Anda di halaman 1dari 4

Praktikum 1 Fisika Terapan

Perhitungan Ketidakpastian

Teori
 Percobaan fisika pasti memiliki hasil akhir dalam bentuk angka, karena sejatinya ilmu
fisika adalah mempelajari gejala alam dan dibahasakan dalam matematika
 Tidak ada manusia yang dapat melakukan percobaan secara sempurna
 Tidak ada alat yang sangat sempurna untuk digunakan dalam percobaan
 Sehingga hasil akhir pengukuran dalam percobaan fisika akan memiliki nilai ralat atau
ketidakpastian

 Hasil pengukuran beserta nilai ketidakpastiannya dituliskan sebagai berikut:


𝑥 ± ∆𝑥
 Dengan 𝑥 adalah hasil pengukuran (dapat berupa nilai rata-rata jika pengukuran
dilakukan berulang 𝑥̅ ), dan ∆𝑥 adalah nilai ketidakpastiannya.
 Semakin kecil nilai ralat ∆𝑥 , semakin bagus nilai hasil percobaan. Namun nilai x dapat
juga belum tentu benar
 Oleh sebab itu nilai yang diinginkan adalah nilai yang akurat dan presisi serta
didapatkan dari pengukuran yang dilakukan berulang-ulang
o Akurasi > Tingkat kedekatan nilai hasil ukur dengan nilai sebenarnya
o Presisi > Tingkat kedekatan nilai2 hasil pengukuran ketika dilakukan berulang
 Terdapat 2 kesalahan yang dapat terjadi dalam melakukan percobaan fisika, kesalahan
sistematis dan kesalahan random/acak
o Kesalahan sistematis, mempengaruhi keakuratan hasil
 Alat ukur belum dikalibrasi
 Alat sudah tidak layak, neraca pegas yang sudah berubah konstantanya
 Kesalahan parallax
o Kesalahan acak, mempengaruhi presisi
 Pengukuran dilakukan oleh orang yang berbeda-beda
 Faktor lingkungan, suara bising

 Cara-cara mendapatkan nilai ketidakpastian ∆𝑥 dalam percobaan fisika


o Ketidakpastian alat ukur
o Ketidakpastian pengukuran berulang
o Ketidakpastian besaran yang diukur secara tidak langsung

1. Ketidakpastian alat ukur


Biasanya muncul dari alat ukur dengan tampilan skala (analog) seperti penggaris,
jangka sorong, mikropmeter sekrup, timbangan, thermometer, dll.
Ketidakpastian dari alat ukur adalah:
1
∆𝑥 = 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
2

Misal mengukur panjang buku menggunakan penggaris 30cm dan didapatkan nilai
panjang buku adalah 20cm, maka panjang buku tersebut dapat dituliskan

𝑃 = 200 ± 0,5 𝑚𝑚
2. Ketidakpastian pengukuran berulang

Pengukuran yang dilakukan secara berulang akan memiliki nilai ketidakpastian:

∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2
∆𝑥 = √
𝑁−1
dengan
𝑥𝑖 = 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑘𝑒 …
𝑥̅ = 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛
𝑁 = 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛

Contoh:
𝑁=5
No. 𝑥𝑖 |𝑥𝑖 − 𝑥̅ | |𝑥𝑖 − 𝑥̅ |2
25
1. 5,0 0 0 𝑥̅ = =5
5
2. 4,9 0,1 0,01
3. 5,1 0,1 0,01 ∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2 0,1
∆𝑥 = √ =√ = 0,16
𝑁−1 4
4. 4,8 0,2 0,04
5. 5,2 0,2 0,04
∑ 25 0,6 0,1 Sehingga hasil pengukuran dapat
ditulis:
𝑥̅ ± ∆𝑥 = 5,00 ± 0,16

3. Ketidakpastian besaran yang diukur secara tidak langsung


Ketika suatu besaran (misal A) didapatkan dari fungsi besaran lain (misal B) yang dapat
diukur, maka ketidakpastian A mengandung nilai ketidakpastian dari B.
Secara umum, ketika suatu besaran didapatkan dari beberapa komponen besaran
terukur (∆𝐹(𝑥,𝑦,𝑧) = 𝑥 ∙ 𝑦 ∙ 𝑧) , maka ketidakpastian besaran tersebut adalah jumlah
total dari nilai turunan terhadap tiap-tiap komponen yang dikalikan dengan
ketidakpastian komponen tersebut.

𝜕𝐹 𝜕𝐹 𝜕𝐹
∆𝐹(𝑥,𝑦,𝑧) = | | |∆𝑥| + | | |∆𝑦| + | | |∆𝑧|
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧
Percobaan / Tugas
Semisal anda sedang melakukan praktikum mengukur tegangan baterai yang disusun secara
seri. Anda telah melakukan pengukuran berulang sebanyak 15 kali dan didapatkan data
sebagai berikut:
No. Tegangan |𝑥𝑖 − 𝑥̅ | |𝑥𝑖 − 𝑥̅ |2
(Volt)
1. 2,40
2. 2,60
3. 2,10
4. 2,20
5. 2,60
6. 2,40
7. 2,20
8. 2,70
9. 2,00
10. 2,80
11. 2,80
12. 2,50
13. 1,99
14. 2,00
15. 2,90

Hitunglah nilai akhir hasil pengukuran beserta ketidakpastiannya!

Anda mungkin juga menyukai