Anda di halaman 1dari 43

FRISKANAJIHAN KAI

AWALIA EMIRO
MOH. ISKANDAR MODANGGU
Pokok Bahasan :

Ringkasan Materi Soal dan Pembahasan


Ringkasan Materi

Dalam statistika, profil suatu objek diasumsikan multidimensional.


Artinya profil tidak dapat di pandang hanya satu dimensi atau satu sisi, tetapi
harus dipandang dari berbagai sisi. Karena profil multidimensional, maka ia
tersusun dari beberapa komponen. Komponen-komponen itulah yang
memberi ciri suatu profil. Komponen itu dapat berupa sifat-sifat objek, yang
tentunya akan membedakan profil itu dengan profil objek lain. Komponen-
komponen itu di sebut variable penyusun profil dapat dinyatakan dalam
bentuk vector yang di namai vector ciri. Selanjtnya vector cirilah mewakili
profil suatu populasi.
Dalam analisis profil, ada tiga pertanyaan yang harus terjawab yaitu:
1. Apakah profil kedua sama, dalam hal ini apakah grafik profilnya pararel?
2. bila kedua profil populasi pararel, apakah keduanya juga terletak pada level
yang sama?
3. apakah rata-rata kedua profil populasi tersebut erbeda secara simultan, dalam
hal ini adakah pengaruh utama akibat adanya p-variable?
Ketiga pertanyaan di atas akan terjawab dengan uji hipotesis.
Uji Hipotesis
 Kondisi Kepareralan.

Jika grafik profil kedua populasi pararel, maka kemiringan atau gradient grafik profil
kedua populasi tersebut juga sama, sehingga setiap segmen garis kedua populasi sejajar.
Secara grafik dua populasi yang profilnya pararel dapat disajikan dengan grafik yang sejajar
seperti dibawah ini:
Untuk itu bentuk 𝐻0 dan 𝐻1 , untuk pertanyaan pertama yang mengarah ke
kodisi pararelan adalah :
Dalam bentuk matriks dapat ditulis menjadi:
𝐻01 ∶ 𝐶𝜇1 = 𝐶𝜇2
𝐻11 ∶ 𝐶𝜇1 ≠ 𝐶𝜇2

Bila hipotesis kepararelan diterima, maka selanjutnya harus dilakukan pengujian


hipotesis tentang kondisi kesamaan level untuk menguatkan hasil pengujian hipotesis
kepararelan.
Kondisi kesamaan level
Pengujian hipotesis kesamaan level dilakukan hanya jika hasil pengujian hipotesis
kepararelan diterima, yaitu kondisi kedua profil pararel.
Bentuk hipotesis untuk pertanyaan kedua yang mengarah pada kondisi kesamaan level
adalah:
𝐻02 ∶ 𝐽′𝜇1 = 𝐽′𝜇2
𝐻12 ∶ 𝐽′𝜇1 ≠ 𝐽′𝜇2
Dari dua proses pengujian hipotesis 𝐻01 dan 𝐻02 , ada dua kemungkinan keadaan yang
didapat, yaitu:
Kedua profil pararel dan levelnya sama.
Kedua profil pararel namun berbeda level.
Kondisi pengaruh utama p-variable
Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk melihat apakah ada pengaruh utama
yang diakibatkan oleh adanya p-variable yang diuji terhadap analisis yang
dilakukan.
Bentuk hipotesis:
𝐻03 ∶ 𝐶(𝜇1 + 𝜇2 ) = 0
𝐻13 ∶ 𝐶(𝜇1 + 𝜇2 ) ≠ 0
Statistik Uji
Dalam analisis profil, statistic uji yang di gunakan adalah statistic F yang
didasarkan pada statistic Hotelling 𝑇 2 ddan statistic t.

Kondisi Kepararelan
Nilai statistic uji 𝑇 2 untuk kasus dua buah sampel:
2
𝑁1 𝑁2
𝑇 = 𝜇1 − 𝜇2 ′ 𝑆 −1 𝜇1 − 𝜇2
𝑁1 + 𝑁2
Nilai statistic uji 𝑇 2 untuk kondisi kepararelan dirumuskan sebagai berikut:
2
𝑁1 𝑁2
𝑇 = 𝐶(𝑥1 − 𝑥2 ′(𝐶𝑆𝐶′)−1 𝐶(𝑥1 − 𝑥2
𝑁1 + 𝑁2
Nilai statistic F dirumuskan sebagai:
𝑁1 + 𝑁2 − 𝑝
𝐹= 𝑇2
(𝑁1 +𝑁2 − 2)(𝑝 − 1)
Langkah selanjutnya adalah menguji hipotesis dengan aturan penolakan 𝐻01
sebagai berikut:
𝐻01 ditolak bila 𝐹 > 𝐹𝛼;𝑝−1,𝑁1 +𝑁2 −𝑝
 Kondisi Kesamaan Level
Kondisi kesamaan level adalah uji t, yang dirumuskan sebagai berikut:
𝑦1 − 𝑦2
𝑡=
σ 𝑦1𝑗 − 𝑦1 2 + σ 𝑦2𝑗 − 𝑦1 2 1 1
( + )
(𝑁1 +𝑁2 − 2) 𝑁1 𝑁2
Nilai statistic t dapat juga disajikan dalam bentuk matriks :

𝑗′(𝑥1 − 𝑥ҧ2 )
𝑡=
1
𝑗 ′ 𝑆𝑗( + 1/𝑁2 )
𝑁1
Aturan untuk penolakan 𝐻02 adalah:
𝐻02 ditolak bila 𝑡 > 𝑡𝑎/2,𝑁1+𝑁2−2
Kondisi Pengaruh Utama p-variable
Nilai statistic uji 𝑇 2 dirumuskan sebagai berikut:
𝑇 2 = 𝑁1 + 𝑁2 (𝐶 𝑥)(𝐶𝑆𝐶′)
ҧ −1 𝐶 𝑥ҧ

Nilai statistic F dirumuskan sebagai berikut:


𝑁1 + 𝑁2 − 𝑝
𝐹= 𝑇2
(𝑁1 +𝑁2 − 2)(𝑝 − 1)
Aturan penolakan 𝐻03 harus didasarkan pada aturan:
𝐻03 ditolak bila 𝐹 > 𝐹𝛼;𝑝−1,𝑁1 +𝑁2 −𝑝
Soal dan Pembahasan
1. Dengan menggunakan hasil pengukuran berdasarkan panjang tengkorak (𝑥1 ) dan
lebar tengkorak (𝑥2 ) pada 35 katak jantan dewasa dan 14 katak betina dewasa yang
dipublikasikan oleh Reyment Kuari pada tahun 1961, diperoleh data :

Dari data yang berikan, selidikilah kondisi pararel, kesamaan level dan pengaruh p-
variable untuk kedua profil di atas
Analisis:
1) Menguji Hipotesis untuk Kondisi Kepararelan
• Bentuk Hipotesis kepararelan:
𝐻01 ∶ 𝐶𝜇1 = 𝐶𝜇2
𝐻11 ∶ 𝐶𝜇1 ≠ 𝐶𝜇2
• Tingkat Signifikan:
𝛼 = 0,05
• Daerah Penolakan:
𝐻01 ditolak bila 𝐹 > 𝐹𝛼;𝑝−1,𝑁1+𝑁2−𝑝
• Perhitungan
𝑁1 𝑁2
𝑇2 = 𝐶(𝑥1 − 𝑥2 ′(𝐶𝑆𝐶′)−1 𝐶(𝑥1 − 𝑥2
𝑁1 +𝑁2
Diketahui:
𝑁1 =35, 𝑁2 =14, p=2

Dengan menggunakan matlab, maka diperoleh:


Sehingga,
34.14
𝑇2 = −0.5150 0.7255 −0.5150 = 1.9244
34 + 14
Jadi, nilai statistic F adalah:
𝑁1 +𝑁2 −𝑝 2 34+14−2
𝐹 = (𝑁 𝑇 = 1.9244 = 1.9244
1 +𝑁2 −2)(𝑝−1) 34+14−2 2−1

• Kesimpulan
Karena F=1.9244<F(0.05,1.47)=4.08, maka 𝐻01 diterima. Jadi, grafik kedua profil pararel.
2) Menguji Hipotesis Kesamaan Level
• Bentuk Hipotesis Kesamaan Level
• 𝐻02 ∶ 𝐽′𝜇1 = 𝐽′𝜇2
• 𝐻12 ∶ 𝐽′𝜇1 ≠ 𝐽′𝜇2
• Tingkat Signifikan:
• 𝛼 = 0.05
• Daerah Penolakan:
• 𝐻02 ditolak bila 𝑡 > 𝑡𝑎/2,𝑁1+𝑁2−2
• Perhitungan:
𝑗′(𝑥1 −𝑥ҧ 2 )
• 𝑡= 1
𝑗 ′ 𝑆𝑗(𝑁 +1/𝑁2 )
1
Dengan menggunakan matlab, maka diperoleh:
𝑡 = 0.3192
• Kesimpulan:
Karena 𝑡 = 0.3192 < 𝑡(0.002547) =1.96, maka 𝐻02 diterima. Jadi kedua profil populasi terletak
pada level yang sama.
3) Menguji Hipotesis Pengaruh Utama p-variable
• Bentuk Hipotesis kepararelan:
𝐻03 ∶ 𝐶 𝜇1 + 𝜇2 = 0
𝐻13 ∶ 𝐶(𝜇1 + 𝜇2 ) ≠ 0
• Tingkat Signifikan:
𝛼 = 0,05
• Daerah Penolakan:
𝐻03 ditolak bila 𝐹 > 𝐹𝛼;𝑝−1,𝑁1+𝑁2−𝑝
• Perhitungan
• 𝑇 2 = 𝑁1 + 𝑁2 (𝐶𝑥 ഥ )(𝐶𝑆𝐶′)−1 𝐶 𝑥ҧ
𝑁1 𝑁1
Mencari nilai 𝑥ҧ dengan rumus 𝑥ҧ = 𝑁 𝑥ҧ1 +𝑁 𝑥ҧ2 dengan menggunakan matlab maka diperoleh:
1 +𝑁2 1 +𝑁2
Jadi, nilai F adalah:
𝑁1 +𝑁2 −𝑝 2 34+14−2
𝐹 = (𝑁 𝑇 = (68.6784)=68.6784
1 +𝑁2 −2)(𝑝−1) 34+14−2 2−1

• Kesimpulan
Karena nilai F(68.6784) > F(0.05,1.47)=4.08, maka 𝐻03 diterimaa. Jadi, tidak ada pengaruh utama 2
variable pengamatan.
Grafik untuk kasus di atas adalah:
• Kesimpulan akhir:
Kedua profil yang paralel menandakan tidak adanya interaksi antara
populasi yang ditetili(35 katak jantan dewasa dan 14 katak betina dewasa).
Dengan dua variable pengamatan(panjang tengkorak(x1) dan lebar
tengkorak(x2)). Selain itu kedua profil levelnya sama dan tidak ditemukan
adanya pengaruh utama akibat 2 variable yang di uji. Secara tegas dapat di
sampaikan bahwa katak jantan dan katak betina sukar dibedakan jika dilihat dari
panjang dan lebar tengkoraknya. Karena secara umum ukurannya hamper sama
sehingga tidak ditemukan perbedaan yang signifikan antara keduanya.
2. 49 pria usia lanjut berpartisipasi dalam studi antar cabang ilmu pengetahuan tentang anti
penuaan yang diklasifikasikan menjadi dua grup kategori. Kategori pertama adalah
“Timbulnya faktor kepikunan” dan kategori kedua adalah “Tidak adanya faktor
kepikunan”. Pembagian katgori tersebut didasarkan pada aturan dalam pemeriksaan
intensif penyakit jiwa menggunakan skala WAIS. WAIS telah mencatat seluruh subyek,
dengan pemeriksa yang independen dan meyakinkan, bahwa sub tes memperlihatkan
adanya perbedaan yang nyata antara dua gup kategori. Berikut ini adalah hasil tes yang
disajikan dalam table:
Analisis:
1) Menguji Hipotesis untuk Kondisi Kepararelan
• Bentuk Hipotesis kepararelan:
𝐻01 ∶ 𝐶𝜇1 = 𝐶𝜇2
𝐻11 ∶ 𝐶𝜇1 ≠ 𝐶𝜇2
• Tingkat Signifikan:
𝛼 = 0,05
• Daerah Penolakan:
𝐻01 ditolak bila 𝐹 > 𝐹𝛼;𝑝−1,𝑁1+𝑁2−𝑝
• Perhitungan
𝑁 𝑁
𝑇 2 = 𝑁 1+𝑁2 𝐶(𝑥1 − 𝑥2 ′(𝐶𝑆𝐶′)−1 𝐶(𝑥1 − 𝑥2
1 2
Diketahui:
𝑁1 =12, 𝑁2 =37,

Dengan menggunakan matlab, maka diperoleh:


𝐶(𝑥1 − 𝑥2 ) = 𝑥1 − 𝑥2 ′ 𝐶′
= 𝑥1 ′ 𝐶 ′ − 𝑥1 ′ 𝐶′
= 3.00 − 1.92 − 1.06 − 3.42 − 3.17 3.75
= −0.42 1.25 − 0.23
Sehingga
12.37
𝑇2 = = −0.42 1.25 − 0.23
12 + 37
= 1.46

Jadi, nilai statistic F adalah:


𝑁1 +𝑁2 −𝑝 2 = 45 1.464
𝐹 = (𝑁 𝑇 (0.47)
1 +𝑁2 −2)(𝑝−1) 47.3

Kesimpulan
Karena F=0.47<F(0.05,1.47)=2.84, maka 𝐻01 diterima. Jadi, grafik kedua profil pararel.
2) Menguji Hipotesis Kesamaan Level
• Bentuk Hipotesis Kesamaan Level
• 𝐻02 ∶ 𝐽′𝜇1 = 𝐽′𝜇2
• 𝐻12 ∶ 𝐽′𝜇1 ≠ 𝐽′𝜇2
• Tingkat Signifikan:
• 𝛼 = 0.05
• Daerah Penolakan:
• 𝐻02 ditolak bila 𝑡 > 𝑡𝑎/2,𝑁1+𝑁2−2
• Perhitungan:
𝑗′(𝑥1 −𝑥ҧ 2 )
• 𝑡= 1
𝑗 ′ 𝑆𝑗(𝑁 +1/𝑁2 )
1

• 𝑦1 = 41.60 𝑦2 =27.33 𝑗 ′ 𝑆𝑗=107.13


41.60−27.33
𝑡= =4.15
1 1
107.13(12+37)

• Kesimpulan:
Karena 𝑡 = 4.15 > 𝑡(0.002547) =1.96, maka 𝐻02 ditolak. Jadi kedua profil
populasi berbeda level
3) Menguji Hipotesis Pengaruh Utama p-variable
• Bentuk Hipotesis kepararelan:
𝐻03 ∶ 𝐶 𝜇1 + 𝜇2 = 0
𝐻13 ∶ 𝐶(𝜇1 + 𝜇2 ) ≠ 0
• Tingkat Signifikan:
𝛼 = 0,05
• Daerah Penolakan:
𝐻03 ditolak bila 𝐹 > 𝐹𝛼;𝑝−1,𝑁1 +𝑁2 −𝑝
• Perhitungan
• 𝑇 2 = 𝑁1 + 𝑁2 (𝐶𝑥 ഥ )(𝐶𝑆𝐶′)−1 𝐶 𝑥ҧ
𝑁1 𝑁1
Mencari nilai 𝑥ҧ dengan rumus 𝑥ҧ = 𝑥ҧ + 𝑥ҧ
𝑁1 +𝑁2 1 𝑁1 +𝑁2 2
dengan menggunakan matlab maka diperoleh:

Jadi nilai statistic 𝑇 2 =88.2190

Maka, nilai statistic F adalah:


𝑁1 +𝑁2 −𝑝 12+37−4
𝐹= 𝑇2= 88.2190 = 29.4063333
(𝑁1 +𝑁2 −2)(𝑝−1) 12+37−4 4−1

Kesimpulan
Karena F=29.4063333<F(0.05,3.50)=2.84, maka 𝐻01 ditolak. Jadi,ada pengaruh utama.
Grafik untuk kasus di atas adalah:
• Kesimpulan Akhir
kedua profil yang pararel, menandakan tidak adanya interasi antara populasi
yang diteliti(kelompok yang mempunya faktor kepikunan dan kelompok
normal). Dengan keempat variable penelitian(informasi, kesamaan, aritmatika,
dan penyelesaian gambar). Namun kedua profil berbeda level dan ada pengaruh
utama karena empat variable yang diuji. Perbedaan level kedua profil dapat
dilihat dari nilai rata-rata seluruh variable yang diuji. Kelompok normal(tanpa
faktor kepikunan), mempunyai nilai rata-rata lebuh tinggi disbanding kelompok
dengan faktor kepikunan untuk seluruh variable yang diuji. Secara tegas dapat
disimpulkan bahwa kedua kelompok mempunyai perbedaan level yang
signifikan. Perbedaan kelompok tersebut memberikan pengaruh terhadap
empat variable.
3. Sebuah studi psikologi tentang penyakit jiwa akan meneliti keluarga dengan anak-anak penderita Schizoprenia
yang merupakan suatu reaksi psikotis dengan ciri pengunduran atau pengurungan diri. Penyakit tersebut
menggangu kehidupan emosional dan afeksi. Penderita umumnya mengalami halusinasi, delusi (kesan atau
pandangan yang keliru, biasanya tidak sesuai dengan fakta), tingkah laku negatif, dan kemunduran. Kerusakan
akibat penyakit tersebut adalah kerusakan progresif. (Chaplin, James P. 2006). Dalam penelitian tersebut diambil
dua kelompok sampel. Kelompok pertama adalah 10 anak penderita Schizophrenia dan kelompok kedua adalah 6
anak normal sebagai grup kontrol. Kedua kelompok tersebut diambil berdasarkan status sosial ekonomi dan umur
yang sama
. Berikut ini adalah hasil observasi tersebut dalam 4 variabel M1 ,
M 2 , F1 , dan F2 .
Keluarga Schizophrenia Keluarga Kontrol
M1 M2 F1 F2 M1 M2 F1 F2
30 35 25 33 20 15 26 25

21 41 15 21 11 3 18 19

27 32 25 34 7 2 11 8

35 34 31 36 21 15 24 22

20 37 14 21 15 11 17 13

23 38 19 25 13 12 20 15

28 27 26 30

32 42 29 37

26 36 27 33

29 35 24 32
1

Maka langkah-langkah analisisnya adalah :


 Menguji Hipotesis Keparalelan

• Bentuk hipotesisnya adalah :

. H 01 : Cµ1 = Cµ 2

H11 : Cµ1 ¹ Cµ 2

• Dipilih tingkat signifikasi = 0.05

• Wilayah kritis : H 01 ditolak bila F>F


a ; p-1, N + N - p
 Hitungan :

Dari data di atas, diketahui :

N1 =10 ; N 2 = 6 .
 Kesimpulan :

Karena F = 47.6064 > F (0.05, 3,12)= 3.49 , maka


H 01 ditolak. Jadi grafik profil kedua populasi tidak
paralel, sehingga tidak perlu dilanjutkan pengujian
hipotesis lainnya. Analisis selesai.

Grafik untuk kasus di atas adalah :

Schizophrenia

40
35
30 30,2
Rata - rata

25 27,1 35,7
20 23,5 Keluarga
15 schizophrenia
10 Keluarga Kontrol
5
0
19,33
17
14,5
9,67

M1 M2 F1 F2
Variabel yang di uji
Kesimpulan Akhir :

Grafik kedua profil yang tidak paralel menandakan adanya


interaksi antara dua populasi yang diteliti (Keluarga
Schizophrenia dan Keluarga Kontrol) dengan variabel
yang diuji ( M , M , F , dan F ). Jadi kedua keluarga
1 2 1 2

berbeda profilnya.

Anda mungkin juga menyukai