(Propagation of Error)
Teguh Prakoso, PhD
Departemen Teknik Elektro,
Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Maret 2020
Ketidakpastian Pengukuran vs.
Ketidakpastian Percobaan
• Pertemuan sebelumnya:
❑ Hasil pengukuran dinyatakan dalam bentuk:
❑ 𝑥 = 𝑥ҧ ± ∆𝑥 satuan
❑ 𝑥ҧ adalah rerata
❑ ∆𝑥 adalah simpangan baku pada pengukurn berulang
❑ ∆𝑥 setengah hitungan terkecil pada pengukuran tunggal
• Dalam banyak kasus, suatu besaran yang ingin didapatkan
tidak bisa atau tidak praktis untuk diukur langsung.
• Besaran yg diinginkan tsb dihitung dari besaran lain yang
diukur.
• MASALAH: bagaimana menentukan ketidakpastian besaran
yg diinginkan tsb jika diketahui besaran terukur beserta
ketidakpastiannya?
Capaian Pembelajaran
Setelah menyelesaikan tahap pembelajaran ini
mahasiswa akan mampu:
• menghitung ketidakpastian besaran yang
diinginkan dalam percobaan jika diketahui
besaran terukur beserta ketidakpastiannya (besar
dan jenisnya);
• menentukan angka penting hasil akhir (besaran
yang diinginkan) berdasarkan akurasi percobaan;
• menyatakan hasil akhir dengan tepat dan
konsisten.
Rujukan: Bab 2
Ketidakpastian pada
hasil percobaan
Teori
ketidakpastian
Judul
menggunakan
satuan SI.
B. Darmawan
Pengarang
https://www.bukalapak.com/p/hobi- Djonoputro
koleksi/buku/teknik/122hx5y-jual-
teori-ketidakpastian Penerbit ITB, 1984
A. KETIDAKPASTIAN, KETEPATAN,
KETELITIAN, DAN ANGKA BERARTI
Ketidakpastian: Mutlak vs. Nisbi
Hasil pengukuran dinyatakan dalam bentuk:
𝑥 = 𝑥ҧ ± ∆𝑥 satuan
• ∆𝑥 merupakan ketidakpastian mutlak
– satuannya sama dengan 𝑥.
– Terkait dg ketepatan (presisi) pengukuran
– ∆𝑥 ↑ bermakna 𝑘𝑒𝑡𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 ↓
∆𝑥
• Ketidakpastian nisbi (relatif): ҧ
𝑥
– Tanpa satuan, tetapi sering dinyatakan dlm %
– Terkait dg ketelitian (akurasi) pengukuran
∆𝑥
– ↑ artinya 𝑘𝑒𝑡𝑒𝑙𝑖𝑡𝑖𝑎𝑛 ↓
𝑥ҧ
Ilustrasi Ketidakpastian Mutlak
𝐿1 = 6,40 ± 0,005 mm
lebih tepat (presisi)
dibandingkan
𝐿2 = 6,4 ± 0,05 mm
∆𝑥
• Hitung ketidakpastian nisbinya: ҧ
𝑥
∆𝑉 0,05 𝑉
▪ ഥ1
= = 0,01 = 1 %
𝑉 5,0 𝑉
∆𝑉 0,05 𝑉
▪ ഥ2
= = 0,005 = 0,5 %
𝑉 10,0 𝑉
• 𝑉2 lebih teliti (akurat) dibandingkan 𝑉1
Angka Berarti (Significant Figure)
• Makin tinggi ketepatan (presisi) pengukuran, makin besar jumlah
angka berarti yang boleh diikutsertakan dalam pelaporan
22
• Ilustrasi: = 3,14285...
7
22
• 𝑥 = ± 1%
7
▪ ∆𝑥 = 0,0314285 … shg dilaporkan ∆𝑥 = 0,03
▪ 𝑥 = 3,14 ± 0,03
• Ketelitian (akurasi) meningkat menjadi 1 0Τ00
▪ ∆𝑥 = 0,00314285 … shg dilaporkan ∆𝑥 = 0,003
▪ 𝑥 = 3,142 ± 0,003
• Ketelitian (akurasi) 10%
▪ ∆𝑥 = 0,314285 … shg dilaporkan ∆𝑥 = 0,3
▪ 𝑥 = 3,1 ± 0,3
Aturan Praktis
No. Ketelitian ‘Hak’ Posisi Desimal
(Relative Angka Angka Pasti + Angka Taksiran
Uncertainty,
RU) Berarti
1 10% 2 Dua digit: 1234 → 123,4
2 1% 3 Tiga digit: 1234 →12,34
3 0,1% 4 Empat digit: 1234 → 1,234
Aturan tak tertulis yang digunakan untuk menghasilkan “aturan
praktis” tersebut adalah
Galat atau ketidakpastian hanya dinyatakan dalam satu angka.
Berpegang pada kebiasaan hanya menggunakan satu angka yang
diragukan.
Ilustrasinya terdapat di slide sebelum ini tentang bilangan pi.
John R. Taylor, ”An Introduction to Error
Analysis,” University Science Book, 1997.
Latihan 6a. Kerjakan soal di buku Teori
Ketidakpastian
• Soal no. 2. Termometer (pembagian skala sampai 0,5 °𝐶 saja)
dipakai mengukur titik didih air (pada 1 atmosfer).
a) Berapakah ketidakpastian mutlak pada pengukuran ini?
b) Berapakah ketidakpastian relatifnya?
c) Berapakah ketelitian yang tercapai dalam pengukuran ini?
• Soal no. 3. Stopwatch memiliki pembagian skala sampai 0,2 detik.
Tentukan selang waktu yang dapat diukur dengan ketelitian 5%; 1%.
• Soal no. 8. Dengan berpegang kepada kebiasaan hanya
menggunakan satu angka yang diragukan, tulislah dengan tepat:
a) 3,456 ± 0,2
b) 78000 ± 20
c) 0,002468 ± 0,00001
d) 6543,410 ± 0,3
e) 7777,7 ± 0,2
B. KETIDAKPASTIAN PADA HASIL
PERCOBAAN
Propagation of Errors
(Perambatan Galat)
• Ketidakpastian pada Fungsi 1 Peubah
• Misalkan volum kubus dinyatakan sebagai 𝑉 =
𝑥 3 m3
• Volum dapat diukur langsung misalnya dengan
gelas ukur.
• Tetapi, apakah praktis mengukur volume
kubus berukuran dg panjang sisi 3 m?
• Cara yg praktis adalah menentukan volum
kubus dr hasil pengukuran panjang sisinya.
Pendekatan Hitung Diferensial
(Deret Taylor)
• 𝑦 sebagai fungsi 𝑥, yaitu 𝑦 = 𝑓(𝑥)
• Karena 𝑋0 tidak diketahui, nilai benar 𝑦0 = 𝑓(𝑋0 ) juga tidak dapat
diketahui.
• Pendekatan:
▪ 𝑦 = 𝑓 𝑥 = 𝑓(𝑥ҧ ± Δ𝑥)
• Deret Taylor di sekitar 𝑥 = 𝑥:ҧ
𝑑𝑓 1 𝑑2𝑓 2
▪ 𝑦 = 𝑓 𝑥ҧ ± Δ𝑥 = 𝑓 𝑥ҧ ± Δ𝑥 + Δ𝑥 ±⋯
𝑑𝑥 𝑥ҧ 2 𝑑𝑥 2 𝑥ҧ
▪ Nilai terbaik 𝑦 adalah 𝑦ത = 𝑓(𝑥).
ҧ
Δ𝑥
▪ Suku orde kedua dan yang lebih tinggi diabaikan (syarat ≪ 1).
x
𝑑𝑓
▪ 𝑦 = 𝑦ത ± Δ𝑥
𝑑𝑥 𝑥ҧ
𝑑𝑓
▪ Δ𝑦 = 𝑦 − 𝑦ത = Δ𝑥
𝑑𝑥 𝑥ҧ
Ilustrasi Hubungan Ketidakpastian
𝑦 terhadap 𝑥
• 𝑂𝑄 = 𝑥ҧ
• 𝑄𝑃 = 𝑓 𝑥ҧ = 𝑦ത
• 𝑂𝐴 = 𝑥ҧ + Δ𝑥
𝑦ത Δ𝑦
• 𝐴𝐷 = 𝑦 = 𝑓 𝑥ҧ + Δ𝑥
• 𝐵𝐷 = 𝑦 − 𝑦ത = Δ𝑦 (galat 𝑦
yang tepat)
𝑑𝑓
• 𝐵𝐶 = Δ𝑥= Δ𝑦
𝑑𝑥 𝑥ҧ
(pendekatan hitung
𝑥ҧ diferensial, mengabaikan suku
orde tinggi pada deret Taylor)
• 𝐶𝐷 =kesalahan yang dibuat
dalam pendekatan hitung
diferensial tersebut.
Hubungan Sifat Δ𝑦 thd Δ𝑥
Jika 𝚫𝒙 bersifat maka 𝚫𝒚 juga Tafsiran
bersifat statistiknya...
Skala terkecil Skala terkecil
(least count) (least count)
Galat Relatif
mendekati 1%, hasil
dinyatakan dalam
tiga angka penting.
𝜕𝑧 2 𝜕𝑧 2
Rumus: ∆𝑧 = 𝑆𝑧ҧ = 𝑆𝑥2ҧ + 𝑆𝑦2ത
𝜕𝑥 𝑥,ҧ 𝑦ത 𝜕𝑦 𝑥,ҧ 𝑦ത
𝑑𝑧 𝑑𝑧
a) 𝑧 = 𝑥 + 𝑦; maka 𝑑𝑥
= 1 dan
𝑑𝑦
= 1 sehingga