Anda di halaman 1dari 26

UJI HIPOTESIS KOMPARATIF

Pendahuluan
Mahasiswa yang bersamangat.
Selamat mengikuti kegiatan belajar materi Uji Hipotesis Komparatif. Pada
kegiatan belajar 9 ini, saudara akan mengkaji teori pengujian hipotesis
komparatif dan praktek perhitungan pengujian hipotesis komparatif secara
manual dan menggunakan aplikasi SPSS. Pada modul ini juga disajikan
beberapa contoh soal penerapan materi dan beberapa tantangan bisa
saudara diskusikan secara bersama melalui Forum Diskusi Kelompok dan
Forum Dikusi Klasikal yang tersedia di ELENA.
Setelah mempelajari materi kegiatan ini, saudara dapat dapat mengerjakan
tes formatif yang tersedia pada bagian akhir di modul ini. Untuk dapat
mencapai tujuan kegiatan pembelajaran, saudara dapat mengerjakan tugas
yang telah disajikan. Selanjutnya kami ucapkan selamat belajar, semoga
saudara sukses mampu mengimplementaskan pengetahuan yang
diberikan dalam kegiatan belajar ini sehingga dapat tercapai capaian
pembelajaran mata kuliah statistika dasar yang mengharapkan saudara
menjadi calon ilmuan di bidang ilmu lingkungan, kefarmasian, atau calon
pendidik matematika yang terampil dan profesional.

Tujuan Kegiatan Pembelajaran


Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar ini diharapkan
mahasiswa mampu memenuhi tujuan pembelajaran sebagai berikut.
a. Mahasiswa mampu memahami teori pengujian hipotesis komparatif.
b. Mahasiswa terampil melakukan perhitungan uji hipotesis komparatif
secara manual dan menggunakan SPSS.
c. Mahasiswa mampu mengambil simpulan berdasarkan hasil
perhitungan uji hipotesis komparatif.

Uraian Materi
Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai suatu hal yang dibuat
untuk menjelaskan suatu hal dengan melakukan pengecekan secara
matematis. Uji Hipotesis Komparatif adalah salah satu pengujian hipotesis
yang sering digunakan dalam berbagai bidang disiplin ilmu, salah satunya
adalah bidang pendidikan. Macam-macam Uji Hipotesis Komparatif.
1. Uji Hipotesis Rata-rata
2. Uji Hipotesis Proporsi
3. Uji Hipotesis Varians

Untuk mengetahui lebih lanjut ketiga uji hipotesis tersebut, maka simak
materi berikut.

1
Uji Hipotesis Rata-rata
Uji hipotesis rata-rata terdiri dari uji rata-rata dan uji kesamaan dua rata-rata
yang masing-masing meliputi uji dua pihak dan uji satu pihak. Uji rata-rata
bertujuan untuk mengetahui apakah sampel yang akan diuji memiliki nilai
rata-rata yang sama terhadap suatu nilai, sedangkan uji kesamaan dua
rata-rata bertujuan untuk mengetahui apakah dua sampel memiliki nilai
rata-rata yang sama.

Uji Rata-rata
Langkah-langkah pada Uji Rata-rata Dua Pihak adalah sebagai berikut.
1. Menentukan hipotesis
𝐻0 : 𝜇 = 𝜇0
𝐻1 : 𝜇 ≠ 𝜇0
2. Menentukan taraf signifikan (𝛼)
3. Menentukan kriteria pengujian
Pengujian Rata-rata Dua Pihak ada dua cara, yaitu sebagai berikut.
Cara 1: 𝜎 diketahui
Terima 𝐻0 jika −𝑧1(1−𝛼) < 𝑧 < 𝑧1(1−𝛼)
2 2
Cara 2: 𝜎 tidak diketahui
Terima 𝐻0 jika −𝑡(1−1𝛼);(𝑛−1) < 𝑡 < 𝑡(1−1𝛼);(𝑛−1)
2 2
4. Melakukan perhitungan statistik
Untuk melakukan perhitungan statistik Uji Rata-rata Dua Pihak ada
dua cara, yaitu sebagai berikut.
Cara 1: 𝜎 diketahui
Rumus 𝑧
𝑥̅ − 𝜇0
𝑧= 𝜎
√𝑛
Cara 2: 𝜎 tidak diketahui
Rumus 𝑡
𝑥̅ − 𝜇0
𝑡= 𝑠
√𝑛
5. Membuat simpulan berdasarkan.

Langkah-langkah pada Uji Rata-rata Pihak Kanan adalah sebagai berikut.


1. Menentukan hipotesis
𝐻0 : 𝜇 ≤ 𝜇0
𝐻1 : 𝜇 > 𝜇0
2. Menentukan taraf signifikan (𝛼)
3. Menentukan kriteria pengujian
Pengujian Rata-rata Pihak Kanan ada dua cara, yaitu sebagai berikut.

2
Cara 1: 𝜎 diketahui
Tolak 𝐻0 jika 𝑧 ≥ 𝑧(1−𝛼)
2
Cara 2: 𝜎 tidak diketahui
Tolak 𝐻0 jika 𝑡 ≥ 𝑡(1−𝛼);(𝑛−1)
4. Melakukan perhitungan statistik
Untuk melakukan perhitungan statistik Uji Rata-rata Pihak Kanan ada
dua cara, yaitu sebagai berikut.
Cara 1: 𝜎 diketahui
Rumus 𝑧
𝑥̅ − 𝜇0
𝑧= 𝜎
√𝑛
Cara 2: 𝜎 tidak diketahui
Rumus 𝑡
𝑥̅ − 𝜇0
𝑡= 𝑠
√𝑛
5. Membuat simpulan berdasarkan.

Langkah-langkah pada Uji Rata-rata Pihak Kanan adalah sebagai berikut.


1. Menentukan hipotesis
𝐻0 : 𝜇 ≥ 𝜇0
𝐻1 : 𝜇 < 𝜇0
2. Menentukan taraf signifikan (𝛼)
3. Menentukan kriteria pengujian
Pengujian Rata-rata Pihak Kanan ada dua cara, yaitu sebagai berikut.
Cara 1: 𝜎 diketahui
Tolak 𝐻0 jika 𝑧 ≤ −𝑧(1−𝛼)
2
Cara 2: 𝜎 tidak diketahui
Tolak 𝐻0 jika 𝑡 ≤ −𝑡(1−𝛼);(𝑛−1)
4. Melakukan perhitungan statistik
Untuk melakukan perhitungan statistik Uji Rata-rata Pihak Kanan ada
dua cara, yaitu sebagai berikut.
Cara 1: 𝜎 diketahui
Rumus 𝑧
𝑥̅ − 𝜇0
𝑧= 𝜎
√𝑛
Cara 2: 𝜎 tidak diketahui
Rumus 𝑡
𝑥̅ − 𝜇0
𝑡= 𝑠
√𝑛

3
5. Membuat simpulan berdasarkan.

Untuk memahami materi tersebut, mari kita simak contoh berikut.

Contoh 1
Pengusaha lampu pijar A mengatakan bahwa lampunya bisa tahan pakai
sekitar 800 jam. Namun timbul dugaan bahwa masa pakai lampu tersebut
telah berubah, maka dilakukan pengujian terhadap 50 lampu untuk
menentukan hal ini. Ternyata diperoleh rata-ratanya 792 jam. Berdasarkan
pengalaman diketahui simpangan baku masa hidup lampu 60 jam.
Selidikilah dengan menggunakan kepercayaan 95% apakah kualitas lampu
telah berubah atau belum.

Penyelesaian:
Bentuk Hipotesis.
𝐻0 : 𝜇 = 800 Rata-rata sampel sama dengan 800
𝐻1 : 𝜇 ≠ 800 Rata-rata sampel tidak sama dengan 800

Formulasi Rancangan Analisis


Taraf kesalahan 5%

Kriteria Penerimaan 𝐻0
Oleh karena 𝜎 diketahui, maka
Terima 𝐻0 jika −𝑧1(1−𝛼) < 𝑧 < 𝑧1(1−𝛼)
2 2
⟺ −𝑧1(1−0,05) < 𝑧 < 𝑧1(1−0,05)
2 2
⟺ −𝑧(0,475) < 𝑧 < 𝑧(0,475)
⟺ −1,96 < 𝑧 < 1,96

Statistik Hitung
Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai 𝑥̅ , 𝑠 dan 𝑡 sebagai berikut.
𝑥̅ = 792; 𝜎 = 60; 𝑛 = 50
𝑥̅ − 𝜇0 792 − 800
𝑡= 𝜎 = = −0,94.
60
√𝑛 √50

Simpulan
Oleh karena −1,96 < −0,94 = 𝑧 < 1,96
Maka 𝐻0 diterima
Jadi 𝜇 = 800
Artinya dalam taraf signifikansi 5%, hasil penelitian menunjukkan bahwa
masa pakai lampu berubah yaitu masih 800 jam.

4
Contoh 2
Diketahui data nilai ujian tengah semester mahasiswa D3 Statistika
Terapan dan Komputasi sebagai berikut.
Data Nilai Mid Semester Mahasiswa D3 Staterkom
74 54 87 80
93 68 98 88
97 93 0 96
98 97 93 90
83 73 89 68
56 96 96 94
31 93 90 53
100 88 100 0

Dengan asumsi data berdistribusi normal, ujilah.


a. Apakah data tersebut memiliki rata-rata sama dengan 80.
b. Apakah data tersebut memiliki rata-rata lebih dari 80.

Penyelesaian Masalah a:
Bentuk Hipotesis.
𝐻0 : 𝜇 = 80 Rata-rata sampel sama dengan 80
𝐻1 : 𝜇 ≠ 80 Rata-rata sampel tidak sama dengan 80

Formulasi Rancangan Analisis


Taraf kesalahan 5%

Kriteria Penerimaan 𝐻0
Oleh karena 𝜎 tidak diketahui, maka
Terima 𝐻0 jika −𝑡(1−1𝛼);(𝑛−1) < 𝑡 < 𝑡(1−1𝛼);(𝑛−1)
2 2
⟺ −𝑡(1−1×0,05);(32−1) < 𝑡 < 𝑡(1−1×0,05);(32−1)
2 2
⟺ −𝑡(0,975);(31) < 𝑡 < 𝑡(0,975);(31)
⟺ −2,04 < 𝑡 < 2,04

Statistik Hitung
Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai 𝑥̅ , 𝑠 dan 𝑡 sebagai berikut.
𝑥̅ = 78,63; 𝑠 = 26,41;
𝑥̅ − 𝜇0 78,63 − 80
𝑡= 𝑠 = = −0,295.
26,41
√𝑛 √32

Simpulan
Oleh karena −2,04 < −0,295 = 𝑡 < 2,04
Maka 𝐻0 diterima

5
Jadi pernyataan nilai ujian tengah semester mahasiswa D3 Statistika
Terapan dan Komputasi memiliki rata-rata sama dengan 80 dapat
dibenarkan.

Penyelesaian Masalah b
Bentuk Hipotesis.
𝐻0 : 𝜇 ≤ 80 Rata-rata sampel kurang dari atau sama dengan 80
𝐻1 : 𝜇 > 80 Rata-rata sampel lebih dari 80

Formulasi Rancangan Analisis


Taraf kesalahan 5%

Kriteria Penerimaan 𝐻0
Oleh karena 𝜎 tidak diketahui, maka
Tolak 𝐻0 jika 𝑡 ≥ 𝑡(1−𝛼);(𝑛−1) ⟺ 𝑡 ≥ 𝑡(1−0,05);(32−1)
⟺ 𝑡 ≥ 𝑡(0,95);(31)
⟺ 𝑡 ≥ 1,70

Statistik Hitung
Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai 𝑥̅ , 𝑠 dan 𝑡 sebagai berikut.
𝑥̅ = 78,63; 𝑠 = 26,41;
𝑥̅ − 𝜇0 78,63 − 80
𝑡= 𝑠 = = −0,295.
26,41
√𝑛 √32

Simpulan
Oleh karena −0,299 < 1,70
Maka 𝐻0 diterima
Jadi pernyataan nilai ujian tengah semester mahasiswa D3 Statistika
Terapan dan Komputasi memiliki rata-rata lebih dari 80 tidak dapat
dibenarkan.
Dengan kata lain, nilai ujian tengah semester mahasiswa D3 Statistika
Terapan dan Komputasi memiliki rata-rata kurang dari atau sama dengan
80.

Uji Kesamaan Rata-rata


Langkah-langkah pada Uji Kesamaan Rata-rata Dua Pihak adalah sebagai
berikut.
1. Menentukan hipotesis
𝐻0 : 𝜇1 = 𝜇2
𝐻1 : 𝜇1 ≠ 𝜇2
2. Menentukan taraf signifikan (𝛼)
3. Menentukan kriteria pengujian
6
Pengujian Kesamaan Rata-rata Dua Pihak ada dua cara, yaitu
sebagai berikut.
Cara 1: 𝜎1 = 𝜎2 = 𝜎 dan 𝜎 diketahui
Terima 𝐻0 jika −𝑧1(1−𝛼) < 𝑧 < 𝑧1(1−𝛼)
2 2
Cara 2: 𝜎1 = 𝜎2 = 𝜎 dan 𝜎 tidak diketahui
Terima 𝐻0 jika −𝑡(1−1𝛼);(𝑛 +𝑛 −2) < 𝑡 < 𝑡(1−1𝛼);(𝑛
2 1 2 2 1 +𝑛2 −2)

Cara 3: 𝜎1 ≠ 𝜎2 dan 𝜎 tidak diketahui


𝑤1 𝑡2 +𝑤2 𝑡2 𝑤1 𝑡2 +𝑤2 𝑡2
Terima 𝐻0 jika − < 𝑡′ <
𝑤1 +𝑤2 𝑤1 +𝑤2
2
𝑠1,2
Dengan 𝑤1,2 = 𝑛 dan 𝑡1,2 = 𝑡(1−0,5𝛼)(𝑛1,2 −1)
1,2

4. Melakukan perhitungan statistik


Untuk melakukan perhitungan statistik Uji Kesamaan Rata-rata Dua
Pihak ada tiga cara, yaitu sebagai berikut.
Cara 1: 𝜎1 = 𝜎2 = 𝜎 dan 𝜎 diketahui
Rumus 𝑧
𝑥1 − 𝑥
̅̅̅ ̅̅̅2
𝑧=
1 1
𝜎√𝑛 + 𝑛
1 2
Cara 2: 𝜎1 = 𝜎2 = 𝜎 dan 𝜎 tidak diketahui
Rumus 𝑡
𝑥1 − 𝑥
̅̅̅ ̅̅̅2
𝑡=
1 1
𝑠√𝑛 + 𝑛
1 2

2
(𝑛1 − 1)𝑠12 + (𝑛2 − 1)𝑠22
Dengan 𝑠 =
𝑛1 + 𝑛2 − 2
Cara 3: 𝜎1 ≠ 𝜎2 dan 𝜎 tidak diketahui
Rumus 𝑡
𝑥1 − ̅̅̅
̅̅̅ 𝑥2
𝑡′ =
1 1
𝑠√𝑛 + 𝑛
1 2
5. Membuat simpulan berdasarkan.

Langkah-langkah pada Uji Kesamaan Rata-rata Dua Pihak untuk Observasi


Berpasangan 𝜇𝑏 = 𝜇1 − 𝜇2 adalah sebagai berikut.
1. Menentukan hipotesis
𝐻0 : 𝜇𝑏 = 0
𝐻1 : 𝜇𝑏 ≠ 0
2. Menentukan taraf signifikan (𝛼)
3. Menentukan kriteria pengujian
Pengujian Kesamaan Rata-rata Dua Pihak untuk Observasi
Berpasangan sebagai berikut.

7
Terima 𝐻0 jika −𝑡(1−0,5𝛼);(𝑛−1) < 𝑡 < 𝑡(1−0,5𝛼);(𝑛−1)
4. Melakukan perhitungan statistik
Untuk melakukan perhitungan statistik Uji Kesamaan Rata-rata Dua
Pihak untuk Observasi Berpasangan sebagai berikut.
Rumus 𝑡
𝑏̅
𝑡= 𝑠
𝑏
√𝑛
Dengan 𝑏1 = 𝑥1 − 𝑦1 ; 𝑏2 = 𝑥2 − 𝑦2 , … , 𝑏𝑛 = 𝑥𝑛 − 𝑦𝑛
5. Membuat simpulan berdasarkan.

Langkah-langkah pada Uji Kesamaan Rata-rata Satu Pihak adalah sebagai


berikut.
1. Menentukan hipotesis
Uji Pihak Kanan
𝐻0 : 𝜇1 ≤ 𝜇2
𝐻1 : 𝜇1 > 𝜇2
Uji Pihak Kiri
𝐻0 : 𝜇1 > 𝜇2
𝐻1 : 𝜇1 ≤ 𝜇2
2. Menentukan taraf signifikan (𝛼)
3. Menentukan kriteria pengujian
Pengujian Kesamaan Kesamaan Rata-rata Satu Pihak ada dua cara,
yaitu sebagai berikut.
Cara 1: 𝜎1 = 𝜎2
Terima 𝐻0 jika 𝑡 < 𝑡(1−𝛼);(𝑛1+𝑛2−2) (Pihak Kanan)
Terima 𝐻0 jika 𝑡 > −𝑡(1−𝛼);(𝑛1+𝑛2−2) (Pihak Kiri)
Cara 2: 𝜎1 ≠ 𝜎2
𝑤1 𝑡2 +𝑤2 𝑡2
Terima 𝐻0 jika 𝑡′ < (Pihak Kanan)
𝑤1 +𝑤2
𝑤1 𝑡2 +𝑤2 𝑡2
Terima 𝐻0 jika 𝑡 ′ > − (Pihak Kiri)
𝑤1 +𝑤2
𝑠2
Dengan 𝑤1,2 = 𝑛1,2 dan 𝑡1,2 = 𝑡(1−0,5𝛼)(𝑛1,2 −1)
1,2

4. Melakukan perhitungan statistik


Untuk melakukan perhitungan statistik Uji Kesamaan Rata-rata Satu
Pihak ada dua cara, yaitu sebagai berikut.
Cara 1: 𝜎1 = 𝜎2
Rumus 𝑡
𝑥1 − 𝑥
̅̅̅ ̅̅̅2
𝑡=
1 1
𝑠√𝑛 + 𝑛
1 2

2
(𝑛1 − 1)𝑠12 + (𝑛2 − 1)𝑠22
Dengan 𝑠 =
𝑛1 + 𝑛2 − 2

8
Cara 2: 𝜎1 ≠ 𝜎2
𝑤1 𝑡2 +𝑤2 𝑡2 𝑤1 𝑡2 +𝑤2 𝑡2
Terima 𝐻0 jika − < 𝑡′ <
𝑤1 +𝑤2 𝑤1 +𝑤2
Rumus 𝑡′
𝑥1 − ̅̅̅
̅̅̅ 𝑥2
𝑡′ =
1 1
𝑠√𝑛 + 𝑛
1 2
5. Membuat simpulan berdasarkan.

Langkah-langkah pada Uji Kesamaan Rata-rata Satu Pihak untuk


Observasi Berpasangan 𝜇𝑏 = 𝜇1 − 𝜇2 adalah sebagai berikut.
1. Menentukan hipotesis
Uji Pihak Kanan
𝐻0 : 𝜇𝑏 ≤ 0
𝐻1 : 𝜇𝑏 > 0
Uji Pihak Kiri
𝐻0 : 𝜇𝑏 ≥ 0
𝐻1 : 𝜇𝑏 < 0
2. Menentukan taraf signifikan (𝛼)
3. Menentukan kriteria pengujian
Pengujian Kesamaan Rata-rata Satu Pihak untuk Observasi
Berpasangan sebagai berikut.
Terima 𝐻0 jika 𝑡 < 𝑡(1−𝛼);(𝑛−1) (Uji Pihak Kanan)
Terima 𝐻0 jika 𝑡 > −𝑡(1−𝛼);(𝑛−1) (Uji Pihak Kiri)
4. Melakukan perhitungan statistik
Untuk melakukan perhitungan statistik Uji Kesamaan Rata-rata Satu
Pihak untuk Observasi Berpasangan sebagai berikut.
Rumus 𝑡
𝑏̅
𝑡= 𝑠
𝑏
√𝑛
Dengan 𝑏1 = 𝑥1 − 𝑦1 ; 𝑏2 = 𝑥2 − 𝑦2 , … , 𝑏𝑛 = 𝑥𝑛 − 𝑦𝑛
5. Membuat simpulan berdasarkan.

Contoh 3
Dua macam makanan A dan B diberikan kepada ayam secara terpisah
untuk jangka waktu tertentu. Ingin diketahui macam makanan yang mana
yang lebih baik bagi ayam tersebut. Sampel acak yang terdiri atas 11 ayam
diberi makanan A dan 10 ayam diberi makanan B. Tambah berat badan
ayam (dalam ons) hasil percobaan adalah sebagai berikut.
Makanan A 3,1 3,0 3,3 2,9 2,6 3,0 3,6 2,7 3,8 4,0 3,4
Makanan B 2,7 2,9 3,4 3,2 3,3 2,9 3,0 3,0 2,6 3,7

9
Dengan asumsi data berdistribusi normal dan homogen, ujilah apakah ada
perbedaan berat badan ayam setelah diberikan kedua macam makanan
tersebut. Jika ada perbedaan, maka berat badan ayam yang mana yang
lebih besar? Ujilah secara statistik.

Penyelesaian:
Bentuk Hipotesis.
𝐻0 : 𝜇1 = 𝜇2 Berat badan ayam yang mengkonsimsi makanan A dan B
sama
𝐻1 : 𝜇1 ≠ 𝜇2 Berat badan ayam yang mengkonsimsi makanan A dan B
berbeda

Formulasi Rancangan Analisis


Taraf kesalahan 5%

Kriteria Penerimaan 𝐻0
Oleh karena 𝜎1 = 𝜎2 = 𝜎 dan 𝜎 tidak diketahui, maka
Terima 𝐻0 jika −𝑡(1−1𝛼);(𝑛 +𝑛 −2) < 𝑡 < 𝑡(1−1𝛼);(𝑛 +𝑛 −2)
2 1 2 2 1 2

⟺ −𝑡(1−1×0,05);(11+10−2) < 𝑡 < 𝑡(1−1×0,05);(11+10−2)


2 2
⟺ −𝑡(0,975);(19) < 𝑡 < 𝑡(0,975);(19)
⟺ −2,09 < 𝑡 < 2,09

Statistik Hitung
Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai 𝑥̅1 , 𝑠1 , 𝑥̅ 2 , 𝑠2 , 𝑠 dan 𝑡 sebagai
berikut.
𝑥1 = 3,22; ̅̅̅
̅̅̅ 𝑥2 = 3,07; 𝑠1 = 0,45; 𝑠2 = 0,34; 𝑛1 = 11; 𝑛2 = 10
(𝑛1 − 1)𝑠12 + (𝑛2 − 1)𝑠22 (11 − 1)(0,45)2 + (10 − 1)(0,34)2
𝑠2 = = = 0,157.
𝑛1 + 𝑛2 − 2 11 + 10 − 2
⟺ 𝑠 = 0,397.
𝑥1 − 𝑥
̅̅̅ ̅̅̅2 3,22 − 3,07
𝑡= = = 0,854.
1 1 1 1
𝑠√𝑛 + 𝑛 0,397√11 + 10
1 2

Simpulan
Oleh karena −2,09 < 0,854 = 𝑡 < 2,09
Maka 𝐻0 diterima
Jadi 𝜇1 = 𝜇2
Artinya tidak ada perbedaan berat badan ayam setelah diberikan makanan
A dan makanan B.
Secara statistik, pengaruh pemberian makanan A dan makanan B tidak
memiliki perbedaan walau jika dilihat secara statistika deskripitf, rata-rata

10
berat badan ayam yang megkonsumsi makanan A lebih dari berat badan
ayam yeng mengkonsumsi makanan B yaitu ̅̅̅ 𝑥𝐴 = 3,22 dan ̅̅̅
𝑥𝐵 = 3,07.
Sehingga tidak perlu dilakukan uji satu pihak untuk mengetahui berat badan
mana yang lebih unggul.

Contoh 4
Untuk mengetahui pengaruh pemberian bahan peredam suara suatu
kompartemen kendaraan dengan dua jenis bahan yang berbeda A dan B
maka dilakukan suatu percobaan pengukuran kekurangan kebisingan
dengan menggunakan detektor bunyi. Tujuan dari percobaan ini adalah
ingin mengetahui apakah ada perbedaan rata-rata yang berarti kedua
bahan tersebut dalam hal meredam kebisingan mengingat harga kedua
bahan tersebut sangat jauh berbeda (taraf signifikansi 10%). Jika ditemukan
perbedaan, maka ujilah bahan mana yang yang mampu meredam
kebisingan lebih unggul. Diasumsikan bahwa masing masing bahan akan
menghasilkan suatu peredam dengan distribusi normal untuk menguji
tersebut bahan A dipasangkan pada 8 kompartemen dan bahan B
dipasangkan pada 9 mobil-mobil yang sejenis. Setelah diuji diperoleh data
sebagai berikut.
a. ternyata A memberikan pengurangan sebesar 41, 43, 60, 56, 85, 79,
51, 49 (dB)
b. sedangkan bahan B memberikan pengurangan kebisingan sebesar
73, 67, 83, 70, 66, 68, 92, 76, 59 (dB)

Penyelesaian Masalah
Bentuk Hipotesis.
𝐻0 : 𝜇1 = 𝜇2 Tidak terdapat perbedaan rata-rata pengurangan kebisingan
𝐻1 : 𝜇1 ≠ 𝜇2 Terdapat perbedaan rata-rata pengurangan kebisingan

Formulasi Rancangan Analisis


Taraf kesalahan 10%

Kriteria Penerimaan 𝐻0
Oleh karena 𝜎1 = 𝜎2 = 𝜎 dan 𝜎 tidak diketahui, maka
Terima 𝐻0 jika −𝑡(1−1𝛼);(𝑛 +𝑛 −2) < 𝑡 < 𝑡(1−1𝛼);(𝑛 +𝑛 −2)
2 1 2 2 1 2

⟺ −𝑡(1−1×0,1);(9+8−2) < 𝑡 < 𝑡(1−1×0,1);(9+8−2)


2 2
⟺ −𝑡(0,95);(15) < 𝑡 < 𝑡(0,95);(15)
⟺ −1,75 < 𝑡 < 1,75

Statistik Hitung
Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai 𝑥̅1 , 𝑠1 , 𝑥̅ 2 , 𝑠2 , 𝑠 dan 𝑡 sebagai
berikut.
11
𝑥1 = 58; 𝑥
̅̅̅ ̅̅̅2 = 72,67; 𝑠1 = 16,137; 𝑠2 = 9,899; 𝑛1 = 8; 𝑛2 = 9
(𝑛1 − 1)𝑠12 + (𝑛2 − 1)𝑠22 (8 − 1)(16,137)2 + (9 − 1)(9,889)2
𝑠2 = =
𝑛1 + 𝑛2 − 2 8+9−2
= 173,73.
⟺ 𝑠 = 13,181.
𝑥1 − 𝑥
̅̅̅ ̅̅̅2 58 − 72,67
𝑡= = = −2,289.
1 1 1 1
𝑠√𝑛 + 𝑛 13,181√8 + 9
1 2

Simpulan
Oleh karena 𝑡 = −2,289 < −1,75
Maka 𝐻0 ditolak, sehingga 𝐻1 diterima
Jadi 𝜇1 ≠ 𝜇2
Artinya ada perbedaan rata-rata pengurangan kebisingan dari bahan A dan
Bahan B.
Selanjutnya akan dilakukan pengecekan, bahan manakah yang lebih
unggul. Jika kita perhatikan hasil perhitungan statistika deskriptif untuk
kedua bahan tersebut, diperoleh hasil rata-rata pengurangan kebisiangan
untuk bahan A dan bahan B masing-masing adalah ̅̅̅𝑥𝐴 = 58 dan ̅̅̅
𝑥𝐵 = 72,67,
sehingga diperoleh hipotesis dan perhitungan sebagai berikut.

Bentuk Hipotesis.
𝐻0 : 𝜇𝐴 ≥ 𝜇𝐵 Rata-rata pengurangan kebisingan bahan B tidak lebih unggul
dibanding bahan A
𝐻1 : 𝜇𝐴 < 𝜇𝐵 Rata-rata pengurangan kebisingan bahan B lebih unggul
dibanding bahan A

Formulasi Rancangan Analisis


Taraf kesalahan 10%

Kriteria Penerimaan 𝐻0
Oleh karena 𝜎1 = 𝜎2 , maka
Terima 𝐻0 jika 𝑡 > −𝑡(1−𝛼);(𝑛1+𝑛2−2)
⟺ 𝑡 > −𝑡(1−0,1);(8+9−2)
⟺ 𝑡 > −𝑡(0,9);(15)
⟺ 𝑡 > −1,34

Statistik Hitung
Berdasarkan data tersebut diperoleh nilai 𝑥̅1 , 𝑠1 , 𝑥̅ 2 , 𝑠2 , 𝑠 dan 𝑡 sebagai
berikut.
𝑥1 = 58; 𝑥
̅̅̅ ̅̅̅2 = 72,67; 𝑠1 = 16,137; 𝑠2 = 9,899; 𝑛1 = 8; 𝑛2 = 9

12
(𝑛1 − 1)𝑠12 + (𝑛2 − 1)𝑠22 (8 − 1)(16,137)2 + (9 − 1)(9,889)2
𝑠2 = =
𝑛1 + 𝑛2 − 2 8+9−2
= 173,73.
⟺ 𝑠 = 13,181.
𝑥1 − 𝑥
̅̅̅ ̅̅̅2 58 − 72,67
𝑡= = = −2,289.
1 1 1 1
𝑠√𝑛 + 𝑛 13,181√8 + 9
1 2

Simpulan
Oleh karena 𝑡 = −2,289 < −1,34
Maka 𝐻0 ditolak, sehingga 𝐻1 diterima
Jadi 𝜇𝐴 < 𝜇𝐵
Artinya rata-rata pengurangan kebisingan bahan B lebih unggul dibanding
bahan A.

Uji Hipotesis Proporsi


Uji hipotesis proporsi terdiri dari uji proporsi dan uji kesamaan proporsi yang
masing-masing meliputi uji dua pihak dan uji satu pihak. Uji proporsi
bertujuan untuk mengetahui apakah sampel memiliki nilai proporsi yang
sama terhadap suatu nilai, sedangkan uji kesamaan proporsi bertujuan
untuk mengetahui apakah dua sampel memiliki nilai proporsi yang sama.

Uji Proporsi
Langkah – Langkah Uji Proporsi Dua Pihak adalah sebagai berikut.
1. Menentukan hipotesis
𝐻0 : 𝜋 = 𝜋0
𝐻1 : 𝜋 ≠ 𝜋0
2. Menentukan taraf signifikan (𝛼)
3. Menentukan kriteria pengujian
𝐻0 diterima jika −𝑧1(1−𝛼) < 𝑧 < 𝑧1(1−𝛼)
2 2
4. Melakukan perhitungan statistik
Rumus 𝑧
𝑥
𝑧= 𝑛 − 𝜋0
√𝜋0 (1 − 𝜋0 )
𝑛
5. Membuat simpulan

Langkah – Langkah Uji Proporsi Dua Pihak adalah sebagai berikut.


1. Menentukan hipotesis
Pihak Kanan
𝐻0 : 𝜋 ≤ 𝜋0
𝐻1 : 𝜋 > 𝜋0

13
Pihak Kiri
𝐻0 : 𝜋 ≥ 𝜋0
𝐻1 : 𝜋 < 𝜋0
2. Menentukan taraf signifikan (𝛼)
3. Menentukan kriteria pengujian
𝐻0 diterima jika 𝑧 < 𝑧(0,5−𝛼) (Pihak Kanan)
𝐻0 diterima jika 𝑧 > −𝑧(0,5−𝛼) (Pihak Kiri)
4. Melakukan perhitungan statistik
Rumus 𝑧
𝑥
𝑧= 𝑛 − 𝜋0
√𝜋0 (1 − 𝜋0 )
𝑛
5. Membuat simpulan

Untuk memahami materi tersebut, mari kita simak contoh berikut.

Contoh 5
Diketahui data nilai ujian tengah semester mahasiswa D3 Statistika
Terapan dan Komputasi sebagai berikut.
Data Nilai Mid Semester Mahasiswa D3 Staterkom
74 54 87 80
93 68 98 88
97 93 0 96
98 97 93 90
83 73 89 68
56 96 96 94
31 93 90 53
100 88 100 0

Dengan asumsi data berdistribusi normal, ujilah apakah 70% mahasiswa


D3 Statistika Terapan dan Komputasi telah memenuhi KKM (KKM = 75).

Penyelesaian:
Bentuk Hipotesis Uji Homogentas.
𝐻0 : 𝜋 = 70%
𝐻1 : 𝜋 ≠ 70%

Formulasi Rancangan Analisis


Taraf kesalahan 5%

Kriteria Penerimaan 𝐻0
Terima 𝐻0 , jika −𝑧1(1−𝛼) < 𝑧 < 𝑧1(1−𝛼)
2 2

14
⇔ −𝑧1(1−0,05) < 𝑧 < 𝑧1(1−0,05)
2 2
⇔ −𝑧0,475 < 𝑧 < 𝑧0,475
⇔ −1,96 < 𝑧 < 1,96

Statistik Hitung
Data Nilai Ujian Tengah Semester
Mahasiswa D3 Statistika Terapan dan Komputasi

74 Tidak 87 Tuntas
93 Tuntas 98 Tuntas
97 Tuntas 0 Tidak
98 Tuntas 93 Tuntas
83 Tuntas 89 Tuntas
56 Tidak 96 Tuntas
31 Tidak 90 Tuntas
100 Tuntas 100 Tuntas
54 Tidak 80 Tuntas
68 Tidak 88 Tuntas
93 Tuntas 96 Tuntas
97 Tuntas 90 Tuntas
73 Tidak 68 Tidak
96 Tuntas 94 Tuntas
93 Tuntas 53 Tidak
88 Tuntas 0 Tidak

Sehingga diperoleh mahasiswa yang tuntas sebanyak 22 mahasiswa.


𝑥 22
− 𝜋0 − 70 68,75 − 70
𝑧= 𝑛 = 32 = = −0,154.
√ 𝜋0 (1 − 𝜋0 ) √ 70(1 − 70) √ 70(30)
𝑛 32 32

Simpulan
Oleh karena −1,96 < −0,154 = 𝑧 < 1,96.
Maka 𝐻0 diterima
Jadi pernyataan bahwa 70% mahasiswa D3 Statistika Terapan dan
Komputasi telah memenuhi KKM dapat dibenarkan.

Uji Kesamaan Proporsi


Langkah – Langkah Uji Kesamaan Proporsi Dua Pihak adalah sebagai
berikut.
1. Menentukan hipotesis
𝐻0 : 𝜋1 = 𝜋2
𝐻1 : 𝜋1 ≠ 𝜋2

15
2. Menentukan taraf signifikan (𝛼)
3. Menentukan kriteria pengujian
𝐻0 diterima jika −𝑧1(1−𝛼) < 𝑧 < 𝑧1(1−𝛼)
2 2
4. Melakukan perhitungan statistik
Rumus 𝑧
𝑥1 𝑥2
𝑛1 − 𝑛2
𝑧=
1 1
√𝑝𝑞 ( + )
𝑛1 𝑛2
𝑥 +𝑥
Dengan 𝑝 = 𝑛1+𝑛2 dan 𝑞 = 1 − 𝑝
1 2
5. Membuat simpulan

Langkah – Langkah Uji Kesamaan Proporsi Satu Pihak adalah sebagai


berikut.
1. Menentukan hipotesis
Pihak Kanan
𝐻0 : 𝜋1 ≤ 𝜋2
𝐻1 : 𝜋1 > 𝜋2
Pihak Kiri
𝐻0 : 𝜋1 ≥ 𝜋2
𝐻1 : 𝜋1 < 𝜋2
2. Menentukan taraf signifikan (𝛼)
3. Menentukan kriteria pengujian
𝐻0 diterima jika 𝑧 < 𝑧(0,5−𝛼) (Pihak Kanan)
𝐻0 diterima jika 𝑧 > −𝑧(0,5−𝛼) (Pihak Kiri)
4. Melakukan perhitungan statistik
Rumus 𝑧
𝑥1 𝑥2
𝑛1 − 𝑛2
𝑧=
1 1
√𝑝𝑞 ( + )
𝑛1 𝑛2
𝑥 +𝑥
Dengan 𝑝 = 𝑛1+𝑛2 dan 𝑞 = 1 − 𝑝
1 2
5. Membuat simpulan

Untuk memahami materi tersebut, mari kita simak contoh berikut.

Contoh 6
Berikut adalah data hasil pengukuran kreativitas mahasiswa Jurusan IPA
Terpadu.
a. Prodi Pendidikan IPA: 96; 87; 82; 93; 85; 79; 90; 88; 89; 82
b. Prodi Ilmu Lingkungan: 80; 98; 72; 88; 71; 83; 76; 60; 78; 90

16
Dengan asumsi data berdistribusi normal, ujilah apakah prodi manakah
yang lebih baik dalam memenuhi KKM (KKM = 75).

Penyelesaian:
Bentuk Hipotesis Uji Homogentas.
𝐻0 : 𝜋1 = 𝜋2
𝐻1 : 𝜋 ≠ 𝜋2

Formulasi Rancangan Analisis


Taraf kesalahan 5%

Kriteria Penerimaan 𝐻0
Terima 𝐻0 , jika −𝑧1(1−𝛼) < 𝑧 < 𝑧1(1−𝛼)
2 2
⇔ −𝑧1(1−0,05) < 𝑧 < 𝑧1(1−0,05)
2 2
⇔ −𝑧0,475 < 𝑧 < 𝑧0,475
⇔ −1,96 < 𝑧 < 1,96

Statistik Hitung
Data Kreativitas Mahasiswa Jurusan IPA Terpadu
Prodi Pendidikan IPA Prodi Ilmu Lingkungan
96 Tuntas 80 Tuntas
87 Tuntas 98 Tuntas
82 Tuntas 72 Tidak
93 Tuntas 88 Tuntas
85 Tuntas 71 Tidak
79 Tuntas 83 Tuntas
90 Tuntas 76 Tuntas
88 Tuntas 60 Tidak
89 Tuntas 78 Tuntas
82 Tuntas 90 Tuntas

Sehingga diperoleh mahasiswa Prodi IPA dan mahasiswa Prodi Ilmu


Lingkungan yang tuntas masing-masing sebanyak 10 dan 7 mahasiswa.
𝑥1 + 𝑥2 10 + 7 17
𝑝= = = = 0,85.
𝑛1 + 𝑛2 10 + 10 20
𝑞 = 1 − 𝑝 = 1 − 0,85 = 0,15.
𝑥1 𝑥2 10 7
𝑛1 − 𝑛2 10 − 10
𝑧= = = 0,274.
1 1 1 1
√𝑝𝑞 ( + ) √(0,85)(0,15) ( + )
𝑛1 𝑛2 10 10

17
Simpulan
Oleh karena −1,96 < 𝑧 = 0,274 < 1,96.
Maka 𝐻0 diterima
Jadi 𝜋1 = 𝜋2 .
Artinya tidak ada perbedaan dalam pemenuhan KKM dari mahasiswa di
Prodi Pendidikan IPA dan mahasiswa di Prodi Ilmu Lingkungan.
Secara statistik, proporsi pemenuhan KKM kreativitas mahasiswa Prodi
Pendidikan IPA dan mahasiswa Prodi Ilmu Lingkungan tidak berbeda walau
jika dilihat secara statistika deskripitf, proporsi pemenuhan KKM kreativitas
mahasiswa Prodi Pendidikan IPA lebih baik dari pada proporsi pemenuhan
KKM kreativitas mahasiswa Prodi Ilmu Lingkungan yaitu 𝜋1 = 100% dan
𝜋2 = 70%. Sehingga tidak perlu dilakukan uji satu pihak untuk mengetahui
proporsi pemenuhan KKM kreativitas mana yang lebih unggul.

Uji Hipotesis Varians


Uji hipotesis varians merupakan pengujian homogenitas. Kita ingat kembali
bahwa uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua
atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki
varians yang sama. Lebih lanjut, uji homogenitas terbagi menjadi dua yaitu:
1. uji homogenitas untuk menguji dua kelompok data, uji yang digunakan
adalah uji F, dan
2. uji homogenits untuk menguji lebih dari dua kelompok data. Untuk
menguji kesamaan varians yang terdiri lebih dari dua kelompok data
dapat dilakukan dengan salah satu dari lima metode yang ada. Lima
metode itu yaitu: uji Bartlett, uji Neyman-Pearson, uji Hartley, uji
Cochran dan uji Levene.

Uji Banding Satu Sampel menggunakan SPSS


Uji Banding Satu Sampel dengan menggunakan SPSS hanya dapat
dilakukan untuk Menguji Rata-rata Dua Pihak. Dengan kata lain, Uji
Banding Satu Sampel bertujuan untuk mengetahui apakah sampel yang
akan diuji memiliki nilai rata-rata yang sama terhadap suatu nilai. Asumsi
Kenormalan dan Homogenitas dilakukan pada variable dependent. Uji
Normalitas dilakukan dengan KS sedangkan Uji Homogenitas sudah
termuat saat Uji Rata-rata.
Untuk melakukan pengujian Banding Satu Sampel menggunakan SPSS,
maka salah satu langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
1. Input/Buka data yang akan dianalisis
2. Pilih menu Analyze – Compare Means – One Sampel T Test

18
3. Muncul kotak dialog One-Sampel T Test

4. Data yang akan diuji terletak di kiri dan pindahkan ke kanan dengan
tanda panah pada kolom Test Variabel. Masukan pula nilai 𝜇0 yang
diinginkan pada kolom Text Value
5. Klik Ok
6. Pada output, lihat pada kolom Sig. pada Tabel One-Sample Test.
Lalu intepretasinya adalah bahwa jika nilainya di atas 0,05 (𝛼) maka
diinterpretasikan sebagai sampel yang memiliki nilai yang sama
dengan 𝜇0 , dan jika nilainya di bawah 0,05 (𝛼) maka
diinterpretasikan sebagai sampel yang memiliki nilai yang tidak sama
dengan 𝜇0 .

Langkah-langkah tersebut merupakan salah satu dari beberapa cara untuk


menguji Banding Satu Sampel menggunakan SPSS. Untuk memahami
materi tersebut, mari kita simak contoh berikut.

19
Contoh 7
Diketahui data nilai ujian tengah semester mahasiswa D3 Statistika
Terapan dan Komputasi sebagai berikut.
74 54 87 80
93 68 98 88
97 93 0 96
98 97 93 90
83 73 89 68
56 96 96 94
31 93 90 53
100 88 100 0

Dengan asumsi data berdistribusi normal, ujilah apakah data tersebut


memiliki rata-rata sama dengan 80.

Penyelesaian:
Bentuk Hipotesis Uji Homogenitas.
𝐻0 : 𝜇 = 80 Rata-rata sampel sama dengan 80
𝐻1 : 𝜇 ≠ 80 Rata-rata sampel tidak sama dengan 80

Formulasi Rancangan Analisis


Taraf kesalahan 5%

Kriteria Penerimaan 𝐻0
Terima 𝐻0 , jika 𝑆𝑖𝑔 < 5%.

Langkah-langkah
1. Input data
2. Pilih menu Analyze – Compare Means – One Sampel T Test.

20
3. Pada kotak One-Sampel T Test, data nilai Mid dipindahkan ke kolom
Test Variabel. Masukan pula nilai 80 pada kolom Text Value

4. Klik Ok

Hasil Output
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS, diperoleh hasil uji Banding Satu
Sampel menggunakan SPSS sebagai berikut.

One-Sample Test

Test Value = 80
95% Confidence Interval of the
Difference
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Lower Upper
Mid -.294 31 .770 -1.37500 -10.8980 8.1480

Berdasarkan hasil output tersebut, diperoleh nilai signifikan pada tabel One-
Sample Test adalah 0,770.

Simpulan
Oleh karena 𝑆𝑖𝑔 = 0,770 > 0,05
Maka 𝐻0 diterima
pernyataan nilai ujian tengah semester mahasiswa D3 Statistika Terapan
dan Komputasi memiliki rata-rata sama dengan 80 dapat dibenarkan.

Uji Banding Dua Sampel menggunakan SPSS


Uji Banding Dua Sampel dengan menggunakan SPSS hanya dapat
dilakukan untuk Menguji Kesamaan Dua Rata-rata Dua Pihak. Dengan kata
lain, Uji Banding Dua Sampel bertujuan untuk mengetahui apakah dua
sampel memiliki nilai rata-rata yang sama. Asumsi Kenormalan dan
Homogenitas dilakukan pada variable dependent. Uji Normalitas dilakukan
dengan KS sedangkan Uji Homogenitas sudah termuat saat Uji Rata-rata.
Untuk melakukan pengujian Banding Dua Sampel menggunakan SPSS,
maka salah satu langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.

21
1. Input/Buka data yang akan dianalisis pada 1 kolom dan pisahkan
data sesuai kelompok dengan membuat kolom baru untuk
keterangan
2. Pilih menu Analyze – Compare Means – Independent-Sampel T Test

3. Muncul kotak dialog Independent-Sampel T Test

4. Data yang akan diuji terletak di kiri dan pindahkan ke kanan dengan
tanda panah pada kolom Test Variabel. Untuk pembagian kelompok,
dipindahkan ke kolom Grouping Variable.
5. Klik Ok
6. Pada output, lihat pada kolom Sig. pada Tabel Independent Sampel
Test pada Baris Equal variances assumed. Lalu intepretasinya
adalah bahwa jika nilainya di atas 0,05 (𝛼) maka diinterpretasikan
sebagai rata-rata dari dua sampel sama, dan jika nilainya di bawah
0,05 (𝛼) maka diinterpretasikan sebagai rata-rata dari dua sampel
tidak sama.

Langkah-langkah tersebut merupakan salah satu dari beberapa cara untuk


menguji Banding Dua Sampel menggunakan SPSS. Untuk memahami
materi tersebut, mari kita simak contoh berikut.

22
Contoh 8
Dua macam makanan A dan B diberikan kepada ayam secara terpisah
untuk jangka waktu tertentu. Ingin diketahui macam makanan yang mana
yang lebih baik bagi ayam tersebut. Sampel acak yang terdiri atas 11 ayam
diberi makanan A dan 10 ayam diberi makanan B. Tambah berat badan
ayam (dalam ons) hasil percobaan adalah sebagai berikut.
Makanan A 3,1 3,0 3,3 2,9 2,6 3,0 3,6 2,7 3,8 4,0 3,4
Makanan B 2,7 2,9 3,4 3,2 3,3 2,9 3,0 3,0 2,6 3,7

Ujilah apakah ada perbedaan berat badan ayam setelah diberikan kedua
macam makanan tersebut.

Penyelesaian:
Bentuk Hipotesis Uji Homogenitas.
𝐻0 : 𝜇1 = 𝜇2
𝐻1 : 𝜇1 ≠ 𝜇2

Formulasi Rancangan Analisis


Taraf kesalahan 5%

Kriteria Penerimaan 𝐻0
Terima 𝐻0 , jika 𝑆𝑖𝑔 < 5%.

Langkah-langkah
1. Input data
2. Pilih menu Analyze – Compare Means – Independent-Sampel T Test

23
3. Pada kotak dialog Independent-Sampel T Test, pindahkan data ke
kolom Test Variable. Untuk pembagian kelompok, dipindahkan ke
kolom Grouping Variable.

4. Klik Continu – Ok

Hasil Output
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS, diperoleh hasil uji Banding Dua
Sampel menggunakan SPSS sebagai berikut.

Independent Samples Test


Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Difference
Sig. Mean Std. Error
F Sig. t df (2-tailed) Difference Difference Lower Upper
BBAyam Equal variances
1.226 .282 .854 19 .404 .14818 .17354 -.21505 .51141
assumed
Equal variances
.866 18.354 .398 .14818 .17109 -.21076 .50713
not assumed

Berdasarkan hasil output tersebut, diperoleh nilai signifikan pada kolom


Levene’s Test adalah 0,282. Oleh karena 0,282 > 0,05, maka data
homogen, sehingga nilai Sig. yang digunakan untuk melihat perbedaan
rata-rata dari dua sampel terletak pada baris Based on Mean – Equal
variances assumed.
Berdasarkan hasil output tersebut, diperoleh nilai signifikan pada baris
Based on Mean – Equal variances assumed adalah 0,404.

Simpulan
Oleh karena 𝑆𝑖𝑔 = 0,404 > 0,05
Maka 𝐻0 diterima
Jadi tidak ada perbedaan berat badan ayam setelah diberikan kedua
macam makanan tersebut.

24
LAMPIRAN 1
Luas Daerah Z

25
LAMPIRAN 2
Tabel Students t

26

Anda mungkin juga menyukai