Anda di halaman 1dari 11

6.

MENGUJI PROPORSI : UJI DUA PIHAK

Misalkan kita mempunyai populasi binom dengan proporsi peristiwa 𝐴 = 𝜋. Berdasarkan sebuah
sampel acak yang diambil dari populasi itu, akan diuji mengenai uji dua pihak :

𝐻0 : 𝜋 = 𝜋0
{
𝐻1 : 𝜋 ≠ 𝜋0

Dengan 𝜋0 sebuah harga yang diketahui. Dari sampel yang berukuran n itu kita hitung proporsi
sampel 𝑥⁄𝑛 adanya peristiwa A. dengan menggunakan pendekatan oleh distribusi normal, maka
untuk pengujian ini digunakan statistic z yang rumusnya :

𝑥⁄
𝑛−𝜋0
XII(3)……… 𝑧 =
√𝜋0 (1−𝜋0 )/𝑛

Kriteria untuk pengujian ini, dengan taraf nyata 𝛼 adalah : terima 𝐻0 jika −𝑧1/2(1−𝛼) < 𝑧 <
𝑧1/2(1−𝛼) , dimana 𝑧1/2(1−𝛼) didapat dari daftar normal baku dengan peluang 1/2(1 − 𝛼). Dalam
hal lainnya, hipotesis 𝐻0 ditolak.

Contoh:

kita ingin menguji bahwa distribusi jenis kelamin laki-laki dan jenis kelamin perempuan adalah
sama. Sebuah sampel acak terdiri atas 4800 orang mengandung 2458 laki-laki dalam taraf nyata
0,05, betulkah distribusi kedua jenis kelamin itu sama?

Jawab:

Jika 𝜋 = peluang terdapatnya laki-laki, maka akan diuji pasangan hipotesis :

1
𝐻0 : 𝜋 = 2
{ 1
𝐻1 : 𝜋 ≠ 2

Dari rumus XII(3) dengan 𝑥 = 2458, 𝑛 = 4800 dan 𝜋0 = 1/2, didapat,

2458⁄
4800 − 0,5
𝑧= = 1,68
√(0,5)(0,5)/4800
Angka z dari daftar normal baku dengan 𝛼 = 0,05 adalah 1,96. Jadi kriteria pengujian yang
dipakai adalah : terima 𝐻0 jika z hitung terletak antara -1,96 dan 1,96; sedangkan dalam hal
lainnya 𝐻0 ditolak. Harga 𝑧 = 1,68 ada pada daerah penerimaan 𝐻0 sehingga 𝐻0 diterima.

Kesimpulan : peluang adanya laki-laki dan perempuan sama besar.

7. MENGUJI PROPORSI : UJI SATU PIHAK

Jika yang diuji dari populasi binom itu terbentuk :

𝐻0 : 𝜋 = 𝜋0
{
𝐻1 : 𝜋 > 𝜋0

Maka pengujian demikian merupakan uji pihak kanan. Untuk inipun, statistic yang digunakan
masih statistic z seperti tertera dalam rumus XII(3). Yang berbeda adalah dalam penentuan
kriteria pengujiannya. Dalam hal ini, tolak 𝐻0 jika 𝑧 ≥ 𝑧0,5−𝛼 , di mana 𝑧0,5−𝛼 didapat dari daftar
normal baku dengan peluang (0,5 − 𝛼). Untuk < 𝑧0,5−𝛼 , hipotesis 𝐻0 diterima.

Contoh:

Seorang pejabat mengatakan bahwa paling banyak 60% anggota masyarakat termasuk golongan
A. sebuah sampel acak telah diambil yang terdiri atas 8500 orang dan ternyata 5426 termasuk
golongan A. apabila 𝛼 = 0,01, benarkah pernyataan tersebut?

Jawab:

𝐻0 : 𝜋 = 0,6
Yang akan diuji ialah {
𝐻1 : 𝜋 > 0,6

Untuk rumus XII(3), kita gunakan harga-harga 𝑥 = 5426, 𝑛 = 8500,𝜋 = 0,6 dan (1 − 𝜋) =
0,4. Maka diperoleh

5426
− 0,6
𝑧= 8500 = 2,79
√(0,6)(0,4)/8500
Dengan taraf nyata 𝛼 = 0,01 dari daftar normal baku memberikan 𝑧0,49 = 2,33. Harga z hitung
= 2,79 lebih besar dari z daftar = 2,33. Maka 𝐻0 ditolak dan uji sangat berarti. Ini mengatakan
bahwa presentase anggota masyarakat golongan A sudah melampaui 60%.

Untuk uji pihak kiri, maka pasangan hipotesis nol dan tandingannya adalah :

𝐻0 : 𝜋 = 𝜋0
{
𝐻1 : 𝜋 < 𝜋0

Disinipun, statistic yang digunakan masih statistic z seperti dalam rumus XII(3). Kriteria
pengujian adalah : tolak 𝐻0 jika 𝑧 ≤ −𝑧0,5−𝛼 diamana 𝑧0,5−𝛼 didapat dari daftar normal baku
dengan peluang (0,5 − 𝛼). Dalam hal lainnya 𝐻0 diterima.

Contoh :

𝐻0 : 𝜋 = 0,3
Akan diuji {
𝐻1 : 𝜋 < 0,3

Sampel acak berukuran 𝑛 = 425 memberikan 𝑥⁄𝑛 = 0,28. Bagaimana hasil pengujian dengan
𝛼 = 0,05?

Jawab:

Dari rumus XII(3) didapat

0,28 − 0,3
𝑧= = −0,90
√(0,3)(0,7)/425

Dari daftar normal baku dengan 𝛼 = 0,05 didapat 𝑧0,45 = 1,64. Untuk uji pihak kiri, maka tolak
𝐻0 jika z hitung ≤ −1,64 dan terima 𝐻0 dalam hal lainnya. Jelas bahwa z hitung = −0,90 ada
pada daerah penerimaan 𝐻0 . jadi 𝐻0 : 𝜋 = 0,3 diterima pada taraf nyata 0,05. Pengujian tak
berarti.

8. MENGUJI VARIANS 𝜎 2

Ketika menguji rata-rata 𝜇 untuk populasi normal, didapat hal dimana simpangan baku 𝜎
diketahui (lihat bagian 4). Harga yang diketahui ini umumnya didapat dari pengalaman dan
untuk menentukan besarnya perlu diadakan pengujian. Untuk ini, kita misalkan populasi
berdistribusi normal dengan varians 𝜎 2 dan daripadanya diambil sebuah sampel acak berukuran
∑(𝑥𝑖 −𝑥)2
n. varians sampel yang besarnya 𝑠 2 dihitung dengan rumus 𝑠 2 = atau rumus 𝑠 2 =
𝑛−1
𝑛 ∑ 𝑥𝑖 2 −(∑ 𝑥𝑖) 2
𝑛(𝑛−1)

Kita bedakan dua hal berikut :

Hal A). uji dua pihak

Untuk ini pasangan 𝐻0 dan 𝐻1 adalah :

𝐻0 : 𝜎 2 = 𝜎02
{
𝐻1 : 𝜎 2 ≠ 𝜎02

Untuk pengujian ini dipakai statistic chi-kuadrat.

(𝑛−1)𝑠2
XII(4)………. 𝑥 2 = 𝜎02

Jika dalam pengujian dipakai taraf nyata 𝛼, maka kriteria pengujian adalah : terima 𝐻0 jika
𝑥12⁄ 2
< 𝑥 2 < 𝑥1− 1⁄ dimana 𝑥12⁄ 2
dan 𝑥1− 1⁄ didapat dari daftar distribusi chi-kuadrat
2𝛼 2𝛼 2𝛼 2𝛼

dengan 𝑑𝑘 = (𝑛 − 1) dan masing-masing dengan peluang 1⁄2 𝛼 dan 1 − 1⁄2 𝛼. Dalam hal
lainnya 𝐻0 ditolak.

Hal B) uji satu pihak

Dalam kenyataannya sanagt sering dikehendaki adanya varians yang berharga kecil. Untuk ini
pengujian diperlukan dan akan merupakan uji pihak kanan :

𝐻0 : 𝜎 2 = 𝜎02
{
𝐻1 : 𝜎 2 > 𝜎02

Statistik yang digunakan masih tetap 𝑥 2 seperti dalam rumus XII (4). Kriteria pengujian dalam
2 2
hal ini adalah : tolak 𝐻0 jika 𝑥 2 ≥ 𝑥1−𝛼 , dimana 𝑥1−𝛼 , didapat dari daftar chi- kuadrat dengan
𝑑𝑘 = (𝑛 − 1) dan peluang (1 − 𝛼). Dalam hal lainnya, 𝐻0 diterima. Jika hipotesis nol dan
tandingannya menyebabkan uji pihak kiri, yakni pasangan :
𝐻0 : 𝜎 2 = 𝜎02
{
𝐻1 : 𝜎 2 < 𝜎02

Maka hal yang sebaliknya akan terjadi mengenai kriteria pengujian, yaitu tolak 𝐻0 jika 𝑥 2 ≤ 𝑥𝛼2
dimana 𝑥𝛼2 didapat dari daftar chi-kuadrat dengan 𝑑𝑘 = (𝑛 − 1) dan peluang 𝛼 sedangkan
statistik 𝑥 2 tetap dihitung oleh rumus XII(4).

9. MENGUJI KESAMAAN DUA RATA-RATA : UJI DUA PIHAK

Banyak penelitian yang memerlukan perbandingan antara dua keadaan atau tepatnya dua
populasi. Misalnya membandingkan dua cara mengajar, dua cara produksi, daya sembuh dua
macam obat dan lain sebagainya.

Misalkan kita mempunyai dua populasi normal masing-masing denga rata-rata 𝜇1 dan 𝜇2
sedangkan simpangan bakunya 𝜎1 dan 𝜎2 . Secara independen dari populasi kesatu diambil se
uah sampel acak berukuran 𝑛1 sedangkan dari populasi kedua seebuah sampel acak berukuran
𝑛2 . Dari kedua sampel ini berturut-turut didapat 𝑥̅1 , 𝑠1 dan 𝑥̅2 , 𝑠2. Akan diuji tentang rata-rata
𝜇1 dan 𝜇2 .

Pasangan hipotesis nol dan tandingannya yang akan diuji adalah :

𝐻0 : 𝜇1 = 𝜇2
{
𝐻1 : 𝜇1 ≠ 𝜇2

Untuk ini kita bedakan hal-hal berikut :

Hal A). 𝜎1 = 𝜎2 = 𝜎 dan 𝜎 diketahui

Statistik yang digunakan jika 𝐻0 benar, adalah :

𝑥̅1 − 𝑥̅2
XII(5)……….. 𝑧=
1 1
𝜎√𝑛 + 𝑛
1 2
Dengan taraf nyata 𝛼, maka kriteria pengujian adalah : terima 𝐻0 jika −𝑧1/2(1−𝛼) < 𝑧 <
𝑧1/2(1−𝛼) , dimana 𝑧1/2(1−𝛼) didapat dari daftar normal baku dengan peluang 1/2(1 − 𝛼). Dalam
hal lainnya 𝐻0 ditolak.

Hal B). 𝜎1 = 𝜎2 = 𝜎 tetapi 𝜎 tidak diketahui

Jarang sekali 𝜎1 dan 𝜎2 diketahui besar nya. Jika 𝐻0 benar dan 𝜎1 = 𝜎2 = 𝜎 sedangkan 𝜎 tidak
diketahui harganya, statistic yang digunakan adalah

𝑥̅1 − 𝑥̅2
𝑡=
XII(6)………… 1 1
𝑠 √𝑛 + 𝑛
1 2

Dengan

(𝑛1 − 1)𝑠12 + (𝑛2 − 1)𝑠12


𝑠2 =
XII(7)………… 𝑛1 + 𝑛2 − 2

Menurut teori distribusi sampling, maka statistic t diatas berdistribusi Student dengan
𝑑𝑘 = (𝑛1 + 𝑛2 − 2). Kriteria pengujian adalah : terima 𝐻0 jika −𝑡1−1⁄ < 𝑡 < 𝑡1−1⁄ ,
2𝛼 2𝛼

dimana 𝑡1−1⁄ didapat dari daftar distribusi t dengan 𝑑𝑘 = (𝑛1 + 𝑛2 − 2) dan peluang
2𝛼

(1 − 1⁄2 𝛼). Untuk harga-harga t lainnya 𝐻0 ditolak.

Hal C). 𝜎1 ≠ 𝜎2 dan kedua-duanya tidak diketahui

Jika kedua simpangan baku tidak sama tetapi kedua populasi berdistribusi normal, hingga
sekarang belum ada statistik yang tepat yang dapat digunakan. Pendekatan yang cukup
memuaskan adalah dengan menggunakan statistik 𝑡 ′ sebagai berikut :
𝑥̅ 1 − 𝑥̅ 2
𝑡′ =
XII(8)………. 2 2
√(𝑠1⁄𝑛1 ) + (𝑠2⁄𝑛2 )

Kriteria pengujian adalah : terima hipotesis 𝐻0 jika

𝑤1 𝑡1 + 𝑤2 𝑡2 𝑤1 𝑡1 + 𝑤2 𝑡2
− < 𝑡′ <
𝑤1 + 𝑤2 𝑤1 + 𝑤2

𝑠12⁄ 𝑠22⁄
Dengan : 𝑤1 = 𝑛1 ; 𝑤2 = 𝑛2

𝑡1 = 𝑡(1−1⁄ dan
2𝛼),(𝑛1 −1)

𝑡2 = 𝑡(1−1⁄
2𝛼),(𝑛2 −1)

𝑡𝛽, m didapat dari daftar distribusi Student dengan peluang 𝛽 dan 𝑑𝑘 = 𝑚. Untuk harga-harga t
lainnya, 𝐻0 ditolak.

Hal D). Observasi berpasangan

Untuk observasi berpasangan, lihat Bab XI Bagian 7C, kita dapat ambil 𝜇𝐵 = 𝜇1 − 𝜇2.
Hipotesis nol dan tandingannya adalah :

𝐻0 : 𝜇𝐵 = 0
{
𝐻1 : 𝜇𝐵 ≠ 0

Jika 𝐵1 = 𝑥1 − 𝑦1, 𝐵2 = 𝑥2 − 𝑦2, . . . , 𝐵𝑛 = 𝑥𝑛 − 𝑦𝑛, maka data 𝐵1 , 𝐵2 , . . . , 𝐵𝑛


menghasilkan rata-rata 𝐵̅ dan simpangan baku 𝑠𝐵 . Untuk pengujian hipotesis, gunakan statistik :

XII(9)……….. 𝐵̅
𝑡= 𝑠
𝐵

√𝑛
Dan terima 𝐻0 jika −𝑡1−1⁄ < 𝑡 < 𝑡1−1⁄ dimana 𝑡1−1⁄ didapat dari daftar distribusi t
2𝛼 2𝛼 2𝛼

dengan peluang (1 − 1⁄2 𝛼) dan 𝑑𝑘 = (𝑛 − 1). Dalam hal lainnya 𝐻0 ditolak.

10. MENGUJI KESAMAAN DUA RATA-RATA : UJI SATU PIHAK

Sebgaimana dalam uji dua pihak, untuk uji satu pihak pun dimisalkan bahwa kedua populasi
berdistribusi normal dengan rata-rata 𝜇1 dan 𝜇2 dan simpangan baku 𝜎1 dan 𝜎2 . Karena umumnya
besar 𝜎1 dan 𝜎2 tidak diketahui , maka disini akan ditinjau hal-hal tersebut untuk keadaan 𝜎1 =
𝜎2 atau 𝜎1 ≠ 𝜎2 .

Hal A). Uju pihak kanan

𝐻0 : 𝜇1 = 𝜇2
Yang diuji adalah {
𝐻1 : 𝜇1 > 𝜇2

Dalam hal 𝜎1 = 𝜎2 , maka statistic yang digunakan ialah statistic t seperti dalam rumus XII(6)
dengan 𝑠 2 seperti dalam rumus XII(7). Kriteria pengujian yang berlaku iaalah : terima 𝐻0 jika
𝑡 < 𝑡1−𝛼 dan tolak 𝐻0 jika t mempunyai hargaharga lain. Derajat kebebasan untuk daftar
distribusi t ialah (𝑛1 + 𝑛2 − 2) dengan peluang (1 − 𝛼). Jika 𝜎1 ≠ 𝜎2 , maka statistic yang
digunakan adalah statistik 𝑡′ seperti dalam Rumus XII(8). Dalam hal ini, kriteria pengujian
adalah : tolak hipotesis 𝐻0 jika

𝑤1 𝑡1 + 𝑤2 𝑡2
𝑡′ ≥
𝑤1 + 𝑤2

𝑠12⁄ 𝑠22⁄
Dan terima 𝐻0 jika terjadi sebaliknya, dengan 𝑤1 = 𝑛1 , 𝑤2 = 𝑛2 , 𝑡1 = 𝑡(1−𝛼),(𝑛1 −1) dan
𝑡2 = 𝑡(1−𝛼),(𝑛2 −1) . Peluang untuk penggunaan daftar distribusi t ialah (1 − 𝛼) sedangkan dk-nya
masing-masing (𝑛1 − 1) dan (𝑛2 − 1).

Untuk observasi berpasangan, pasangan hipotesis nol 𝐻0 dan hipotesis tandingan 𝐻1


untuk uji pihak kanan adalah :
𝐻0 ∶ 𝜇𝐵 = 0

𝐻1 ∶ 𝜇𝐵 > 0

Statistik yang digunakan masih statistik t dalam Rumus XII(9) dan tolak 𝐻0 jika 𝑡 ≥ 𝑡1−𝛼
dimana 𝑡1−𝛼 didapat dari daftar distribusi Student dengan 𝑑𝑘 = (𝑛 − 1) dan peluang (1 − 𝛼).

Hal B). Uji pihak kiri

Perumusan hipotesis 𝐻0 dan hipotesis tandingan 𝐻1 untuk uji pihak kiri adalah :

𝐻0 : 𝜇1 = 𝜇2
{
𝐻1 : 𝜇1 < 𝜇2

Langkah-langkah yang ditempuh dalam hal ini sejalan dengan yang dilakukan untuk uji
pihak kanan.

Jika 𝜎1 = 𝜎2 , kedua-duanya nilainya tak diketahui, maka digunakan statistic t dalam


Rumus XII(6). Kriteria pengujian adalah : tolak 𝐻0 jika 𝑡 ≤ −𝑡1−𝛼 dimana 𝑡1−𝛼 didapat dari
daftar distribusi t dengan 𝑑𝑘 = (𝑛1 + 𝑛2 − 2) dan peluang (1 − 𝛼). Untuk harga-harga t
lainnya , 𝐻0 diterima.

Jika 𝜎1 ≠ 𝜎2 , maka yang digunakan adalah statistik t dalam Rumus XII(8) dan tolak 𝐻0
untuk

−(𝑤1 𝑡1 + 𝑤2 𝑡2 )
𝑡′ ≤
𝑤1 + 𝑤2

Dimana 𝑤1, 𝑤2, 𝑡1, dan 𝑡2 semuanya seperti telah diuraikan dimuka. Jika t lebih besar dari harga
tersebut, maka 𝐻0 diterima.

Untuk observasi berpasangan, hipotesis 𝐻0 dan tandingan yang akan diji adalah :

𝐻0 : 𝜇1 = 𝜇2
{
𝐻1 : 𝜇1 < 𝜇2
Statistik yang digunakan ialah statistik t dalam Rumus XII(9) dan tolak 𝐻0 jika 𝑡 ≤
−𝑡(1−𝛼),(𝑛1 −1) dan terima 𝐻0 untuk 𝑡 > −𝑡(1−𝛼),(𝑛1 −1).

11. MENGUJI KESAMAAN DUA PROPORSI : UJI DUA PIHAK

Misalkan sekarang kita mempunyai dua populasi binom yang didalamnya masing-masing
didapat proporsi peristiwa A sebesar 𝜋1 dan 𝜋2 . Dari populasi kesatu diambil sebuah sampel
𝑥
acak berukuran 𝑛1 dan didalamnya terdapat proporsi peristiwa A sebesar 1⁄𝑛1 . Dari populasi
𝑥
kedua angka-angka tersebut berturut-turut adalah 𝑛2 dan 2⁄𝑛2 . Kedua sampel diambil secara
independen. Akan diuji hipotesis :

𝐻0 : 𝜋1 = 𝜋2
{
𝐻1 : 𝜋1 ≠ 𝜋2

Untuk ini digunakan pendekatan oleh distribusi normal denga statistik :

XII(10)……….. 𝑥 𝑥
( 1⁄𝑛1 ) − ( 2⁄𝑛2 )
𝑧=
√𝑝𝑞 {(1⁄𝑛 ) + (1⁄𝑛 )}
1 2

𝑥 +𝑥
Dengan 𝑝 = 𝑛1 +𝑛2 dan 𝑞 = 1 − 𝑝
1 2

Jika dalam pengujian ini digunakan taraf nyata 𝛼, maka kriteria pengujian adalah :
Terima 𝐻0 untuk −𝑧1⁄ < 𝑧 < 𝑧1/2(1−𝛼) , dan tolak 𝐻0 untuk haga-harga z lainnya.
2(1−𝛼)

Seperti biasa, 𝑧1/2(1−𝛼) didapat dari daftar distribusi normal baku dengan peluang
1⁄ (1 − 𝛼).
2

12. MENGUJI KESAMAAN DUA PROPORSI : UJI SATU PIHAK

Untuk uji pihak kanan, maka pasangan hipotesisnya adalah :


𝐻0 : 𝜋1 = 𝜋2
{
𝐻1 : 𝜋1 > 𝜋2

Statistik yang digunakan masih berdasarkan pendekatan oleh distribusi normal, jadi
digunakan statistik z dalam Rumus XII(10). Dalam hal ni tolak 𝐻0 jika 𝑧 ≥ 𝑧0,5−𝛼 dan terima 𝐻0
untuk 𝑧 < 𝑧0,5−𝛼 , dengan 𝛼 = taraf nyata.

Apabila uji pihak kiri, maka hipotesis nol 𝐻0 dan tandingannya 𝐻1 berbentuk

𝐻0 : 𝜋1 = 𝜋2
{
𝐻1 : 𝜋1 < 𝜋2

Dengan statistik yang sama seperti diatas, tolak 𝐻0 untuk 𝑧 ≤ −𝑧0,5−𝛼 dan terima 𝐻0 jika
𝑧 > 𝑧0,5−𝛼 . Untuk kedua-duanya 𝑧0,5−𝛼 didapat dari vdaftar distribusi normal baku dengan
peluang (0,5 − 𝛼).

Anda mungkin juga menyukai