Anda di halaman 1dari 16

4.

Hubungan antara pemeriksaan


dengan keadaan ayah mala
5. Interpretassi hasil CT-Scan
• Infark Hiperakut
Pada kasusstroke iskemik hiperakut (0-6 jam setelah onset), CT scan
biasanya tidak sensitif mengidentifi kasi infark serebri karena terlihat
normal pada >50% pasien; tetapi cukup sensitif untuk mengidentifi kasi
perdarahan intrakranial akut dan/atau lesi lain yang merupakan kriteria
eksklusi terapi trombolitik.
Gambaran CT scan yang khas untuk iskemia serebri hiperakut adalah
sebagai berikut:
• Gambaran pendangkalan sulcus serebri (sulcal eff acement)
Gambaran ini tampak akibat adanya edema difus di hemisfer serebri.
Infark serebral akut menyebabkan hipoperfusi dan edema sitotoksik.
Berkurangnya kadar oksigen dan glukosa seluler dengan cepat
menyebabkan kegagalan pompa natrium-kalium, yang menyebabkan
berpindahnya cairan dari ekstraseluler ke intraseluler dan edema
sitotoksik yang lebih lanjut. Edema serebri dapat dideteksi dalam 1-2
jam setelah gejala muncul. Pada CT scan terdeteksi sebagai
pembengkakan girus dan pendangkalan sulcus serebri.
• Menghilangnya batas substansia alba dan substansia grisea
serebri Substansia grisea merupakan area yang lebih mudah
mengalami iskemia dibandingkan substansia alba, karena
metabolismenya lebih aktif. Karena itu, menghilangnya
diferensiasi substansia alba dan substansia grisea
merupakan gambaran CT scan yang paling awal didapatkan.
Gambaran ini disebabkan oleh influks edema pada
substansia grisea. Gambaran ini bisa didapatkan dalam 6 jam
setelah gejala muncul pada 82% pasien dengan iskemia area
arteri serebri media.
• Tanda insular ribbon
Gambaran hipodensitas insula serebri cepat tampak pada oklusi
arteri serebri media karena posisinya pada daerah perbatasan
yang jauh dari suplai kolateral arteri serebri anterior maupun
posterior.
• • Hipodensitas nukleus lentiformis
Hipodensitas nukleus lentiformis akibat edema
sitotoksik dapat terlihat dalam 2 jam setelah
onset. Nukleus lentiformis cenderung mudah
mengalami kerusakan ireversibel yang cepat
pada oklusi bagian proksimal arteri serebri
media karena cabang lentikulostriata arteri
serebri media yang memvaskularisasi nukleus
lentiformis merupakan end vessel.
• Tanda hiperdensitas arteri serebri media
Gambaran ekstraparenkimal dapat ditemukan paling cepat 90
menit setelah gejala timbul, yaitu gambaran hiperdensitas pada
pembuluh darah besar, yang biasanya terlihat pada cabang
proksimal (segmen M1) arteri serebri media, walaupun
sebenarnya bisa didapatkan pada semua arteri. Arteri serebri
media merupakan pembuluh darah yang paling banyak
mensuplai darah ke otak. Karena itu, oklusi arteri serebri media
merupakan penyebab terbanyak stroke yang berat. Peningkatan
densitas ini diduga akibat melambatnya aliran pembuluh darah
lokal karena adanya trombus intravaskular atau
menggambarkan secara langsung trombus yang menyumbat itu
sendiri. Gambaran ini disebut sebagai tanda hiperdensitas arteri
serebri media (Gambar 4).1-3,5,6
• Tanda Sylvian dot menggambarkan
adanya oklusi distal arteri serebri media
(cabang M2 atau M3) yang tampak
sebagai titik hiperdens pada fi sura Sylvii
(Gambar 5).5,7
• Infark Akut
Pada periode akut (6-24 jam), perubahan
gambaran CT scan non-kontras akibat iskemia
makin jelas. Hilangnya batas substansia alba
dan substansia grisea serebri, pendangkalan
sulkus serebri, hipodensitas ganglia basalis,
dan hipodensitas insula serebri makin jelas.
Distribusi pembuluh darah yang tersumbat
makin jelas pada fase ini.
• Infark Subakut dan Kronis
Selama periode subakut (1-7 hari), edema meluas
dan didapatkan efek massa yang menyebabkan
pergeseran jaringan infark ke lateral dan vertikal. Hal
ini terjadi pada infark yang melibatkan pembuluh
darah besar.
Edema dan efek massa memuncak pada hari ke-1
sampai ke-2, kemudian berkurang. Infark kronis
ditandai dengan gambaran hipodensitas dan
berkurangnya efek massa. Densitas daerah infark
sama dengan cairan serebrospinal (Gambar 6).

Anda mungkin juga menyukai

  • Asdf
    Asdf
    Dokumen1 halaman
    Asdf
    dwi jayanti tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Apaaaaaaaa
    Apaaaaaaaa
    Dokumen5 halaman
    Apaaaaaaaa
    dwi jayanti tri lestari
    Belum ada peringkat
  • DCFGH
    DCFGH
    Dokumen4 halaman
    DCFGH
    dwi jayanti tri lestari
    Belum ada peringkat
  • QGHBSJN
    QGHBSJN
    Dokumen16 halaman
    QGHBSJN
    dwi jayanti tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Step 3
    Step 3
    Dokumen4 halaman
    Step 3
    dwi jayanti tri lestari
    Belum ada peringkat
  • X, MZC
    X, MZC
    Dokumen3 halaman
    X, MZC
    dwi jayanti tri lestari
    Belum ada peringkat
  • DFGHBJN
    DFGHBJN
    Dokumen14 halaman
    DFGHBJN
    dwi jayanti tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Word Efu) (-Poiuhg
    Word Efu) (-Poiuhg
    Dokumen21 halaman
    Word Efu) (-Poiuhg
    dwi jayanti tri lestari
    Belum ada peringkat
  • DZXFCGVH
    DZXFCGVH
    Dokumen5 halaman
    DZXFCGVH
    dwi jayanti tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Trfyghu
    Trfyghu
    Dokumen63 halaman
    Trfyghu
    dwi jayanti tri lestari
    Belum ada peringkat
  • VGHBJN
    VGHBJN
    Dokumen3 halaman
    VGHBJN
    dwi jayanti tri lestari
    Belum ada peringkat
  • DRXGVBHJ
    DRXGVBHJ
    Dokumen18 halaman
    DRXGVBHJ
    dwi jayanti tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Definisi
    Definisi
    Dokumen19 halaman
    Definisi
    dwi jayanti tri lestari
    Belum ada peringkat
  • CFVGBHJK
    CFVGBHJK
    Dokumen4 halaman
    CFVGBHJK
    dwi jayanti tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Efghjk
    Efghjk
    Dokumen2 halaman
    Efghjk
    dwi jayanti tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Jurnal VB
    Jurnal VB
    Dokumen22 halaman
    Jurnal VB
    dwi jayanti tri lestari
    Belum ada peringkat
  • XFCHGVHJB
    XFCHGVHJB
    Dokumen12 halaman
    XFCHGVHJB
    dwi jayanti tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Lapjag MLMNNL
    Lapjag MLMNNL
    Dokumen9 halaman
    Lapjag MLMNNL
    dwi jayanti tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Pemeriksaan Mikroskopis Tinja Dengan Sudan III
    Pemeriksaan Mikroskopis Tinja Dengan Sudan III
    Dokumen7 halaman
    Pemeriksaan Mikroskopis Tinja Dengan Sudan III
    dwi jayanti tri lestari
    Belum ada peringkat
  • DFGH
    DFGH
    Dokumen12 halaman
    DFGH
    dwi jayanti tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Tinjauan Pustaka
    Tinjauan Pustaka
    Dokumen30 halaman
    Tinjauan Pustaka
    dwi jayanti tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Definisi
    Definisi
    Dokumen19 halaman
    Definisi
    dwi jayanti tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Erfghj
    Erfghj
    Dokumen8 halaman
    Erfghj
    dwi jayanti tri lestari
    Belum ada peringkat
  • NNNJNJ
    NNNJNJ
    Dokumen40 halaman
    NNNJNJ
    dwi jayanti tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Kjhguyt
    Kjhguyt
    Dokumen17 halaman
    Kjhguyt
    dwi jayanti tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Guho
    Guho
    Dokumen5 halaman
    Guho
    dwi jayanti tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Lapj
    Lapj
    Dokumen11 halaman
    Lapj
    dwi jayanti tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Opighuyf
    Opighuyf
    Dokumen17 halaman
    Opighuyf
    dwi jayanti tri lestari
    Belum ada peringkat
  • Lapjag MLMNNL
    Lapjag MLMNNL
    Dokumen9 halaman
    Lapjag MLMNNL
    dwi jayanti tri lestari
    Belum ada peringkat