Anda di halaman 1dari 26

MODUL STATISTIK

(CCS201)

MODUL 8
PENGUJIAN HIPOTESIS

DISUSUN OLEH
SURYANI, M.Si

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
0 / 26
PENGUJIAN HIPOTESIS

PENDAHULUAN
Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu proposisi atau tanggapan
yang mungkin benar, dan sering digunakan sebagai dasar pembuatan
keputusan/pemecahan persoalan ataupun untuk dasar penelitian lebih
lanjut. Anggapan atau asumsi dari suatu hipotesis juga merupakan data,
akan tetapi karena kemungkinan bias salah, maka apabila akan digunakan
sebagai dasar pembuatan keputusan harus diuji lebih dahulu dengan
menggunakan data hasil observasi.
Pengujian hipotesis statistic ialah prosedur yang memungkinkan
keputusan dapat dibuat, yaitu keputusan untuk menolak atau tidak menolak
hipotesis yang sedang dipersoalkan atau diuji. Untuk menguji hipotesis
digunakan data yang dikumpulkan dari sampel, sehingga merupakan data
perkiraan (estimate). Keputusan menolak atau menerima suatu hipotesis
yang diuji, berarti menyimpulkan bahwa hipotesis itu salah maka ditolak,
dan memberikan bukti sebagai dasar alasan bahwa hipotesis itu diterima.
Hipotesis yang akan diuji diberi symbol 𝐻" (Hipotesis nol) dan langsung
disertai dengan 𝐻# (Hipotesis alternative). 𝐻# akan secara otomatis
diterima, apabila 𝐻" ditolak. Hipotesis yang ditolak dilambangkan dengan
𝐻" mengakibatkan penerimaan suatu hipotesis alternative, yang dapat
dilambangkan dengan 𝐻# . Jadi bila 𝐻" menyatakan bahwa probabilitas
suatu pendugaan adalah 0,5, maka hipotesis alternatifnya 𝐻# dapat berupa
𝑝 > 0,5, 𝑝 < 0,5 atau 𝑝 ≠ 0,5.

Hipotesis yang berupa anggapan atau pendapat dapat didasarkan atas:


1. Teori
2. Pengalaman
3. Ketajaman berpikir

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
1 / 26
Jenis Kesalahan (Type of Error)
Terdapat dua jenis kesalahan yang dapat terjadi didalam pengujian
hipotesis. Kesalahan itu bias terjadi karena penguji menolak hipotesis nol
padahal hipotesis nol itu benar, atau peneliti menerima hipotesis nol
padahal hipotesis nol itu salah. Kesalahan yang disebabkan karena kita
menolak hipotesis nol padahal hipotesis nol itu benar, disebut kesalahan
jenis I atau Type of Error I. Sebaliknya kesalahan yang disebabkan karena
kita menerima hipotesis nol padahal hipotesis itu salah disebut kesalahan
jenis II atau Type of Error II.
Apabila hipotesis nol diberi symbol 𝐻" dan jika hipotesis alternative
benar diberi symbol 𝐻# , pernyataan diatas dapat dijelaskan dengan table
berikut:

Keputusan - Situasi 𝐻" Benar 𝐻" Salah


Terima 𝐻" Keputusan tepat (1-𝛼) Kesalahan Jenis II (𝛽)
Tolak 𝐻" Kesalahan jenis I (𝛼) Keputusan Tepat (1-𝛽)

Pembuat keputusan biasanya berusahan agar kedua jenis


kesalahan tersebut ditekan sampai sekecil-kecilnya, dimana nilai 𝛼 dan 𝛽
minimum. Hal ini dimungkinkan dengan cara memperbesar jumlah n
(sample semakin besar).

PENGUJIAN HIPOTESIS SATU RATA-RATA


Pendapat atau anggapan yang merupakan hipotesis, apabila akan
dipergunakan untuk membuat keputusan atau untuk menentukan langkah-
langkah berikutnya, harus diuji terlebih dahulu. Prosedur yang perlu
diperhatikan dalam pengujian hipotesis tentang satu rata-rata adalah
sebagai berikut:
1. Rumuskan Hipotesis.
I. 𝐻" : 𝜇 = 𝜇"
𝐻" : 𝜇 > 𝜇"

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
2 / 26
II. 𝐻" : 𝜇 = 𝜇"
𝐻" : 𝜇 < 𝜇"

III. 𝐻" : 𝜇 = 𝜇"


𝐻" : 𝜇 ≠ 𝜇"

2. Tentukan nilai 𝛼= tingkat nyata (significant level) = probabilitas untuk


melakukan kesalahan jenis I dan cari nilai 𝑍= atau 𝑍=?> dari tabel Normal.
3. Hitung 𝑍" sebagai kriteria pengujian
Berikut rumus yang digunakan pada pengujian tentang satu rata-rata:

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
3 / 26
Untuk 𝒏 > 𝟑𝟎:
𝑋 − µ" 𝑋 − 𝜇"
𝑍C = = 𝜎
𝜎H ? 𝑛

Dimana:
𝑛 = banyaknya elemen sample (n>30)
K
𝑋 = L ∑ 𝑋N

𝜎H = kesalahan baku 𝑋 = 𝜎?
√𝑛
𝜇" = nilai µ sesuai dengan 𝐻"

Untuk 𝒏 ≤ 𝟑𝟎:
𝑋Q − 𝜇"
𝑡=
𝑠 ⁄ √𝑛
dimana:
𝑠 = standar deviasi
4. Keputusan dan kesimpulan
I. 𝐻" : 𝜇 = 𝜇" apabila 𝑍" > 𝑍# , 𝐻" ditolak
𝐻" : 𝜇 > 𝜇" apabila 𝑍" ≤ 𝑍# , 𝐻" diterima
II. 𝐻" : 𝜇 = 𝜇" apabila 𝑍" < −𝑍# , 𝐻" ditolak
𝐻" : 𝜇 < 𝜇" apabila 𝑍" ≥ −𝑍# , 𝐻" diterima
III. 𝐻" : 𝜇 = 𝜇" apabila 𝑍" > 𝑍# , 𝐻" atau 𝑍" < −𝑍# ?> , 𝐻" ditolak.

𝐻" : 𝜇 ≠ 𝜇" apabila −𝑍# ?> ≤ 𝑍" < 𝑍# ?> , 𝐻" diterima

CONTOH SOAL
1. Dari 100 nasabah bank rata-rata melakukan penarikan $495 per bulan
melalui ATM, dengan standar deviasi = $45. Dengan taraf nyata 5%,
ujilah Apakah rata-rata nasabah menarik uang melalui ATM sebesar
$500 per bulan dengan alternatif lebih besar dari itu.

Jawab:

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
4 / 26
Diketahui:
𝑋Q = 495
𝑠 = 45
𝑛 = 100
𝜇" = 500
Prosedur pengujian hipotesis:
1. Rumuskan Hipotesis:
Dari soal diketahui bahwa pengujian hipotesis dilakukan dengan satu
arah kiri, sehingga rumusan hipotesisnya sebagai berikut
𝐻" : 𝜇 = 500
𝐻# : 𝜇 > 500
2. Tentukan Taraf Nyata Pengujian (nilai significant level), a = 5% = 0.05.
Kemudian ditentukan nilai dari 𝑧Y#Z[\ dengan menggunakan tabel
pada Lampiran 1, sehingga diperoleh
𝑍Y#Z[\ = 1,96
Perhatikan gambar berikut.

3. Hitung nilai Statistik uji menggunakan 𝑍 (karena sampel besar) dengan


arah pengujian 1 arah.
𝑋Q − 𝜇" 495 − 500 5
𝑍" = = =− = −1,11
𝜎 ⁄ √𝑛 45⁄√100 4,5

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
5 / 26
4. Keputusan dan kesimpulan:

𝑍" = −1,11

𝑍Y#Z[\ = 1,96

Karena 𝑧" < 𝑧Y#Z[\ maka 𝐻" diterima. Artinya rata-rata nasabah
menarik uang melalui ATM adalah sebesar $500 per bulan dengan
tingkat keyakinan 95%.

2. Seorang job-specialist menguji 25 karyawan dan mendapatkan bahwa


rata-rata penguasaan pekerjaan kesekretarisan adalah 22 bulan
dengan standar deviasi = 4 bulan. Dengan taraf nyata 5%, ujilah
apakah rata-rata penguasaan kerja kesekretarisan tidak sama dengan
20 bulan?
Penyelesaian.
Diketahui:
𝑋Q = 22
𝑠 = 4
𝑛 = 25
𝜇" = 20
𝛼 = 5%
Prosedur pengujian hipotesis.
1. Rumusan Hipotesis:
Dari soal diketahui bahwa uji hipotesis menggunakan dua arah.
sehingga rumusan hipotesisnya adalah
𝐻" : 𝜇 = 20
𝐻# : 𝜇 ≠ 20

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
6 / 26
2. Tentukan nilai Taraf Nyata Pengujian
a = 5% = 0.05. Karena sampel berukuran kecil, yaitu 𝑛 = 25, maka
uji yang digunakan adalah uji 𝑡. Selanjutnya dicari nilai dari 𝑡Y#Z[\ ,
dengan menggunakan tabel yang ada di Lampiran 1, dengan 𝛼 =
5% , derajat kebebasannya 𝑛 − 1 = 25 − 1 = 24 , dan dua arah.
sehingga diperoleh
𝑡Y#Z[\ = 2,064
Untuk memperoleh nilai tersebut, perhatikan tabel berikut.

3. Hitung nilai 𝑡" , dengan menggunakan rumus berikut.


𝑋Q − 𝜇" 22 − 20 2
𝑡" = = = = 2,5
𝑠 ⁄ √𝑛 4⁄√25 0,8

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
7 / 26
4. Keputusan dan kesimpulan.

𝑡" = 2,5

𝑡Y#Z[\ = −2,064 𝑡Y#Z[\ = 2,064

Karena nilai dari 𝑡" > 𝑡Y#Z[\ maka 𝐻" ditolak. Artinya rata-rata
penguasaan kerja kesekretarisan tidak sama dengan 20 bulan
dengan tingkat keyakinan 95%.

PENGUJIAN HIPOTESIS DUA RATA-RATA (DATA SALING


INDEPENDEN)
Untuk pengujian hipotesis dengan dua rata-rata kita menggunakan rumus
sebagai berikut:
Untuk 𝒏 > 𝟑𝟎:
𝑋K − 𝑋>
𝑍C =
𝜎Ha b Hc
dimana:

𝜎K> 𝜎>>
𝜎Ha b Hc = d +
𝑛K 𝑛>

Apabila 𝜎K> dan 𝜎>> tidak diketahui, dapat diestimasi dengan:

𝑠K> 𝑠>>
𝑠Ha b Hc = d +
𝑛K 𝑛>

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
8 / 26
Untuk 𝒏 ≤ 𝟑𝟎:

𝑋K − 𝑋> 𝑛K 𝑛> (𝑛K + 𝑛> − 2)


𝑡C = d
f(𝑛K − 1)𝑠K> + (𝑛> − 1)𝑠>> 𝑛K + 𝑛>

𝑡C mempunyai distribusi t dengan derajat kebebasan sebesar 𝑛K + 𝑛> − 2.


Cara pengujiannya seperti yang sebelumnya, artinya 𝑍C (𝑡C ) dibandingkan
dengan 𝑍# , 𝑍#/>, − 𝑍i (𝑡#, 𝑡i, , −𝑡#/> ).
c c

Keterangan:
𝑋K = rata-rata sampel 1
𝑋> = rata-rata sampel 2
𝜎K> = varians dari sampel 1
𝜎>> = varians dari sampel 2
𝑛K = banyaknya sampel 1
𝑛> = banyaknya sampel 2

CONTOH SOAL
1. Seorang pemilik toko yang menjual dua macam bola lampu merek A
dan B, berpendapat bahwa tak ada perbedaan rata-rata lamanya
menyala bola lampu kedua merek tersebut dengan alternatif ada
perbedaan (tak sama). Guna menguji pendapatnya itu, kemudian
dilakukan eksperimen dengan jalan menjalankan 100 buah bola lampu
merek A dan 50 buah bola lampu merek B, sebagai random sampling.
Dari hasil random sampling didapatkan bahwa bola lampu merek A
dapat menyala rata-rata selama 952 jam, sedangkan merek B 987 jam,
dengan standar deviasi 85 jam dan 92 jam. Dengan menggunak a= 5%,
ujilah pendapat tersebut.
Penyelesaian:
Diketahui
𝑛K = 100
𝑛> = 50
𝑋QK = 952
𝑋Q> = 987

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
9 / 26
𝜎K = 85
𝜎> = 92
𝛼 = 5%

Prosedur pengujian hipotesis.


1. Rumusan Hipotesis
Dari soal diketahui bahwa pengujian dilakukan dengan dua arah.
Sehingga rumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut.
𝐻" : 𝜇K − 𝜇> = 0
𝐻" : 𝜇K − 𝜇> ≠ 0
2. Menentukan taraf nyata.
𝛼 = 5%.
Karena data berukuran besar, maka tabel yang digunakan adalah
tabel 𝑍. sehingga diperoleh

𝑍Y#Z[\ = 1,96
3. Hitung 𝑍" .
𝑋K − 𝑋> 952 − 987
𝑍C = = = −2,2
> >
𝜎> 𝜎>> l 85 + 92
d K 100 50
𝑛K + 𝑛>

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
10 / 26
4. Keputusan dan Kesimpulan

𝑡" = −2,25

𝑍Y#Z[\ = −1,96 𝑍Y#Z[\ = 1,96

Karena 𝑍C < −𝑍Y#Z[\ maka 𝐻C ditolak. Artinya, rata-rata lamanya


menyala dari bola lampu kedua merek tersebut tidak sama dengan
tingkat keyakinan 95%.

2. Karyawan dari suatu perusahaan diambil sampel sebanyak 13 orang


dari karyawan yang kerja pada shift malam, dan 12 orang dari kayawan
yang kerja pada shift siang. Dari sampel-sampel tersebut, diperoleh
data-data kerusakan produk yang dilakukan oleh karyawan shif malam
dan shif siang. Rata-rata kerusakan produk yang dilakukan karyawan
shift malam adalah 20 dengan variansnya 3,9. Sedangkan rata-rata
kerusakan produk yang dilakukan karyawan shift siang adalah 12
dengan varians 0,72.
Dengan taraf nyata 1 %, ujilah Apakah ada perbedaan rata-rata
kerusakan produk yang dilakukan oleh karyawan shift malam dan
siang?

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
11 / 26
Penyelesaian.
Diketahui:
𝑛K = 13
𝑛> = 12
𝑋QK = 20
𝑠K> = 3,9
𝑋Q> = 12
𝑠K> = 0,72
𝛼 = 1%
Prosedur pengujian hipotesis.
1. Rumuskan Hipotesis:
𝐻" : 𝜇K − 𝜇> = 0
𝐻# : 𝜇K − 𝜇> ≠ 0
2. Tentukan nilai taraf nyata
a = 1% = 0.01
Karena sampel berukuran kecil, maka uji yang digunakan adalah uji
𝑡 . Sehingga kita akan mencari nilai dari 𝑡Y#Z[\ dengan derajat
kebebasannya 𝑛K + 𝑛> − 2 = 13 + 12 − 2 = 23, dua arah, dan 𝛼 =
0,01.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
12 / 26
𝑡Y#Z[\ = 2,807
3. Hitung nilai 𝑡"

𝑋K − 𝑋> 𝑛K 𝑛> (𝑛K + 𝑛> − 2)


𝑡C = d
f(𝑛K − 1)𝑠K> + (𝑛> − 1)𝑠>> 𝑛K + 𝑛>

20 − 12 13 × 12(13 + 12 − 2)
= d
f(13 − 1)9 + (12 − 1)0,72 13 + 12
8
=− f143,52
f115,92
= −8,902

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
13 / 26
4. Keputusan dan Kesimpulan

𝑡" = −8,902

𝑡Y#Z[\ = −2,807 𝑡Y#Z[\ = 2,807

Karena 𝑡" < −𝑡Y#Z[\ , maka 𝐻" ditolak. Artinya ada perbedaan
rata-rata kerusakan produk yang dilakukan oleh karyawan shift
malam dan siang dengan tingkat keyakinan 99%.

PENGUJIAN HIPOTESIS TENTANG DUA RATA-RATA DATA


BERPASANGAN
Data berpasangan adalah data yang memiliki dua perlakuan
berbeda pada objek atau sampel yang sama. Pengaruh produktivitas
sebelum dan sesudah pelatihan bagi Badu. Jadi disini ada dua perlakuan,
pada sampel yang sama. Data seperti ini disebut data tidak bebas atau non-
independent.
Prosedur pengujian hipotesis untuk data berpasangan adalah sebagai
berikut.

1. Merumuskan hipotesis
Ø Uji satu arah kanan
𝐻" : 𝜇o = 0
𝐻# : 𝜇o > 0
Ø Uji satu arah kiri
𝐻" : 𝜇o = 0
𝐻# : 𝜇o < 0

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
14 / 26
Ø Uji dua arah
𝐻" : 𝜇o = 0
𝐻# : 𝜇o ≠ 0
dengan 𝜇o = 𝜇K − 𝜇>
2. Menetapkan taraf nyata
Misalkan taraf nyata (𝛼) adalah 5%. Selanjutnya menghitung nilai dari
𝑡= dengan melihat tabel pada lampiran 1, dengan derajat
kebebasannya adalah 𝑛 − 1.
3. Menghitung uji hitung statistik
Uji statistik hitung yang digunakan pada uji ini adalah sebagai berikut.
𝑑̅
𝑡" =
𝑠o ⁄√𝑛
dengan

> (∑ 𝑑N )>
d∑ 𝑑 −
𝑠o =
N 𝑛
𝑛−1
𝑡" = Nilai distribusi 𝑡
𝑑̅ = rata-rata dari perbedaan data berpasangan
𝑠o = standar deviasi dari perbedaan data berpasangan
𝑛 = banyaknya sampel
4. Membuat keputusan dan kesimpulan
Kriteria keputusan untuk menolak atau menerima 𝐻" adalah sebagai
berikut.

Ø Untuk uji satu arah kanan


Jika 𝑡" > 𝑡= maka 𝐻" ditolak
Jika 𝑡" < 𝑡= maka 𝐻" diterima
Ø Untuk uji satu arah kiri
Jika 𝑡" < 𝑡= maka 𝐻" ditolak
Jika 𝑡" > 𝑡= maka 𝐻" diterima

Ø Untuk uji dua arah


Jika 𝑡" < −𝑡=/> atau 𝑡" > 𝑡=/> maka 𝐻" ditolak
Jika −𝑡=/> < 𝑡" > 𝑡=/> maka 𝐻" diterima

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
15 / 26
CONTOH SOAL
1. Suatu kegiatan penelitian eksperimental, telah berhasil menemukan
metode “ABG” sebagai metode baru untuk mengajarkan mata kuliah
Statistik 2. Dalam rangka uji coba terhadap efektifitas atau keampuhan
metode baru itu, dilaksanakan penelitian lanjutan dengan mengajukan
hipotesis nol yang mengatakan : Tidak terdapat perbedaan yang
signifikan nilai Statistik 2 antara sebelum dan sesudah di terapkannya
metode “ABG” sebagai metode mengajar mahasiswa Universitas Esa
Unggul. Dalam rangka pengujian ini diambil sampel sebanyak 20
mahasiswa. Gunakan taraf kepercayaan 95 % (alfa=5% ) untuk menguji
pernyataan (Hipotesis) tersebut.
Datanya sebagai berikut.

Nilai statistik 2 Nilai statistik 2


Nama Nama
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
A 78 75 K 55 51
B 60 68 L 40 50
C 55 59 M 63 68
D 70 71 N 85 83
E 57 63 O 70 77
F 49 54 P 62 69
G 68 66 Q 58 73
H 70 74 R 65 65
I 81 89 S 75 76
J 30 33 T 69 86

PENYELESAIAN.
Diketahui:
𝑛 = 20
𝛼 = 5%
Prosedur pengujian hipotesis

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
16 / 26
1. Rumusan hipotesis.
𝐻" : 𝜇o = 0
𝐻# : 𝜇o ≠ 0
2. Menetapkan taraf nyata
Dari soal diketahui bahwa 𝛼 = 0,05. Selanjutnya dihitung nilai dari 𝑡=
dengan menggunakan tabel pada Lampiran 1, dengan derajat
kebebasannya
𝑛 − 1 = 20 − 1 = 19, dua arah, sehingga diperoleh
𝑡=/> = 2,093

3. Mengitung nilai dari 𝑡"


Sebelum menghitung nilai dari 𝑡" , kita hitung terlebih dahulu perbedaan
antara dua sampel. kemudian dihitung rata-rata dari perbedaan
tersebut. Setelah itu, dihitung nilai standar deviasi dari perbedaan data
berpasangan. Untuk mempermudah perhitungan, maka dibuatlah tabel
dibawah ini.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
17 / 26
Nama Sebelum Sesudah 𝑑N 𝑑N>
A 78 75 -3 9
B 60 68 8 64
C 55 59 4 16
D 70 71 1 1
E 57 63 6 36
F 49 54 5 25
G 68 66 -2 4
H 70 74 4 16
I 81 89 8 64
J 30 33 3 9
K 55 51 -4 16
L 40 50 10 100
M 63 68 5 25
N 85 83 -2 4
O 70 77 7 49
P 62 69 7 49
Q 58 73 15 225
R 65 65 0 0
S 75 76 1 1
T 69 86 17 289
Jumlah 90 1002

Perhitungan standar deviasi perbedaan sampel berpasangan.

> (∑ 𝑑N )> (90)>


∑ 𝑑 − 1002 −
𝑠o =
d N 𝑛 =
d 20 = d1002 − 405 = f31,421
𝑛−1 19 19

= 5,605
Perhitungan rata-rata dari perbedaan data berpasangan.
∑ 𝑑N 90
𝑑̅ = = = 4,5
𝑛 20

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
18 / 26
Perhitungan nilai 𝑡" .
𝑑̅ 4,5
𝑡" = = = 3,59
𝑠o ⁄√𝑛 5,605/√20
4. Keputusan dan kesimpulan

𝑡" = 3,59

−𝑡=/> = −2,093 𝑡=/> = 2,093

Karena 𝑡C > 𝑡=/> maka 𝐻" ditolak. Artinya terdapat perbedaan yang
signifikan nilai Statistik 2 antara sebelum dan sesudah di terapkannya
metode “ABG” sebagai metode mengajar mahasiswa Universitas Esa
Unggul dengan tingkat keyakinan 95%.

PENGUJIAN HIPOTESIS TENTANG PROPORSI


Pada pembahasan sebelumnya kita membahas mengenai pengujian
terhadap data yang berbentuk interval atau rasio. Pada bagian ini kita akan
membahas tentang proporsi. Proporsi adalah suatu pecahan, rasio atau
proporsi yang menunjukkan suatu bagian populasi atau sampel yang
mempunyai sifat luas. Sebagai contoh adalah suatu survei tentang tingkat
pendidikan konsumen dengan mengambil sampel 70 orang, 30 orang
dinyatakan berpendidikan SMU. Jadi sampel proporsi yang berpendidikan
SMU adalah 30/70 = 42,86 %. Jadi seumpama P merupakan proporsi untuk
sampel, proporsi sampel (P) adalah:

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑎𝑟𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑠𝑡𝑖𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙


𝑝=
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
19 / 26
Dalam menguji proporsi sampel populasi ada beberapa asumsi yang
perlu dipenuhi yaitu:
1. Data sampel yang diperoleh dengan perhitungan
2. Hasil dari percobaan diklasifikasikan dalam 2 kategori yang mutually
exclusif yaitu sukses atau gagal;
3. Probabilitas untuk sukses pada tiap perlakuan adalah sama;

4. Tiap-tiap perlakuan adalah independen.


Prosedur pengujian hipotesis:

1. Rumuskan hipotesis
𝐻" : 𝑝 = 0
𝐻# : 𝑝 > 0 atau 𝑝 < 0 atau 𝑝 ≠ 0
2. Menetapkan taraf nyata
Misalkan taraf nyata (𝛼) adalah 5%. Selanjutnya menghitung nilai
dari 𝑍= dengan melihat tabel pada lampiran 1.
3. Menghitung nilai dari 𝑍"
Nilai dari 𝑍" dapat dihitung dengan menggunakan rumus
𝑋 − 𝑛𝑝"
𝑍" =
f𝑛𝑝" (1 − 𝑝" )
4. keputusan dan kesimpulan
Kriteria keputusan untuk menolak atau menerima 𝐻" adalah sebagai
berikut.

Ø Untuk uji satu arah kanan


Jika 𝑍" > 𝑍= maka 𝐻" ditolak
Jika 𝑍" < 𝑍= maka 𝐻" diterima
Ø Untuk uji satu arah kiri
Jika 𝑍" < 𝑍= maka 𝐻" ditolak
Jika 𝑍" > 𝑍= maka 𝐻" diterima
Ø Untuk uji dua arah
Jika 𝑍" < −𝑍=/> atau 𝑍" > 𝑍=/> maka 𝐻" ditolak
Jika −𝑍=/> < 𝑍" > 𝑍=/> maka 𝐻" diterima

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
20 / 26
Contoh soal:
Seorang pejabat bank konvensional berpendapat, bahwa petani peminjam
kredit BIMAS yang belum mengembalikan kreditnya sebesar 70%, dengan
alternative lebih kecil dari itu. Untuk menguji pendapatnya tersebut,
kemudian diteliti sebanyak 225 orang petani peminjam kredit. Ternyata ada
150 orang yang belum mengembalikan kredit. Dengan a=10%, ujilah
pendapat tersebut.
Jawab:
Diketahui:
𝑛 = 225
𝑋 = 150
𝑝" = 70% = 0,7
𝛼 = 10%
Prosedur pengujian hipotesis
1. Rumusan Hipotesis
𝐻" : 𝑃 = 0,70
𝐻" : 𝑃 < 0,70
2. Menetapkan taraf nyata
Dari soal diketahui nilai dari 𝛼 = 10%,
Selanjutnya dihitung nilai dari 𝑍= dengan menggunakan tabel pada
lampiran 1.
𝑍# = 1,28
3. Hitung nilai 𝑍" .
𝑋 − 𝑛𝑝" 150 − 225(0,70) 150 − 157,5
𝑧" = = = = −1,09
f𝑛𝑝" (1 − 𝑝" ) f225(0,70)(0,30) 6,87

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
21 / 26
4. Keputusan dan Kesimpulan:

𝑍" = −1,09

𝑍= = −1,28

Karena 𝑍" = −1,09 > 𝑍# = −1,28 maka 𝐻" diterima. Kesimpulannya


pendapat pejabat tersebut benar.

PENGUJIAN HIPOTESIS TENTANG PERBEDAAN DUA PROPORSI


Dalam prakteknya, mungkin terdapat persoalan di lapangan
mengenai perbedaan antara dua proporsi (proporsi) terhadap sesuatu
permasalahan. Misalkan, perbedaan proporsi penduduk yang setuju
dengan progam KB, proporsi nasabah yang tidak puas dari dua BANK, dan
lain sebagainya, Untuk menyelesaikan persoalan pengujian diatas, dapat
digunakan rumus sebagai berikut:
𝑋K 𝑋>
𝑛K − 𝑛>
𝑧" =
𝑋 + 𝑋> 𝑋K + 𝑋> 1 1
l} K
𝑛K + 𝑛> ~ }1 − 𝑛K + 𝑛> ~ }𝑛K + 𝑛> ~
Contoh soal:
Seorang pejabat dari direktorat jenderal pajak berpendapat bahwa proporsi
wajib pajak yang belum membayar pajak dari dua daerah adalah sama,
dengan alternative tidak sama. Untuk menguji pendapatnya itu, telah diteliti
sebnayak 200 orang wajib pajak dari daerah yang satu. Ternyata ada 7
orang yang belum membayar pajak. Sedangkan dari 400 orang wajib pajak
dari daerah yang kedua terdapat 10 orang yang belum membayar pajak.
Dengan menggunakan a=5%, ujilah pendapat tersebut.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
22 / 26
Penyelesaian:
Diketahui: 𝑛K = 200, 𝑋K = 7, 𝑛> = 400, 𝑋> = 10
1. Rumusan Hipotesis:
𝐻" : 𝑝K = 𝑝>
𝐻# : 𝑝K ≠ 𝑝>
2. Tentukan nilai significant level, 𝛼 = 5%, 𝑍#/> = 1,96 dari table
normal.
3. Hitung nilai Z:
𝑋K 𝑋>
𝑛K − 𝑛>
𝑧" =
𝑋 + 𝑋> 𝑋K + 𝑋> 1 1
l} K
𝑛K + 𝑛> ~ }1 − 𝑛K + 𝑛> ~ }𝑛K + 𝑛> ~
7 10

200 400
=
l} 7 + 10 ~ }1 − 7 + 10 ~ } 1 + 1 ~
200 + 400 200 + 400 200 400
0,035 − 0,025
=
f(0,028)(0,0075)
0,01
=
f0,0002025
0,01
=
0,016
= 0,71
4. Keputusan dan Kesimpulan.

𝑍" = 0,71

𝑍=/> = −1,96 𝑍=/> = 1,96

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
23 / 26
Karena 𝑍" = 0,71 terletak antara −1,96 dan 1,96 maka 𝐻" diterima.
Kesimpulannya proporsi wajib pajak yang belum membayar pajak
dari dua daerah adalah tidak sama.

DAFTAR PUSTAKA
Daniel,W.W, Cross.C.L. 2013. Biostatistics. Edisi kesembilan. Amerika:
John Wiley and Sons.
Mulyono, sri. 2006. Statistika untuk Ekonomi dan Bisnis, Edisi ketiga.
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
Sugiono, Prof. DR. 2017. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Supranto, J. 2008. Statistik Teori dan Aplikasi, Edisi ketujuh; Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
Supranto, J. 2009. Statistik Teori dan Aplikasi, Edisi ketujuh; Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.
Walpole, Ronald E. 2017. Pengantar Statistika, Edisi ketiga. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Walpole.R.E, Myers.R.H, Myers.S.L, Ye.K. 2012. Probability & Statistics
for Engineers and Scientists. Ninth ed. Amerika: Pearson
Education.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
24 / 26
LAMPIRAN
Tabel 𝑍 dan 𝑡

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
25 / 26

Anda mungkin juga menyukai