Anda di halaman 1dari 39

REFERAT

CEPHALGIA PRIMER

Oleh :
Yolanda Priscilla Putri, S.Ked

Pembimbing :
dr. Hygea T. P. Toemon., Sp.S
dr. Gomgom H. Sirait, Sp.N

Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya


KSM Neurologi RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya
2019

1
PENDAHULUAN
 Cephalgia atau nyeri kepala termasuk keluhan
yang umum
Prevalensi sakit kepala di USA  1 dari 6 orang
(16,54%) atau 45 juta orang (nyeri kepala kronik)
dan 20 juta dari 45 juta  wanita.
 Penanganan sakit kepala sudah memiliki
standarisasi.

2
DEFINISI CEPHALGIA
Cepha berarti kepala dan ischialgia artinya nyeri.

Rasa nyeri atau tidak nyaman antara orbita


dengan kepala yang berasal dari struktur
sensitif terhadap rasa sakit.

Baehr, M dan M. Frostcher. 2010 3


ETIOLOGI CEPHALGIA
 Kelainan organ-organ dikepala (Lesi intracranial,
cedera kepala)
 Gangguan pada jaringan sistem persarafan dan
pembuluh darah
 Ketegangan atau depresi

ISH Classification ICHD I 4


FAKTOR RESIKO CEPHALGIA
 Gaya hidup
 Kondisi penyakit
 Jenis kelamin, umur
 Pemberian histamin atau nitrogliserin sublingual
 Faktor genetik

5
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi sakit kepala di USA  1 dari 6 orang (16,54%)
atau 45 juta orang (nyeri kepala kronik) dan 20 juta dari 45
juta  wanita.
 Migren sering terjadi pada pria dengan usia 12 tahun
sedangkan pada wanita, migren sering terjadi pada usia
besar dari 12 tahun.
 Cluster headache 80 ± 90 % terjadi pada pria dan
prevalensi nyeri kepala akan meningkat setelah umur 15
tahun

6
KLASIFIKASI INTERNATIONAL DARI
GANGGUAN NYERI KEPALA

Cephalgia Primer
Cephalgia Sekunder
 Tension-type
 Vaskular (SAH, ICH, infark)
Headache
 Infeksi (Meningitis, Sinusitis)
 Migraine
 Post-trauma Cephalgia
 Cluster Headache
 TIK yang meningkat (Massa
 Other primary
intrakranial; tumor&perdarahan)
headaches
 Temporal Arteritis
 Drug Withdrawal (nitrat dan kafein)

7
CEPHALGIA
PRIMER
Nyeri kepala itu sendiri yang merupakan penyakit utama
atau nyeri kepala tanpa disertai adanya penyebab
struktural organik.

8
1. MIGRAINE
 Nyeri kepala berulang dengan adanya interval
bebas gejala
 Sedikitnya memiliki 3 dari gejala berikut: nyeri
perut, mual atau muntah, nyeri kepala berdenyut,
unilateral, adanya aura (visual, sensori, motorik)
 Gejala berkurang dengan tidur, dan adanya
riwayat keluarga yang sama
 Lama serangan pada dewasa 4 sampai 72 jam.

9
ETIOLOGI MIGRAINE
 Stress (79,7%)
Perubahan hormon (65,1%)
 Perubahan lingkungan (53,2%)
Rangsangan sensorik  silau (38,1%)
Alkohol (37,8%)
 Merokok (35,7%)
 Makanan (26,9%)

10
EPIDEMIOLOGI MIGRAINE
 Migren terjadi hampir pada 30 juta penduduk
Amerika Serikat dan 75% diantaranya adalah
wanita.
 Migren tanpa aura lebih sering dibandingkan
migren yang disertai aura dengan persentasi 9 : 1

11
Migraine Tanpa Aura
Nyeri kepala berulang dengan manifestasi serangan
selama 4-72 jam.
Karekteristik nyeri kepala unilateral, berdenyut,
intensitas sedang atau berat, bertambah berat dengan
aktivitas fisik yang rutin dan diikuti nausea dan atau
fotofobia dan fonofobia.

12
Migraine Dengan Aura
Suatu serangan nyeri kepala berulang dimana
didahului gejala neurologi fokal yang reversible
secara bertahap 5-20 menit
Berlangsung kurang dari 60 menit.
Gambaran Nyeri kepala yang menyerupai migren
tanpa aura biasanya timbul sesudah gejala aura.

13
KRITERIA DIAGNOSIS MIGRAINE TANPA
AURA
Konsensus nasional IV, Kelompok studi Nyeri Kepala ,
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSI)
tahun 2013:
A. Sekurang-kurangnya nyeri kepal berlangsung 4- 72 jam
(belum diobati atau tidak berhasil diobati)
B. Nyeri kepla memiliki sedikitnya dua diantar karakteristik
berikut :
◦ Lokasi Unilateral
◦ Kualitas berdenyut
◦ Intensitas nyeri sedang atau berat
◦ Keadaan diperberat oleh aktifitas fisik atau diluar kebiasaan aktivitas
rutin (seperti berjalan atau naik tangga)

14
C. Selama nyeri kepala disertai salah satu dibawah
ini :
◦ Nausea atau muntah
◦ Fotofobia dan fonofobia
D. Tidak berkaitan dengan penyakit lain.

15
Pemeriksaan Penunjang Migren
Pemeriksaan untuk menyingkirkan penyakit lain (jika ada indikasi) adalah pencitraan
(CT scan dan MRI) dan punksi lumbal.

Diferensial diagnosa Migren


 Malformasi arteriovenus
 Aneurismaserebri,
 Glioblastoma,
 Ensefalitis,
 Meningitis,
 Meningioma
 Cluster headache

16
Penatalaksanaan
Terapi tahap akut  ergotamin tatrat, secara
subkutan atau IM diberikan sebanyak 0,25-0,5 mg.
Dosis maksimal 1mg/24 jam.
Secaraoral atau sublingual  2 mg segera setelah
nyeri timbul. Dosis maksimal 10 mg/minggu.
Dosis pemberian nasal  0,5 mg (sekali semprot).
Dosis tidak boleh melewati 2 mg (4 semprotan).

17
...Penatalaksanaan
 Pada wanita hamil, haid atau sedang
menggunakan pilanti hamil berikan pethidin 50 mg
IM.
Pada penderita penyakit jantung iskemik gunakan
pizotifen 3 sampai 5 kali 0,5 mg sehari.

18
Obat-obat untuk terapi abortif
1. Parasetamol 500-1000 mg / 6-8 jam
2. Aspirin 500-1000 mg /4-6 jam, maks 4 g/hari
3. Ibuprofen 400-800 mg/6 jam, maks 2,4 g/hari
4. Metoclopramide 10 mg i.v. atau oral 20-30
menit sebelum atau bersamaan dengan
pemberian analgetik
5. Steroid merupakan "drug of choice" untuk status
migrainosus seperti deksametason,
metilprednisolon

19
2. NYERI KEPALA TIPE TEGANG
(TENSION TYPE HEADACHE)
 Merupakan jenis yang paling banyak dijumpai,
disebabkan karena kontraksi otot di kepala
 Rasa nyeri tumpul yang konstan, atau perasaan
menekan yang tidak enak pada leher, pelipis, dahi,
atau di sekitar kepala, leher terasa kaku
 Umumnya terjadi secara bilateral (terjadi pada
kedua belah sisi pada waktu yang sama)
 Jarang terjadi pada anak-anak, umumnya terjadi
antara umur 20 sampai 40 tahun

20
EPIDEMIOLOGI
TTH terjadi 78% sepanjang hidup dimana Tension
Type Headache episodik terjadi 63% dan Tension
Type Headache kronik terjadi 3%.
Tension Type Headache episodik lebih banyak 
wanita yaitu sebesar 71% sedangkan pada pria
sebanyak 56%. Biasanya mengenai umur 20 ± 40
tahun.

21
KLASIFIKASIH TTH
 Tension Type Headache episodik apabila frekuensi
serangan tidak mencapai 15 hari setiap
bulan.Tension Type Headache episodik (ETTH)
dapat berlangsung selama 30 menit ± 7 hari.
 Tension Type Headache kronik (CTTH)  frekuensi
serangan lebih dari 15 hari setiap bulan dan
berlangsung lebih dari 6 bulan.

22
NYERI KEPALA TIPE TEGANG

Stress Emosional
Ketegangan
Kontraksi otot ↑ Depresi
terus menerus
Nyeri Lokal
Otot
Tekanan intra
Muskuler ↑

Akumulasi
Kompresi Metabolit
Pembuluh Katabolit
Darah Kecil
Iskemia
Otot
23
NYERI KEPALA TIPE TEGANG
FAKTOR KAUSATIF
1. Disfungsi Oromandibuler
2. Stress Psikososial
3. Anxietas
4. Depresi
5. Nyeri Kepala Sebagai Waham
6. Stress Otot
7. Idiopatik

24
GEJALA KLINIS

25
DIAGNOSIS BANDING TTH
 Sakit kepala pada spondiloartrosisdeformans,
 Sakit kepala pasca trauma kapitis,
 Sakit kepala pasca punksi lumbal,
 Migren klasik,
 Cluster headache
 Sakit kepala pada desakan intrakranial
 Sakit kepala pada penyakit kardiovasikular,
 Sakit kepala pada anemia

26
TATALAKSANA

27
Pada tipe kronis
1. Antidepresan
Jenis trisiklik : amitryptilin , sebagai obat
teurapetik
maupun penceggahan TTH.
2. Anti anxietas  benzodiazepine.

28
3. NYERI KEPALA CLUSTER

•Nyeri kepala hebat


•Unilateral di orbita, supraorbita, temporal, atau
kombinasi
• Nama lain : nyeri kepala Horton, sfenopalatina
neuralgia, nyeri kepala histamine, sindrom Bing,
erythrosophalgia, neuralgiamigrenosa, atau migren
merah (red migraine)

29
EPIDEMIOLOGI
 Cluster headache  dewasa muda, laki-laki,
dengan rasio jenis kelamin laki-laki dan wanita 4:1.
Serangan terjadi pada waktu-waktu tertentu,
biasanya dini hari menjelang pagi yang akan
membangunkan penderita dari tidurnya.

30
ETIOLOGI
1. Penekanan pada nervus trigeminal (nervus V)
akibat dilatasi pembuluh darah sekitar.
2. Pembengkakan dinding arteri carotis interna.
3. Pelepasan histamin
4. Letupan paroxysmal parasimpatis.
5. Abnormalitas hipotalamus.
6. Penurunan kadar oksigen.

31
SAKIT KEPALA KELOMPOK (CLUSTER)

♦ Terjadi dalam satu rangkaian, umumnya sekitar 30


menit-3 jam menit, dapat timbul dalam beberapa kali
sehari
♦ Mirip dengan migrain, bersifat vaskuler = disebabkan
karena aktivitas pembuluh darah yang tidak normal
♦ Terjadi dilatasi pembuluh darah yang berlebihan
disekitar salah satu mata
♦ Gejalanya : wajah kemerahan secara unilateral
(sebelah sisi), keluar air mata, hidung berair

32
Kriteria Diagnosis

33
Terapi Cluster
Berikan oksigen inhalasi dengan kadar 100% sebanyak 10-12
liter/menit.
 Sumatriptan 20 mg intranasal
 Dihidroergotamin 1 mg intarmuskular
 Lidokain: tetes hidung topikal lidokain dapat digunakan
untuk mengobati serangan akut

34
Nyeri Kepala Primer Lainnya
 Primary Stabbing Headache  nyeri kepala seperti ditusuk-tusuk
timbul spontan, sepintas, terlokalisasi, tanpa didasari penyakit organik
atau gangguan saraf otak.
 Primary Cough Headache  nyeri kepala yang dicetuskan oleh batuk
atau mengejan, tanpa dijumpai gangguan intracranial.
 Primary Exertional Headache  nyeri kepala yang dicetuskan oleh
aktifitas fisik.
 Nyeri kepala primer yang berhubungan dengan aktifitas sexual 
diawali dengan nyeri tumpu bilateral saat terjadi peningkatan
kenikmatan sexual dan mendadak intensitas nyeri meningkat saat
orgasme tanpa dijumpai gangguan intracranial,

35
.... Nyeri Kepala Primer Lainnya
 Hypnic Headache  nyeri kepala yang bersifat tumpul dan selalu
menyebabkan pasien terbangun dari tidurnya
 Primary thunderclap headache  nyeri kepala yang memiliki
internsitas nyeri yang sangat hebat, timbul mendadak dan menyerupai
rupture aneurisma serebral.
 Hemikrania kontinua  nyeri kepala unilateral yang selalu persisten
dn responsive terhadap indometasin.
 New daily persistent headache  Merupakan nyeri kepala yang
dirasakan sepanjang hari tanpa mereda sejak awal serangan (pada
umumnya dalam 3 hari)

36
KESIMPULAN
Cephalgia atau sakit kepala merupakan suatu gejala yang sering
dikeluhkan.
Cephalgia bukan sebuah diagnosis suatu penyakit. Perbedaan gejala,
onset, dan nyeri pada cephalgia berbeda-beda, maka harus lebih teliti
untuk melakukan anamnesis dan pemeriksaan.
Cephalgia harus diklasifikasikan secara cermat untuk mengetahui
penyebabnya.
Cephalgia biasa disebabkan gaya hidup, kondisi penyakit, jenis kelamin,
umur, pemberian histamin atau nitrogliserin sublingual dan faktor
genetik.

37
DAFTAR PUSTAKA
 Baehr, M dan M. Frostcher. Diagnosis Topik Neurologi Duus : Anatomi, Fisiologi, Tanda, Gejala. EGC : Jakarta, 2010.
 Bigal ME, Lipton R. Headache : classification in Section 6 :Headache and fascial pain Chapter 54 McMahon ebook p.1-13.
 Cephalalgia an international journal of headache, the international classification of headache disorder 2nd edition. International
Headache Society 2004, vol 24, sup 1. United Kingdom: Blackwell Publishing 2004.
 Chawla J. Migraine Headache: Differential Diagnoses & Workup. Diunduh dari :
http://emedicine.medscape.com/article/1142556-diagnosis.
 Ginsberg, Lionel. Lectures notes Neurologi. Ed. Ke -8. Erlangga : Jakarta, 2008. Stephen D, Silberstein. Wolff’s headache and
Other Head Ache.London : Oxford University Press.2001
 Harsono. Kapita Selekta Neurologi. Ed. Ke-2. FKUGM : Yogyakarta, 2009.
 ISH Classification ICHD II ( International Classification of Headache Disorders). Diunduh dari
http://hisclassification.org/_downloads/mixed/ICHDIIR1final.doc
 Lindsay, Kenneth W,dkk. Headache Neurology and Neurosurgery Illustrated. London: Churchill Livingstone.2004.66-72.ISH
Classification ICHD II ( International Classification of Headache Disorders) available at :
http://ihsclassification.org/_downloads/mixed/ICHD-IIR1final.doc
 Patestas, Maria A. dan Leslie P.Gartner.Cerebrum.A Textbook of Neuroanatomy. United Kingdom: Blackwell.2006.69-70.Price,
Sylvia dan Lorraine M.
 Sjahrir Hasan, dkk. Konsensus Nasional IV Diagnostik dan penatalaksanaan Nyeri Kepala 2013. Surabaya : Airlangga University
Press.2013

38
TERIMAKASIH

39

Anda mungkin juga menyukai