analisis Contingency
pada masing-masing
Coefficient
variabel tidak terikat
maupun varibel terikat.
Alur Penelitian
Membuat Pengesahan
Pengajuan Ethical
Usulan proposal Proposal
Clearence
Penelitian
12
(17.6%)
Menderita ISPA
Tidak menderita ISPA
56 (82.4%)
Analisis Univariat
Kejadian Gizi Kurang
24 (35,3%)
Terjadi Gizi Kurang
Tidak Terjadi Gizi Kurang
44 (64,7%)
Analisis Bivariat
Riwayat ISPA Kejadian Gizi KUrang P Value R
N % N % N
Menderita 42 75 14 25 56 0,000 0,422