Anda di halaman 1dari 25

PENUNTUN PRAKTIKUM

FISIKA DASAR I

Tim Penyusun

LOBORATORIUM FISIKA
PROGRAM STUDI FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
PALANGKARAYA
2017

i|P e n u n t u n P r a k t i k u m F i s i k a D a s a r I
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................................................................. ii


TATA TERTIB LABORATORIUM .............................................................................................................. iii
PERCOBAAN 1: ALAT UKUR DASAR DAN KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN ........................................ 1
PERCOBAAN 2: BANDUL MATEMATIS ................................................................................................... 3
PERCOBAAN 3: PESAWAT ATWOOD...................................................................................................... 5
PERCOBAAN 4: RESONANSI GELOMBANG BUNYI ................................................................................. 8
PERCOBAAN 5: OSILASI PEGAS ............................................................................................................ 10
PERCOBAAN 6: VISKOSITAS ................................................................................................................. 13
PERCOBAAN 7:KOEFISIEN MUAI PANJANG ZAT PADAT ..................................................................... 15
LAMPIRAN 1 - FORMAT PENYUSUNAN LAPORAN PRAKTIKUM ......................................................... 17
LAMPIRAN 2 - CONTOH COVER............................................................................................................ 18
LAMPIRAN 3 - CONTOH HALAMAN PENILAIAN................................................................................... 19
LAMPIRAN 4 - CONTOH FORMAT PENULISAN LAPORAN ................................................................... 20

ii | P e n u n t u n P r a k t i k u m F i s i k a D a s a r I
TATA TERTIB LABORATORIUM

Tata tertib Laboratorium menyangkut waktu praktikum, tata laksana praktikum, dan sanksi.
1. Waktu Pelaksanaan Praktikum, dilaksanakan sesuai Jadwal dan Praktikandiharuskan hadir 15
menit sebelum Praktikum dimulai.
2. Tata Laksana Praktikum
a. Memasuki ruangan laboratorium dengan memakai jas praktikum, dan tidak diperbolehkan
memakai kaosoblong.
b. Peserta menyerahkan Laporan Awal (cover, halaman penilaian, tujuan percobaan, dasar
teori, peralatan, cara kerja), tugas pendahuluan kepada Asisten Laboratorium
c. Tes Pendahuluan yang berkaitan dengan topik praktikum
d. Pengamatan atau pengambilan data
e. Merapikan alat dan bahan yang telah dipakai
f. Asistensi dan penyusunan Lembar Kerja Mahasiswa
3. Laporan praktikum ditulis tangan untuk tiap percobaan harus diserahkan kepada asisten
laboratorium dalam waktu satu hari sebelum praktikum berikutnya dilaksanakan
4. Sanksi
Asisten dapat memberikan sanksi kepada praktikan apabila:
a. Praktikan tidak dapat melengkapi persyaratan atau tugas yangtercantum dalam buku
penuntun.
b. Praktikan merokok, makan dan minum pada saat aktivitasberlangsung.
c. Praktikan yang tidak menyerahkan laporan praktikum pertemuan sebelumnya tidak
diperbolehkan mengikuti praktikum selanjutnya.
d. Praktikan yang menghilangkan atau merusak alat laboratoriumharus mengganti alat
tersebut sesuai spesifikasinya. Jangka waktupenggantiannya harus disepakati oleh praktikan
dengan ketua unitlaboratorium. Bila jangka waktunya tidak dipenuhi, maka praktikan
tidak diperkenankan mengikuti praktikum selanjutnya.

iii | P e n u n t u n P r a k t i k u m F i s i k a D a s a r I
PERCOBAAN 1: ALAT UKUR DASAR DAN KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN

1.1 Tujuan Percobaan


1. Mampu menggunakan dan memahami alat-alat ukur dasar
2. Menentukan hasil ketidakpastian dari pengukuran tunggal dan berulang dari hasil
percobaan
3. Menjelaskan arti statistik hasil percobaan
4. Memahami pengertian Angka Berarti (AB) dan konsep ketidakpastian dalam perhitungan
hasil pengukuran
5. Mencari besaran turunan

1.2 Dasar Teori


Alat ukur
Alat ukur adalah suatu devais untuk menunjukkan nilai dari suatu besaran fisis, biasanya
terdiri dari sistem analog yang mana penunjukan nilai secara kontinyu misalnya pada timbangan
yang penunjukan nilai menggunakan jarum skala, dan sistem digital yang mana hasil data
bernilai diskrit dan penunjukan menggunakan display digital.
Pada proses pengukuran selalu memberikan hasil yang tidak pasti atau disebut sebagai
ketidakpastian pengukuran, hal ini disebabkan oleh faktornilai skala terkecil /NST, kesalahan
kalibrasi, fluktuasi parameter dan lingkungan yang saling mempengarui, dan pengamat .
Nilai skala terkecil/NST pada suatu alat ukur adalah nilai skala yang tidak dapat dibagi-bagi
lagi. Ketelitian dari alat ukur bergantung pada NST ini. Contoh gambar dibawah ini
menunjukkan skala alat ukur.

Gambar 1. Skala utama alat ukur dengan NST = 0,2 satuan


Pada gambar diatas, pembagian antara satu skala dengan skala terkecil, yakni 1 satuan dibagi
dengan 5 satuan menghasilkan nilai NST yakni sebesar 0,2 satuan.
Beberapa faktor yang telah dijelaskan sangat mempengaruhi hasil pengukuran, oleh sebab
itu sangatlah sulit untuk mendapatkan nilai yang sebenarnya. Sehingga setiap pengukuran yang
dilakukan haruslah disertai dengan ketiakpastiannya. Ketidak pastian dibedakan menjadi dua,
yaitu ketidakpastian mutlak dan relatif yang masing-masing dapat digunakan untuk proses
pengukuran tunggal maupun berulang.
1. Ketidakpastian mutlak; merupakan nilai yang diperoleh keterbatasan dari alat ukur. Pada
proses pengukuran tunggal, biasanya nilai ketidakpastian yang digunakan adalah setengah dari
NST. Penulisan hasil pengukuran ini adalah sebagai berikut:
𝑋 = 𝑥 ± ∆𝑥
Dimana ; 𝑋 = 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛
𝑥 = ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛
1
∆𝑥 = 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘𝑝𝑎𝑠𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑚𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘 / 2 𝑁𝑆𝑇
Sedangkan pada proses pengukuran berulang, penulisan dapat digunakan menggunakan cara
kesalahan ½- rentang ataupun Standar Deviasi (simpangan baku), berikut adalah cara
penulisannya ;
Kesalahan ½- rentang
a. kumpulkan sejumlah hasil n pengukuran, contoh ; 𝑥1 , 𝑥2 , 𝑥3 … 𝑥𝑛

1|P e n u n t u n P r a k t i k u m F i s i k a D a s a r I
b. mencari nilai rata-rata dari 𝑥𝑛 pengukuran yaitu 𝑥
𝑥1 , 𝑥2 , 𝑥3 … 𝑥𝑛
𝑥=
𝑛
c. menentukan 𝑥𝑚𝑎𝑥 dan 𝑥𝑚𝑖𝑛 dari kumpulan data, dan ketidakpastiannya ditulis sebagai
berikut ;
𝑥𝑚𝑎𝑥 − 𝑥𝑚𝑖𝑛
∆𝑥 =
2
d. menuliskan hasil akhir, contoh ; suatu proses pengukuran panjang (dalam mm) diperoleh
nilai pengukuran 153,2 ; 153,6 ; 152,8 ; dan 153,0
𝑥 = 𝑥 ± ∆𝑥
Sehingga ;
153,2 + 153,6 + 152,8 + 153
𝑥= = 153,2
4
153,8 − 152,8
∆𝑥 = = 0,84
2

𝑥 = (153,2 ± 0,84)𝑚𝑚
Standar Deviasi (Simpangan Baku)
Penulisan nilai rata-rata hasil pengulangan pengukuran 𝑥1 , 𝑥2 , 𝑥3 … 𝑥𝑛 adalah ;
𝑛
1 1
𝑥 = (𝑥1 , 𝑥2 , 𝑥3 … 𝑥𝑛 ) = ∑ 𝑥𝑗
𝑛 𝑛
𝑗=1
Besar simpangan dinyatakan oleh standar deviasi, yakni ;

2
∑𝑛𝑗=1(𝑥𝑗 − 𝑥) ∑𝑛𝑗=1 𝑥𝑗 2 − (∑𝑛𝑗=1 𝑥𝑗 )2
𝑆𝑥 = √ = √
(𝑛 − 1) 𝑛(𝑛 − 1)

Nilai dari 𝑥 terletak dalam selang ( 𝑥 − 𝑆𝑥 ) sampai ( 𝑥 + 𝑆𝑥 ), sehingga penulisannya adalah ;


𝑥 = 𝑥 ± 𝑆𝑥

2. Ketidakpastian relatif ; Ketidakpastian relatif adalah nilai ketidakpastian yang diperoleh dari
perbandingan antara ketidakpastian mutlak dengan hasil pengukuran, yaitu ;
∆𝑥
𝐾𝑇𝑃 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 =
𝑥
Apabila menggunakan KTP relatif maka hasil pengukuran dilaporkan sebagai ;
𝑋 = 𝑥 ± (𝐾𝑇𝑃 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 × 100%)
Jika suatu variabel merupakan hasil operasi dari hasil pengukuran, hal ini disebut sebagai
ketidakpastian fungsi variabel, hasil operasi dapat dihitung menggunakan cara seperti dibawah
ini;
Variabel Operasi Hasil Ketidakpastian
Penjumlahan 𝑝=𝑎+𝑏 ∆𝑝 = ∆𝑎 + ∆𝑏
𝑎 ± ∆𝑎 Pengurangan 𝑞 =𝑎−𝑏 ∆𝑞 = ∆𝑎 − ∆𝑏
𝑏 ± ∆𝑏 ∆𝑟 ∆𝑎 ∆𝑏
Perkalian 𝑟 =𝑎×𝑏 = +
𝑟 𝑎 𝑏

2|P e n u n t u n P r a k t i k u m F i s i k a D a s a r I
𝑎 ∆𝑠 ∆𝑎 ∆𝑏
Pembagian 𝑠= = +
𝑏 𝑠 𝑎 𝑏
∆𝑡 ∆𝑎
pangkat 𝑡 = 𝑎𝑛 =𝑛
𝑡 𝑎

ANGKA BERARTI (AB) adalah angka yang menunjukkan hasil akhir yang akan dilaporkan pada
hasil pengukuran, yakni sebagai berikut ;
𝐴𝐵 = 1 − log(𝐾𝑇𝑃 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓)
Semakin kecil KTP relatif, maka semakin tinggi mutu dan ketelitian hasil pengukuran.
Contoh penulisan;
Nilai yang terukur KTP relatif (%) AB Hasil Penulisan
0,1 4 (1,202 ± 0,001)x 103
1,202 x 103 1 3 (1,20 ± 0,01)x 103
10 2 (1,2 ± 0,1)x 103

1.3 Tugas Pendahuluan


1. Tentukan NST jam tangan anda dan jam dinding di rumah anda. Tuliskan suatu hasil
pembacaan jam dan ketidakpastiannya untuk jam dindingtersebut di atas.
2. Pelajarilah mengenai alat-alat ukur dasar mekanika terutama mengenai jangka sorong
dan mikrometer sekrup. Jawablah pertanyaan berikut ini:
a. Jangka sorong dan banyak alat ukur lainnya dilengkapi dengan skala nonius.Apakah
gunanya nonius pada alat ukur semacam ini?
b. Jelaskanlah (dengan gambar) suatu contoh cara membaca suatu besaran yangdiukur
dengan alat ukur panjang yang menggunakan nonius, dimana panjangnonius sama
dengan 19 skala terkecil alat (mm) dan nonius tersebut dibagimenjadi 20 bagian!
c. Berapa mm kah selisih panjang satu skala utama alat ukur dan satu skala noniuspada soal
b?
d. Berikanlah suatu contoh penulisan hasil pengukuran panjang yang menggunakan jangka
sorong tersebut di atas lengkap dengan ketidakpastiannya.
e. Ungkapkanlah keistimewaan sebuah mikrometer sekrup sebagai alat ukurmengukur
panjang. Berikanlah suatu contoh hasil pengukuran denganmikrometer sekrup beserta
ketidakpastiannya

1.4 Peralatan
1. Micrometer sekrup
2. Neraca Ohaus 4. Jangka sorong
3. Mistar plastik (30 cm) 5. Kelereng, balok besi
1.5 Prosedur Percobaan
1. Menentukan NST tiap-tiap alat ukur (untuk alat ukur yang memiliki skala nonius, tentukan
NST tanpa dan dengan nonius)
2. Mengukur dimensi masing-masing bahan yang telah disediakan! (pengukuran sebanyak 3 x
pengulangan untuk tempat yang berbeda)
3. Catat hasil pengukuran ke dalam tabel. (untuk pengukuran berulang, gunakan cara penulisan
standar deviasi)
4. Hitung Volume balok dan bola dan KTPnya menggunakan ketidakpastian fungsi
variabel,proses perhitungan menggunakan KTPmutlak), dan sajikan nilai
volumemenggunakan KTPrelatifnya (menggunakan konsep angka berarti).
5. Tentukan rapat massa bahan (jangan lupa konversi nilai KTP massa ke bentuk KTP relatif).

3|P e n u n t u n P r a k t i k u m F i s i k a D a s a r I
6. Lakukan langkah 1 hingga 3 dengan mengganti mistar ukur dengan jangka sorong!
7. Lakukan langkah 1 hingga 3 dengan mengganti jangka sorong dengan micrometer sekrup!

1.6 Tugas Akhir


1. Berdasarkan hasil pengukuran diameter dari masing-masing kelereng dengan menggunakan
alat ukur yang disediakan, dengan alat ukur yang mana yang memberikan hasil pengukuran
lebih teliti? Jelaskan jawaban anda!
2. Jelaskan menurut anda apa perbedaan mendasar antara jangka sorong dan mikrometer
sekrup?
3. Bagaimana cara menentukan NST dari alat ukur digital?

Pustaka
B. Darmawan Djonobutro (1984 ). Teori Ketidakpastian .penerbit ITB, Bandung.
Soejoto,dkk.(1993). Petunjuk praktikum Fisika dasar, DEPDIKBUD.
DC Baird (1962). Experimentation An Inroduction to Measurement Theory and Experiment
Design.

2|P e n u n t u n P r a k t i k u m F i s i k a D a s a r I
PERCOBAAN 2: BANDUL MATEMATIS

2.1 Tujuan Percobaan


1. Menghitung percepatan gravitasi bumi menggunakan bandul sederhana
2. Memahami pengaruh panjang tali, massa bebean dan besar sudut simpangan untuk
menentukan hasil pengukuran

2.2 Dasar Teori


Pada bandul matematis, berat tali diabaikan dan panjang tali jauh lebih besar dari pada u
kuran geometris dari bandul. Pada posisi setimbang, bandul berada pada titik A. Sedangkan
pada titik B adalah kedudukan pada sudut di simpangan maksimum (). Kalau titik B adalah
kedudukan dari simpangan maksimum, maka gerakanbandul dari B ke A lalu ke B’ dan
kemudian kembali ke A dan lalu ke B lagi dinamakan satu ayunan. Waktu yang diperlukan
untuk melakukan satu ayunan ini disebut periode (T).

f = komponen w menurut garis


singgung pada lintasan bandul
P = gaya tegang tali
N = komponen normal
l = panjang tali
 = sudut simpangan

Dengan mengambil sudut  cukup kecil sehingga BB’ = busur BAB’, maka persamaan
osilasinya adalah ;
𝑑2 𝜃 𝑔
+ 𝑠𝑖𝑛𝜃 = 0 (1)
𝑑𝑡 2 𝑙
Jika sudut 𝜃 sangat kecil, maka geraknya akan merupakan gerak osilasi harmonik sederhana
dengan perioda ;
𝑙
𝑇 = 2𝜋√ (2)
𝑔
Dengan mengetahui panjang tali dan periode, maka percepatan gravitasi bumi dapat
diketahui mengunakan ;
4𝜋 2 𝑙
𝑔= 2
𝑇0
Jika sudut simpangan cuku besar, gerak bandul tidak lagi berbentuk osilasi harmonik
sederhana. Persamaan fungsi periode merupakan suatu fungsi dari sudut simpangan dalam
bentuk deret. Penguraian sampai orde 3 diberikan oleh formula ;
1 1 9 1
𝑇 = 𝑇0 (1 + 𝑠𝑖𝑛2 𝜃𝑚𝑎𝑥 + 𝑠𝑖𝑛4 𝜃𝑚𝑎𝑥 ) (3)
4 2 64 2
Dimana 𝜃𝑚𝑎𝑥 adalah amplitudo sudut simpangan maksimum dari arah vertikal dan 𝑇0 adalah
perioda untuk kondisi osilasi harmonik sederhana (𝜃) sangat kecil.

3|P e n u n t u n P r a k t i k u m F i s i k a D a s a r I
𝑇
Tabel 2.1 nilai 𝑡 untuk 𝜃𝑚𝑎𝑥 tertentu.
0
𝜃𝑚𝑎𝑥 (derajat) 𝑇 𝜃𝑚𝑎𝑥 (derajat) 𝑇
𝑇0 𝑇0
0 1 50 1,049138
10 1,001907 60 1,071289
20 1,007666 70 1,097468
30 1,0131169 80 1,127301
40 1,031169 90 1,160156

Tugas Pendahuluan
1. Buktikan rumus (2) diatas!
2. Bagaimana pengaruh panjang tali, berat bandul terhadap periode?
3. Apa yang dimaksud dengan:
a. Gaya gravitasi
b. Kuat medan gravitasi
c. Energi Potensial gravitasi
4. Jelaskan tentang hukum gravitasi Newton. Tulis persamaannya.
5. Apa yang dimaksud dengan : periode, frekwensi dan amplitudo bandul matematis?
Tuliskan rumus, satuan dan demensinya masing-masing?
6. Apa yang dimaksud dengan berat benda ? Samakah berat dengan massa ? Jelaskan
dengan rinci.
7. Buktikan rumus pada persamaan (1)
8. Sebutkan beberapa contoh aplikasi yang mempergunakan percepatan gravitasi dalam
kehidupan sehari-hari ?

2.3 Peralatan
1. Bandul 4. Mistar
2. Statip 5. Stopwatch
3. Tali 6. Busur derajat
2.4 Cara Kerja
1. Ambil panjang tali 120 cm.
2. Ayunkan bandul dengan sudut simpangan tidak melebihi 5. Tentukan waktu yang
diperlukan untuk 20 ayunan.
3. Lakukan langkah 1 dan 2 sebanyak 15 kali untuk panjang tali berturut - turut lebih
pendek 5 cm, dengan cara menurunkan penjepit statip.
4. Ulangi langkah 1-3 untuk sudut simpangan 10 dan 15.
5. Ulangi langkah 1-3 untuk massa yang berbeda

2.5 Tugas Akhir


1. Hitunglah g dari percobaan dengan  = 5, 10, dan 15 dengan metode matematis dan
hitunglah kesalahan relatif dan kesalahan literaturnya
2. Hitung pula dengan metoda kuadrat terkecil untuk kedua macam sudut simpangan
tersebut. Hitung kesalahan literatur dan buat grafik hubungan !
3. Bandingkan harga g yang didapat antara metode matematis dan kuadrat terkecil!
4. Berikan kesimpulan dan analisa dari percobaan yang sudah dilakukan !
5. Jelaskan pengaruh perubahan massa bandul dan tali terhadap perubahan periode !

4|P e n u n t u n P r a k t i k u m F i s i k a D a s a r I
PERCOBAAN 3: PESAWAT ATWOOD

3.1 Tujuan Percobaan


1. Menentukan kecepatan pada GLB dan percepatan pada GLBB
2. Menentukan momen inersia katrol secara teori dan eksperimen

3.2 Dasar Teori


Suatu katrol yang berotasi pada porosnya yang diam, maka gerak dari katrol
tersebut dapat dianalisa menggunakan gambar dibawah ini ;

Gambar 3.1 gaya-gaya pada katrol Gambar 3.2 Katrol dan beban Gambar 3.3skema pesawat
atwood
−𝑇1 − 𝑀𝑔 − 𝑇2 + 𝑁 = 0

𝑇1 𝑅 − 𝑇2 𝑅 = 𝐼𝛼

𝑎
𝛼=
𝑅
dimana 𝑎 adalah percepatan tangensial pada tepi katrol, dan percepatan ini sama dengan
percepatan tali penggantung yang dililitkan pada katrol tanpa slip. Bila suatu benda
digantungkan pada tali seperti gambar 3.2, maka percepatan benda adalah ;
(𝑚 + 𝑀1 ) − 𝑀2
𝑎= 𝑔
𝑚 + 𝑀1 + 𝑀2 + 𝐼/𝑅 2
Dengan 𝐼 adalah momen inersia katrol.
Jika massa beban tidak sama, maka sistem akan mengalami GLBB dengan percepatan yang
konstan, dengan mendapatkan nilai jarak yang ditempuh serta mengukur waktunya, maka
akan didapatkan percepatan beban dari eksperimen. Jika percepatan telah diketahui maka
selanjutnya akan ditentukan nilai momen inersia dari katrol.
Jika massa beban sama, maka sistem akan mengalami GLB atau diam. Jika sistem mula-mula
memiliki kecepatan awal, maka nilainya dapat ditentukan denganmengukur jarak tempuh
dan waktu benda.

5|P e n u n t u n P r a k t i k u m F i s i k a D a s a r I
3.3 Tugas Pendahuluan
1. Jelaskan yang dimaksud dengan gerak osilasi.
2. Turunkan persamaannya

3.4 Peralatan
1. 1 set peralatan eksperimen pesawat atwood
2. stopwatch
3. variasi beban
4. mistar

3.5 Cara Kerja


1. Menentukan Gravitasi menggunakan konsep GLB
a. ukur jarak dari pusat katrol ke ujung atas beban bertali 1 (M2) dan buat jarak
tersebut tetap (tidak dirubah).
b. Variasikan jarak A ke B (𝑋𝐴𝐵 ) dan hitung waktu yang diperlukan beban M1 dari A ke
B setelah beban tambahan tertahan pada titik A (𝑡𝐴𝐵 ).
c. Koreksi jarak AB dengan ditambah tinggi beban M2 untuk dimasukkan dalam
perhitungan.
d. Lakukan eksperimen ini sebanyak 5 kali dengan nilai massa beban tambahan yang
berbeda
2. Menentukan Gravitasi Menggunakan konsep GLBB
a. Variasikan jarak C ke A (titik ujung atas beban M2 terhadap titik A atau 𝑋𝐶𝐴 ) dan
hitung waktu yang diperlukan beban M2 + m dari C ke A setelah benda mulai
bergerak (𝑡𝐶𝐴 ).
b. Lakukan eksperimen ini sebanyak 5 kali dengan nilai massa beban tambahan yang
berbeda

3.6 Tugas Akhir


1. Eksperimen GLB
a. buat grafik 𝑡𝐴𝐵 terhadap 𝑋𝐴𝐵 yang telah dikoreksi untuk kedua massa tambahan
b. Tentukan persamaan regresi dari grafik tersebut lalu tentukan nilai kecepatan GLB
sistem menggunakan persamaan yang diperoleh ( kecepatan pada daerah AB
konstan, sehingga pergunakan rumusan hubungan jarak dan waktu untuk kecepatan
konstan).
c. Bandingkan kecepatan untuk kedua massa tambahan
d. Mengapa kecepatan di daerah AB konstan dan jarak AB harus dikoreksi terhadap
tinggi beban M1?

2. Eksperimen GLBB
a. Buat grafik 𝑡𝐶𝐴 terhadap 𝑋𝐶𝐴
b. Tentukan persamaan regresi dari grafik tersebut lalu tentukan nilai percepatan GLBB
sistem menggunakan yang diperoleh (percepatan pada daerah CA konstan, sehingga
pergunakan rumusan hubungan jarak dan waktu untuk percepatan konstan).
c. bandingkan percepatan untuk kedua massa tambahan.
d. Mengapa percepatan di daerah CA konstan?
e. Faktor apa saja yang mempengaruhi percepatan yang terjadi di daerah CA?

3. Penentuan momen inersia katrol


a. Dengan menggunakan persamaan kinematika yang diperoleh dari penurunan
diagram gaya, cari nilai momen inersia I untuk masing-masing beban tambahan

6|P e n u n t u n P r a k t i k u m F i s i k a D a s a r I
b. tentukan I secara teori dengan menggunakan data katrol yang ada
c. Bandingkan nilai I eksperimen dengan I teori dan jelaskan perbedaan nilai yang
terjadi!

7|P e n u n t u n P r a k t i k u m F i s i k a D a s a r I
PERCOBAAN 4: RESONANSI GELOMBANG BUNYI

6.1 Tujuan Percobaan


1. Menentukan besar cepat rambat gelombang bunyi di udara
2. Menentukan frekuensi sumber bunyi

6.2 Dasar Teori


Superposisi gelombang adalah penjumlahan simpangan dua buah gelombang atau lebih. Hasil
dari superposisi ini menimbulkan berbagai fenomena yang menarik, seperti adanya pelayangan,
interferensi, difraksi dan resonansi. Apabila superposisi terjadi antara gelombang datang dan
gelombang pantul, maka akan terbentuk gelombang berdiri. Jika besar frekuensi sama atau
mendekati frekuensi alamiahnya, maka akan mengakibatkan terjadinya resonansi sehingga
amplitudo hasil superposisinya memiliki besar yang maksimum.
Bila gelombang bunyi merambat dalam suatu tabung berisi udara, maka antara gelombang
datang dan gelombang yang dipantulkan oleh dasar tabung akan terjadi superposisi, dan dapat
timbul resonansi gelombang berdiri apabila panjang tabung udara merupakan kelipatan dari ¼ λ
dengan λ adalah panjang gelombang bunyi yang bersuperposisi. Hasil superposisi gelombang
bunyi ini dapat dilihat pada gambar 2.1.
Untuk tabung yang salah satunya ujungnya tertutup, hubungan antara panjang tabung L dan
panjang gelombang λ adalah;
λ
𝐿 = (2𝑛 + 1) 𝑛 = 0,1,2, … (1)
4
Sedangkan untuk tabung yang kedua ujungnya terbuka, maka;

λ
𝐿 = (2𝑛 + 2) 𝑛 = 0,1,2, … (2)
4
Karena ukuran garis tabung kecil bila dibandingkan dengan panjang gelombang. Maka perut
gelombang simpangan tidak tepat terjadi pada ujung
terbuka tetapi berada didekatnya, yaitu pada jarak
e≈0,6 R diluar tabung dengan R adalah jari-jari tabung,
jadi persamaan 1 dan 2 menjadi ;
λ
𝐿 = (2𝑛 + 1) − 𝑒 (3)
4

λ
𝐿 = (2𝑛 + 2) − 2𝑒 (4)
4
Karena λ = v/f dengan v adalah kecepatan merambat bunyi dan f adalah frekwensi, maka ;
λ
𝐿 = (2𝑛 + 1) −𝑒 (5)
4𝑓

8|P e n u n t u n P r a k t i k u m F i s i k a D a s a r I
λ
𝐿 = (2𝑛 + 2) − 2𝑒 (6)
4𝑓
Dengan membuat grafik L sebagai fungsi dari n, maka; Bila f diketahui, v dan e dapat dihitung
dan begitu juga sebaliknya.

gambar 2.1. Gelombang simpangan dalam tabung tertutup (a) keadaan resonansi pertama, (b)
kedua dan (c) ketiga

6.3 Tugas Pendahuluan


1. Apa yang dimaksud pelayangan, interferensi, difraksi dan resonansi
2. Turunkan persamaan resonansi pada tabung pipa

6.4 Alat dan Bahan


1. Tabung resonansi
2. Sumber bunyi

6.5 Prosedur Percobaan


1. Ukur diameter bagian dalam dari tabung
2. Ambil sumber bunyi dan dekatkan ke mulut tabung bagian atas
3. Catatlah ukuran ketinggian air ketika terdengan bunyi yang keras
4. Turunkan permukaan air hingga terjadi resonansi berikutnya
5. Ulangi eksperimen dengan menaikkan ketinggian air
6. Gambar grafik L terhadap n dan hitung e serta v
7. Hitung v dari rumus 𝑣 = √ 𝛾𝑅𝑇/𝑚 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑅 = 8.314 𝑑𝑎𝑛 𝛾 = 1,4
8. Hitung juga dari rumus 𝑣 = 331√1 + 𝑡/273 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑠𝑢ℎ𝑢 𝑡 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑐𝑒𝑙𝑐𝑖𝑢𝑠
9. Bandingkan hasil serta beri penjelasan
10. Ulangi langkah diatas dengan frekuensi sumber yang berbeda (tidak diketahui
frekuensinya)

6.6 Tugas Akhir


1. Gambarkan grafil L terhadap n dan tentukan frekuensi sumber yang tidak diketahui
2. Sebutkan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dalam menentukan frekuensi tersebut

Pustaka
Sutrisno (1982).Seri Fisika Dasar : Mekanika. Penerbit ITB, Bandung.
Tipler PA, Mosca G.Physics for Scientists and Engineers 5th Edition

9|P e n u n t u n P r a k t i k u m F i s i k a D a s a r I
PERCOBAAN 5: OSILASI PEGAS

5.1 Tujuan Percobaan


1. Menentukan tetapan pegas dan massa efektif pegas dengan melaksanakan eksperimen
ayunan pegasyang dibebani.
2. Menentukan percepatan gravitasi dengan mengukur perpanjangan pegas yang dibebani.

5.2 Dasar Teori


Setiap sistem yang memenuhi hukum Hooke akan memenuhi konsep gerak harmonik
sederhana. Jika suatu beban bermassa digantungkan pada pegas seperti gambar 4.1 dibawah
ini, maka keseimbangan akan dicapai setelah pegas mengalami perpanjangan, Apabila beban
ditarik dari kedudukan setimbangnya lalu dilepaskan maka benda di ujung akan berosilasi.

Gambar 4.1 Getaran dari pegas


Hukum II newton dapat diterapkan pada sistem yang mengalami gerak harmonik sederhana,
dengan F adalah gaya hooke, yakni ;
𝐹 =𝑚𝑎
𝑑2 𝑥
−𝑘 𝑥 = 𝑚 2
𝑑𝑡

Dimana m merupakan massa pegas, a merupakan percepatan , k merupakan tetapan pegas.


Persamaan ini menyatakan hubungan x dan t tetapi mengandung suku dalam bentuk
differensial. Solusi persamaan diatas merupakan suatu fungsi yang menyatakan posisi benda (x)
dan memenuhi persamaan differensial diatas, x merupakan fungsi waktu yang apabila
didifferensialkan dua kali terhadap t menghasilkan –k/m kali fungsi yang sama (sebelum
diturunkan). Selain itu fungsi tersebut apabila diinterpretasikan kedalam bentuk grafik akan
sama seperti pada gambar 4.1 diatas. Dari bentuk tersebut dan sifat differensial fungsi sinus
dan cosinus, solusinya dapat dituliskan sebagai berikut;
𝑥(𝑡) = 𝐴𝑐𝑜𝑠(𝜔𝑡 − 𝜑) = 𝑎 cos(𝜔𝑡) + 𝑏 sin(𝜔𝑡)
Dengan 𝐴𝑐𝑜𝑠𝜑 dan 𝑏 = 𝐴 sin 𝜑 . konstanta a dan b memungkinkan solusi ini diungkapkan
dalam bentuk kombinasi sinus dan cosinus, dengan tetapan A, 𝜔 , dan 𝜑 yang belum diketahui.
Solusi dari persamaan ini adalah ;

𝑘
𝜔=√
𝑚
Dan
𝑥(𝑡) = 𝐴𝑐𝑜𝑠(𝜔𝑡 + 𝜑)
Yang merupakan solusi dari persamaan gerak harmonik sederhana tersebut diatas dengan
tetapan A dan 𝜑 masih belum tertentu. Ini berarti ada berbagai kemungkinan macam gerak
harmonik sedehana ini yang bergantung pada nilai A dan 𝜑.

10 | P e n u n t u n P r a k t i k u m F i s i k a D a s a r I
Getaran pegas akan bergantung pada massa beban dan tetapan pegas sebagaimana
ditunjukkan pada persamaan berikut ;

𝑘 2𝜋
𝜔=√ =
𝑚 𝑡
𝑚 4𝜋 2
𝑇=√ 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑇 2 = 𝑚
𝑘 𝑘
Jadi apabila beban digantungkan pada pegas yg telah diketahui massanya, lalu pegas digetarkan
dan diukur juga periodenya, tetapan pegas k akan dapat dicari. Ketelitian akan tinggi apabila
pengukuran dilakukan berulang-ulang dengan variasi beban berbeda-beda.

5.3 Tugas Pendahuluan


1. Jelaskan cara menentukan tetapan pegas secara statis dan dinamis! Bersama turunan
persamaannya!
2. Turunkan persamaan no.1 bila 2 pegas dihubungkan secara seri dan paralel!
3. Apa yang dimaksud dengan getaran selaras?

5.4 Peralatan
1. Statif
2. Skala pelengkap statif
3. Pegas spiral
4. Tempat beban
5. Beban tambahan
6. Stopwatch
7. Neraca ohauss

5.5 Cara Kerja


4.5.1 Penentuan tetapan pegas
1. Gantungkanlah pegas pada statif, lalu gantungkan beban, tarik sedikit kebawah
kemudian lepaskan
2. Catatlah waktu yang diperlukan untuk 10, 20, 30 getaran (amplitudo simpangan
sebaiknya hampir sama selama getaran)
3. Amati berapa jumlah getaran yang dapat memberikan hasil yang paling teliti
4. Ulangi pengukuran itu dengan menambahkan variasi beban
5. Timbanglah masing-masing beban dan juga pegas. Olahlah data percobaan
4.5.2 Penentuan Percepatan Gravitasi
1. Catat posisi awal pegas dan beban (tunggu 10 detik)
2. Tambahkan beban dan catat posisi beban dan pegas (tunggu 10 detik)
3. Ulangi langkah 1-2 sampai beban terakhir
4. Setelah penambahan beban yang terakhir, kurangi beban satu persatu dan ulangi
langkah 1, sampai beban terakhir

5.6 Tugas Akhir


1. Buatlah grafik 𝑇 2 terhadap massa total beban yang digunakan!
2. Tentukanlah nilai rata-rata tetapan pegas dari grafik diatas !
3. Dalam perumusan diatas tidak disinggung massa dari pegas, massa pegas efektif dapat
ditentukan dari grafik antara 𝑇 2 terhadap massa total beban yang digunakan, tentukan
massa pegas efektif itu!

11 | P e n u n t u n P r a k t i k u m F i s i k a D a s a r I
4. Lebih besar atau kecil kah massa pegas efektif tersebut terhadap massa sebenarnya?
Bagaimana hasil eksperimen anda? Berikan analisa!
5. Buat grafik antara simpangan dengan massa beban w=f(x) (percobaan penentuan gravitasi)
6. Tentukan percepatan gravitasi dari grafik di atas!

12 | P e n u n t u n P r a k t i k u m F i s i k a D a s a r I
PERCOBAAN 6: VISKOSITAS

6.7 Tujuan Percobaan


3. Menentukan angka kekentalan (viscositas) suatu cairan dengan menggunakan Viskosimeter
bola jatuh

6.8 Dasar Teori


Setiap zat cair mempunyai karakteristik yang khas, berbeda satu zat cair dengan zat cair yang
lain. Kekentalan (viscositas) dapat dibayangkan sebagai peristiwa gesekan antara satu bagian
dan bagian yang lain dalam fluida. Dalam fluida yang kental kita perlu gaya untuk menggeser
satu bagian fluida terhadap yang lain. Apabila suatu benda bergerak dalam zat cair atau
sebaliknya akan timbul gaya yang besarnya berbanding lurus dengan kecepatannya.
5.2.1. Viskosimeter Bola Jatuh.
Pada percobaan ini bola kecil dijatuhkan pada cairan yang diukur kekentalannya. Mula-mula
bola akan mengalami percepatan dikarenakan gravitasi, namun karena kekentalan cairan
percepatan bola berkurang dan akhirnya nol. Pada saat itu kecepatan bola tetap (kecepatan
terminal Vm). Maka menurut Hukum Stokes :

2𝑟 2 𝑔
𝑉𝑚 = (𝜌 − 𝜌0 ) (1)
9𝜂

dimana : Vm = kecepatan terminal (cm/dt).


𝜂 = Viskositas.
r = jejari bola (cm).
𝜌 = rapat massa bola (gr/cm3).
𝜌0 = rapat massa cairan (gr/cm3).
Pada persamaan (1) dianggap diameter tabung relatif lebih besar dari diameter bola. Bila
perbandingan diameter tidak terlalu besar perlu diberikan koreksi :

2,4𝑟
𝐹 = (1 + )
𝑅

R = jari-jari tabung bagian dalam.

Untuk percobaan R = 1,76 cm, persamaan (1) menjadi :

µ(𝜌 − 𝜌0 )
𝜂= (2)
𝐹𝑉𝑚
Dimana :
2𝑟 2 𝑔
𝐹 = (1 + 1,36 𝑟) ; µ =
9
Bila  dan o diketahui serta r dan Vm diukur maka dengan menggunakan persamaan (2) 
dapat ditentukan.

6.9 Tugas Pendahuluan


1 Gambar dan jelaskan arus laminer zat cair yang kental
2. Jelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi kekentalan
3. Gambar dan jelaskan gaya yang bekerja pada benda yang bergerak jatuh dalam cairan

13 | P e n u n t u n P r a k t i k u m F i s i k a D a s a r I
6.10 Alat dan Bahan
1. Cairan yang akan ditera 3. stopwatch
2. Viskosimeter bola jatuh dengan
perlengkapan 1 set

6.11 Prosedur Percobaan


1. Ukur jari-jari bola kecil dengan mikrometer
2. Perhatikan kedudukan T dimana bola Q dianggap mencapai kecepatan terminal
3. Tentukan titik S di bawah titik T
4. Jatuhkan bola Q dan catat waktu dari titik T dan ke S. Ulangi 5 kali
5. Lakukan langkah 1-2, 2 kali dengan jarak dan bola yang berbeda (tanya asisten).
6. Lakukan percobaan yang sama untuk cairan yang lain.

6.1 Tugas Akhir


1. Hitung angka kekentalan menurut Viskosimeter bola jatuh dengan persamaan (2).
2. Buatlah kesimpulan dari percobaan ini.

Pustaka
Sutrisno (1982).Seri Fisika Dasar : Mekanika. Penerbit ITB, Bandung.
Tipler PA, Mosca G.Physics for Scientists and Engineers 5th Edition

14 | P e n u n t u n P r a k t i k u m F i s i k a D a s a r I
PERCOBAAN 7: KOEFISIEN MUAI PANJANG ZAT PADAT

7.1 Tujuan Percobaan


Tujuan dari percobaan ini adalah:
1. Memahami pengaruh kenaikan temperatur terhadap bahan, terutama bahan logam.
2. Menuliskan persamaan koefisien muai panjang.
3. Menghitung koefisien muai panjang.

7.2 Dasar Teori


Perubahan ukuran pada dimensi linier akibat kenaikan temperatur, seperti panjang,lebar dan
tebal disebut muai linier. Untuk perubahan temperatur yang kecil, perubahanpanjang, lebar dan
tebal akan sebanding dengan perubahan temperatur. Konstantapembanding antara perubahan
temperatur dalam perubahan panjang relatif terhadappanjang mula-mula disebut koefisien muai
linier Jadi,
∆𝑙
≅ ∆𝑡
𝑙
∆𝑙
= 𝛼∆𝑡
𝑙
∆𝑙 = ∆𝑡 (1)
Besar nilai berbeda-beda untuk setiap bahan. Zat padat yang isotropik apabila dipanaskan
maka perubahan persen panjangsemua garis dalam zat padat tersebut akan sama. Artinya untuk
suatu t yang diberikan maka Untuk panjang,lebar dan tebal akan sama. Karena itu maka
kita dapatmenurunkan koefisien muai luas maupun koefisien muai volume.
Dalam percobaan ini, alat yang digunakan seperti pada gambar, batang logamyang akan
ditentukan koefisien muai panjangnya diletakkan diatas roda silinder denganjari-jari R tanpa slip.
Pertambahan panjang akan menyebabkan roda berputar sehinggapertambahan panjang ini
dapat dibaca pada jarum r pada skala S.

Apabila diameter roda silinder d dan penyimpangan jarum dari posisi awal So ke St
adalah , maka diperoleh persamaan:
𝜙𝜂𝑑 𝑙0
𝛼= (2)
360 𝑡 − 𝑡0
Dengan l0 adalah panjang batang logam pada suhu t0.

7.3 Tugas Awal


1. Tuliskan perumusan panjang akhir suatu batang logam sebagai fungsi daritemperatur akhir.
2. Untuk menentukan koefisien muai panjang suatu batang logam,
a) Sebutkan apa yang harus di ukur
b) Gambarkan grafik terhadap temperatur akhir.
3. Tentukan koefisien muai luas dan koefisien muai volume 
4. Buktikan persamaan (2)
5. Tuliskan dalam sebuah tabel besarnya koefisien muai panjang.

15 | P e n u n t u n P r a k t i k u m F i s i k a D a s a r I
a) Aluminium
b) Tembaga
c) Besi

7.4 Alat dan Bahan


1. Batang–batang logam 4. Bunsen
2. Micrometer sekrup 5. Statif dengan sekrup dan mistar
3. Thermometer 6. Alat penunjuk pertambahan panjang

7.5 Prosedur Percobaan


1. Rendamlah dalam air kran batang logam yang akan diselidiki dan catat temperatur( t0),
tuliskan ketidakpastinnya.
2. Siapkan bunsen.
3. Ukur diameter (d) roda silinder dan tuliskan dengan ketidakpastiannya.
4. Periksa apakah jarum dan roda sudah bebas bergerak, tidak ada gesekan pada
porosnya.
5. Ambil batang logam aluminium yang akan diselidiki dan ukur panjang mulamulanya ( l0)
serta tuliskan dengan ketidakpastiannya. Kemudian atur ujung batang yang rata pada statif.
6. Periksa ujung yang lain, apakah benar-benar sudah menekan (tanpa slip) rodasilinder.
7. Jarum diberi simpangan sedikit, supaya mudah dibaca.
8. Nyalakan bunsen dan beberapa saat kemudian logam akan memuai. Andaikansistemnya
baik, jarum akan bergeser secara kontinyu, jika tidak maka harusulangi langkah 4. Catat
suhu akhir(t). Tuliskan ketidakpastiannya.
9. Padamkan bunsen. Catatlah skala yang ditunjukkan oleh jarum St.
10. Ambilah logam yang lain (tembaga kemudian besi) lakukan langkah 5–9 di atas.

7.6 Tugas Akhir


1. Hitunglah koefisien muai panjang aluminium, tembaga dan besi. Bandingkandengan nilai
yang ada dalam literatur.
2. Buatlah kesimpulan dan saran-saran mengenai percobaan ini.

Pustaka
Soetrisno (1984). Seri Fisika Dasar: Listrik Magnet dan Termofisika. Penerbit ITB,Bandung.
Resnick and Hallidy (1988). Physics, Jilid I. Penerbit Erlangga, Jakarta

16 | P e n u n t u n P r a k t i k u m F i s i k a D a s a r I
LAMPIRAN 1 - FORMAT PENYUSUNAN LAPORAN PRAKTIKUM

1. Laporan ditulis tangan rapi pada kertas A4 (21 cm x 29,7 cm) 80 gram.
2. Margin kertas: kiri 3 cm, atas 3 cm, kanan 2 cm, bawah 2 cm.
3. Penulisan menggunakan style rata kiri dengan spasi 1,5, dan bolak-balik.
4. Konten laporan meliputi:
a. Cover
b. Halaman penilaian
c. Laporan percobaan:
- Judul percobaan
- Tujuan percobaan
- Dasar Teori
- Peralatan
- Cara kerja
- Hasil dan Pembahasan
- Daftar Pustaka
5. Dasar teori minimal ditulis 2 halaman yang berasal dari minimal 2 buku referensi, dan dapat
ditambahkan dengan hasil penelusaran di internet, berupa jurnal ilmiah atau situs ilmiah,
namun tidak diperbolehkan berasal dari wikipedia dan blog pribadi.
6. Setiap kutipan yang diambil dari referensi harus disertai dengan sitasi nama pengarang dan
tahun diterbitkan referensi tersebut, contoh: (Sutrisno, 1994)
7. Setiap persamaan yang dituliskan harus diberi nomor yang sesuai dengan urutan percobaan,
contohnya untuk persamaan 1 pada percobaan 2: bandul matematis dituliskan,
√𝑔𝑟 × 𝑓𝑑 = 𝑐 (2.1)
dan dilanjutkan dengan 2.2, 2.3, ..., untuk persamaan berikutnya
8. Penomoran gambar menggunakan sistem penomoran seperti pada poin 7 dengan penempatan
di bawah gambar.
Contoh:

Gambar 1.1 Balok


9. Penomoran sub bab menggunakan sistem penomoran seperti pada poin 7,
10. Cover halaman muka diketik komputer dengan format pada lampiran 2.

17 | P e n u n t u n P r a k t i k u m F i s i k a D a s a r I
LAMPIRAN 2 - CONTOH COVER

21 cm

3 cm

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I


PERCOBAAN 01
ALAT UKUR DASAR DAN KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN

29,
7 3 cm
cm 2 cm

OLEH:
NAMA :
NIM :
KELOMPOK :
ASISTEN :

PROGRAM STUDI FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
PALANGKARAYA
2017

2 cm

Keterangan:
- Jenis huruf Trebuchet MS ukuran 12 (bold)
- Ukuran logo 4 cm x 4 cm
- Spasi 1
- Logo boleh grayscale
- Di print pada kertas warna biru muda ukuran A4

18 | P e n u n t u n P r a k t i k u m F i s i k a D a s a r I
LAMPIRAN 3 - CONTOH HALAMAN PENILAIAN

21 cm

3 cm

LAPORAN FISIKA DASAR I

Nama :
NIM :
Kelompok :
29, Judul Percobaan :
7 3 cm Tanggal Percobaan :
cm Fakultas : 2 cm
Program Studi :
Asisten :

Nilai Palangka Raya, ..................2017


Asisten

(.................................)

2 cm

Keterangan:
- Ditulis tangan pada kertas A4
- Spasi 1,5
- Ukuran kotak nilai 3 cm x 4 cm

19 | P e n u n t u n P r a k t i k u m F i s i k a D a s a r I
LAMPIRAN 4 - CONTOH FORMAT PENULISAN LAPORAN

21 cm

3 cm

Percobaan 1
Alat Ukur Dasar dan Ketidakpastian Pengukuran

1.1 Tujuan Praktikum


Tujuan praktikum ini adalah:
1.
29,7 1.2 Dasar Teori
cm
3 cm 1.3 Peralatan
2 cm
Berikan keterangan fungsi setiap alat
1.4 Cara Kerja
Tahapan cara kerja dituliskan dengan kalimat aktif
1.5 Hasil dan Pembahasan
1.5.1 Hasil
- Berisi tabel hasil pengamatan, perhitungan dan grafik
- Berikan minimal 1 contoh perhitungan step by step
1.5.2 Pembahasan
- Jawaban dari tugas akhir
1.6 Kesimpulan dan Saran
1.6.1 Kesimpulan
1.6.2 Saran
Daftar Pustaka
dan metamorf lebih rendah dari rata-rata formasi

2 cm

20 | P e n u n t u n P r a k t i k u m F i s i k a D a s a r I

Anda mungkin juga menyukai