Anda di halaman 1dari 32

HUBUNGAN RIWAYAT INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT DENGAN

KEJADIAN GIZI KURANG PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN DI PUSKESMAS


MAJASEM KOTA CIREBON

Diajukan oleh
M Rizqi Hasani
115170045
Pembimbing 1 : Ignatius Hapsoro Wirandoko, dr.,M.Si
Pembimbing 2 : Dini Norviatin, dr.,M.KM
Ketua Penguji : Sofwan Dahlan, dr., Sp.F(K)
Penguji : Risnandya Primanagara, S.Kom., M.Si

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
2019
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang

Persentasi ISPA pada anak < 5 Tahun di Negara


berkembang masih diatas 60%
Latar Belakang
ISPA di Indonesia KemenKes RI (thn 2016) : Kasus ISPA 57,84% dari target
penemuan berjumlah 870.893 balita.

ISPA di Jawa Barat KemenKes RI (thn 2016): 169.791 kasus, Kota Cirebon
berjumlah 2.762 kasus (thn 2012)

Gizi Kurang di Kota Cirebon BPB (thn 2016) : Puskesmas Majasem terdapat 128 balita.

Penelitian Sebelumnya Kupang 2017: Terdapat hubungan signifikan antara riwayat


penyakit infeksi dengan status gizi anak usia 7-12 bulan (P =
0,024).
Menurut Teori Penyakit ISPA menjadi salah satu faktor terjadinya kekurangan
nutrisi pada anak dibawah 5 tahun.
Rumusan Masalah
Apakah terdapat hubungan antara riwayat infeksi saluran
pernapasan akut dengan kejadian gizi kurang pada anak usia
2-5 tahun di Puskesmas Majasem Kota Cirebon?
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum Tujuan Khusus

Mengetahui hubungan antara riwayat • Mengetahui riwayat ISPA pada anak


ISPA dengan kejadian gizi kurang pada usia 2-5 tahun di Puskesmas Majasem.
anak usia 2-5 tahun di Puskesmas • Mengetahui kejadian gizi kurang pada
Majasem Kota Cirebon. anak usia 2-5 tahun di Puskesmas
Majasem.
• Mengetahui Hubungan antara riwayat
ISPA dengan kejadian gizi kurang pada
anak usia 2-5 tahun di Puskesmas
Majasem.
Manfaat Penelitian
Untuk Ilmu • Menjelaskan tentang hubungan riwayat ISPA dengan
Pengetahuan kejadian gizi kurang

Untuk Pelayanan • Memberkan masukan tentang penyakit ISPA dapat


Kesehatan mempengaruhi kejadian gizi kurang

• Memberikan informasi tentang penyakit ISPA pada anak


Untuk Masyarakat sehingga meningkatkan derajat kesehatan pada masyarakat

• Dapat menerapkan ilmu yang didapatkan selama pendidikan


Untuk Penelitian serta menambah pengetahuan
Orisinalitas Penelitian
Penelitian Metode penelitian Hasil Penelitian

Kartika, Tri (2017). Studi status gizi bayi Cross Sectional Pada kejadian ISPA (p=0,000) dan
usia 6-12 bulan di Desa Kradenan pemberian MPASI (p=0,033) dengan status
Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten. gizi bayi memiliki hubungan.

Indah Jayanti (2015). Hubungan antara Cross Sectional Terdapat hubungan antara penyakit infeksi
penyakit infeksi dengan status gizi pada dengan status gizi pada balita.
balita di Puskesmas Jamboran Ponorogo

Agung dirgantara,dkk (2017). Hubungan Case Control Hasil uji bivariat chi square terdapat
riwayat penyakit infeksi dan pemberian hubungan riwayat penyakit dengan status
ASI eksklusif dengan status gizi anak gizi (p=0,024) dan pemberian ASI eksklusif
usia 7-12 bulan di Kecamatan Kelapa (p=0,026). Sedangkan hasil regresi logistic
Lima Kota Kupang. ganda, riwayat penyakit infeksi menjadi
faktor dominan penentu status gizi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Pustaka

ISPA
• infeksi yang disebabkan oleh bakteri atau virus yang
berlangsung selama 14 hari dengan gejala meliputi batuk, pilek,
sakit tenggorokan, sesak napas dan dapat disertai demam

Gizi Kurang
• Keadaan jumlah zat gizi seseorang yang masuk lebih sedikit dari
kebutuhan sehingga menghasilkan status gizi yang kurang
Kerangka Teori
Status Gizi Kurang Pada Usia 2-5
Riwayat ISPA: Tahun:
 Etiologi  Faktor Yang Mempengaruhi
 Saluran napas atas.  Langsung
 Saluran napas bawah  Tidak Langsung
 Klasifikasi  Penilaian Status Gizi
 Pneumonia  Langsung
 Bukan Pneumonia  Tidak Langsung
 Faktor Resiko  Klasifikasi
 Pejamu  Ringan
 Agen Penyakit  Berat
 Lingkungan
Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat

Riwayat ISPA Status Gizi Kurang Pada


Anak Usia 2-5 Tahun.
Hipotesis
Terdapat hubungan antara riwayat infeksi saluran
pernapasan akut dengan kejadian gizi kurang pada anak
2-5 tahun di Puskesmas Majasem Kota Cirebon.
BAB III METODELOGI PENELITIAN
Metodologi Penelitian

Jenis dan rancangan


Ruang lingkup penelitian
penelitian
Ilmu Kesehatan Observasional
Anak analitik dengan
pendekatan cross
Ilmu Gizi sectional
Populasi

Populasi Target Populasi Terjangkau


Populasi terjangkau
Populasi target dalam
dalam penelititan ini
penelitian ini adalah
adalah Anak 2-5 tahun
Anak 2-5 tahun di Kota
di Puskesmas Majasem
Cirebon
Kota Cirebon
Sampel Penelitian

Kriteria inklusi Kriteria eksklusi


Orangtua yang memiliki
anak usia 2 – 5 tahun Keadaan anak sakit
berat dan mengalami
komplikasi dengan
Berat badan lahir anak penyakit lain
normal dan cukup bulan
Cara dan Besar Sampel

Cara Sampling Besar Sampling


Menggunakan rumus
Lemeshow, didapatkan
Sampling Kuota jumlah sampel 68 anak.
Definisi Operasional
Variabel Hasil Ukur Skala Ukur

Riwayat ISPA • Menderita ISPA Nominal


• Tidak Menderita ISPA

Gizi Kurang • Terjadi Gizi Kurang Nominal


• Tidak terjadi Gizi kurang
Cara Pengumpulan Data
Pengukuran pengelompokan
Informed status gizi
Pengisian Pengecekan tinggi badan
consent pada berdasakan
Kuesioner kuesioner dan berat
responden BB/TB anak
badan anak

Alat dan bahan


Pemberian
Selesai Souvenir
Analisis Data

Univariat Bivariat
memperoleh
gambaran/deskripsi
Uji analisis Contingency
pada masing-masing
Coefficient
variabel tidak terikat
maupun varibel terikat.
Alur Penelitian

Membuat Pengesahan
Pengajuan Ethical
Usulan proposal Proposal
Clearence
Penelitian

Menyusun Mengolah dan Pengumpulan


laporan menganalisis Data
penelitian data
BAB IV Hasil Dan Pembahasan
Analisis Univariat
Riwayat ISPA

12
(17.6%)
Menderita ISPA
Tidak menderita ISPA
56 (82.4%)
Analisis Univariat
Kejadian Gizi Kurang

24 (35,3%)
Terjadi Gizi Kurang
Tidak Terjadi Gizi Kurang
44 (64,7%)
Analisis Bivariat
Riwayat ISPA Kejadian Gizi KUrang P Value R

Terjadi Tidak Terjadi

N % N % N
Menderita 42 75 14 25 56 0,000 0,422

Tidak 2 16,7 10 83,3 12


Menderita
Pembahasan
Pada penelitian ini dijumpai hubungan antara riwayat infeksi
saluran pernapasan akut dengan kejadian gizi kurang pada
anak usia 2-5 tahun di Puskesmas Majasem Kota Cirebon. Hal
tersebut selaras dengan penelitian Katika Pibriyanti (2017)
mengatakan terdapat hubungan bermakna antara ISPA dan
waktu pemberian MPASI dengan status gizi. Penelititan
Agung Dirgantara,dkk (2017) hasil regresi logistik ganda,
riwayat penyakit infeksi merupakan faktor dominan penentu
status gizi pada anak usia 7-12 bulan
Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini hanya mengobservasi kejadian gizi
kurang berdasarkan riwayat ISPA saja sementara
masih banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi

Sulitnya mengajak anak untuk melakukan


pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat
badan

Pembatasan jumlah pelayanan di puskesmas dengan


nomor antrian menyebabkan sedikitnya pasien,
terutama pasien anak
BAB V Kesimpulan Dan Saran
Kesimpulan
• Riwayat ISPA pada anak usia 2-5 tahun di Puskesmas
Majasem berjumlah 56 anak.
• Kejadian gizi kurang pada anak usia 2-5 tahun di
Puskesmas Majasem terjadi pada 44 anak.
• Terdapat hubungan antara riwayat infeksi saluran
pernapasan akut dengan kejadian gizi kurang pada
anak usia 2-5 tahun di Puskesmas Majasem
Saran

• Meningkatkan pelayanan kesehatan dengan tidak


Pelayanan membatasi pasien yang berobat di poliklinik anak
Kesehatan • Meningkatkan penyuluhan terutama tentang
penyakit ISPA dan Gizi Kurang pada anak

• Orangtua diharapkan selalu datang ke posyandu


Orang Tua Anak untuk mengetahui status gizi anak berdasarkan
berat badan dan tinggi badannya
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai