AWALIA EMIRO
MOH. ISKANDAR MODANGGU
Pokok Bahasan :
Jika grafik profil kedua populasi pararel, maka kemiringan atau gradient grafik profil
kedua populasi tersebut juga sama, sehingga setiap segmen garis kedua populasi sejajar.
Secara grafik dua populasi yang profilnya pararel dapat disajikan dengan grafik yang sejajar
seperti dibawah ini:
Untuk itu bentuk 𝐻0 dan 𝐻1 , untuk pertanyaan pertama yang mengarah ke
kodisi pararelan adalah :
Dalam bentuk matriks dapat ditulis menjadi:
𝐻01 ∶ 𝐶𝜇1 = 𝐶𝜇2
𝐻11 ∶ 𝐶𝜇1 ≠ 𝐶𝜇2
Kondisi Kepararelan
Nilai statistic uji 𝑇 2 untuk kasus dua buah sampel:
2
𝑁1 𝑁2
𝑇 = 𝜇1 − 𝜇2 ′ 𝑆 −1 𝜇1 − 𝜇2
𝑁1 + 𝑁2
Nilai statistic uji 𝑇 2 untuk kondisi kepararelan dirumuskan sebagai berikut:
2
𝑁1 𝑁2
𝑇 = 𝐶(𝑥1 − 𝑥2 ′(𝐶𝑆𝐶′)−1 𝐶(𝑥1 − 𝑥2
𝑁1 + 𝑁2
Nilai statistic F dirumuskan sebagai:
𝑁1 + 𝑁2 − 𝑝
𝐹= 𝑇2
(𝑁1 +𝑁2 − 2)(𝑝 − 1)
Langkah selanjutnya adalah menguji hipotesis dengan aturan penolakan 𝐻01
sebagai berikut:
𝐻01 ditolak bila 𝐹 > 𝐹𝛼;𝑝−1,𝑁1 +𝑁2 −𝑝
Kondisi Kesamaan Level
Kondisi kesamaan level adalah uji t, yang dirumuskan sebagai berikut:
𝑦1 − 𝑦2
𝑡=
σ 𝑦1𝑗 − 𝑦1 2 + σ 𝑦2𝑗 − 𝑦1 2 1 1
( + )
(𝑁1 +𝑁2 − 2) 𝑁1 𝑁2
Nilai statistic t dapat juga disajikan dalam bentuk matriks :
𝑗′(𝑥1 − 𝑥ҧ2 )
𝑡=
1
𝑗 ′ 𝑆𝑗( + 1/𝑁2 )
𝑁1
Aturan untuk penolakan 𝐻02 adalah:
𝐻02 ditolak bila 𝑡 > 𝑡𝑎/2,𝑁1+𝑁2−2
Kondisi Pengaruh Utama p-variable
Nilai statistic uji 𝑇 2 dirumuskan sebagai berikut:
𝑇 2 = 𝑁1 + 𝑁2 (𝐶 𝑥)(𝐶𝑆𝐶′)
ҧ −1 𝐶 𝑥ҧ
Dari data yang berikan, selidikilah kondisi pararel, kesamaan level dan pengaruh p-
variable untuk kedua profil di atas
Analisis:
1) Menguji Hipotesis untuk Kondisi Kepararelan
• Bentuk Hipotesis kepararelan:
𝐻01 ∶ 𝐶𝜇1 = 𝐶𝜇2
𝐻11 ∶ 𝐶𝜇1 ≠ 𝐶𝜇2
• Tingkat Signifikan:
𝛼 = 0,05
• Daerah Penolakan:
𝐻01 ditolak bila 𝐹 > 𝐹𝛼;𝑝−1,𝑁1+𝑁2−𝑝
• Perhitungan
𝑁1 𝑁2
𝑇2 = 𝐶(𝑥1 − 𝑥2 ′(𝐶𝑆𝐶′)−1 𝐶(𝑥1 − 𝑥2
𝑁1 +𝑁2
Diketahui:
𝑁1 =35, 𝑁2 =14, p=2
• Kesimpulan
Karena F=1.9244<F(0.05,1.47)=4.08, maka 𝐻01 diterima. Jadi, grafik kedua profil pararel.
2) Menguji Hipotesis Kesamaan Level
• Bentuk Hipotesis Kesamaan Level
• 𝐻02 ∶ 𝐽′𝜇1 = 𝐽′𝜇2
• 𝐻12 ∶ 𝐽′𝜇1 ≠ 𝐽′𝜇2
• Tingkat Signifikan:
• 𝛼 = 0.05
• Daerah Penolakan:
• 𝐻02 ditolak bila 𝑡 > 𝑡𝑎/2,𝑁1+𝑁2−2
• Perhitungan:
𝑗′(𝑥1 −𝑥ҧ 2 )
• 𝑡= 1
𝑗 ′ 𝑆𝑗(𝑁 +1/𝑁2 )
1
Dengan menggunakan matlab, maka diperoleh:
𝑡 = 0.3192
• Kesimpulan:
Karena 𝑡 = 0.3192 < 𝑡(0.002547) =1.96, maka 𝐻02 diterima. Jadi kedua profil populasi terletak
pada level yang sama.
3) Menguji Hipotesis Pengaruh Utama p-variable
• Bentuk Hipotesis kepararelan:
𝐻03 ∶ 𝐶 𝜇1 + 𝜇2 = 0
𝐻13 ∶ 𝐶(𝜇1 + 𝜇2 ) ≠ 0
• Tingkat Signifikan:
𝛼 = 0,05
• Daerah Penolakan:
𝐻03 ditolak bila 𝐹 > 𝐹𝛼;𝑝−1,𝑁1+𝑁2−𝑝
• Perhitungan
• 𝑇 2 = 𝑁1 + 𝑁2 (𝐶𝑥 ഥ )(𝐶𝑆𝐶′)−1 𝐶 𝑥ҧ
𝑁1 𝑁1
Mencari nilai 𝑥ҧ dengan rumus 𝑥ҧ = 𝑁 𝑥ҧ1 +𝑁 𝑥ҧ2 dengan menggunakan matlab maka diperoleh:
1 +𝑁2 1 +𝑁2
Jadi, nilai F adalah:
𝑁1 +𝑁2 −𝑝 2 34+14−2
𝐹 = (𝑁 𝑇 = (68.6784)=68.6784
1 +𝑁2 −2)(𝑝−1) 34+14−2 2−1
• Kesimpulan
Karena nilai F(68.6784) > F(0.05,1.47)=4.08, maka 𝐻03 diterimaa. Jadi, tidak ada pengaruh utama 2
variable pengamatan.
Grafik untuk kasus di atas adalah:
• Kesimpulan akhir:
Kedua profil yang paralel menandakan tidak adanya interaksi antara
populasi yang ditetili(35 katak jantan dewasa dan 14 katak betina dewasa).
Dengan dua variable pengamatan(panjang tengkorak(x1) dan lebar
tengkorak(x2)). Selain itu kedua profil levelnya sama dan tidak ditemukan
adanya pengaruh utama akibat 2 variable yang di uji. Secara tegas dapat di
sampaikan bahwa katak jantan dan katak betina sukar dibedakan jika dilihat dari
panjang dan lebar tengkoraknya. Karena secara umum ukurannya hamper sama
sehingga tidak ditemukan perbedaan yang signifikan antara keduanya.
2. 49 pria usia lanjut berpartisipasi dalam studi antar cabang ilmu pengetahuan tentang anti
penuaan yang diklasifikasikan menjadi dua grup kategori. Kategori pertama adalah
“Timbulnya faktor kepikunan” dan kategori kedua adalah “Tidak adanya faktor
kepikunan”. Pembagian katgori tersebut didasarkan pada aturan dalam pemeriksaan
intensif penyakit jiwa menggunakan skala WAIS. WAIS telah mencatat seluruh subyek,
dengan pemeriksa yang independen dan meyakinkan, bahwa sub tes memperlihatkan
adanya perbedaan yang nyata antara dua gup kategori. Berikut ini adalah hasil tes yang
disajikan dalam table:
Analisis:
1) Menguji Hipotesis untuk Kondisi Kepararelan
• Bentuk Hipotesis kepararelan:
𝐻01 ∶ 𝐶𝜇1 = 𝐶𝜇2
𝐻11 ∶ 𝐶𝜇1 ≠ 𝐶𝜇2
• Tingkat Signifikan:
𝛼 = 0,05
• Daerah Penolakan:
𝐻01 ditolak bila 𝐹 > 𝐹𝛼;𝑝−1,𝑁1+𝑁2−𝑝
• Perhitungan
𝑁 𝑁
𝑇 2 = 𝑁 1+𝑁2 𝐶(𝑥1 − 𝑥2 ′(𝐶𝑆𝐶′)−1 𝐶(𝑥1 − 𝑥2
1 2
Diketahui:
𝑁1 =12, 𝑁2 =37,
Kesimpulan
Karena F=0.47<F(0.05,1.47)=2.84, maka 𝐻01 diterima. Jadi, grafik kedua profil pararel.
2) Menguji Hipotesis Kesamaan Level
• Bentuk Hipotesis Kesamaan Level
• 𝐻02 ∶ 𝐽′𝜇1 = 𝐽′𝜇2
• 𝐻12 ∶ 𝐽′𝜇1 ≠ 𝐽′𝜇2
• Tingkat Signifikan:
• 𝛼 = 0.05
• Daerah Penolakan:
• 𝐻02 ditolak bila 𝑡 > 𝑡𝑎/2,𝑁1+𝑁2−2
• Perhitungan:
𝑗′(𝑥1 −𝑥ҧ 2 )
• 𝑡= 1
𝑗 ′ 𝑆𝑗(𝑁 +1/𝑁2 )
1
• Kesimpulan:
Karena 𝑡 = 4.15 > 𝑡(0.002547) =1.96, maka 𝐻02 ditolak. Jadi kedua profil
populasi berbeda level
3) Menguji Hipotesis Pengaruh Utama p-variable
• Bentuk Hipotesis kepararelan:
𝐻03 ∶ 𝐶 𝜇1 + 𝜇2 = 0
𝐻13 ∶ 𝐶(𝜇1 + 𝜇2 ) ≠ 0
• Tingkat Signifikan:
𝛼 = 0,05
• Daerah Penolakan:
𝐻03 ditolak bila 𝐹 > 𝐹𝛼;𝑝−1,𝑁1 +𝑁2 −𝑝
• Perhitungan
• 𝑇 2 = 𝑁1 + 𝑁2 (𝐶𝑥 ഥ )(𝐶𝑆𝐶′)−1 𝐶 𝑥ҧ
𝑁1 𝑁1
Mencari nilai 𝑥ҧ dengan rumus 𝑥ҧ = 𝑥ҧ + 𝑥ҧ
𝑁1 +𝑁2 1 𝑁1 +𝑁2 2
dengan menggunakan matlab maka diperoleh:
Kesimpulan
Karena F=29.4063333<F(0.05,3.50)=2.84, maka 𝐻01 ditolak. Jadi,ada pengaruh utama.
Grafik untuk kasus di atas adalah:
• Kesimpulan Akhir
kedua profil yang pararel, menandakan tidak adanya interasi antara populasi
yang diteliti(kelompok yang mempunya faktor kepikunan dan kelompok
normal). Dengan keempat variable penelitian(informasi, kesamaan, aritmatika,
dan penyelesaian gambar). Namun kedua profil berbeda level dan ada pengaruh
utama karena empat variable yang diuji. Perbedaan level kedua profil dapat
dilihat dari nilai rata-rata seluruh variable yang diuji. Kelompok normal(tanpa
faktor kepikunan), mempunyai nilai rata-rata lebuh tinggi disbanding kelompok
dengan faktor kepikunan untuk seluruh variable yang diuji. Secara tegas dapat
disimpulkan bahwa kedua kelompok mempunyai perbedaan level yang
signifikan. Perbedaan kelompok tersebut memberikan pengaruh terhadap
empat variable.
3. Sebuah studi psikologi tentang penyakit jiwa akan meneliti keluarga dengan anak-anak penderita Schizoprenia
yang merupakan suatu reaksi psikotis dengan ciri pengunduran atau pengurungan diri. Penyakit tersebut
menggangu kehidupan emosional dan afeksi. Penderita umumnya mengalami halusinasi, delusi (kesan atau
pandangan yang keliru, biasanya tidak sesuai dengan fakta), tingkah laku negatif, dan kemunduran. Kerusakan
akibat penyakit tersebut adalah kerusakan progresif. (Chaplin, James P. 2006). Dalam penelitian tersebut diambil
dua kelompok sampel. Kelompok pertama adalah 10 anak penderita Schizophrenia dan kelompok kedua adalah 6
anak normal sebagai grup kontrol. Kedua kelompok tersebut diambil berdasarkan status sosial ekonomi dan umur
yang sama
. Berikut ini adalah hasil observasi tersebut dalam 4 variabel M1 ,
M 2 , F1 , dan F2 .
Keluarga Schizophrenia Keluarga Kontrol
M1 M2 F1 F2 M1 M2 F1 F2
30 35 25 33 20 15 26 25
21 41 15 21 11 3 18 19
27 32 25 34 7 2 11 8
35 34 31 36 21 15 24 22
20 37 14 21 15 11 17 13
23 38 19 25 13 12 20 15
28 27 26 30
32 42 29 37
26 36 27 33
29 35 24 32
1
. H 01 : Cµ1 = Cµ 2
H11 : Cµ1 ¹ Cµ 2
N1 =10 ; N 2 = 6 .
Kesimpulan :
Schizophrenia
40
35
30 30,2
Rata - rata
25 27,1 35,7
20 23,5 Keluarga
15 schizophrenia
10 Keluarga Kontrol
5
0
19,33
17
14,5
9,67
M1 M2 F1 F2
Variabel yang di uji
Kesimpulan Akhir :
berbeda profilnya.